RELASI MAKNA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA : SUKAMAWATI
FAKULTAS FKIP
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Dalam penyusunan Makalah Relasi Makna ini banyak pihak yang telah
membantu proses pembuatannya. Untuk itu kepada dosen, dan rekan-rekan yang
Selain itu, saya juga menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
A. Pengertian Makna.................................................................................4
A. Kesimpulan...........................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasamerupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna
pada setiap perkataan yang diucapkan. Sebagai suatu unsur yang dinamik, bahasa
mengkajinya. Antara lain pendekatan yang dapat digunakan untuk mengkaji bahasa
ialah pendekatan makna. Semantik merupakan salah satu bidang linguistik yang
Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang artinya tanda atau
lambang (sign). “Semantik” pertama kali digunakan oleh seorang filolog Perancis
bernama Michel Breal pada tahun 1883. Kata semantik kemudian disepakati sebagai
istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari tentang tanda-tanda
linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Oleh karena itu, kata semantik dapat
diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti, yaitu salah satu dari tiga
tataran analisis bahasa: fonologi, gramatika, dan semantik (Chaer, 1994: 2).
Dalam suatu bahasa, makna kata saling berhubungan, hubungan ini disebut
Relasi makna. Relasi makna dapat berwujud bermacam – macam. Dalam setiap
kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya
dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Hubungan atau relasi kemaknaan ini
iv
kegandaan makna ( polisemi dan Ambiguitas ), ketercakupan makna (Hiponimi ),
dapat menyebabkan terjadinya perubahan makna sebuah kata. Di sini sebuah kata
yang tadinya mengandung konsep makna mengenai sesuatu yang sederhana, tetap
digunakan walaupun konsep makna yang dikandung telah berubah sebagai akibat
dari pandangan baru. Makna sebagai unsur bahasa merupakan salah satu unsur yang
pikiran manusia yang tidak pernah berhenti. Perubahan makna terjadi dipengaruhi
oleh beberapa sebab serta terdapat berbagai jenis perubahan makna diantaranya
Drs. Abdul Chear (1989 : 82) mengemukan bahwa Relasi Makna merupakan
hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa
menyatu pada tuturan kata maupun kalimat. Ada beberapa jenis makna, antara lain
makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, dan makna konotasi. Selain itu,
ada juga yang disebut relasi makna yaitu Relasi makna adalah hubungan semantik
yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang
menyelidiki makna atau arti. Lehrer(1974: 1) Semantik adalah studi tentang makna.
Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut
v
menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Makna
makna. Pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam. Mansoer Pateda (2001:79)
membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan kata maupun kalimat.
adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini Ferdinand de
sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda
linguistik.
Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa indonesia, sering kali kita temui
hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau setuan bahasa
lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Berikut ini akan dibicarakan
a. Sinonim
Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa yunani kuno, yaitu onoma
yang berarti nama, dan syn yang berarti dengan. Maka secara harfiah kata
sinonim berarti nama lain untuk benda atau hal yang sama. Secara semantik
vii
Verhaar (1978) mendefinisikan sebagai ungkapan (bisa berupa frase atau
kalimat ) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain.
Ketidakmungkinan kita untuk menukar sebuah kata dengan kata lain yang:
cocok untuk situasi kuno,klasik atau arkais. Sedangkan kata komandan hanya
2. Faktor tempat atau daerah. Misalnya kata saya dengan beta adalah bersinonim.
Tetapi kata beta hanya cocok untuk digunakan dalam konteks pemakaian bahasa
indonesia timur ( Maluku ) ; sedangkan kata saya dapat digunakan secara umum
di mana saja.
