Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KONSEP KATA”

Dosen Pengampu : Refril Dani, M.Pd.

Di susun oleh :

Firman Nurhakim

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai upaya.tugas makala mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas
tentang konsep kata dapat diselelsaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam menyelesakan makalah ini, penulis menemukan kesulitan-


kesulitan.Hal ini disebabkan karena kurangnya ilmu pengetahuan kami.Namun
berkat bimbingan dari beberapa pihak,akhirnya makalah ini dapat terselesaikan
dalam waktu yang tepat.dengan makalah ini penulis berharap dapat memberikan
dapat memberikan informasi kepada para pembaca mengenai konsep kata.

Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi para pembaca agar
dapat memahami dalam penggunaa diksi yang baik dan benar.penulis menyadari
bahwa makalah ini masih kurang sempurna.maka dari itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Muara Bungo, Oktober 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................... II

BAB I Pendahuluan........................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2

BAB II Pembahasan....................................................................................... 3

A. Jenis kata......................................................................................... 3
B. Makna kata...................................................................................... 7
C. Kelas kata........................................................................................ 10

BAB III Penutup............................................................................................. 13

A. Kesimpulan........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

III
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan
kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam
suatu konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau
kalimat yang ada dalam suatu bahasa. Setiap rangkaian kata hendaknya
mengandung makna yang tersirat agar orang lain mampu memahami
maksudnya. Dengan cara ini, maka akan tercipta komunikasi dua arah yang
baik dan harmonis. Kata-kata yang digunakan dalam kegiatan komunikasi
dapat diterapkan melalui berbagai media, yaitu media lisan ataupun media
tulisan.

Wujud dari media tulisan sangat beraneka ragam. Karena bentuknya


dituliskan dengan menggunakan kalimat-kalimat atau wacana, maka dapat
diaplikasikan dengan berbagai bentuk meliputi surat, telegram, spanduk, iklan,
surat kabar, stiker, dan lain sebagainya.

Dari berbagai bentuk media tersebut, terdapat salah satu media yang sangat
menarik yaitu stiker. Stiker merupakan lembaran kecil kertas atau plastik yang
ditempelkan (Purwadarminta, 2007: 1146). Dalam hal ini kegiatan komunikasi
diterapkan melalui penulisan serangkaian kata-kata, kalimat, ataupun wacana
di atas media kertas yang sederhana bentuknya.

Dengan demikian kalimat ataupun kata-kata yang dituliskan secara


otomatis berbentuk sederhana pula. Kemenarikan stiker tidak hanya terbatas
pada bentuknya yang sederhana, melainkan juga terdapat pada bahasa yang
digunakan. Bahasa itu sendiri diartikan sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia (Mahsun, 2014: 3). Dengan demikian bahasa yang dimaksudkan
adalah bahasa yang mengandung kiasan atau lambang-lambang tertentu

IV
(bahasa figuratif). Tujuan dari penggunaan bahasa kiasan tersebut adalah
untuk

memenuhi unsur estetik (keindahan) tanpa melupakan maksud atau makna


di dalamnya agar tetap dapat dipahami oleh pembaca. Berkaitan dengan
bahasa figuratif yang digunakan dalam stiker humor, ada berbagai cara dalam
penerapannya, yaitu seperti penggunaan diksi ataupun gaya bahasa.

Diksi merupakan pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek
tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-mengarang
(Kridalaksana, 2009: 50). Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran
melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis
atau pemakai bahasa (Keraf, 2005: 113). Kedua cara tersebut digunakan untuk
menarik minat pembaca terhadap stiker humor. Selain fungsi tersebut, juga
terdapat empat fungsi yang dimiliki oleh bahasa yaitu:

a) alat untuk menyatakan ekspresi diri,

b) alat 3 komunikasi,

c) alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial,

d) alat mengadakan kontrol sosial (Keraf, 2004: 3).

Gaya bahasa yang digunakan dalam stiker humor sangat beraneka ragam.
Dilihat dari jenis gaya bahasa itu sendiri dibagi menjadi empat yaitu :

a) berdasarkan pilihan kata.

b) berdasarkan nada.

c) berdasarkan struktur kalimat dan

d) berdasarkan langsung tidaknya makna

Setelah dilakukan pengamatan lebih lanjut, penggunaan gaya bahasa


dalam stiker humor yang mendominasi di wilayah Surakarta adalah gaya

V
bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna, yaitu pengkhususan pada gaya
bahasa sarkasme. Sarkasme dalam penggolongannya disamakan dengan gaya
bahasa ironi dan sinisme. Ketiga gaya bahasa ini memiliki perbedaan yang

sangat tipis, dan terkadang perbedaan tersebut bahkan tidak terlihat.


