Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
berdua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Bahasa
Indonesia SD 3 yang berjudul MAJAS /GAYA BAHASA dapat terselesaikan dalam waktu
yang telah kami rencanakan.

Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat serta memenuhi
harapan dari dosen pengajar.

Tak da gading yang retak, kami menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih
banyak terdapat kelemahan serta kekurangan karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh
karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan apabila
di dalam makalah ini terdapat hal yang tidak berkenan dihati pembaca nohon dimaafkan.

Banjarmasin 14 oktober 2017

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian majas ...................................................................................... 3


B. Majas perbandingan .................................................................................. 3
C. Majas pertentangan ................................................................................... 6
D. Majas pertautan ......................................................................................... 7
E. Majas perulangan ..................................................................................... 9
F. Majas sindiran .......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 11

A. Kesimpulan .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas
termasuk dalam gaya bahasa. Dalam tulisan ini pengertian gaya bahasa adalah cara
menggunakan bahasa dalam konteks tertentu, oleh orang tertentu, untuk tujuan tertentu..

Majas dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Kian kaya
kosakata seseorang, kian beragam pulalah beragam bahasa yang dipakainya. Penungkatan
pemakaian majas jelas memperkaya kosakata pemakainya. Oleh karena itu pengajaran majas
merupakan suatu teknik penting dalam pengajaran kosakata.

Sebenarnya, apakah fungsi penggunaan gaya bahasa? Pertama-tama, bila dilihat dari
fungsi bahasa, penggunaan gaya bahasa termasuk ke dalam fungsi puitik yaitu menjadikan pesan
lebih berbobot. Pemakaian gaya bahasa yang tepat (sesuai dengan waktu dan penerima yang
menjadisasaran) dapat menarik perhatian penerima. Sebaliknya, bila penggunaannya tidak tepat,
maka penggunaan gaya bahasa akan sia-sia belaka, bahkan mengganggu pembaca. Misalnya
apabila dalam novel remaja masa kini terdapat banyak gaya bahasa dari masa sebelum
kemerdekaan, maka pesan tidak sampai dan novel remaja itu tidak akan disukai pembacanya.
Pemakaian gaya bahasa juga dapat menghidupkan apa yang dikemukakan dalam teks, karena
gaya bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat.

Pemakaian majas baik dalam pendidikan atau yang lainnya diharapkan dapat membantu
dalam tulisan. Apalagi bagi para pendidik, penulis. Baik novel ataupun penulis puisi. Majas
dapat dijadikan sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis dengan pilihan kata, frase, klausa, dan kalimatnya..

1
B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud majas?


2. Apa saja pengelompokan majas perbandingan dan contohnya?
3. Apa saja pengelompokan majas pertentangan dan contohnya?
4. Apa saja pengelompokan majas pertautan dan contohnya?
5. Apa saja pengelompokan majas perulangan dan contohnya?
6. Apa saja pengelompokan majas sindiran dan contohnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud majas


2. Untuk mengetahui pengelompokan majas perbandingan dan contohnya
3. Untuk mengetahui pengelompokan majas pertentangan dan contohnya
4. Untuk mengetahui pengelompokan majas pertautan dan contohnya
5. Untuk mengetahui pengelompokan majas perulangan dan contohnya
6. Untuk mengetahui pengelompokan majas sindiran dan contohnya

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAJAS

Majas , kias, atau figure of speech adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan
untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau
hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas
tertentu dapat mengubah serta menimbulkan konotasi tertentu (Dale [et al ] ; 1997 : 602).

Majas merupakan betuk retorik, yaitu penggunaan kata dalam berbicara dan
menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak atau pembaca. Kata retorik berasal
dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masayunani kono, retorik
merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karena itu aneka ragam majas sangat
penting dan harus dikuasai benar-benar oleh orangorang yunani dan romawi yang telah
memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.

Majas dan kosakata mempunyai hubungan erat, hubungan timbal balik. Kian kaya
kosakata seseorang, kian beragam pulalah beragam bahasa yang dipakainya. Penungkatan
pemakaian majas jelas memperkaya kosakata pemakainya. Oleh karena itu pengajaran majas
merupakan suatu teknik penting dalam pengajaran kosakata.