3. Faktor sosial. Misalnya kata aku dan saya adalah dua buah kata yang bersinonim
; tetapi kata aku hanya dapat digunakan untuk teman sebaya dan tidak dapat
Mengenai sinonim ada beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1) Tidak semua kata dalam bahasa indonesia mempunyai sinonim. Misalnya kata
2) Ada kata- kata yang bersinonom pada bentuk dasar tetapi tidak pada bentuk
kejadian. Misal kata benar bersinonim dengan kata betul; tetapi kata kebenaran
3) Ada kata – kata yang tidak mempunyai sinonim padabentuk dasar tetapi
memiliki sinonim pada bentuk jadian. Misalnya kata jemur tidak mempunyai
viii
sinonim tetapi kata menjemur mempunyai sinonim, yaitu mengeringkan dan
4) Ada kata- kata yang dalam arti sebenarnya tidak mempunyai sinonim , tetapi
dalam hati kiasan justru mempunyai sinonim. Misalnya kata hitam dalam makna
sebenarnya tidak ada sinonimnya, tetapi dalam arti kiasan ada sinonimnya
Sinonim adalah relasi makna antara kata ( frase atau kalimat ) yang maknanya
sama atau mirip. Ada beberapa hal yang menyebabkan munculnya kata- kata
bersinonimi, seperti kata – kata yang berasal dari bahasa daerah, bahasa
nasional, dan bahasa asing. Misalnya penyakit kencing manis dengan diabetes,
(2010 :74 )Sinonimi adalah hubungan antara bentuk bahasa yang mirip atau
Kata antonimi berasal dari kata Yunani kuno, yaitu onoma yang artinya nama,
dan anti yang artinya melawan. Maka secara harfiah antonim berarti nama lain
untuk benda lain pula. Secara semantik Verhaar (1978 ) mendefinisikan sebagai ;
Ungkapan biasanya berupa kata ,tetapi dapat pula berupa frase atau kalimat )yang
maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain. misalnya dengan kata
bagus adalah berantonimi dengan kata buruk ; kata besar adalah beratonimi
dengan kata kecil, dan kata membeli berantonimi dengan kata menjual.Dalam
kata.banyak orang yang tidak setuju dengan iistilah ini sebab pada hakekat nya
yang berlawanan bukan kata-kata itu, melainkan makna dari kata-kata itu.
ix
Sehubungan dengan ini banyak pula yang menyebutkan oposisi makna. Dengan
istilah oposisi, maka bisa tercakup dari konsep yang betul- betul berlawanan
sampai kepada yang hanya bersifat kontras saja. Kata hidup dan mati, seperti
1) Oposisi Mutlak
Disini terdapat pertentangan makna secara mutlak. Umpamanya antara kata hidup
dan mati.diantara hidup dan mati terdapat makna yang mutlak,sebab sesuatu yang
hidup tentu tidak (belum ) mati; sedangkan sesuatu yang mati tentu sudah tidak
hidup lagi. Contoh lain dari oposisi mutlak ini adalah kata gerak dan diam;
Sesuatu yang (ber) gerak tentu tiada dalam keadaan diam; dan sesuatu yang diam
tentu tidak dalam keadaan (ber ) gerak. Kedua proses ini tidak dapat berlangsung
2) Oposisi Kutub
Artinya terdapat tingkat- tingkat makna pada kata- kata tersebut, misalnya kata
kaya dan miskin adalah dua buah kata yang beroposisi kutub. Pertentangan antara
kaya dan miskin tidak mutlak. Orang yang tidak kaya belum tentu merasa miskin,
dan begitu juga orang yang tidak kaya belum tentu merasa miskin, dan begitu
juga orang yang tidak miskin belom tentu merasa kaya. Bagi orang yang biasa
berpendapatan satu bulan sepuluh juta, dan tiba – tiba berpengahasilan tidk lebih
satu juta rupiah, sudah merasa dirinya miskin. Sebaliknya orang yang setiap hari
hanya berpenghasilan seratus ribu, tiba – tiba tiba – tiba berpenghasilan lima
x
3) Oposisi Hubungan
Makna kata – kata yyang beroposisi hubungan ( relasional ) ini bersifat saling
melengkapi. Artinya, kehadiran kata yang satu karena ada kata yang lain yang
menjadi oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya maka oposisi ini tidak ada.
Umpamanya, kata menjual beroposisi dengan kata membeli. Kata menjual dan
serempak. Proses menjual dan membeli terjadi pada waktu bersamaan, sehingga
dapat dikatakan tak ada proses menjual jika tak ada prose membeli.
4) Oposisi Hierarkial
Makna kata- kata yang beroposisi hierarkial ini menyatakan suatu deret jenjang
tingkatan. Oleh karena itu kata- kata yang beroposisi hierarkial ini adalah kata –
kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang dan isi ). Umpamanya kata
meter beroposisi hierarkial dengan kata kilometer karena berada dalam deretan
nama satuan yang menyatakan ukuran panjang. Menurut abdul chaer (1994 :88 ).
