Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAJAS/ GAYA BAHASA

Disusun Oleh:

Asy'ari

M. Ismail

XI IPA

Ma. SUNAN AMPEL

Jln. Tenggumung Wetan Merpati II/1 SURABAYA

Tahun Ajaran 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, penyusunan makalah Majas ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan
oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat kerjasama dan niat yang
sungguh-sungguh, akhirnya makalah Majas ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah
sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada rekan kelompok yang telah bekerja sama.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya
kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan
kami, semoga makalah Majas yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Surabaya, 21 Desember 2021


Penyusun

¡
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

1
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1
D. Manfaat.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Majas..................................................................................2
B. Jenis-jenis Majas...................................................................................3
1. Majas Perbandingan....................................................................... 3
2. Majas Pertentangan......................................................................... 5
3. Majas Pertautan.............................................................................. 7
4. Majas Penegasan............................................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

¡¡

BAB I
PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan
menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.Kata retorik berasal dari
bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa yunani kuno, retorik
memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karna itu aneka ragam majas
sangat penting serta harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi yang telah
memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.
Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias, bahasa indah yang
dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.
Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau
konotasi tertentu.
Permasalahan tersebut lebih dikenal dengan hal yang berhubungan dengan polisemi dan
homofon. Disamping hal tersebut, selain mengetahui lebih dalam tentang makna ataupun konsep
dari polisemi dan homonim. Kita juga harus mengetahui dalam membedakan antara homofon
dan polisemi.
Penulis memilih topik tentang homofon dan polisemi berdasarkan rentetan-rentetan
pembahasan yang telah dijelaskan di atas menjadi judul makalah ini.

Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak sembarang kita
mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki maksud tersendiri, karna
didalam majas itu sendiri terdapat banyak macam-macamnya. Hal inilah yang mendasari kami
untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “majas”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam penulisan makalah
ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu majas
2. Apa saja macam-macam majas
3. Apa kegunaan majas itu sendiri

C. Tujuan
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikaan tugas Bahasa Indonesia, juga memiliki
tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1. Menjelaskan apa itu majas
2. Menjelaskan macam-macam majas beserta contohnya

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengertian majas
2. Dapat mengetahui macam – macam majas beserta contohnya

1
3. Menambah wawasan tentang majas
4. Dapat membedakan antara majas satu dengan majas lainnya

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MAJAS
Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya
bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi

1
penyimak atau pendengarnya. Seorang penulis sastra juga terkadang terkenal dengan tulisan-
tulisan majas dalam karyanya. Dalam hal ini seorang penulis sastra dalam menyampaikan pikiran
dan perasan, baik secara lisan dan tertulis kerap menyampaikannya dengan bahasa majas yang
khas.

B. MACAM – MACAM MAJAS


Majas dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah:
A. Majas Perbandingan
Majas perbandingan dapat dibagi lagi atas perumpamaan, metafora, personifikasi, Antithesis,
aligori, Asosiasi (simile)
1. Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan disini adalah padan kata simile dalam bahasa inggris.
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan sengaja kita
anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan kata pemakaian seperti, ibarat,
perumpamaan, bak, laksana.
Contoh :
Seperti air di daun keladi
Ibarat menelan duri
Bak mencari kutu dalam ijuk
Umpama memadu minyak dengan air
Laksana bulan purnama
Sebagai bintang di langit

2. Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat, padat dan
tersusun rapi.
Contoh :
Dia dianggap anak emas majikannya.
Mereka ditimpa celaka
Nani jinak-jinak merpati
Mina buah hati Edi
Ada tiga pendapat tentang pengertian metafora:
Metafora adalah Pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkansebagai lukisan
yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. (moeliono ; 1976 : 648 )
Kiasan atau metafora adalah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata seperti atau sebagai
– diantara dua hal yang berbeda. (meliono ; 1984 : 3)
Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi.
Didalamnya terdapat dua ide : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang
menjadi obyek ; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi ; dan kita
menggantikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi (tarigan ; 1984 : 141)

3. Personifikasi

1
Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak
bernyawa dan ide yang abstrak. Atau dapat diartikan majas yang membandingkan benda-benda
tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia
Misalnya :
Angin yang meraung
Penelitian menuntut kecermatan
Cinta itu buta

4. Alegori
Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan metafora yang
diperluas dan berkesinambungan, tempat atau wadah obyek-obyek atau gagasan-gagasan
diperlambangkan. Atau cerita kiasan atau lukisan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain.
Contoh :
Puisi “Diponegoro” karya Sanusi Pane.

