Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN UNSUR KEBAHASAAN :

unsur kebahasaan adalah unsur-unsur yang membangun sebuah bahasa


atau kalimat.

CONTOH UNSUR KEBAHASAAN :


rujukan kata, konjungsi, kata berimbuhan, kelompok kata (frasa),
pengulangan (repetisi), kata ganti (pronomina), kata penghubung (transisi).

PENGERTIAN UNGKAPAN :
Ungkapan sendiri merupakan sebuah frasa idiomatic yang terbentuk dari
gabungan kata yang maknanya bukan ditafsirkan berdasarkan kata – kata
pembentuknya, tetapi telah membentuk makna baru.

Contoh – contoh ungkapan :


Buah bibir = Topik pembicaraan
Akibat kelakuan nakalnya, Budi menjadi buah bibir di masyarakat sekitar
rumahnya.

Buah tangan = Oleh – oleh


Bibi membawa buah tangan dari kampung titipan nenekku.

Buah hati = Anak


Sudah lama pasangan itu menantikan buah hati, tetapi belum juga
mendapatkannya.

Kepala dingin = Tenang


“Setiap masalah harus diselesaikan dengan kepala dingin,” nasehat Pak
Raden.

Keras kepala / Kepala batu = Bandel


Sudah berapa kali dia diingatkan, tetapi tetap saja dia keras kepala.

.Ringan tangan = Suka menolong


Ani sangat disukai oleh teman-temannya karena dia ringan tangan.

Panjang akal = Orang yang cerdik


Penjahat itu dijuluki si panjang akal karena berhasil menipu korbannya
beberapa kali.
PENGERTIAN MAJAS :

Majas adalah sebuah gaya bahasa dan cara yang digunakan oleh pengarang
dalam memaparkan gagasannya sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin
dicapai.

Jenis-Jenis Majas
1. Majas Perbandingan

Majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan


ataupun membandingkan objek yang satu dengan objek lainnya. Gaya bahasa
ini dilalui dengan proses penyamaan, pelebihan atau penggantian. Berikut ini
merupakan jenis-jenis majas perbandingan:
a. Majas Metafora
Majas metafora merupakan majas yang menggunakan objek yang sifatnya
sama dengan suatu pesan yang ingin disampaikan melalui ungkapan. Jadi,
objek yang satu dibandingkan dengan objek lainnya merupakan sifat yang
serupa tetapi bukan manusia.

Contoh :

Pak Anto merupakan tangan kanan pak lurah.

Ketika kakakku pergi ke Jepang, dia tidak lupa membelikan buah


tangan untukku.
b. Majas Personifikasi

Majas ini merupakan gaya bahasa yang pengungkapannya seolah-olah


menggantikan fungsi benda mati seperti sikap manusia. Gaya bahasa ini
disebut juga dapat mengorangkan benda mati.

Contoh :

Matahari mulai menyapaku ketika aku membuka jendela kamarku.

Malam itu kami menyaksikan api yang menari-nari dalam pesta api unggun.
c. Majas Hiperbola
Majas ini merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu yang
kesannya berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.

Contoh :

Dia membalas pesanku secepat kilat.

Ayahku bekerja membanting tulang untuk menghidupi keluargaku.


d. Majas Asosiasi

Majas ini adalah majas yang membandingkan dua objek berbeda, namun
dianggap sama. Biasanya majas ini diberikan kata sambung seperti bak,
bagaikan ataupun seperti.

Contoh :

Orang yang berada di dalam penjara itu seperti burung di dalam sangkar.

Anna sudah lama tidak terlihat bagaikan ditelan bumi.


e. Majas Eufemisme

Majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan kata-
kata yang dianggap kurang baik dengan kata-kata yang lebih halus.

Contoh :

Di jalan tersebut banyak tuna wisma berada di pinggiran toko.

Dia harus diadili di meja hijau.


f. Majas Simile

Majas atau gaya bahasa ini merupakan perbandingan kegiatan yang berbeda
yang bukan perbandingan dua objek berbeda. Gaya bahasa ini mirip dengan
majas asosiasi karena menggunakan kata hubung bak, bagaikan atau seperti.

Contoh :

Kau nampak sangat lapar sehingga jalanmu seperti singa kelaparan.

Dia sangat menurut sekali dengan orang itu bak kerbau yang ditusuk
hidungnya.
g. Majas Metonimia

Majas ini merupakan gaya bahasa yang menyandingkan merek atau istilah
tertentu yang populer untuk merujuk benda yang sebenarnya lebih umum.

Contoh :

Ibu memintaku membelikan rinso di warung.

Karena haus aku membeli aqua sebagai pelepas dahaga.


h. Majas Alegori

Majas ini adalah gaya bahasa yang menyandingkan suatu objek dengan kata-
kata kiasan yang bermakna konotasi.

Contoh :
Rino sedang mencari pelabuhan cintanya, kepada Cindy ia akan berlabuh.
i. Majas Sinekdok

Majas ini merupakan gaya bahasa yang menunjukkan adanya perwakilan


dalam mengungkapkan sesuatu. Untuk majas ini dibagi menjadi dua seperti
berikut ini.

