Anda di halaman 1dari 23

Diksi Dan Gaya Bahasa

Nama Anggota :Caesya Imam Prakoso (331231360150)


Muhammad Sopiyan (331231360151)
Muhammad Ibnu (331231360153)
Aderianto (331231360149)
Kata Pengantar

Gaya bahasa merupakan cara atau teknik untuk menyampaikan


sesuatu.Gaya bahasa memiliki peranan sangat penting dalam menyampaikan
maksud kepada orang lain ,baik dalam lisan atau tulisan.Salah satu fungsi
penggunakan gaya bahasa yaitu menjadikan pesan yang disampaikan lebih tertuju
kepada penerima pesan, Gaya bahasa memiliki efekn tertentu bagi pendengar atau
pembaca.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),pengertian diksi adalah
pilihan kata yang tepat dan sesuai untuk mengungkapkan suatu gagasan atau
ide.Penggunaaan diksi bertujuan agar sesuatu gagasan bisa memperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Diksi dapat bisa mempengaruhi gaya bahasa
yang berperan dalam terbentuknya suasana,kemenarikan,tingkat
keresmian,kejujuran, hingga kesopanan.
Dalam penulisan ini kami akan menjelaskan gaya bahasa dan aplikasinya
di bagian diksi sebagai bentuk memberikan pengetahuan tentang gaya bahasa dan
diksi,selain itu sebagai penerapan ragam gaya bahasa yang sering ditemui dalam
berbagai teks.berserta kaidah dan penerpan diksi itu sendiri.
Dengan ini semoga penulisan kami dapat dipergunakan sebagai ilmu
pengetahuan dan sebagai penambah wawasan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu meyertai kita dalam menuntut ilmu dan selalu memberikan keberkahannya
kepada kita.

i
Daftar isi

BAB 1................................................................................................................................

Pengertian diksi.................................................................................................................

Pengertian Diksi Menurut Pendapat Ahli..........................................................................

Aspek Kata........................................................................................................................

BAB 2................................................................................................................................

ketetapan pilihan kata........................................................................................................

Jenis-jenis diksi Ketetapan Pemilihan Kata.......................................................................

Syarat syarat pemilihan kata .............................................................................................

Dampak Ketepatan Pemilihan Kata...................................................................................

Kesesuaian pilihan kata.....................................................................................................

BAB 3..............................................................................................................................

Resensi.............................................................................................................................

Tujuan Resensi................................................................................................................

Jenis-Jenis Resensi..........................................................................................................

Kaidah kebahasan resensi dan strukturnya......................................................................

Sinopsis............................................................................................................................

Surat .................................................................................................................

Macam-macam Surat.......................................................................................................

Menurut Wujud................................................................................................................

Macam Macam Surat yang Seringkali Dipakai...............................................................

ii
BAB 1

A. Pengertian Diksi

Diksi adalah pilihan kata dalam tulisan yang biasa digunakan untuk
menggambarkan suatu cerita atau memberi makna sesuai dengan keinginan penulis.
Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar
pembaca dapat memahami teks dalam tulisan. Dalam setiap penulisan kalimat,
selalu membutuhkan diksi. Pemilihan kata atau diksi ini penting untuk merangkai
kata, kesesuaian dalam kalimat serta memberikan ekspresi pada kalimat penulis.

Diksi dapat menentukan gaya bahasa pada suatu tulisan. Setiap kalimat,
paragraf bahkan wacana membutuhkan gaya bahasa. Gaya bahasa yang dibentuk
oleh diksi dapat membentuk kejujuran, kesopanan, tingkat keresmian dari suatu
tulisan dan bahkan suasana.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diksi adalah pilihan kata
yang tepat serta selaras dalam penggunaannya. Diksi digunakan oleh penulis untuk
mengungkapkan suatu gagasan sehingga mendapatkan efek tertentu, sesuai yang
diharapkan oleh penulis.Dari pengertian diksi menurut KBBI tersebut, dapat
dipahami bahwa diksi adalah pemilihan kata yang sesuai dan dipakai untuk
memilih kata sehingga dapat mengungkapkan gagasan tertentu.

Dalam puisi, diksi digunakan oleh penyair untuk memperoleh makna


tertentu. Sehingga, diksi tidak hanya pilihan kata saja akan tetapi juga digunakan
untuk menggambarkan suatu cerita dan bahkan memberi makna. Diksi juga
meliputi ungkapan dan gaya bahasa.Dalam karya tulis, diksi termasuk dalam
pembahasan aspek kata dalam sajak yang meliputi konotasi, denotasi, semantik,
morfologi dan etimologi. Penerapan diksi yang paling dasar merupakan
pengungkapan gagasan penulis.

