Anda di halaman 1dari 4

1.

Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu
objek dengan objek lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam majas perbandingan,
antara lain berikut.
 Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang menyatakan dengan ungkapan kiasan atau penggambaran.
Contoh: Hidup itu seperti roda berputar, kadang di atas, kadang pula di bawah.

 Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan antara manusia dengan benda mati,
seolah-olah benda tersebut memiliki sifat layaknya manusia.
Contoh: Deburan ombak memecah karang.

 Majas Metafora
Majas metafora ini merupakan majas yang memakai analogi atau perumpamaan terhadap
dua hal yang berbeda.
Contoh: Anak itu dikenal sebagai kutu buku di kelasnya.

 Majas Metonimia
Majas metonomia ini menyatakan suatu hal dengan memakai kata lain yang punya
keterkaitan (misalnya sebuah merek dagang).
Contoh: Jamaah haji Indonesia pergi ke Makkah menggunakan Garuda.

 Majas Asosiasi
Majas asosiasi digunakan untuk membandingkan perasaan atau emosi dengan suatu objek,
simbol, atau situasi yang berbeda.
Contoh: Suara hujan mengingatkanku pada kesegaran dan ketenangan.

 Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggunakan ungkapan yang berlebihan dan tidak
masuk akal.
Contoh: Dentuman itu menggelegar membelah angkasa.

 Majas Simile
Majas simile adalah majas yang digunakan untuk membandingkan dua hal yang
berbeda, menggunakan kata 'seperti' atau 'sebagai'. 
Contoh: Kulitnya putih seperti salju.

 Majas Antonomasia
Majas antonomasia biasanya menggunakan nama atau gelar yang mewakili orang atau
sesuatu yang lebih spesifik, untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit.
Contoh: "Bapak Proklamator" mengacu pada Soekarno sebagai proklamator
kemerdekaan Indonesia.  
 Majas Pars Pro Toto
Majas pars pro toto adalah majas yang menggunakan sebagian unsur/objek untuk
menunjukkan keseluruhan objek.
Contoh: Dari tadi pagi, ia tak menampakkan batang hidungnya.

 Majas Totem Pro Parte


Majas totem pro parte adalah majas yang mengungkapkan keseluruhan objek padahal hanya
sebagian objek saja.
Contoh: Indonesia mengalahkan Malaysia dalam pertandingan sepakbola tadi
malam.

 Majas Eufimisme
Majas eufinisme adalah majas yang menggunakan ungkapan lebih halus terhadap ungkapan
yang dirasa kasar atau merugikan.
Contoh: Saat ini sedang dibahas penyesuaian tarif tol.

2. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sesuatu dengan maksud
menyindir. Untuk jenis majas sindiran yang paling sering muncul di buku sekolah, seperti ;
 Majas Ironi
Majas sindiran ini digunakan dengan cara menyembunyikan fakta dan mengatakan hal yang
sebaliknya.
Contoh: Suaranya sangat merdu sekali seperti kaset kusut.

 Majas Sarkasme
Majas sarkasme ini bisa dikatakan sebagai majas sindiran yang kasar.
Contoh: Putih benar wajah kamu, sampai bisa aku sendoki bedaknya.

 Majas Sinisme
Majas sinisme ini lebih bersifat mencemooh atas ide atau pemikiran.
Contoh: Kamu sudah pintar ‘kan? Kenapa masih bertanya kepada aku?

3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal secara tegas.
Antaralain ;
 Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menambahkan keterangan pada kalimat yang sudah
jelas (sebenarnya tidak diperlukan).
Contoh: Dia sudah turun ke bawah.
 Majas Repetisi
Majas repetisi ini merupakan majas pengulangan kata, frasa, atau klausa untuk
mempertegas maksudnya.
Contoh: Awas, tunggu kedatanganku besok! Tunggu!

 Majas Retorika
Majas retorika ini berbentuk kalimat tanya, namun tidak memerlukan jawaban. Tujuan
kalimat tanya tersebut sebagai penegasan akan suatu hal.

Contoh: Siapa yang tidak ingin terlahir kaya raya?

 Majas Aliterasi

Majas aliterasi adalah majas yang menggunakan pengulangan huruf konsonan pada awal
kata.

Contoh: Beli baju biru bersama Budi.

 Majas Metonomia

Majas metonomia adalah majas yang menggunakan kata atau frasa untuk mewakili suatu
objek. Kata yang digunakan biasanya masih terkait dengan objek tersebut.

Contoh: Yonas dikenal sebagai anak kutu buku di sekolahnya.

 Majas Simbolik
Majas simbolik adalah majas yang menggunakan simbol atau lambang untuk
mengekspresikan suatu ide atau perasaan.
Contoh: Mawar merah simbol dari cinta yang romantis.

 Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas penegasan yang menggunakan pengulangan kata.
Pengulangan ini memiliki struktur, ritme, atau gaya yang sama untuk menekankan ide atau
perasaan.
Contoh: Siang hari adalah untuk bekerja, malam hari adalah untuk beristirahat.

4. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang digunakan untuk mengekspresikan suatu hal
dengan cara mempertentangkan dengan hal yang lainnya. Nah, majas pertentangan ini
dibagi menjadi tiga, yakni ;
 Majas Litotes
Majas litotes merupakan majas yang menggunakan ungkapan penurunan kualitas untuk
merendahkan diri.
Contoh: Silakan datang ke gubukku yang kumuh.

 Majas Antitesis

Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata berlawanan untuk


mengungkapkan suatu pertentangan.

Contoh: Dia adalah cahaya dalam kegelapan, juga bayangan dalam cahaya.

 Majas Paradoks

Majas paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara kenyataan dengan


fakta yang ada, tapi pada kenyataannya mengandung kebenaran.

Contoh: Daerah ini tandus, tetapi penduduknya makmur.

Anda mungkin juga menyukai