5. Antithesis
Antithesis adalah sejenis majas yang mengadakan komperasi atau perbandingan antara dua
antonym (yaitu kata-kata) yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan). (Ducrot
&Todorov ; 1979 : 277)
Contoh :
Pada saat kami berdukacita atas kematian ayahku, mereka menyambutnya dengan kegembiraan
tiada tara.
Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

6. Asosiasi (simile)
Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja
dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti.
Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Wajahnya bagai bulan purnama

B. Majas Pertentangan
Majas pertentangan dapat dibagi lagi atasLitotes, hiperbola, Ironi, Sinisme, sarkasme,
oksimoron, Paronomasia, Parilipsis, dan Zeugma
1. Hiperbola
Adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk
memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh :
Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.

1
2. Litotes
Litotes adalah majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif
dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Tujuannya antara lain untuk
merendahkan diri.
Contoh :
Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.Gajiku tak seberapa, hanya
cukup untuk makan anak dan istri.
Icuk Sugiarto bukan pemain jalanan.

3. Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka merahnya.
Rajin sekali kamu,lima hari kamu tidak masuk sekolah.

4. Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh :
Perkataanmu tadi sangan menyebalkan. Kata-kat itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar
seperti kamu!
Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!

5. Darkasme
Sarkasme adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh :
Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.
Kamu ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang

6. Oksimoron
Oksimoronadalah majas yang mengandung penegakan atau pendirian suatu hubungan
sintaksis ( baik koordinasi maupun diterminasi) (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
contoh :
olah raga mendaki gunung memang menarik perhatian, walaupun sangat berbahaya

7. Paronomasia
Paronomasia adalah majas yang berisi penjajaran kata-katayang berbunyi sama tapi
bermakna lain ; kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda. (ducrot and Tadorov ;
1981 : 278)
Contoh :
oh adindaku sayang, akan kutanam bunga tanjung dipantai tanjung hatimu.
Kembang yang kutanam dulu, kini telah berkembang.

1
8. Parilipsis
Parilipsis adalah majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana
untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kata itu
sendiri(ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
Semoga Tuhan mendengarkan doa kita ini, (maaf) bukan maksud saya menolaknya.
Pilihlah buah yang masak(ee..) yang saya maksud bukan buah yang busuk.

9. Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang
mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan ; contoh abstrak dan kongkriti. (ducrot and
Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
Paman saya nyata sekali bersifat social dan egois dalam kehidupan sehari-hari.

c. Majas Pertautan
Majas pertautan dapat dibagi lagi atas metonimia, sinekdoke, alusi, ellipsis, inversi,gradasi
dan eufemisme.
1. Metonomia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama
orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut penciptanya atau
pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya.Bisa pula kita menyebut
bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang.
Para siswa disekolah kami senang sekali membaca S.T. Alisyahbana .
2. Sinekdoke
Sinekdok Pars Pro Toto adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti
nama keseluruhannya.
Contoh :
Setiap kepala dikenakan biaya.
Dia membeli dua ekor ayam
Sinekdok Totem Pro Parte adalah menyebutkan keseluruhan untuk pengganti sebagian
saja.
Contoh :
Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup
Desa itu diserang muntaber.

3. Alusi
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada sustutokoh atau peristiwa
yang sudah diketahui bersama.