Selain itu, penggunaan diksi yang tepat juga dapat diterapkan ketika
berbicara di depan publik serta berbagai macam karya tulis. Ketepatan diksi dapat
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang berkaitan dengan kemampuan
untuk menguasai, memahami, mengetahui dan menggunakan sejumlah kosakata.

Ragam bahasa terbagi menjadi empat kelompok besar gaya


bahasa.Keempat kelompok tersebut sebagai berikut

1.Gaya Bahasa Perbandingan

Gaya bahasa perbandingan adalah gaya bahasa yang membuat ungkapan


dengan cara membandingkan suatu unsur atau keadaan dala keadaan yang lain.
Ragam bahasa perbandingan terbagi menjadi sepuluh jenis.Gaya bahasa
perbandingan meliputi perumpamaan,metafora,personifikasi,depersonifikasi,alegori
,anti tesis, pleonasme atau tautologi,perifrasis,prolepsis,dan apofasis

1
2. Gaya Bahasa Pertentangan

Gaya bahasa pertentangan adalah gaya bahasa yang maknanya


bertentangan dengan kata kata yang ada.Gaya bahasa ini terbagi menjadi atas dua
puluh jenis gaya bahasa.Gaya bahasa pertentangan meliputi hiperbola, litotes, ironi,
sinisme, sarkasme, oksimoro , paronomasia, paralipsis, satire, dll

3. Gaya Bahasa Perulangan

Gaya bahasa perulangan atau repetisi adalah gaya bahasa yang


mengandung perulangan bunyi, suku kata, kata, frasa, ataupun bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberikan tekanan dalam konteks yang sesuai. Gaya
bahas adapat ditemui pada berbgai bentuk teks tulisan. Setiap penulis mempelajari
bahasa agar mampu menghasilkan karya baik dan dapat dipahami pembaca.
Penyusun kalimat kurang kohesif dan koheren akan menyulitkan pembaca
menangkap maksud penyampaian penulis. Penulis harus mampu memilih kata
sesuai dengan gaya bahasa mereka dan diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu
penulis perlu memilih gaya bahaasa yang akan digunakan untuk menjelaskan atau
menceritakan ide ataupun peristiwa yang akan ditulis

4. Gaya Bahasa Pertautan

Gaya bahasa pertautan merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk


mempertautkan suatu unsur dengan unsur yang lain. Kelompok gaya bahasa
pertautan terbagi dalam tiga belas jenis gaya bahasa. Gaya bahasa pertautan
meliputi metonimia, sinekdoke, alusi, aufemisme, eponim, epitet, antomosia,
erotesis, paralelisme, elepsis, gradasi, asindeton, dan polisindenton.

2
B.Pengertian Diksi Menurut Pendapat Ahli

Agar lebih memahami terkait definisi diksi, berikut adalah pengertian diksi
menurut para ahli.

1. Gorys Keraf

Keraf berpendapat bahwa diksi terbagi menjadi dua yaitu pilihan kata atau
tentang pengertian kata yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan,
pengungkapan yang tepat serta gaya penyampaian yang lebih baik dan sesuai
dengan situasi.Kedua, Keraf mendefinisikan diksi sebagai sebuah kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa makna dari gagasan yang
disampaikan.Selain Itu, diksi juga dapat berupa kemampuan untuk menemukan
bentuk yang sesuai dengan nilai, situasi yang dimiliki oleh kelompok pendengar,
pembaca dan masyarakat.

2. Susilo Mansurudin

Diksi adalah pilihan kata. Menurut Susilo Mansurudin pemakaian atau


pemilihan diksi yang benar, tepat serta cermat dapat membantu penulis dalam
memberi nilai pada suatu kata.Pilihan diksi yang seusia dengan kata lain, akan
mencegah terjadinya kesalahan penafsiran atau penafsiran yang berbeda dari
penulis ke pembaca.

3. Widyamartaya

Widyamartaya mendefinisikan diksi sebagai kemampuan seseorang untuk


membedakan suatu nuansa makna dengan tepat sesuai dengan gagasan yang
disampaikan.Kemampuan seseorang dalam membedakan makna tersebut, sesuai
dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh kelompok masyarakat dan
pendengar maupun pembacanya.

4. Enre

Tidak begitu berbeda dari pendapat ahli lainnya, Enre mendefinisikan


diksi sebagai penggunaan kata yang sesuai untuk mewakili pikiran serta perawatan
yang ingin disampaikan dalam pola-pola kalimat tarente.Apabila ditarik
kesimpulan, dapat diartikan diksi adalah pilihan kata yang dapat menentukan gaya
bahasa untuk mengungkapkan isi pikiran, gagasan penulis agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran dalam tulisan.