Sarkasme memiliki arti “berbicara dengan kepahitan” sehingga kata-kata yang
digunakan cenderung akan dapat menyakiti hati lawan bicaranya karena
kurang enak didengar.

Contoh penggunaan gaya bahasa sarkasme dalam stiker humor di daerah


Surakarta. Rupamu bagus rapi, sayang ambumu wedhus. Pada kalimat
tersebut, yang merupakan gaya bahasa sarkasme adalah kata wedhus. Kata
tersebut mengandung makna ejekan, mengolok-olok dan menimbulkan rasa
sakit hati. Makna dari kata wedhus itu sendiri adalah kambing. Kata tersebut
ditujukan pada 4 enklitik -mu yang mengacu pada rupamu. Dengan demikian,
dapat diartikan bahwa penulis menganggap –mu (lawan tutur) memiliki bau
yang tidak sedap, yang disamakan dengan bau seekor kambing.

Alasan peneliti memilih judul ini karena gaya bahasa yang digunakan
dalam stiker humor di daerah Surakarta sangat tajam, khas dan langsung
mengena pada perasaan.

B.Rumusan masalah

1. Apa saja Jenis kata ?


2. Apa itu kelas kata ?
3. Apa itu makna kata ?

C.Tujuan

1. Mengetahui jenis kata


2. Mengetahui kelas kata
3. Mengetahui makna kata

VI
BAB II

PEMBAHASAN

A.Jenis Kata

Istilah “kata” adalah dari bahasa sanskerta “katha” yang mempunyai arti
konversasi, bahasa, cerita, atau dongeng. Kata yaitu unit bahasa yang berisikan
arti dan terdiri dari satu atau lebih modern.

Kata bisa diartikan sebagai elemen terkecil dalam bahasa yang bisa
diucapkan atau dituliskan dan merupakan suatu realisasi dari kesatuan perasaan
atau pikiran yang dipakai dalam berbahasa. Kumpulan atau penggabungan kata
akan menjadi frasa, klausa dan kalimat.

Kata mempunyai fungsi menjadi penyusun kalimat. Masing-masing kata


mempunyai arti yang berbeda, arti kata dapat berubah sesuai dengan
pemakaiannya pada kalimat.

Ada beberapa jenis kata diantaranya sebagai berikut :

1. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja atau verba merupakan jenis kata yang memiliki fungsi menerangkan
sebuah tindakan, pengalaman, keberadaan atau seluh bentuk aktivitas dinamis
lainnya. Pada kalimat, kata kerja mempunyai posisi sebagai predikat. Misalnya
suatu contoh jenis kata kerja yaitu makan, minum, lari dan lain sebagainya. Ciri-
Ciri kata kerja antara lain:

· Mempunyai arti perbuatan, kegiatan atau tindakan

VII
· Mempunyai arti prose

· Biasanya diikuti kata benda

· Biasanya diikuti kata sifat atau keterangan

· Biasanya dibentuk dengan imbuhan me-, di-, ber-, ter-, di-ka, ber-an, memper-
an, dan memper-i

· Kata dapat diawali kata yang menyatakan waktu, seperti telah, akan, sedang,
hampir, segera.

· Bisa diperluas dengan cara menambahkan “dengan + kata sifat sesudahnya”


misalnya seperti Rizal berjalan dengan cepat, dan lain-lain.

2. Kata Benda

Kata benda atau nomina merupakan jenis kata yang mengarah pada segala hal
yang dapat dibendakan. Kata benda biasa dipakai untuk menyebutkan makhluk
hidup, benda mati ataupun tempat.

Contoh kata benda antara lain manusia, ilmu, makanan, dan lain-lain. Ciri-ciri
kata benda antara lain:

· Bisa diperluas dengan menambahkan “yang + kata sifat”, contohnya adalah


motor yang bagus.

· Dibatalkan dengan kata bukan, misalnya seperti bukan kaca

· Pada kalimat dapat berkedudukan sebagai Subjek (S) dan Objek (O). Contohnya
seperti Rizal membeli mobil baru, dalam kalimat itu kata Rizal dan Mobil adalah
kata benda.