B. MAJAS PERBANDINGAN
Majas perbandingan dapat dibagi lagi atas perumpamaan, pengiasan, penginsanan,
sindiraN(alegori), dan antithesis.
1. Perumpamaan (simile)
Yang dimaksud dengan perumpamaan disini adalah perbandingan dua hal yang pada
hakikatnyaberlainan an yang segaja kita anggap sama. Perbandigan itu secara eksklosif
dijelaskan oleh pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat, umpama, bak laksana.
Contoh:
a. seperti air di daun keladi
b. Ibarat mencencang air
c. Bak merpati dua sejoli

3
d. Sebagai mencari kutu dalam ijuk
e. Umpama memadu minyak dengan air
f. Laksana bulan purnama
2. Kiasan ( metafora)
Yang dimaksud metafora yaitu membuat perbandingan antara dua hal atau benda untuk
mencoptakan suatu kesan mental yang hidup, walaupun tidak dinyatakan secara implisit dengan
penggunaan kata bak, seperti, laksana, sebagai seperti pada perumpamaan( Dale[et al ] ; 1971 :
224).
Kiasan atau metafora ialah perbandingan yang implisit jadi tanpa kataseperti atau
sebagai- diantara dua hal yang berbeda. (Moeliono ; 1984: 3)
Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkanmelainkan
sebagai lukisan yang berdasar persamaan atau perbandingan (Poerwadarminta ;1979 : 648).
Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang paling padat, singkat, tersusun rapi. Di
dalam nya terlihat dua ide : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang
menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi; dan kita
menggatikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi ( Taringan; 1983 : 141 ).
contoh:
a. Nani jinak jinak merpati
b. Mereka ditimpa celaka
c. Aku terus memburu untung
d. Perpustakaan gudang ilmu
e. Mina buah hati edi
f. Dia anak emas pamanku
g. tentara kita menjadi tulangpunggung kemerdekaan Negara
h. Kata adalah pedang tajam
3. Personifikasi
Personifikasi berasal dari bahasa latin persona (orang, pelaku, actor, atau topeng yang
dipakai dalam drama), karena itulah maka apabila kita memperguakan personifikasi, kita
memberikan ciri-ciri atau kualitas, kualitas pribadi orang ke gagasan-gagasan. (Dale [et al] ;
1971 : 221).

4
Penginsanan atau personifikasi ialah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani
kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang astrak.
Contoh:
a. Angin yang meraumg
b. Penelitian menuntut kecermatan
c. Cinta itu buta
4. Alegori
Alegori adalah cerita yang dicerikan dalam lambing-lambang. Merupakan metafora yang
luas dan berkesinambungan, tempat atau wadah objek atau gagasan diperlambangkan. Alegori
kerapkali mengandung sikap-sikap moral atau spiritual manusia. Biasanya alegoi merupakan
cerita yang panjang dan rumit dengan makna atau maksud dan tujuan yang terselubung.
Dalam alegori unsur-unsur utama menyajikan sesuatu yang terselubung, tersembunyi, .
alegori dapat berbentuk puisi maupun prosa
Fable dan parable merupakan alegori alegori singkat. Fable adalah sejenis alegori. Yang
didalamnya binatang binatang berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Dalam sastra
Indonesia klasik kita kenal aneka ragam cerita kancil.
Contoh:
a. Kancil dengan buaya
b. Kancil dengan kura-kura
c. Kancil engan harimau
5. Antithesis
Secara kalamiah anti tesis berarti lawan yang tepat atau pertentangan yang benar-
benar. Poerwadarminta ; 1976 : 52)
Antithesis adalah sejenis majas yang mengadakankomparasi atau perbandingan antara
dua antonym ( yaitu kata-kata yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan). ( docrot
dan tadorov ; 1979 : 227).
Contoh:
a. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu
b. Pada saat kami berduka atas kematian ayahku, mereka menyambut dengan
kegembiraan tiada tara.
c. Gadis yang secantik si ida diperistri oleh dedi yang jelek itu.