1
Contoh :
Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi
Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?
4. Ellipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan predikat pergi)

5. Inversi
Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh :
Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
Dia datang = Datang dia

6. Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata
atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri-ciri simatik
secara umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-
perubahan yang bersifat kuantitatif (ducrot and Tadorov ; 1981 : 277)
Contoh :
“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan itu menimbulkan tahan uji, dan tahan uji
menimbulkan harapan.Dan pengharapan tidak mengecewakan….” (roma 5 : 3-5)

7. Eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang kasar, yang
dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
Contoh :
Tahi eufemismenya tinja
Pengangguran eufemismenya tunakarsa
Kakus eufemismenya toilet/jamban

D. Majas Penegasan/Perulangan
Majas perulangan dapat dibagi lagi atas beberapa macam diantaranya :
1. Pleonasme
Pleonasmeadalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh.
Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.

1
2. Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin
menghebat.
Contoh :
Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer di halaman.
Baik itu RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, maupun Presiden memiliki kedudukan
sama di mata Tuhan.

3. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama
makin menurun (melemah)
Contoh :
Bapak Kepala Sekolah, Para guru, dan murid-murid, sudah hadir di lapangan upacara.

4. Retoris
Retoris adalah majas yang berupa kalimat Tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh
penanya.Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikannya, untuk
meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
Contoh :
Siapa yang tidah ingin hidup bahagia?
Apa ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?

5. Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh :
Dara damba daku, datang dari danau.
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.

6. Antanaklasis
Antanaklasisadalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama, dengan makna yang
berbeda.
Contoh :
Karena buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Jika tidak, kita telah menggantung diri.

7. Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat yang berbeda.
Contoh :
Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya.Terlalu banyak masalah yang dihadapinya.Terlalu
banyak.

1
8. Tautologi
Tautologi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam sebuah kalimat.
Contoh :
Selamatdatang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.

9. Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris
yang berbeda.Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh :
Sunyiitu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu mampus

10. Kiasmus
Kiasmus adalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus menganduk inverse.
Contoh :
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Sudah biasa dalam kehidupan ini banyak orang Pintar yang mengaku bodoh, dan orang bodoh
banyak yang merada dirinya pintar.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam BAB III ini kami akan menyimpulkan sedikit tentang materi yang telah kami tuliskan
di dalam BAB II yang kami susun dalam bentuk bagan majas.

Majas Perbandingan Majas Pertentangan

Perumpamaan (smile), Kiasan Litotes,Hiperbola,Ironi, Sinisme,Sarkasme,


(metafora), Penginsanan Oksimoron,Paronomasia,Parilipsis, Zeugma
(personifikasi), Sindiran
(alegori)Antitesis, Asosiasi
(simile)

Majas Pertautan Majas Perulangan

metonimia, sinekdoke, alusi, Paralelisme, Kiasmus, Tautologi,Repetisi,


ellipsis Antanaklasis, Aliterasi

1
inversi, gradasi,eufemisme. Retoris, Antiklimaks, Klimaks, Pleonasme

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
maakalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca agar memberikan keritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Roland.D.2013.Makalah Majas
http://darwisroland.blogspot.com/2013/07/makalah-majas.html[diakses 03 Desember 2013]
Anonim.2012.Karya Tulis Sederhana Majas
http://monkey-monkeydluffy.blogspot.com/2012/02/karya-tulis-sederhana-majas.html [diakses 04
Desember 2013]
Anonim.Makalah Majas
http://www.scribd.com/doc/60621634/makalah-majas [diakses04 Desember 2013]
Fie.E.2013.Makalah Tentang Majas
http://elludfie.blogspot.com/2013/03/mkalah-tentang-majas.html [diakses 04 Desember 2013]
Azroqu.Q.2011.Makalah Kajian Bahasa Majas
http://qoqoazroqu.blogspot.com/2011/01/makalah-kajian-bahasa-majas.html [diakses 04
Desember 2013]
Abique.2011.Makalah Majas dan Peribahasa
http://abique.blogspot.com/2011/02/makalah-majas-dan-peribahasa.html [diakses 04 Desember
2013]

Anda mungkin juga menyukai