3. Kata Sifat

VIII
Kata sifat atau adjektiva merupakan jenis kata yang dipakai untuk menerangkan
sifat atau kondisi suatu hal, seperti makhluk hidup, benda mata, tempat, waktu
ataupun yang lainnya.

Dalam pemakaiannya di kalimat, kata sifat biasa digunakan untuk menerangkan


keadaan subjek (S) atau Objek (O) kalimat tersebut. Ciri-ciri kata sifat adalah:

· Bisa dibatalkan atau yang bersifat dengan kata “tidak” atau “bukan”. Contohnya
tidak baik, tidak pandai dan lain sebagainya.

· Bisa diberikan keterangan penguat, kata penguat yang biasa dipakai antara lain
seperti amat, sangat, paling, sekali, benar. Contohnya sangat luas, amat banyak
dan lain-lain.

· Bisa diberikan penjelasan pembanding. Kata pembanding yang biasa dipakai


antara lain: lebih, kurang, paling. Contohnya adalah: Mobil ini lebih mahal dari
yang itu, Apabila dibandingkan dengan yang ini, rasanya sepeda motor itu kurang
nyaman.

4. Kata Keterangan

Kata keterangan atau Adverbia merupakan jenis kata yang menunjukkan


keterangan (penjelasan) mengenai kata lain (kata bilangan, kata kerja, dan kata
sifat) dalam suatu kalimat. Tetapi kata keterangan tidak dapat menerangkan kata
benda atau kata ganti benda.

Pada struktur kalimat, kata keterangan seringkali dilambangkan dengan K yang


artinya keterangan. Ciri-ciri kata keterangan antara lain:

· Memberikan penjelasan mengenai kata lain

· Tidak dapat dipakai untuk sebagai penjelas kata benda atau kata ganti benda

IX
· Seringkali letaknya di awal atau akhir kalimat

· Dapat dipakai untuk seluruh jenis kalimat

5. Promina (Kata Ganti)

Pronomina terdiri dari 3 jenis kata, yaitu:

· Pronomina penunjuk seperti ini, itu, sanam situ, begitu, begini

· Pronomina persona kata ganti orang, misalkan saya, aku, dia, kamu, engkau,
mereka.

· Pronomina penanya seperti apa, dimana, mengapa, bagaimana, apa, dan kapan.

6. Numeralia (Kata Bilangan)

Kata bilangan atau numeralia adalah jenis kata yang dipakai untuk menghitung
banyaknya orang, binatang, benda, dan sebuah urutan proses atau peristiwa.
Contoh: sejuta, pertama-tama, kedua, dan sepertiga.

B.Kelas Kata

Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori
bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat
yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa
haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan.

Kelas kata adalah golongan kata dalam satuan bahasa berdasarkan kategori
bentuk, fungsi, dan makna dalam sistem gramatikal. Untuk menyusun kalimat
yang baik dan benar dengan berdasarkan pola-pola kalimat baku, pemakai bahasa
haruslah mengenal jenis dan fungsi kelas kata terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan.

X
Pembagian kelas kata

Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kelas kata dibagi menjadi 5
kelompok, yaitu verba; nomina, pronomina, dan numeralia; adjektiva; adverbia;
dan kata tugas.

Verba (kata kerja)

Kata kerja adalah kata/ kelompok kata yang digunakan untuk menggambarkan/
menyatakan suatu perbuatan, kejadian, peristiwa, eksistensi, pengalaman,
keadaan, dan pertalian antara dua benda. Sebagai contoh kata menggigit dalam
kalimat "Drakula menggigit korban-korbannya di bagian leher"

Nomina (kata benda)

Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama.Kata
benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat,
atau gagasan Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat,
benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan) Contohnya "Saya senang
menonton badminton".

Pronomina (kata ganti)

Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai kata benda atau frase kata benda.
Kata ganti menunjuk orang atau benda tanpa memberi/ menyebut nama orang atau
benda yang sesungguhnya. Kata ganti mengambil posisi kata benda dan berfungsi
seperti kata benda. Contohnya "Rony absen karena ia sakit", kata ia di sini
menunjukkan pronomina.

Numeralia

Numeralia adalah kata (frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata
bilangan. Dalam istilah linguistik, numeralia menyatakan beberapa kali perbuatan
terjadi, misal sekali, dua kali, dan sebagainya.