Antomini atau oposisi merupakan relasi antar kata yang bertentangan atau
pasangan leksikal bertaraf, seperti panas dan dingin. Antomini ini disebut bertaraf
karena antara panas dan dingin masih ada kata-kata lain seperti hangat dan suam-
Antonim adalah pasangan leksikal yang tidak dijenjangkan. Misalnya tinggi dan
xi
Kata homonimi berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya nama dan
homo yang artinya sama. Secara harfiah homonimi dapat diartikan sebagai nama
sama untuk benda atau hal lain. secara semantik ,Verhaar (1978) memberi
definisi homonimi sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat ) tetapi
maknanya tidak sama. Umpamanya antara kata pacar yang berarti inai dengan
pacar yang berarti kekasih. Dan antara kata bisa yang berarti racun ular dengan
bentuk bahasa adalah berupa bunyi. Jadi, kata bisa yang berarti racun dan kata
bisa yang berarti sanggup, dapat selain dari bentuk yang homonimi adalah bentuk
yang homofoni, dan juga homografi karena tulisannya juga sama. Namun, dalam
bahasa indonesia ada sejumlah kata yang homofon tetapi ditulis dengan ejaan
yang berbeda karena ingin menjelas perbedaan makna. Menurut Abdul chaer
(1994 -193 )
Homonimi yaitu relasi makna antarkata yang ditulis sama dan dilapalkan sama,
tetapi maknanya berbeda. Kata- kata yang ditulis sama tetapi maknanya berbeda
disebut homografi, sedangkan kata yang dilafalkan sama tetapi berbeda makna
dengan massa (jumlah besar yang menjadi satu kesatuan ). Menurut Hasnah
Homonimi adalah hubungan antara dua kata yang ditulis dan lafalkan dengan
cara sama, tetapi tidak mempunyai makna yang sama. Homofoni adalah kata
xii
yang sama lafalnya dengan kata lain tetapi berbeda ejaan dan maknanya.
Misalnya, masa dan massa, sangsi dan sanksi ). KBBI (2003 :407 )
Kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti
nama dan hypo berarti di bawah. Jadi, secara harfiah berarti nama yang termasuk
dibawah nama lain. berupa tetapi kiranya kiranya dapat juga berupa frase atau
ungkapan lain. misalnya kata tongkol ber hoponim terhadap kata ikan sebab
makna kata tongkol berada atau termasuk makna pada kata ikan. Tongkol
memang ikan tapi ikan bukan hanya tongkol melainkan juga termasuk bandeng,
kelas atasan, adanya makna sebuah kata yang berbeda dibawah makna atau kata
lain. karena itu ada kemungkinan sebuah kata yang merupakan hipernimi
terhadap sejumlah kata lain, akann menjadi hiponim terhadap kata lain yang
terhadap kata binatang , sebab yang termasuk binatang bukan hanya ikan tetapi
merupakan hiponimi terhadap kata makluk, sebab kata makluk bukan hanya
spesifik dalam makna generik, seperti makna anggrek dalam makna bunga,
xiii
makna kucing dalam makna binatang, anggrek,mawar,tulip berhiponimi dengan
404 )
e. Polisemi
Polisemi lazim diartikan sebagai satuan bahasa ( terutama kata juga frase)
yang memiliki makna lebih dari satu. Umpamanya kata kepala dalam bahasa
indonesia memiliki makna (1) bagian tubuh dari leher keatas separti terdapat pada
manusia dan hewan, (2) bagian dari suatu yang terletak disebelah atas atau depan
atau merupakan hal yang penting atau terutama seperti pada kepala meja, dan
kepala kereta api, (3) pemimpin atau ketua seperti pada kepala sekolah, kepala
kantor, dan kepala stsiun, (4) jiwa atau orang seperti dalam kalimat setiap kepala
menerima bantuan Rp 500.00 ,dan (5) akal budi seperti dalam kalimat. Badannya
Polisemi berkaitan dengan kata atau frasa yang berhubungan. Hubungan antar
makna ini disebut polisemi. Sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi jika
kata itu mempunyai makna lebih dari satu. Misalnya, kata kepala yang setidaknya
mempunyai makna (a) bagian tubuh manusia; (b) ketua atau pimpinan; (c)
sesuatu yang berbentuk bulat,dan (d) sesuatu yang berada pada sebelah atas.