Diksi. Gramedia Blog Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama


https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-diksi

3
C. Aspek Kata

Setiap kata terdiri atas dua aspek, yaitu bentuk dan makna. Bentuk
merupakan sesuatu yang dapat diinderai, dilihat atau didengar. Makna merupakan
sesuatu yang dapat menimbulkan reaksi dalam pikiran kita karena rangsangan
bentuk. Contoh ketika seseorang berteriak Banjil, pikiran kita menyatakan ada
gerakan air deras, besar dan meluas tiba-tiba. Jadi yang dimaksud bentuk adalah
kata banjir, sedangkan makna adalah reaksi yang timbul dalam pikiran kita. Reaksi
tersebut akan berbeda-beda pada setiap orang tergantung tingkat pemahamannya.
(Tim Dosen Prodi sastra Indonesia FIB UNPAD,2014)
1.Penggunaan Kata
Dalam penggunaan kata, kita harus mempertimbangkan berbagai faktor
diluar kebahasaan yang sangat berpengaruh pada penggunaan kata karena kata
merupakan tempat menampung ide atau gagasan. Untuk menyatakan gagasan atau
ide, kita memerlukan ketepatan kata yang mengandung gagasan atau ide yang kita
sampaikan; kesesuaian kata dengan situasi bicara dan kondisi pendengar atau
pembicara.
2.Ketepatan Pilihan Kata
Pilihan kata yang tidak tepat dari pembicara atau penulis dapat
mengakibatkan gagasan atau ide yang disampaikannya tidak dapat diterima dengan
baik oleh pendengar atau pembaca. Karena itu, kita perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Kata yang bermakna denotatif dan konotatif;
2. Kata yang bermakna sama dan hampir sama;
3. Kata umum dan kata khusus;
4. Kata yang mengalami perubahan makna:
5. Kata dengan ejaan yang mirip:
6. Kata ciptaan sendiri;
7. Kata ungkapan atau idiom:
8. Kata yang singkat dan tak singkat.

(Tim Dosen Prodi sastra Indonesia FIB UNPAD,2014)

BAB 2

Uraian

4
A.ketetapan pilihan kata
ketetapan pemilihan kata adalah sebuah konsep dalam bahasa Indonesia
yang merujuk pada ketepatan dan kesesuaian kata yang digunakan dalam suatu
kalimat atau teks untuk mengungkapkan gagasan atau makna yang ingin
disampaikan dengan tepat dan jelas. Ketepatan dalam pemilihan kata berkaitan
dengan kemampuan memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat
dan gagasan itu dapat diterima secara tepat pula oleh pembaca atau pendengarnya.
Dengan kata lain, pilihan kata yang digunakan harus mampu mewakili gagasan
secara tepat dan dapat menimbulkan gagasan yang sama pada pikiran pembaca atau
pendengarnya. Ketepatan pilihan kata semacam itu dapat dicapai jika pemakai
bahasa mampu memahami perbedaan penggunaan kata-kata yang bermakna
denotasi dan konotasi, sinonim, eufemisme, generik dan spesifik, serta konkret dan
abstrak.

B. Jenis-jenis diksi Ketetapan Pemilihan Kata

Berdasarkan tingkat formalitasnya, diksi ketetapan pemilihan kata dapat


dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Diksi Formal

Diksi formal adalah diksi yang digunakan dalam situasi resmi, seperti dalam
penulisan karya ilmiah, surat resmi, dan pidato. Diksi formal biasanya
menggunakan kata-kata baku dan ilmiah.

Contohnya : "Pemerintah mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan."

2. Diksi Semi Formal


Diksi semi formal adalah diksi yang digunakan dalam situasi yang tidak
terlalu resmi, seperti dalam penulisan artikel, berita, dan percakapan dengan
orang yang lebih tua. Diksi semi formal biasanya menggunakan kata-kata
baku dan tidak baku.
Contohnya : "Harga bahan bakar naik pada bulan ini."

3. Diksi Informal

5
Diksi informal adalah diksi yang digunakan dalam situasi santai, seperti
dalam percakapan dengan teman sebaya. Diksi informal biasanya
menggunakan kata-kata tidak baku dan bahasa gaul.
Contohnya : "Anak-anak itu bermain di taman."