Adjektiva

Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan,
membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata

XI
ganti. Contohnya kata enam puluh dalam kalimat "Ada enam
puluh orang guru di sekolah ini".

Adverbia

Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan
memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain,
atau keseluruhan kalimat. Atau, kata yang digunakan untuk menerangkan
bagaimana, di mana, kapan, dan mengapa suatu perbuatan dilakukan atau terjadi.
Contoh: "Mereka hidup dengan gembira".

Kelas kata dalam gramatika

Berlainan dengan karya tradisional yang memperlakukan kelas kata sebagai


inti tata bahasa, dalam linguistik modern kualifikasi kata atau kategorisasi kata
hanyalah dianggap sebagai salah satu aspek tata bahasa, sejajar dengan aspek-
aspek lain yang harus mendapat perlakuan yang seimbang, bila kita
mendeskripsikan tata bahasa secara memadai

Secara keseluruhan tata bahasa atau gramatika mempunyai komponen-komponen


berikut:

 Struktur gramatikal yang memperlihatkan bagaimana bangun gramatika


suatu bahasa sehingga kita dapat melihat konstruksi dan konstituensi dari
unsur-unsur gramatikal yang berasal dari leksem, di samping hubungan
sintagmatis dan paradigmatis di antaranya
 Sistem gramatikal yang memperlihatkan bagaimana unsur-
unsur gramatikal berperilaku sebagai satuan yang terorganisir sebagai
suatu hierarki dari yang terkecil, yakni morfem, sampai yang terbesar,
yakni wacana. [5]

 Kategori gramatikal atau klasifikasi gramatikal yang memperlihatkan


bagaimana satuan-satuan gramatikal dengan pelbagai cirinya
berperilaku sebagai satuan yang lebih abstrak dalam satuan gramatikal yang
lebih besar. Fungsi gramatikal yang memperlihatkan bagaimana bagian dari
satuan-satuan gramatikal itu dalam satuan yang lebih besar berperilaku dalam

XII
hubungan saling ketergantungan satu sama lain, sehingga diperoleh konsep-
konsep sepertimodifikasi, subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan,
tema dan rema.
 Peran gramatikal yang memperlihatkan bagaimana gramatika menjadi
ungkapan dari konfigurasi semantis yang mengkombinasikan konsep-konsep
sehingga bahasa menjadi alat komunikasi yang bermakna.

Berdasarkan Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia,kelas atau kategori kata


merupakan bagian dari sintaksis. Ciri-ciri setiap kata harus dijelaskan dengan
kacamata sintaksis. Meskipun demikian, ciri semantis dan morfologis juga turut
membentuk batasan-batasan pada kelas kata. Perlu dicatat, tujuan dari studi
tentang kelas kata adalah untuk menjelaskan perilaku sesuatu yang abstrak, yakni
kata, dalam satuan yang lebih besar, seperti frasa, klausa, atau kalimat.

Rasanya memang tidak afdal jika kita membicarakan kelas kata bahasa
Indonesia tanpa merujuk pada pemaparan-pemaparan Harimurti Kridalaksana.
Beliau menulis satu buku penuh mengenai hal tersebut. Akan tetapi, demi
pemahaman yang komprehensif mengenai kelas kata utama dalam bahasa
Indonesia, saya juga akan merujuk pada penjelasan Moeliono dkk. dalam Tata
Bahasa.

C.Makna Kata

Pengertian Makna Kata dan Jenis-jenisnya

Pengertian makna kata adalah maksud yang terkandung serta tersimpul


dari suatu kata. Contoh sederhananya adalah kata rumah, kata rumah memiliki
makna tempat tinggal. Jadi setiap kata itu selalu terhubung dan saling berkaitan
dengan suatu hal, bisa berkaitan dengan benda, ataupun berkaitan dengan suatu
aktifitas, peristiwa, maupun keadaan.

XIII
Apabila ada suatu kata yang tidak bisa dihubungkan dengan sebuah benda,
keadaan, peristiwa, ataupun aktifitas, maka kata tersebut tidak memiliki makna.
Contohnya kata lamigedasot, kata tersebut penulis karang dengan asal mengetik
saja, dan kita tidak bisa menghubungkan kata tersebut baik dengan benda,
peristiwa, ataupun keadaan, maka kata tersebut tidak memiliki makna.