5
C. MAJAS PERTENTANGAN
1. Paradoks
Gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara penyataan dan fakta yang ada.
Contoh :
a. Meski hidupnya bergelimang harta, tetapi hatinya miskin akan perhatian orang-
orang disekitarnya.
b. Jiwanta terasa sepi ditengah ingar bingar pesta
c. Pengalaman hidupnya yang selalu pahit. Membuat ia tak dapat lagi membedakan
antar cinta dan benci dari seseorang
d. Hati boleh panas tapi kepala tetap dingin agar tidak salah mengambil keputusan
2. Oksimoron
Gaya bahaSa yang mengandung pertentangan dalam mempergunakan kata-kata yang
berlawanan dalam frase yang sama
Contoh :
a. manis pahitnaya kehidupan telah mereka lalui bersama
b. jangan melihat pemberian seseorang dari besar atau kecilnya, tetapi lihatlah dari
keikhlasannya
c. suap menyuap dijalan raya sudah menjadi rahasia umum
3. Anakronisme
Gaya bahasa yang mengandung ketidak sesuaian antara peristiwa dengan waktu
Contoh :
a. Arjuna saling berkirim sms dengan srikandi untuk melepas rasa rindu
b. Hang toah melihat arloji, lalu menghidupkan pesawat televise
c. Kompeni berhasil melacak keberdaan sipitung berkat bantuan tekhnologi GPS
4. kontradiksi intreminus
Gaya bahasa yang berisi sangkalan terhadap pernyataan yang isebutkan sebelumnya
Contoh :
a. siswa yang tidak berkepentingan dilarang masuk, kecuali panitia lomba
b. dokter syahrul membuka praktek setiap hari senin sampai sabtu, pukul 17.00- 19.00
kecuali hari jumat pukul 15.00- 17.00

6
5. Hiperbola
Dengan kata lain: hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnay
dimaksud : jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya (moeliono : 1984 : 3)
Contoh:
a. Sempurna sekali, tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik atau cantik
6. Litotes
Adalah jenis majas yang mengandung pernyataan sekecil- kecilnya, dikurangi dari
kenyataa yang sebenarnaya, misalnya untuk merendahkan diri ( Taringan ; 1983 :144 )
Contoh :
a. Icuk sugiarto bukan pemain jalanan.
b. Hasil usahanya tidak mengecewakan
7. Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang
mengandung ciri-ciri semantic yang brtentangan ; contoh abstrak dan konkrit (Ducrot and
Tadarov:; 1981 : 279).
Contoh :
a. Anak itu memang rajin dan malas disekolah
b. Paman saya nyata sekali bersifat sosial dan egois
c. Guru kami selalu bertindak objektif dan subjektif menghadapi para siswa
d. Tua dan muda, kaya dan miskin, pintar dan bidoh, cantik dan jelek, pria dan wanita,
semua akan mati kelak, tiada kecuali

D. MAJAS PERTAUTAN
1. Metonimia
Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan
denganorang, barang, atau hal sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau
pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya, ataupun kita menyebut menyebut
bahannya jika kita maksudkan barangnya ( moeliono; 1984 : 3 ).
Contoh :
a. Dalam pertandingan kemaren saya hanya memperoleh perunggu sedangkan teman
saya perak

7
2. Sinokdoke
Sinokdoke ialah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya, atau sebaliknya (Moeliono ; 1984 : 3)
Contoh :
a. Setiap tahun semakin banyak mulut yang harus diberi makan di Indonesia
b. Dalam pertandinganfinal besok malam distadion siliwangi bandung berhadapan
medan --dengan Jakarta
3. Alisi atau kilatan
Alusi atau kilatan adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa
atau tokoh berdasar praanggapan adanya pengetahuan bersama yang dimiliki oleh pengarang dan
pembaca serta adanya kemampuan para pembaca untuk menangkappengacuan.itu,. misalnya,
apakah peristiwa madiun akan terjadi lagi ? ( kilatannyang mengacu ke pemberontakan kaum
komunis). Tidak usah menjadi sidik umtuk membongkar korupsi itu ( kiatan yang merojok
peristiwa ketika menteri penerbit aparatur Negara menaymar seperti oarng kebanyakan) (
Moeliono; 1984 :3 ).
Contoh:
a. Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa westerling di Sulawesi selatan.
b. Tugu ini mengenang kita kembali ke peristiwa bandung seletan
4. Eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan
kasar, yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan, misalnya, meninggal,
bersenggama, tinja, tunakarya. Namun, euferisme dapat juga dengan mudah melemahkan
kekuatan diksi karangan. Misalnya, penyesuaian harga, kemungkinan kekurangan makan,
membebas tugaskan (Moeliono; 1984 : 3-4 ).
5. Elipsis
Ellipsis ialah majas yang didalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata-
kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tatabahasa. Atau dengan kata lain: ellipsis
adalah penghilangan salah satu unsur penting dalam konstruksi sintaksis yang lengkap ( Ducrot
and Tadarov ; 1984: 227 )
Contoh :

