Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas yang dibuat dengan cara membandingkan atau
menyandingkan dua hal atau objek yang berbeda. Tujuannya biasanya digunakan untuk
melukiskan suatu sifat atau keadaan dengan kiasan.
Contohnya membandingkan sifat seseorang dengan suatu benda atau objek tertentu. Adapun
beberapa majas yang termasuk di dalam kategori majas perbandingan antara lain majas asosiasi,
metafora, simile, personifikasi, alegori, pleonasme dan sebagainya.
Majas simile merupakan majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan membanding-
bandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Pada hakekatnya hal tersebut berbeda namun sengaja
untuk dipersamakan.
Secara bahas, simile artinya seperti atau umpama. Majas jenis ini biasanya menggunakana kata-
kata seperti, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa dan lain-lain.
Contohnya:
Seperti air di daun talas
wajahnya bagaikan bulan kesiangan
umpama kucing dengan tikus
laksana air dengan minyak.
Nyalakanlah semangat serupa dian nan tak kunjung padam.
Bersabarlah ibarat samudra yang mampu menampung keluh kesah segala muara.
b. Majas Metafora
Metafora berasal dari bahasa Yunani yang artinya memindahkan. Maksudnya majas matafora ini
digunakan untuk membanding-bandingkan sual hal dengan hal lain yang memiliki ciri-ciri dan
sifat yang sama.
Yang membedakannya dengan simile adalah bahwa majas metafor jauh lebih implisit atau lebih
bersifat kiasan. Sementara simile lebih explisit atau gamblang dan tak berbelit-belit.
contohnya:
Pustaka itu gudangnya ilmu, dan membaca adalah kuncinya
kesabaran adalah bumi
kedaradan adalah matahari
keberanian menjelma kata-kata
Dan perjuangan adalah pelaksana kata-kata
Dewi malam telah keluar dari peraduannya
c. Majas Personifikasi
Personifikasi adalah jenis majas yang menyamakan benda-benda mati dengan manusia.
Caranya dengan melekatkan sifat-sifat insani pada barang atau benda mati tersebut.
Jadi pada majas personifikasi ini, benda-benda tak bernyata seolah-olah memiliki sifat,
kemampuan, pemikiran, dan perasaan sebagaimana yang dimiliki oleh manusia.
Contohnya:
Angin bercakap-cakap dengan daun-daun, bunga-bunga, kabut dan titik embun
Indonesia menangis, duka nestapa Aceh memeluk dengan erat sanubari bangsaku
Mentari pagi memeluk desaku dengan hangat, jari-jarinya membelai setiap insan, menampar
dedaunan, dan mengusir embun-embun yang melekat
d. Majas Depersonifikasi
Contohnya:
kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya
hatinya membeku setelah disakiti wanita
tekadku sudah membaja
Hatinya meleleh mendengar rayuan maut si dia
kesabarannya mendidih, emosinya menguap.
e. Majas Alegori
Alegori adalah majas yang umumnya membangun cerita yang rumit dengan maksud yang
terselubung. Di dalamnya kerap terkandung sifat-sifat moral dan spiritual.
Alegori biasanya merupakan rangkaian cerita yang digunakan sebagai perlambang untuk
mendidik atau mengajarkan sesuatu hal. Perlambang-perlambang yang dinyatakan dalam
bentuk kiasa atau penggambaran, seperti fabel atau parabel.
Contohnya:
Menuju ke Laut (Sutan Takdir Alisjahbana)
f. Majas Alusio
Majas alusio adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu hal dengan hal lain yang
sudah lebih dulu dikenal orang banyak. Perbandingan tersebut bisa berupa manusia,
peristiwa, tempat, legenda pribahasa atau sampiran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat.
Contohnya:
Bandung dikenal sebagai paris van java.
Anak itu seperti Maling kundang.
Mereka sudah seperti bawang merah dan bawang putih
g. Majas Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata yang mubazir yang sebesarnya tidak perlu. Pleonasme
merupakan majas yang dipergunakan dengan cara menambahkan keterangan pada
pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan keterangan yang sebenarnya tidak
diperlukan.
Karena itu, dari segi struktur kalimat, majas ini sebenarnya bukanlah kalimat efektif.
Contohnya:
Dia turun ke bawah
Dia melihat itu dengan mata kepalanya sendiri
Sejak dari awal, dia sudah begitu
h. Majas Asosiasi
Majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua hal yang berbeda dengan
mengumpakannya dengan sesuatu. Biasanya menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan
atau pribahasa. Menuntut ilmu di usia tua bagaikan mengukir di atas air.
Suaranya terdengar seperti kaset kusut. wajahmu laksana purnama di malam hari.
i. Majas Eufemisme
Eufemisme atau euphemizein berasal dari bahasa Yunani yang artinya kata-kata yang baik. Majas
eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan ungkapan
yang lebih halus. Eufemisme berguna untuk menggantikan kata-kata yang dirasa kasar atau
dianggap nggak pantas jadi lebih halus, tujuannya agar tidak menyakiti hati orang lain atau menjaga
nama baik orang lain.
j. Majas metonimia
Majas metonimia bisa diketahui dengan mudah karena menggunakan merek dari sesuatu yang
sudah dikenal umum.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan adalah majas yang menggambarkan dua hal yang berlawanan, bertentangan
atau bahkan tak selaras. Beberapa contoh dan jenis majas pertentangan antara lain; majas paradoks,
antitesis, hiperbola, litotes, anakronisme dan lain-lain.