 Sinekdok pars pro toto. Merupakan gaya bahasa yang menyebutkan


sebagian unsur dengan maksud mewakili keseluruhan benda. Contoh :
Di kamar adik ada tujuh ekor cicak.
 Sinekdok totem pro parte. Merupakan gaya bahasa keseluruhan
bagian yang mewakili sebagian benda atau situasi. Contoh
: Indonesia berhasil menjadi juara sepak bola di Myanmar.
j. Majas Simbolik

Majas ini merupakan gaya bahasa yang membandingkan manusia dengan


sikap makhluk hidup lain dalam bentuk ungkapan.

Contoh :

Ria merupakan kembang desa di kampung ini.

Selly seperti ratu lebah yang dikagumi dan dipuja banyak orang.
2. Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah majas yang menggunakan kata-kata kias yang


bertentangan dengan maksud asli penulis. Berikut ini adalah jenis-jenis majas
pertentangan.

 Majas Paradoks. Majas ini merupakan gaya bahasa dengan ungkapan


situasi asli dengan situasi yang berkebalikan. Contoh : Riski
tetap tersenyum meski di dalam hatinya menangis.
 Majas Litotes. Majas ini merupakan kebalikan dari majas hiperbola.
Gaya bahasa ini bertujuan untuk merendahkan diri, meskipun pada
kenyataannya tidak seperti yang dikatakan. Contoh : Pada hari minggu
lalu teman kantor kami mengunjungi gubug kami.
 Majas Antitesis. Majas ini merupakan gaya bahasa yang memadukan
pasangan kata yang memiliki arti bertentangan. Contoh : Cepat
lambat kau akan meraih kesuksesan.
 Majas Kontradiksi Interminis. Majas ini merupakan ungkapan
menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya,
diikuti oleh konjungsi kecuali atau hanya saja. Contoh : Bunga-bunga
di taman itu cantik, kecuali yang layu itu sangat terlihat buruk.

3. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah majas yang menggunakan kata-kata kiasan yang


bertujuan menyindir seseorang, perilaku atau kondisi tertentu. Berikut ini
merupakan jenis majas sindiran.

 Majas Sinisme. Majas ini merupakan gaya bahasa yang


menyampaikan sindiran langsung kepada hal yang disindir. Contoh
: Malas sekali kamu sampai kamarmu seperti kapal pecah
dan kurus sekali kamu sampai terlihat tulang-tulangnya.
 Majas Ironi. Majas ini merupakan gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata bertentangan dengan fakta yang telah ada dan dimaksudkan
untuk menyindir. Contoh : Pandai sekali kamu sampai tidak naik
kelas dan ramah sekali kamu sampai aku saja tidak pernah kamu sapa.
 Majas Sarkasme. Majas ini merupakan gaya bahasa yang
menyampaikan sindiran langsung yang sifatnya kasar dan cenderung
seperti hujatan. Contoh : Perempuan itu adalah sampah masyarakat,
tidak seharusnya dia hidup di sini.

4. Majas Penegasan
Majas ini merupakan gaya bahasa yang dibuat bertujuan untuk meningkatkan
pengaruh kepada pembaca agar menyetujui ujaran yang diungkapkan.
Berikut ini merupakan jenis-jenis majas penegasan.
a. Majas Repetisi

Majas ini merupakan gaya bahasa repetisi yang dilakukan dengan mengulang
kata yang ada dalam sebuah kalimat. Contoh : Meri sangat
cerdas, Meri sangat baik, Meri adalah teman dekatku.
b. Majas Pleonasme

Majas ini merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang


maknanya sama. Hal ini dilakukan untuk menegaskan sesuatu. Contoh : Aku
dan keluargaku masuk ke dalam gedung bioskop dan Dia dipanggil
untuk maju ke depan panggung.
c. Majas Retorika

Majas ini merupakan gaya bahasa yang dilakukan untuk memberikan


penegasan dalam bentuk tanya dan sesungguhnya tidak perlu dijawab.
Contoh : Siapa yang tidak mau dihargai? atau Kapan aku memintamu untuk
mencintaiku?
d. Majas Klimaks

Majas ini merupakan gaya bahasa yang mengurutkan sesuatu dari tingkat
rendah ke tingkat tinggi. Contoh : TK, SD, SMP, SMA harus dilalui sesorang
dalam menuntut ilmu.
e. Majas Anti Klimaks

Majas ini merupakan gaya bahasa yang berkebalikan dengan klimaks. Gaya
bahasa ini adalah mengurutkan sesuatu dari tingkat tinggi ke tingkat rendah.
Contoh : Tua, muda dan anak-anak memiliki hak yang sama di dalam negara.
f. Majas Tautologi

Majas ini merupakan majas yang menggunakan kata-kata yang memiliki


sinonim untuk menegaskan kondisi tertentu. Contoh : Malam ini terasa
begitu sepi, sunyi dan senyap dan dalam menjalin hubungan harus ada kasih,
sayang dan cinta.
g. Majas Paralelisme
Majas ini merupakan gaya bahasa yang biasanya terdapat dalam puisi yang
dilakukan mengulang-ulang kata dalam berbagai definisi yang beda. Jika
pengulangan di awal disebut anafora, sedangkan jika pengulangan di akhir
disebut epifora. Contoh : Cinta itu tidak pernah menyakiti, Cinta itu suci
dan Cinta itu abadi.