8
a. Dia dan istrinya ke Jakarta minggu yang lalu. (penghilangan predikat : pergi,
berangkat).
6. Inverse
Inverse adalah majas yang merupakan permutasi atau perubahan unsur-unsur konstruksi
sintaksis ( Ducrot and Todorov ; 1981 : 227). Denganperkataan lain perubahan urutan(subjek-
predikat) menjadi (predikat-subjek).
Contoh :
a. Saya lapar-lapar saya :
b. Dia datang- datang dia
c. Ibu menjahit- menjahit ibu.

E. MAJAS PERULANGAN
Majas perulangandapat dibagi lagi atas aliterasi, antanaklasis, kiasmus, dan repetisi.
1. Alietrasi
Aliterasi adalah sejenis majas yang memanfaatkanpurwakanti atau pemakaian kata-kata
yang pemulaannya sama bunyinya.
Contoh :
a. Dara damba daku
b. Datang dari danau
c. Duga dua duka
d. Diam di diriku
2. Antanaklasis
Antanaklasis adalah majas yang mengandung ulangankata yang sama denganmakna yang
berbeda. (ducrot and tadarov; 1981 : 277).
Contoh :
a. Saya selalu membawa buah tangan kepada buah hati saya, kalau saya pulang dari
luar kota.
3. Kiasmus
Kiasmus adalah najas yang berisikan perulangan atau repetisi dan sekaligus pula
merupakan inversi hubungan antara dua kata dalam satu kalimat ( Ducrot and Tadarov; 1981 :
277).

9
Contoh :
a. Yang kaya merasa dirinya miskin sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya
b. Sudah biasa dalam kehidupan bahwa orang pintar mengaku bodoh, tetai orang bodoh
merasa dirinya pintar.
4. Repetisi
Repetisi adalah majas yang mengandung pengulangan berkali-kali kata atau kelompok
kata yang sama. ( Ducrot and Tadarov ; 1981 : 278).
Contoh :
a. Selamat datang pahlawanku, selamat datang kekasihku, selamat datang pujaanku,
selamat datang Bunga bangsa, selamat datang buah hatiku! Kami menantimu dengan
hati gembira dan bangga. Selmat datang, selamat datang!

F. MAJAS SINDIRAN
1. Ironi
Majas ironi adalah majas sindiran yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya
dengan maksud untuk menyindir orang.
Contoh:
a. Indah benar rapormu dihiasi dengan warna merah
b. Apalah artinya aku yang hanya anak ingusan yang tak mengerti apa-apa
c. Cepat benar kau datang sehingga undangan telah lama meninggalkan tempat ini
2. Sinisme
Majas sinisme adalah majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya, seperti
ironi tetapi kasar.
Contoh:
a. Tak berkata apa pun sudah bosan mendengarkan ocehanmu.
b. Rasanya ingin ku patahkan lehermu jika kejadian ini terus berlanjut.
3. Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas sindiran yang sangat kasar dan menyakitkan
Contoh:
a. Dasar buaya, seenaknya kau perlakukan aku.
b. Dasar gajah, tak lihat kah kau aku berdiri didepanmu

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Majas adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal
yang lain yang lebih umum.

1. Majas perbandingan yang terdiri dari perumpamaan, kiasan, penginsanan, sinsiran dan
antithesis
2. Majas pertentangan yang terdiri dari paradox, oksimoron,anakronisme, kontradisi
intruminus, hipebola,litotes dan zeugma
3. Majas pertautan yang terdiri dari metonimia, sinokdode, kilatan, euferisme, ellipsis,
inversi dan gradasi
4. Majas perulangan yang terdiri dari aliterasi, antanaklasis, kiasmus dan repetisi
5. Majas sindiran terdiri dari ironi, sinisme dan sarkasme

11
Daftar pustaka

Sulistyo, Kiftiawati, dan Endri Sulistyo.2007. Buku pintar peribahasa Indonesia. Jakarta:
PUSPA SWARA

Tarigan, Henri Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: ANGKASA

Waridah Ernawati. 2014. Kumpulan majas, pantun dan peribahasa plus kesusastraan
Indonesia. Bandung: RUANG KATA

12

Anda mungkin juga menyukai