Contoh-contoh majas pertentangan:
a. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan cara berlebih-lebihan baik
jumlah, sifat, ukuran dan lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari
kalimat tersebut.
b. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lainnya.
c. Majas Anakronisme
Majas anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu kejadian yang tidak sesuai
dengan waktu kejadiannya. Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah
terjadi dengan menambahkan hal-hal yang belum ada waktu itu.
d. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengungkap sesuatu lebih kecil dengan bentuk aslinya. Biasanya
tujuannya untuk mengungkapkan sesuatu dengan rendah hati dan sopan santun.
e. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlawanan atau bertentangan.
3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang digunakan untuk menyatakan objek dengan secara tegas.
Biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan kata kiasan ataupun mengulang-ulang suatu
kata agar lebih tegas. Karena itu biasa juga disebut sebagai majas pengulangan.
Beberapa contoh majas yang termasuk dalam majas penegasan seperti majas repetisi, pararima,
pofasis, klimaks, antiklimaks, enumerasio dan lain sebagainya;
Repetisi merupakan majas pengulangan kata, frasa atau klausa yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh majas repetisi adalah sebagai berikut:
b. Majas Kiasmus
Majas kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan sekaligus merupakan pembalikan
susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh majas kiasmus sebagai berikut:
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya. Sudah biasa
dalam kehidupan sehari-hari, orang pandai ingin disebut bodoh, namun banyak orang bodoh
mengaku pandai.
c. Majas Epizeukis
Epizeukis adalah gaya bahasa perulangan yang bersifat langsung. Maksudnya kata yang
dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contohnya;
Kita harus bekerja, bekerja dan terus bekerja untuk mengejar ketertinggalan.
Ingatlah untuk selalu bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat!
d. Majas Tautotes
Majas tautotes adalah gaya bahassa perulangan yang mengulang sebuah kata berkali-kali dalam
sebuh konstuksi. Contoh majas tautotes adalah;
Kau menuding aku, aku menuding kau, kau dan aku menjadi seteru
Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan aku sama saja
e. Majas Anafora
Majas anafora adalah majas penegasan dengan cara mengulang kata pertama di setiap baris atau
kalimat. Contohnya adalah sebagai berikut:
f. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang menggunakan kata, frasa, atau klausa secara berulang-
ulang pada satu kalimat yang dianggap penting untuk memberikan penekanan. Pengulangan
tersebut bertujuan untuk menegaskan kembali makna pada maksud dan tujuan dari kalimat.
1. Agung berjanji akan terus berjuang, berjuang, dan terus berjuang, demi kebahagiaan istri
dan anak-anaknya.
2. Dalam situasi senang maupun susah, sebaiknya kita sebagai seorang hamba harus senantiasa
bersyukur, bersyukur, dan bersyukur pada Tuhan. Karena semua ini hanya bersifat
sementara.
g. Majas Retorik
Majas retorik/retoris adalah gaya bahasa yang pengungkapannya menggunakan kalimat tanya yang
tidak membutuhkan sebuah jawaban. Pada jenis majas penegasan ini, biasanya baik penanya
maupun yang diberi pertanyaan sudah sama-sama mengetahui jawabannya. Nah, tujuan dari
pertanyaan ini adalah sebagai bentuk penegasan, sindiran, atau gugahan. Contoh majas retorik di
antaranya sebagai berikut:
1. Jadi menurutmu, kamu harus lulus walaupun kerjaannya hanya bermain saja tanpa pernah
belajar?
2. Yakin kamu bisa sampai di sini dalam waktu lima belas menit dengan berjalan kaki?
Padahal kemarin menggunakan motor saja butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai.
h. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata/istilah yang berlebihan. Pada majas
pleonasme, terdapat penambahan kata, keterangan, atau gagasan terhadap sebuah pernyataan yang
maksud dan tujuannya sudah jelas. Nah, gagasan yang diungkapkan pada majas pleonasme
diungkapkan secara berlebihan dengan keterangan yang tidak dibutuhkan.
1. Kami mendengar kabar itu dengan telinga kami sendiri. (normal: kami mendengar kabar itu
sendiri).
2. Bapak sopir itu menepikan kendaraannya ke pinggir karena ada masalah dengan mesin.
3. Anak SD itu mendongakkan kepalanya ke atas untuk melihat pesawat yang sedang melintas.
4. Majas Sindiran
Terakhir adalah majas Sindiran. Seperti namanya Majas sindiran adalah majas yang digunakan
untuk menyindir seseorang.
Beberapa majas yang termasuk dalam majas sindiran antara lain, majas ironi, majas satire, majas
sinisme, dan sarkasme.
a. Majas Ironi
Majas ironi adalah salah satu majas sindiran yang menggunakan gaya bahasa yang bertentangan
atau berbanding terbalik dengan kenyataan. Contoh majas ironi adalah sebagai berikut;
b. Majas Satire
Majas satire adalah gaya bahasa yang berupa argumen atau puisi yang berisi kritik sosial.
Biasanya satire diucapkan untuk menyindir secara halus.
c. Majas Sarkasme
Sarkasme juga merupakan majas sindiran. Bedanya dengan satire, pada majas sarkasme gaya
bahasa yang digunakan lebih kasar.