Anda di halaman 1dari 6

Disusun Oleh : - NIRWAN AFRIADI

- ILHAM GUSPIKA AWAY


Kelas : XII IPS 1

MAJAS
A. Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa yang diucapkan untuk membangun suasana dalam sebuah
kalimat agar terlihat lebih hidup.Majas sering ditemui pada karya sastra,
seperti novel, cerpen, hikayat, atau puisi. Meski begitu, ada pula yang menggunakannya
dalam percakapan sehari-hari.

B. Fungsi Majas
Fungsi majas menurut Herman Waluyo, dalam buku Teori dan Apresiasi Puisi (1995):
1) Penghasil kesenangan yang imajinatif.
2) Sebagai imaji tambahan yang membuat hal abstrak menjadi lebih konkret dan dapat
dinikmati pembaca.
3) Dapat menambah intensitas perasaan pengarang dalam menyampaikan makna dan
sikap.
4) Mengkonsentrasikan makna yang akan disampaikan.
5) Membuat sesuatu menjadi lebih singkat untuk disampaikan.
Fungsi yang lainnya ialah membuat suatu karya sastra menjadi lebih menarik dan fresh.
Adanya mereka juga membuat karya tersebut menjadi lebih hidup dan imajinatif.

C. Kaidah Kebahasaan
Kaidah kebahasaan dalam penggunaan majas membantu memastikan penggunaannya
yang tepat dan efektif. Beberapa kaidah tersebut meliputi:
1. Konteks yang Tepat

Adalah memahami situasi atau konteks penggunaan majas untuk memastikan bahwa
penggunaannya sesuai dan dapat dipahami dengan mudah .

Contoh: Penggunaan metafora yang sesuai dengan topik atau suasana yang dibahas.

2. Kejelasan Makna

Adalah majas yang tidak mengaburkan makna sebenarnya dari kalimat atau teks.

Contoh: Menggunakan simile yang masih menjaga kejelasan makna yang ingin
disampaikan.
3. Kreativitas yang Tepat

Adalah menggunakan majas dengan kreativitas untuk menambahkan nilai artistik atau
keindahan dalam bahasa tanpa kehilangan makna sebenarnya yang ingin di sampaikan.

Contoh: Penggunaan metafora yang unik dan menarik untuk menggambarkan suatu objek
atau peristiwa.

4. Pemahaman Pembaca atau Pendengar

Adalah memperhatikan audiens atau pembaca dalam penggunaan majas, sehingga pesan
yang ingin disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik.

Contoh: Memilih majas yang umum dipahami oleh pembaca atau pendengar.

5. Tidak Berlebihan

Adalah Menggunakan majas dengan porsi yang tepat agar tidak terkesan berlebihan atau
membingungkan.

Contoh: Menggunakan hiperbola dengan cermat, tanpa menyampaikan informasi yang jauh
dari kenyataan.

6. Konsistensi dalam Gaya Bahasa

Adalah memastikan penggunaan majas konsisten dengan gaya bahasa atau jenis yang
bagus.

Contoh: Jika gaya bahasa formal digunakan, penggunaan majas yang mendukung gaya
formalitas.

7. Variasi dalam Penggunaan

Adalah tidak menggunakan majas secara berlebihan agar memberikan dampak yang lebih
kuat.

Contoh: Menggunakan variasi majas sesuai dengan kebutuhan dan efek yang ingin dicapai
dalam tulisan atau percakapan.

D. Jenis-Jenis Majas dan Contohnya


1. Majas Perbandingan
Pertama, ada majas perbandingan yang digunakan untuk membandingkan atau
mengungkapkan sesuatu yang lain. Berikut jenis dan contoh majas perbandingan:

1. Majas Alegori, adalah majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau
penggambaran.
Contoh : Hidup itu seperti roda berputar.
2. Majas Litotes, adalah majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas
untuk merendahkan diri.
Contoh : Beginilah makanan di rumah kami,seadanya saja.
3. Majas Simile, adalah ungkapan menggunakan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan atau kata hubung.
Contoh majas simile: Matamu bagaikan bintang di malam hari
4. Majas Metafora adalah merupakan perbandingan suatu benda dengan benda lain
yang di anggap serupa atau sama.
Contoh: Kutu buku, tikus berdasi, buah tangan.
5. Majas Simbolik, adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan
benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Contoh: Rumah itu hangus di lalap si jago merah.
6. Majas Personifikasi, majas yang mengungkapkan benda mati sebagai sesuatu
makhluk yang mempunyai nyawa.
Contoh: Angin yang bertiup sore itu membelai-belai rambutku, pohon itu melambai
padaku.
7. Majas Metonimia, adalah majas yang menggunakan ciri atau label dari sebuah
benda untuk mengganti benda tersebut.
Contoh: Ayah pulang dari luar negeri naik Garuda.