C. Syarat syarat pemilihan kata


Menurut Keraf syarat-syarat yang harus dipenuhi agar seorang penulis
atau pengarang dapat menghasilkan sebuah tulisan atau karangannya dengan baik,
yaitu:
1. Dapat membedakan denotasi dan konotasi
Makna denotasi adalah makna yang mengacu pada gagasan tertentu (makna
dasar), yang tidak mengandung makna tambahan atau nilai rasa tertentu,
sedangkan makna konotasi adalah makna tambahan yang mengandung nilai
rasa tertentu di samping makna dasarnya).
Contoh: Hari Minggu lalu, Sopiyan jatuh ketika sedang naik sepeda
bersama teman-temannya.
2. Dapat membedakan kata-kata yang hampir besinonim Selain dituntut
mampu memahami perbedaan makna denotasi dan konotasi, pemakai
bahasa juga dituntut mampu memahami perbedaan makna kata-kata yang
bersinonim agar dapat memilih kata secara tepat.
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Sinonim ini dipergunakan untuk
mengalih-alihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga kalimat itu
tidak membosankan. Dalam pemakaian bentuk-bentuk kata yang
bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengkonkretkan
bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan
terwujud. Dalam hal ini pemakaian bahasa dapat memilih bentuk kata mana
yang paling tepat untuk dipergunakannya, sesuai dengan kebutuhan dan
situasi yang dihadapinya

Contoh :

a. Agung, besar, raya


b. Mati, mangkat, wafat, meninggal.

6
Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya

Contoh :

a. Intensif – insentif
b. Interferensi – inferensi
c. Preposisi – proposisi
d. Korporasi – koperasi
3. Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak Kata yang
bermakna konkret adalah kata yang maknanya dapat dibayangkan dengan
pancaindera. Sebaliknya, kata yang bermakna abstrak adalah kata yang sulit
dibayangkan dengan pancaindera.
Contoh: a. Mobil b. Pohon
4. Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat
sendiri jika pemahaman belum dapat dipastikan Pemakai kata harus
menemukan makna yang tepat dalam kamus, misalnya :
a. Modern = canggih (diartikan secara subjektif)
b. Modern = terbaru atau mutakhir (menurut kamus
5. Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat. Contoh:
a. Antara karyawan dengan atasan harus saling bekerja sama.
b. Nurdiana tidak mau menerima hadiah berbentuk barang, tetapi
berupa uang.
6. Dapat membedakan kata umum dan khusus dengan benar Makna generik
adalah makna umum, sedangkan makna spesifik adalah makna khusus.
Makna umum juga berarti makna yang masih mencakup beberapa makna
lain yang bersifat spesifik Kata umum disebut dengan superordinat,
sedangkan kata khusus disebut hiponim. Contoh:
a. Kendaraan (umum/generik/superordinat)
Mobil, motor, bus, sepeda, angkutan kota, dan sebagainya
(khusus/spesifik/hiponim)
b. Ikan (umum/generik/superordinat)
Mujair, tawes, dan sebagainya (khusus/spesifik/hiponim

7
7. Jika seorang pengarang atau penulis menggunakan imbuhan asing, dia harus
memahami maknanya secara tepat. Contoh:
a. Dilegalisir → dilegalisasi
b. Koordinir → koordinasi
8. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan susunan (pasangan) yang
benar.
Contoh:

Beradasarkan pada → berdasar pada

9. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat.


Contoh:
Issue = publikasi, kesudahan, perkara (dalam bahasa Inggris)
Isu = kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, atau desas-desus
(dalam bahasa Indonesia)

D. Dampak Ketepatan Pemilihan Kata

Ketepatan pemilihan kata dapat memberikan beberapa dampak positif, seperti:

1. Kejelasan makna: Pembaca atau pendengar dapat memahami gagasan atau


makna yang ingin disampaikan dengan lebih jelas.
2. Ketepatan informasi: Informasi yang disampaikan menjadi lebih akurat dan
terpercaya.
3. Keterbacaan: Teks menjadi lebih mudah dibaca dan dipahami.
4. Keindahan: Teks menjadi lebih indah dan menarik untuk dibaca atau
didengar.

E. Kesesuaian pilihan kata

8
Kesesuaian Pilihan Kata Diksi kesesuaian pilihan kata adalah sebuah konsep dalam
bahasa Indonesia yang merujuk pada kesesuaian kata yang digunakan dalam suatu
kalimat atau teks dengan situasi, topik, dan tujuan penulisan.

Kesesuaian pilihan kata berarti memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan
situasi, konteks, dan tujuan komunikasi. Hal ini penting untuk mencapai efek yang
diinginkan dan menghindari kesalahpahaman.

Contoh Kesesuaian Pemilihan Kata:

Formal :

 Presiden menyampaikan pidato kenegaraan.


 Pemerintah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan.

Semi Formal :

 Harga bahan bakar meningkat pada bulan ini.


 Tim sepak bola nasional berlatih keras untuk pertandingan mendatang.

Informal:

 Anak-anak itu bermain di taman.


