Anda di halaman 1dari 2

SEJARAH SISTEM PEMIDANAAN

• Bentuk pemidanaan dijatuhkan dengan menyingkirkan penjahat atau melumpuhkan penjahat,


Caranya:

1. pidana mati;

2. pembuangan,

3. pengiriman ke seberang lautan,

4. pemenjaraan.

Zaman dahulu kala banyak sekali pidana yang sangat kejam antara lain :

1. pembakaran hidup-hidup

2. ditenggelamkan kelaut

3. disalib, dirajam , dipancung dan ditikam dengan keris

4. ditarik dengan dengan kuda kearah yang berlawanan

5. Pidana berupa cap bakar.

• Di Inggris:

a. Awal abad 15 ada 17 macam kejahatan diancam pidana mati,

b. Tahun 1780 meningkat menjadi 35 macam,

c. Tahun 1948 turun menjadi 4 macam yaitu pembunuhan berencana, pengkhianatan, pembajakan
dengan kekerasan dan membakar gudang senjata dan galangan kapal.

• Di Amerika sekarang hanya ada 6 kejahatan yang diancam pidana mati.

• Di Indonesia ada 15 kejahatan yang diancam pidana mati, 9 buah dalam KUHP dan 6 buah dalam
UU di luar KUHP

• Cara pelaksanaan pidana mati dahulu yaitu:

a. Dibakar (seperti pahlawan wanita Perancis yg dibakar yaitu Jeane d’Arc),

b. Dibelah dgn ditarik Kereta Api ke jurusan yg berlawanan,

c. Dikubur hidup-hidup,

d. Digoreng dlm minyak,


e. Ditenggelamkan di laut,
f. Disalib,
g. Dirajam, dll.

• Di Indonesia pidana pembuangan dahulu dilakukan thd Sukarno yg dibuang ke Endeh kemudian ke
Bengkulu. M. Hatta dan Syahrir dibuang ke Boven Digoel kemudian ke Bandaneira.

• Di Rusia masih dilakukan sampai kini yaitu dibuang ke Siberia seperti Andrei Sakharov

• Pengasingan ke seberang lautan mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19. Orang Inggris banya
diasingkan ke Australia.

Jadi pidana itu mempermalukan orang dan sangat berat bagi orang yang menjalankannya. Cesaria
Beccaria yang lahir di Italia memperkenalkan pidana yang lebih manusiawi menurutnya: pidana itu harus
tercantum dulu dalam undang-undang dan hakim terikat pada undang-undang.

Pada akhir abab ke 19 timbul pemikiran baru tentang dasar pemidanaan antara lain :

1. Tujuan pokok hukum pidana adalah penentangan terhadap perbuatan jahat dipandang sebagai
gajala masyarakat.
2. Pengetahuan hukum pidana dan perundang-undangan pidana harus memperhatikan hasil studi
antropologi dan sosiologi.
3. Pidana merupakan salah satu alat ampuh yang dikuasai negara dalam penentangan kejahatan.

Anda mungkin juga menyukai