2. Majas Pertautan
Gaya bahasa yang menggunakan hubungan atau keterkaitan antara dua hal yang
berbeda untuk menyampaikan suatu makna atau pesan.Berikut adalah jenis-jenisnya yang
umumnya antara lain:
1. Majas Metonimia, merupakan gaya bahasa yang digunakan sebagai nama
pengganti dari suatu hal, sehingga memiliki hubungan erat berupa pemilik untuk
barang atau penemu hasil penemuan.
Contoh: “Tangannya”sedang sibuk berarti orang tersebut sedang sibuk .
2. Majas Sinekdok, merupakan majas yang menyebutkan bagian dari suatu hal untuk
menunjukkan atau menyatakan semua bagian tersebut.Majas Sinekdok terbagi dua
yaitu:
a. Majas Pars pro toto, adalah majas retoris yang menggunakan bagian dari
suatu objek untuk mewakilikeseluruhan objek yang ada.
Contoh : Sepuluh kepala kambing.
b. Majas Pro parte, adalah majas yang menggunakan bagian dari suatu
keseluruhan untuk mewakili yang lainnya.
Contoh : “kepala” (yang merujuk pada seorang pemimpin).
3. Majas Anafora, merupakan majas yang mengulang kata atau frasa diawal kalimat.
Contoh: Dia datang, dia menang, dia menaklukkan.
4. Majas Epifora, merupakan majas yang bersifat mengulang kata diakhir kalimat.
Contoh: Pergilah ke sana, lakukanlah, nikmatilah.
5. Majas Sinomini, merupakan majas yang penggunaan katanya memiliki makna.
Contoh: Dia kaya harta, kaya budi.
6. Majas Paralelisme, merupakan majas pengulangan struktur pola kalimat yang sama
atau mirip.
Contoh:”Bukan aku mencari kekayaan ,melainkan kebahagiaan.”

3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah kata atau ungkapan yang bertujuan untuk menguatkan suatu
gagasan atau konsep dengan cara memberikan penekanan pada kata-kata. Berikut ini
merupakan jenis-jenis majas penegasan dan contohnya:
1. Majas Pleonasme,adalah majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan
yang sudah jelas.
Contoh : Dia sudah naik ke atas.
2. Majas Repetisi,adalah majas yang menggunakan pengulangan kata,frasa atau
klausa untuk mempertegas maksudnya.
Contoh majas repetisi: Awas tunggu kedatangan ku besok.
3. Majas Klimaks, adalah majas yang menyatakan beberapa hal yang berturut-turut
Dan makin lama makin meningkat.
Contoh: Semua orang dari anak-anak remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.
4. Majas Paralelisme, adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh: Cinta adalah pengertian
5. Majas Tautologi, adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah
kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Contoh: Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
6. Majas Antiklimaks, adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
yang makin lama menurun.
Contoh: Kepala sekolah dan siswa juga hadir dalam acara syukuran itu.
7. Majas Retorik, adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan
jawaban tujuannya memberikan penegasan ,sindiran atau menggugah.
Contoh: Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan menyatakan suatu pertentangan atau menggambarkan sesuatu yang
berlawanan, bahkan tidak selaras atau menonjolkan sebuah ide dengan menghadirkan lawan
kata atau konsep yang bertolak belakang. Berikut adalah jenis-jenis majas pertentangan:
1.Majas Paradoks, merupakan pernyataan yang terlihat bertentangan atau tidak masuk akal
pada pandangan pertama, tetapi memiliki kebenaran atau makna yang dalam saat dipahami
lebih dalam.
Contoh : Hidup adalah mimpi yang nyata .

2.Majas Antitesis, merupakan majas dengan gaya bahasa menggunakan kata-kata yang
berlawanan arti satu dengan yang lainnya.

Contoh : Dia terlihat kuat,tapi sebenarnya rapuh di dalam .

3.Majas Hiperbola, adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya
dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh : Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

4.Majas litotes, adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari
kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya.

Contoh : Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.

5. Majas Sindiran
Bagian terakhir adalah majas sindiran, yang digunakan untuk menyindir sesuatu atau
seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu. Berikut ini merupakan jenis-jenisnya:
1.Majas Ironi, merupakan majas sindiran yang menyembunyikan fakta sebenarnya dan
mengatakan kebalikannya tentang suatu hal

Contoh : Tulisanmu bagus sekali, seperti benang bundet.

2.Majas Sarkasme, gaya berbahasa yang menggunakan kata-kata kasar.

Contoh : Putih sekali wajah kamu,sampai bisa aku sendokin bedaknya.

3.Majas Satire, adalah majas yang bersifat mengolok-olok atau menyindir.

Contoh : Keserakahannya sebesar lautan, mencari harta tapi mengabaikan kebutuhan


rakyat yang lapar.

4.Majas Sinisme adalah sindiran yang bersifat mencemooh. Ungkapan ini lebih kasar
daripada ironi.

Contoh : Bukankah kamu sudah pintar, mengapa harus bertanya padaku?

Anda mungkin juga menyukai