Polisemi adalah bentuk bahasa (kata,frasa dsb) yang mempunyai makna lebih
xiv
f. Ambiguitas
ganda atau mendua arti. Kegandaan makna dalam ambiguitas berasal dari satuan
gramatikal yang paling besar, yaitu frase atau kalimat, dan terjadi akibat
baru, dapat ditafsirkan sebagai (1) buku sejarah itu batu terbit, atau (2) buku itu
Ambiguitas yaitu sifat atau hal yang bermakna dua, kemungkinan yang
g. Redundansi
udin. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua dianggap sesuatu yang redundansi,
Secara semantik masalah redundansi sebetulnya tidak ada, sebab salah satu
prinsip dasar semantik adalah bila bentuk berbeda maka maknapun akan
berbeda. Jadi kalimat Bola ditentang Si Udin berbeda maknanya dengan Bola
ditendang oleh Si Udin. Pemakaian kata oleh pada kalimat kedua akan lebih
menonjolkan makna pelaku (agentif ) dari pada kalimat pertama yang tanpa kata
Betul = Benar
xv
Buruk = Jelek
Laris = Laku
Dahaga = haus
Datang = tiba
Pintar = pandai
Usang = lama
Hancur = musnah
Hadiah = pemberian
Dari contoh diatas dapat dilihat kata – kata bersinonim, dan tidak semua
Contoh kalimat :
Kata meninggal pada kalimat di atas tidak tepat, karena kata meninggal lebih
tepat ditujukan kepada manusia, atau kata meninggal diganti dengan kata
mati. Yang lebih tepatnya anjing mati ditabrak mobil. Jadi kata sinonim bisa
Contoh :
Jujur = bohong
Tipis = tebal
xvi
Rajin = malas
Pintar = bodoh
Mahal = murah
Kaya = miskin
Surga = neraka
Gila = waras
a. Oposisi Mutlak
dan keluar. Diantara masuk dan keluar terdapat makna yang mutlak, sebab
sesuatu yang masuk tentu tidak ( belum ) keluar ; sedangkan sesuatu yang
keluar tentu sudah masuk. Misalnya naik dan turun. Diantara naik dan turun
terdapat makna yang mutlak, sebab sesuatu yang naik tentu tidak (belum)
turun; sedangkan sesuatu yang turun tentu sudah naik.kedua proses ini tidak
b. Oposisi Kutub
Makna kata yang termasuk oposisi kutub ini pertentangan tidak bersifat
pada kata tersebut. Misalnya kata kaya dan miskin adalah dua buah kata yang
beroposisi kutub. Pertentangan antara kaya dan miskin tidak mutlak. Orang
yang tidak kaya belum tentu merasa miskin, dan begitu juga orang yang tidak
miskin belom tentu merasa kaya. Bila orang yang biasa berpendapatan satu
bulan enam juta , lalu tiba – tiba menjadi satu juta rupiah, sudah merasa
xvii
berpenghasilan Rp 100.000 ,lalu tiba- tiba berpenghasilan Rp 500.000 sudah
c. Oposisi Hubungan
bersamaan sehingga bisa dikatakan tidakkan ada proses memberi jika tidak
d. Oposisi majemuk
Oposisi majemuk ini beroposisi lebih dari sebuah kata. Misalnya kata utara
Misalnya kata bulan yang berarti waktu dalam 30 hari, dengan kata bulan
yang berarti nama satelit bumi. Contoh lain kata salak yang berarti buah,
dengan kata salak yang berarti gonggongan anjing. Contoh lain kata genting
yang berarti gawat, dengan kata genting yang berarti benda penutup rumah.
Misalnya kata mawar berhiponim terhadap kata bunga, sebab makna kata
mawar termasuk makna kata bunga. Mawar memang bunga tapi bunga tidak
sebagainya.
5. Polisemi
xviii
Misalnya kata darah dalam bahasa indonesia memiliki makna (1) hubungan
darah persaudaraan, (2) yang ada pada tubuh manusia. Jadi, darah pada
6. Ambiguitas
Umpamanya anak pejabat yang gemuk itu berasal dari surabaya. (1) yang
gemuk adalah pejabat, (2) yang gemuk adalah anak pejabat. Contoh lain ;
kucing makan tikus mati. (1) kucing memakan tikus yang mati, (2) kucing
7. Redundansi
Umpamanya ibu membuat kue, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan
kue dibuat oleh ibu. Pemakaian kata oleh pada kalimat yang kedua dianggap
sebagai sesuatu yang redundansi, yang sebenarnya tidak perlu. Contoh lain ;
xix
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
berhubungan, hubungan kata itu disebut relasi makna. Relasi makna dapat
diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata, frase, ) yang memiliki makna
lebih dari satu. Homonimi adalah 2 buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya
merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan. Homofoni adalah adanya
mengacu pada bentuk ujaran yang sama ortografinya atau ejaannya tetapi ucapan
dan maknanya tidak sama. Hifonimi adalah hubungan sematik antara sebuah
bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang
B. Saran
xx
Semantik merupakan cabang linguistik yang penting dipelajari. Dengan
semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna. Maka dari itu penting
DAFTAR PUSTAKA
http://resisusantiuir.blogspot.co.id/2013/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://asrulnazar.blogspot.co.id/2015/04/relasi-makna-perubahan-makna-dan-
medan.html
http://andrisyarifudin2.blogspot.co.id/2014/06/makalah-relasi-makna.html
http://nurhalimahsaja.blogspot.co.id/2013/03/relasi-makna-dalam-setiap.html
http://phianzsotoy.blogspot.co.id/2009/07/jenis-jenis-relasi-makna-dalam-
bahasa.html
xxi