 Saya ingin makan bakso.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian pilihan kata:

1. Situasi: Formal atau informal, resmi atau santai, dll.


2. Konteks: Topik pembicaraan, hubungan antar pembicara dan pendengar,
dll.
3. Tujuan komunikasi: Menginformasikan, menghibur, atau mempersuasi.
4. Makna kata: Denotatif, konotatif, dan asosiatif.
5. Gaya bahasa: Baku, ilmiah, sastra, dll.
6. Keterbacaan: Kemudahan memahami kalimat dan paragraf.

9
Syarat Diksi Kesesuaian Pilihan Kata

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam diksi kesesuaian pilihan kata,
yaitu:

1. Kesesuaian dengan Situasi : Kata yang digunakan harus sesuai dengan


situasi atau konteks kalimat. Contohnya, kata “cantik” lebih cocok
digunakan dalam situasi informal dibandingkan dengan kata “indah”.
2. Kesesuaian dengan Topik : Kata yang digunakan harus sesuai dengan topik
yang dibahas. Contohnya, kata “atom” lebih cocok digunakan dalam teks
ilmiah dibandingkan dengan kata “cinta”.
3. Kesesuaian dengan Tujuan Penulisan : Kata yang digunakan harus sesuai
dengan tujuan penulisan. Contohnya, kata “persuasi” lebih cocok digunakan
dalam teks persuasif dibandingkan dengan kata “informasi”.
4. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan,misalnya: hakikat (baku),hakekat (tidak baku), konduite
(baku),kondite (tidak baku).
5. Menggunakan kata yang berhubungan dengan nilai sosial dengan
cermat,misalnya: kencing (kurang sopan),buang air kecil (lebih sopan),
pelacur (kasar),tunasusila (lebih halus).
6. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat, misalnya: sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar),bukan hanya…
melainkan juga (benar), bukan hanya… tetapi juga (salah).
7. Menghindari penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis,
misalnya tulis, bahasa kerja,(bahasa lisan), menulis, menuliskan, membaca,
membacakan, bekerja, mengerjakan, dikerjakan, (bahasa tulis).

Kesimpulan Kesesuaian dan ketetapan pemilihan kata merupakan salah satu aspek
penting dalam bahasa Indonesia yang perlu diperhatikan agar komunikasi dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan memilih kata yang tepat dan sesuai,
gagasan atau makna yang ingin disampaikan dapat dipahami dengan jelas dan
akurat.

10
BAB 3
Resensi Dan Surat

A. Resensi
Resensi adalah ulasan, penilaian, atau pembicaraan mengenai suatu karya,
baik itu buku, film, dan karya lainnya. Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa
Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere atau revidere, yang memiliki
arti mengulas kembali atau melihat kembali. Adapun dalam bahasa Inggris, resensi
dikenal dengan istilah review. Singkatnya, resensi adalah suatu penilaian terhadap
sebuah karya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resensi adalah


pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Sementara itu, Menurut Dalman
(2021) dalam buku Keterampilan Menulis yang diterbitkan oleh Rajawali Pers,
resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, berikut kelemahan
dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada pembaca.

Tugas penulis resensi adalah memberikan gambaran kepada khalayak


mengenai kelayakan suatu karya. Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi
adalah kualitas isi, penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaatnya. Tujuan
utama resensi adalah memberikan tanggapan atas suatu karya sebagai informasi
kepada calon penikmat karya itu. Melalui suatu resensi seseorang dapat menikmati
suatu karya dan turut mengapresiasinya. Jadi, resensi juga berfungsi sebagai
pengantar dan pemandu bagi para penikmat suatu karya.Sebuah resensi tidak
membujuk pembaca untuk membeli buku atau karya seni yang ditulisnya,
melainkan hanya memberikan informasi terkait karya tersebut. Ketika menulis
resensi, penulis kerap kali menonjolkan unsur persuasif. Tujuannya untuk
mendorong timbulnya ketertarikan para pembaca terhadap karya tersebut. Unsur
persuasif juga dibubuhkan untuk memandu pembaca dalam menikmati karya
terkait.

11
Tujuan Resensi

Tujuan dari penulisan suatu resensi antara lain:

1. Untuk memberikan sebuah pemahaman dan informasi secara komprehensif


kepada khalayak atau pembaca tentang suatu karya yang diresensinya.

2. Mengajak para pembaca agar mendiskusikan dan memikirkan lebih jauh


tentang masalah yang diangkat yang ada di dalam suatu karya tersebut.

3. Memberikan suatu pertimbangan kepada pembaca tentang pantas atau


tidaknya suatu karya itu untuk dinikmati.

4. Memberikan suatu jawaban mengenai sebuah pertanyaan-pertanyaan dari


pembaca ketika suatu karya diterbitkan.

5. Memberikan sugesti kepada pembaca mengenai kepatutan suatu karya.

6. Menggambarkan dan memaparkan pendapatnya melalui sebuah pertimbangan


atau penilaian.