Pengertian Peribahasa :

Arti peribahasa adalah kelompok kata ataupun kalimat dengan maksud dan
makna tertentu terkait keadaan seseorang atau kelakuan dan hal tentang
seseorang.
Jenis Jenis Peribahasa :

 Bidal atau pameo yakni pepatah dengan kandungan ungkapan yang bisa
berarti ejekan atau sindiran hingga peringatan. Contoh peribahasa jenis
pameo misalnya malu bertanya, maka sesat di jalan yang bermakna
jangan takut bertanya ketika tidak tahu sehingga hidup terarah.
 Pepatah yakni jenis peribahasa yang makna khususnya adalah untuk
nasihat serta ajaran. Biasanya pepatah adalah berasal dari orang tua
zaman dulu yang umum dipakai untuk mematahkan dari lawan bicaranya.
Contohnya misalnya bagai bumi dan juga langit yang maknanya adalah
perbedaan yang amat sangat jauh atau biar lambat, asalkan selamat yang
maknanya segala sesuatu tidak boleh dilakukan terburu-buru.
 Perumpamaan yakni isinya kata yang ungkapkan kondisi dan kelakuan
seseorang sehingga bisa diambil perbandingannya dari alam sekitarnya.
Perumpamaan umumnya diawali dengan kata “bak”, “bagai” dan lainnya.
Contoh perumpamaan di peribahasa Indonesia misalnya bagai pinang
yang dibelah dua yang artinya adalah sama persis dimana bisa ditujukan
pada orang atau bisa juga kondisi.
 Ungkapan adalah kalimat kiasan terkait keadaan dan kelakuan seseorang.
Umumnya ungkapan dinyatakan dengan beberapa patah kata atau
pepatah. Contoh dari ungkapan peribahasa dan artinya seperti besar
kepala yang artinya sombong atau panjang tangan yang berarti suka
mencuri.
 Tamsil yaitu kalimat kiasan yang tujuannya adalah untuk
membandingkan sesuatu hal ataupun perkara. Contoh tamsil yang paling
sering di dengar yakni tua-tua keladi yang makin tua makin menjadi.
 Semboyan yakni kumpulan kata, kalimat hingga frasa yang umum
digunakan menjadi prinsip hingga pedoman. Contoh semboyan misalnya
rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya.
Contoh Peribahasa Beserta Artinya :

 Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing = Pekerjaan yang berat


akan terasa ringan apabila dikerjakan bersama-sama
 Bagai katak dalam tempurung = Seseorang yang wawasannya
kurang luas, bodoh, picik.
 Ada udang di balik batu = Ada maksud tertentu
 Semut di sebrang lautan tampak, Gajah di kelopak mata tidak
tampak = kesalahan kecil orang di perlihatkan atau di bicarakan,
diri sendiri punya kesalahan besar sprti tidak merasa bersalah.
 Air susu dibalas air tuba = Kebaikan dibalas dengan kejahatan
 Air tenang menghanyutkan = Orang pendiam biasanya banyak
ilmu
 Air beriak tanda tak dalam = Orang yang sombong biasang
bodoh
 Karena nila setitik, rusak susu sebelangga = Hanya karena
kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan
menjadi kacau dan berantakan.
 Besar pasak daripada tiang = Besar penegluaran daripada
pendapatan
 Bagai air di daun talas = Orang yang tidak tetap pendiriannya
 Dimana tanah dipijak, disitu langit dijunjung = Hendaklah kita
menuruti adat-istiadat setempat
 Seperti harimau menyembunyikan kuku = Orang yang tak mau
menyombongkan kelebihannya
 Air yang tenang jangan disangka tak berbuaya = Seseorang yang
diam tenang jangan dianggap tidak berisi/berilmu
 Ada gula ada semut = Dimana ada kebaikan, pasti ada kejahatan
 Badai pasti berlalu = Segala penderitaan pasti ada akhirnya
 Bagai bumi dan langit = Dua hal yang mempunyai perbedaan
sangat jauh. Contoh : Naik sepeda dengan naik mobil,
kecepatannya “bagai bumi dan langit”
 Bagai musuh dalam selimut = Orang terdekat yang diam-diam
berkhianat
 Kacang lupa akan kulitnya = Orang sombong yang lupa asal-
usulnya
 Tak ada gading yang tak retak = Segala sesuatu tidak ada yang
sempurna, pasti ada cacatnya
 Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian = Bersakit-sakit
dahulu bersenang-senang kemudian
 Seperti padi, kian berisi, kian merunduk = Semakin tinggi
ilmunya, semakin rendah hatinya
 Sambil menyelam minum air = Mengerjakan suatu pekerjaan,
dapat pula menyelesaikan pekerjaan atau masalah yang lain.
 Sepandai-pandai tupai meloncat, jatuh juga = Tidak ada orang
yang sempurna, setiap orang pasti pernah berbuat
kesalahan/kejahatan/kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai