Pengertian Majas:
Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar
semakin hidup. Mudahnya bisa kita pahami bahwa majas itu bisa menjadi ungkapan yang bisa
menghidupkan suatu kalimat. Majas melakukan penyimpangan dari makna dari suatu kata yang biasa
digunakan.
Jenis-Jenis Majas:
Jenis majas yang ada dalam Bahasa Indonesia ada sangat banyak sekali. Tapi, di artikel ini kita akan
bahas beberapa saja ya yang sering muncul di pelajaran. Secara umum, kita akan membahas macam-
macam majas, di antaranya majas perbandingan, majas sindiran, majas penegasan, dan majas
pertentangan.
1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di pelajaran sekolah, lho. Majas perbandingan adalah
majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Ada pun
majas yang termasuk ke dalam majas perbandingan, antara lain alegori, personifikasi, metafora,
metonimia, asosiasi, hiperbola, simile, antonomasia, pars pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud menyindir.
Untuk jenis majas sindiran yang paling sering muncul di buku sekolah, seperti majas ironi, sarkasme, dan
sinisme.
3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara tegas. Nah, kalau
untuk majas penegasan, di artikel ini nanti akan diberikan contoh dari pleonasme, repetisi, retorika,
aliterasi, metonomia, simbolik, dan paralelisme.
4. Majas Pertentangan
Selanjutnya, majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk mengekspresikan suatu hal
dengan cara mempertentangkan dengan hal yang lainnya. Nah, majas pertentangan ini dibagi menjadi
majas litotes, antitesis, dan paradoks.
Majas Perbandingan:
1. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.
2. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati, seolah-olah
benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia.
3. Majas Metafora
Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap dua hal yang
berbeda.
4. Majas Metonimia
Majas metonomia ini menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya keterkaitan (misalnya
sebuah merek dagang).
5. Majas Asosiasi
Majas asosiasi digunakan untuk membandingkan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau
situasi yang berbeda.
6. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan yang berlebihan dan tidak masuk akal.
Majas simile adalah majas yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda, menggunakan
kata 'seperti' atau 'sebagai'.
8. Majas Antonomasia
Majas antonomasia biasanya menggunakan nama atau gelar yang mewakili orang atau sesuatu yang
lebih spesifik, untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit.
Contoh: "Bapak Proklamator" mengacu pada Soekarno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.
Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
Majas totem pro parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya sebagian
objek saja.
Majas eufinisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan yang dirasa
kasar atau merugikan.
Majas Sindiran:
1. Majas Ironi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang sebaliknya.
Contoh: Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.
2. Majas Sarkasme
Majas sarkasme ini bisa dikatakan sebagai majas sindiran yang kasar.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?
Majas Penegasan:
1. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah jelas
(sebenarnya tidak diperlukan).
2. Majas Repetisi
Majas repetisi ini merupakan majas pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk mempertegas
maksudnya.
3. Majas Retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan kalimat tanya
tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.
4. Majas Aliterasi
Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal kata.
5. Majas Metonomia
Majas metonomia adalah majas yang menggunakan kata atau frasa untuk mewakili suatu objek. Kata
yang digunakan biasanya masih terkait dengan objek tersebut.
Contoh: Yonas dikenal sebagai anak kutu buku di sekolahnya.
6. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan simbol atau lambang untuk mengekspresikan suatu ide
atau perasaan.
7. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas penegasan yang menggunakan pengulangan kata. Pengulangan ini
memiliki struktur, ritme, atau gaya yang sama untuk menekankan ide atau perasaan.
Contoh: Siang hari adalah untuk bekerja, malam hari adalah untuk beristirahat.
Majas Pertentangan:
1. Majas Litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk merendahkan
diri.
2. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata berlawanan untuk mengungkapkan suatu
pertentangan.
Contoh: Dia adalah cahaya dalam kegelapan, juga bayangan dalam cahaya.
Majas paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara kenyataan dengan fakta yang ada,
tapi pada kenyataannya mengandung kebenaran.