7. Memberikan kriteria-kriteria yang jelas dalam mengemukakan pendapatnya


itu.

Resensi merupakan tulisan yang mempunyai titik singgung dengan


ringkasan dan kesimpulan. Tulisan ini biasanya membahas nilai suatu hasil karya,
seperti buku, film, jurnal, novel, hingga kaset musik. Menurut Nurul Hidayah
(2016), dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Perguruan Tinggi, resensi bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu
hasil karya dan pertimbangan mengenai karya tersebut.
Sebuah resensi memiliki kaidah kebahasaan tersendiri, sehingga bentuknya berbeda
dengan teks lainnya. Sebelum mengulas kaidah kebahasaan

12
Jenis-Jenis Resensi

Mengutip buku berjudul Pias-Pias Materi Bahasa dan Sastra Indonesia untuk
kelas XII SMA/MA yang ditulis oleh Herson Kadir dan Lian Puluhulawa (2013),
teks resensi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya:

1. Resensi Informatif
Resensi informatif adalah resensi yang menyampaikan isi dari sebuah karya secara
singkat dan umum. Dalam penulisannya, penulis biasanya memaparkan bagian-
bagian penting dari isi karya tulis secara singkat. Penulis kemudian menekankan
pokok-pokok mengenai kelebihan dan kelemahan karya tulis tersebut.

2. Resensi Deskriptif
Berbeda dengan resensi informatif, jenis resensi ini justru membahas suatu karya
secara rinci. Resensi deskriptif umumnya dilakukan ketika mengulas buku-buku
non fiksi.

3. Resensi Kritis
Resensi kritis merupakan ulasan rinci yang dibuat dengan pendekatan ilmu
pengetahuan tertentu. Resensi kritis menghasilkan tulisan yang kritis dan objektif.
Biasanya, resensi kritis dilakukan di bidang sastra.

13
Kaidah Kebahasaan Resensi dan Strukturnya
 Menggunakan konjungsi penerang, yaitu kata bahwa,
yakni, dan yaitu. Contoh:

1. Tak disangka Bella pun memiliki perasaan yang sama. Bella akhirnya
menceritakan kepada Edward bahwa dia seorang vampir.
2. Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa cemilan
kepada mereka berdua, yaitu keripik jengkol.

 Menggunakan konjungsi temporal, yaitu kata sejak, semenjak, kemudian,


dan akhirnya. Contoh:

1. Dia kemudian disukai oleh para siswa laki-laki di sekolahnya.


2. Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari
ada sesuatu yang aneh dalam diri Bella.

 Menggunakan konjungsi penyebab, yaitu kata karena dan sebab. Contoh:

1. Keeseokan harinya pada saat sekolah, Bella meminta maaf kalau Edward
akan menjadi vampir juga karena telah tertetesi cairan air liurnya.

 Menggunakan kata kerja mental, seperti menarik, menyukai, menikmati,


menyelami, menyadari, mengejutkan, memikat, dan bahagia. Contoh:

1. Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh-tokohnya,


sehingga pembaca dapat dengan mudah menyelami karakter para
tokohnya.
2. Novel ini membawa pembacanya untuk tidak hanya menikmati kisahnya.
3. Mulailah kisah pertemanan mereka sampai akhirnya Edward menyadari
ada sesuatu yang aneh dalam diri Bella.
4. Ada sesuatu yang memikat dalam kubus kecil ini.
5. Dia memiliki konsep sederhana, elegan, tetapi secara mengejutkan sulit
untuk diselesaikan.

 Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi di


bagian akhir teks, yaitu kata jangan, harus, dan hendaknya.

1. Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat,
bahkan sampai mengingkari ajaran agama.
2. Kita harus senantias berpegang teguh kepada ajaran agama dan selalu
meyakini keberadaan Tuhan semesta Alam.
3. Nilai moral yang kedua adalah hendaknya kita mau memaafkan kesalahan
orang lain yang sudah bertobat.

14
 Menggunakan kata serapan
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, beberapa kata-kata dalam bahasa
Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing. Pemerintah telah menetapkan peraturan untuk penulisan unsur
serapan tersebut. Peraturan pemerintah itu dapat disimpulkan dalam poin-poin
sebagai berikut.

1. Satu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi ng, ny,
sy, kh, yang diwakili oleh dua huruf. Contoh: kromosom bukan
khromosom, foto bukan photo, retorika bukan rhetorika, dan tema bukan
thema.
2. Penulisan kata serapan harus sesuai cara pengucapan yang berlaku dalam
bahasa Indonesia. Contoh: cek bukan chek, tim bukan team, taksi bukan
taxi, dan aki bukan accu.
3. Penulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan kata
aslinya. Contoh: aerob (Inggris: aerobe) bukan erob, hidraulik
(Inggris: hydraulic) bukan hidrolik, sistem (Inggris: system) bukan sistim,
frekuensi (Inggris: frequency) bukan frekwensi.