Makna kata karena satu dan lain hal, seperti karena rentang waktu
penggunaannya yang jauh, serta karena pergeseran konotasi, ataupun karena sebab
lain, bisa mengalami perubahan. Perubahan ini disebut dengan perubahan makna
kata. Untuk penjelasan selengkapnya mengenai perubahan makna kata silakan
kunjungi artikel sebelumnya mengenai perubahan makna kata. Makna kata sendiri
dalam kaidah bahasa Indonesia memiliki beberapa jenis, secara umum jenis-jenis
makna kata adalah sebagai berikut:

Makna Leksikal
Leksikon merupakan asal kata dari istilah leksikal, yang artinya kamus.
Jadi makna leksikal merupakan makna yang sesuai dengan kamus. Artinya makna
katanya mengikuti apa yang tertulis di kamus. Bersifat tetap dan pasti mengikuti
Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI). Contoh: kata doa memiliki
artipermohonan (harapan, permintaan, punjian) kepada Tuhan.

Makna Gramatikal
Pengertian makna kata gramatikal adalah makna suatu kata yang muncul
akbiat dari adanya proses gramatika/proses tata bahasa Indonesia, seperti proses
kompisisi, proses reduplikasi, maupun proses afiksasi. Contoh: Tugas sebanyak
itu akhirnya terselesaikan juga. Makna kata selesai setelah mendapat imbuhan ter-
kan menghaasilkan makna baru, yaitu dapat.

XIV
Makna Denotatif
Pengertian makna kata denotatif adalah pengertian makna kata yang sebenarnya.
Artinya makna kata tersebut tidak mendapat tafsiran lain yang agak menyimpang
dari makna sebenarnya. Biasanya kata-kata yang memiliki makna denotatif
digunakan dalam bahasa ilmiah. Hal ini dimaksudkan agar gagasan serta
pemikiran ilmiah yang disampaikan tidak memiliki tafsiran ganda. Contoh: Tikus
itu telah mati. Kata matidalam kalimat tersebut hanya memiliki satu arti yang
langsung dan lugas, yaitu tak bernyawa.

Makna Konotatif
Pengertian maka kata konotatif adalah makna kata yang memiliki nila-ilai emosi
tertentu, sehingga maknanya berupa kiasan yang bisa saja berisi nilai rasa, sikap
sosial, maupun perspektif tertentu dari suatu zaman. Jadi intinya makna konotatif
tidak bersifat langsung, tapi lebih kepada kiasan. Contoh: Orang berlomba-lomba
berebut kursi di senayan. Kata kursi disini bukan berarti hanya sebuah kursi, tapi
lebih bermakna jabatanatau kedudukan.

Makna Idiomatik
Makna kata idiomatik merupakan makna kata yang terdapat dalam
kelompok kata tertentu yang maknanya tidak sama degan makna asli dari kata
tersebut. Bahkan asal-usul kemunculan kata tersebut tidak dapat di telusuri.
Contoh: Harun anak yang keras kepala. Kata keras kepala dalam kalimat tersebut
bukan berarti kepala harun keras, tapi lebih bermaksud kepada kalakuan harun
yang susah diatur.
Itulah pengertian makna kataserta jenis-jenisnya dalam tatanan bahasa
Indonesia. Apabila kita mempelajari lebih lanjut, terutama di tingkatan
universitas, sebenarnya jenis-jenis makna kata ini masih sangat banyak. Tapi yang
secara umum dipelajari di tingkat sekolah, jenis-jenis makna kata seperti yang
telah dijabarkan.

XV
BAB III

Penutup

A.Kesimpulan

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.


Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) kata adalah unsur yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran
yanng dapat dioakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai
kombinasi morfern yang diaggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan
morfern sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak
dapat dibagi lagi ke bentuk yang lebih kecil.

XVI
DAFTAR PUSTAKA

Purwadarminta. 2007. Stiker merupakan lembaran kecil kertas atau plastik yang
ditempelkan. Jakarta : PN Balai Pustaka.

Keraf, 2004. Bahasa itu sendiri diartikan sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Hores:
Nusa indah.

Mahsun, 2014. Bahasa itu sendiri diartikan sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.Jakarta: Rajawali press.

Kridalaksana, 2009. Diksi merupakan pilihan kata dan kejelasan lafal untuk
memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-
mengarang Kridalaksana.Jakarta: Erlangga.

Keraf, 2004. alat mengadakan kontrol social. Hores: Nusa indah.

XVII

Anda mungkin juga menyukai