Sinopsis

Sinopsis merupakan informasi singkat mengenai karya yang dibahas


dalam teks resensi. Penulisan suatu sinopsis dalam suatu resensi harus bisa
membuat pembaca merasa tertarik. Penulis bisa membahas sesuatu yang sedang
trend saat ini kemudian menghubungkan dengan judul buku yang akan dirensensi.
Buatlah diksi yang menarik dan memberikan wow effect agar para pembaca
tergelitik membaca resensi yang akan dibahas. Tidak perlu terlalu panjang, cukup
1–2 paragraf yang membahas informasi menarik, kemukakan masalah, lalu solusi
yang terdapat di buku yang akan diresensi.

Dengan demikian, pembaca akan merasa bahwa buku itu cukup relate dan
mereka tidak sadar sedang digiring untuk membaca buku tersebut. Terlepas isi
bukunya sesuai dengan kebutuhan pembaca atau tidak, resensi dinilai berhasil
apabila mampu mengajak pembaca untuk ikut mengulas buku tersebut hingga
tuntas.

15
B. Surat

Surat mempunyai arti sebagai sebuah sarana komunikasi dalam


penyampaian informasi yang mempunyai unsur sebagai pengirim dan penerima
surat. Pengirim surat tentunya memiliki tujuan dalam pembuatan surat yang dikirim
kepada penerima surat. Surat memiliki berbagai macamnya sesuai dengan
kebutuhan dari pengirim untuk penerima.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, surat merupakan


sesuatu yang ditulis, secara tertulis dalam bentuk tulisan. Pengertian surat secara
umum, merupakan sebuah sarana komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan informasi secara tertulis dari suatu pihak pada pihak lainnya.
Bertujuan untuk memberikan maksud pesan yang terkandung di dalam dari
pengirim. Pada umumnya informasi yang diberikan terdiri dari pemberitahuan,
permintaan, pengantar, tugas, perintah, perjanjian, pesanan, dan masih banyak lagi
lainnya.

Macam-macam Surat
Dalam penggunaannya surat ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam
yang sangatlah bervariasi. Mari ketahui dan perhatikan pembahasan berikut ini:

1. Menurut Sifat Surat


Berdasarkan sifatnya, surat dibedakan menjadi empat macam, diantaranya sebagai
berikut:

Surat Pribadi
Dinamakan surat pribadi karena dari namanya sendiri sudah terlihat secara jelas
bahwa surat pribadi merupakan sebuah surat yang ditulis oleh seorang individu dan
ruang lingkup. Memiliki hubungan dengan pengirim yakni lingkup pribadi dari
pengirim maupun surat yang bersifat kekeluargaan dengan melingkup ruang kecil.

Surat Resmi Pribadi


Surat resmi pribadi merupakan sebuah bentuk surat yang dibuat oleh seorang
individu maupun perseorangan namun melibatkan hubungan kerjasama dengan
sebuah instansi atau perusahaan. Misalnya yaitu surat lamaran pekerjaan, surat
pengunduran diri, dan lain sebagainya.

16
Surat Dinas
Surat dinas merupakan sebuah bentuk surat yang dibuat oleh suatu lembaga,
organisasi, maupun instansi secara resmi dengan mempunyai kop surat dalam
pemformatan. Berdasarkan jenisnya ini sendiri dikategorikan menjadi dua jenis
yang berbeda antara surat dinas instansi atau pemerintahan dan surat dinas swasta.

Surat Niaga
Surat niaga merupakan sebuah bentuk surat perdagangan maupun surat jual beli
yang ditulis oleh sebuah perusahaan atau instansi perdagangan, penjualan, maupun
instansi yang melibatkan aktivitas jual beli.

Menurut Wujud
Surat Biasa
Surat bias merupakan sebuah surat yang ditulis pada sebuah kertas oleh pengirim
dan diberikan pada penerima. Setelah itu, dimasukan ke dalam sebuah amplop
maupun sampul.

Nota dan Memo


Nota dan Memo merupakan sebuah surat dengan berdasarkan wujudnya dibuat oleh
dalam internal perusahaan. Dengan kegunaannya sebagai perintah dan petunjuk
antara pejabat.

Surat Tanda Bukti


Surat tanda bukti menjadi sebuah surat yang menunjukan suatu tanda bukti sebuah
transaksi, seperti faktur, kwitansi, tanda terima dan lainnya.

Surat Terbuka
Surat terbuka adalah sebuah surat yang di dalam pengirimannya hanya
diperuntukan oleh kelompok atau pribadi dengan dimuat pada media massa.

Surat Tertutup
Surat Tertutup merupakan sebuah kebalikan surat dari terbuka dimana dalam
peredaran surat tertutup ini tidak dimuat oleh pengirim dan juga penerima.

17
Macam Macam Surat yang Seringkali Dipakai

1. Surat Resmi
Macam surat yang seringkali dipakai yaitu surat resmi. Surat resmi sendiri adalah
surat yang dibedakan berdasarkan isi atau paparan. Umumnya, ciri utama dari surat
resmi ini yaitu adanya tanda cap yang berasal dari pembuatnya yaitu instansi.
Berfungsi sebagai sarana untuk melakukan komunikasi dengan beberapa pihak.
Contoh surat resmi ini antara lain surat panggilan, surat tugas, dan lain sebagainya.

2. Surat Pribadi
Macam surat yang seringkali dipakai selanjutnya, yaitu surat pribadi. Surat ini
merupakan kebalikan dari surat resmi. Ciri utama dari surat pribadi ini yaitu
pemakaian bahasa yang tidak formal atau memakai bahasa sehari-hari. Surat
pribadi berfungsi untuk menjalin hubungan dengan pihak lainnya.

3. Surat Dagang
Macam surat yang seringkali dipakai berikutnya, yaitu surat dagang. Surat ini pada
biasanya sering Anda jumpai dalam dunia bisnis. Karen tujuan dan fungsi dari surat
dagang ini yakni untuk sarana komunikasi dan menjamin segala sesuatu hal yang
berhubungan dengan bidang ekonomi, seperti kegiatan penjualan atau pembelian
khusus. Surat dagang dibuat oleh satu pihak dan ditujukan kepada semua pihak.
Contoh dari surat dagang adalah surat penawaran, surat periklanan, sampai
permohonan lelang.

4. Surat Ekstern dan Intern


Macam surat yang seringkali dipakai keempat ini yaitu surat Ekstern dan Intern.
Perbedaan diantara kedua surat ini terletak pada jangkauan penggunaan. Pada surat
intern berfungsi untuk sarana komunikasi dengan satu lingkungan instansi
bersangkutan. Sedangkan surat Ekstern hanya dipakai untuk sarana komunikasi
kepada pihak luar intansi. Contoh dari surat intern adalah nota dan memo. Contoh
dari surat Ekstern adalah undangan.

5. Surat Edaran dan Pengumuman


Macam surat yang seringkali dipakai terakhir ini yaitu surat edaran dan
pengumuman. Surat edaran, adalah surat yang hanya diedarkan pada lingkungan
internal saja. Umumnya surat edaran ini cukup ditujukan pada pejabat yang
berwenang saja.

18
Surat pengumuman adalah surat yang diedarkan pada dalam instansi. Akan tetapi,
pada dasarnya surat pengumuman ini memiliki sifat luas sehingga dapat
menjangkau semua anggota dalam suatu instansi yang terlibat.

Dengan banyaknya macam atau jenis surat ini membuat surat selalu menjadi
pilihan untuk melakukan sarana komunikasi dan sarana kerjasama yang dilakukan
oleh perusahaan. Dengan begitu suray bisa dibuat sesuai dengan macam dan
kategorinya. Pastinya Anda tidak boleh asal-asalan atau sembarangan dalam
menulisnya. Tetap pada macamnya dan kategori dari surat itu sendiri. Supaya
penerima dari surat bisa mengetahui dan memahami surat yang diterimanya
tersebut.

Kegunaan

Surat dapat digunakan untuk keperluan sebagai berikut

1. Sebagai perwakilan penulis atau instansi selaku pengirim dengan tujuan


untuk berkomunikasi dengan pribadi, kelompok, atau organisasi lain.
2. Sebagai landasan dan petunjuk dalam bekerja.
3. Sebagai bukti tertulis yang otentik dan jelas serta memiliki kekuatan
hukum.
4. Sebagai cadangan pengingat atau arsip pada keperluan tertentu.
5. Sebagai dokumen sejarah penting di masa lalu atau pemuat informasi
tentang perkembangan dan perubahan suatu organisasi.
6. Sebagai jaminan keamanan terhadap suatu kegiatan.

19
Daftar Isi

-Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Pengertian, Fungsi Diksi Reseni dan Surat
-(Tim Dosen Prodi sastra Indonesia FIB UNPAD,2014)
-Satata, Sri. Devi Suswandari Dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa
Indonesia. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana MediaSugono, Dendy. 2003.
Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
-Bahasa Keraf, Gorys. 2006. Diksi Dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pengertian, Fungsi, Syarat Ketepatan, dan Kesesuaian Pilihan Kata atau
Diksi (avesiar.com)

20

Anda mungkin juga menyukai