Anda di halaman 1dari 39

macam macam majas atau gaya bahasa

Gaya bahasa sering disebut juga dengan istilah majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai
dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan
perasaan tertentu dalam hati orang lain.
Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu
memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai untuk
menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah novel pasti
terdapat macam macam majas gaya bahasa sebagai daya tarik novel tersebut.
Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
a. Gaya bahasa penegasan
b. Gaya bahasa perbandingan
c. Gaya bahasa pertentangan
d. Gaya bahasa sindiran
Macam macam gaya bahasa (majas) beserta contohnya
Pada pembahasan selanjutnya kami akan memberikan macam macam gaya bahasa berserta
contohnya agar anda dapat mengetahui bentuk gaya bahasanya serta nama majasnya.
a. Gaya bahasa (majas) penegasan
1. Majas Pleonasme Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan
menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahului.
Contoh: Burung itu sudah naik ke atas kemudian turun ke bawah lagi.
2. Majas Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan
Contoh: Anak tiu berlari sangat cepat bagai kilat
3. Majas Litotes
Dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya utnuk merendahkan diri.
Contoh: Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini.
4. Majas Repetisi
Adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini sering digunakan
dalam berpidato
Contoh: Jangan ragu-ragu Saudara, selama matahari masih beredar, selama bulan masih
bersinar dan selama hayat masih dikandung badan saya akan memperjuangkan hak rakyat.
5. Majas Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut makin lama makin
memuncak.

Contoh: Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu atau satu juta, satu miliar pun kalau dijual
akan aku beli.
6. Majas Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut makin lama makin
menurun.
Contoh: Apalagi setahun, sebulan atau semingu, sehari saja dia tidak akan meninggalkanmu.
7. Majas Asidenton
Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa menggunakan kata
penghubung.
Contoh: Besar, kecil, tua, muda semuanya hadir dalam acara pembukaan sekaten.
8. Majas Polisindenton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata penghubung.
Contoh: Sebelum berangkat ke sekolah pagi itu, saya menyapu lantai dan mengepelnya
kemudian saya mandi dan sarapan pagi.
9. Majas Koreksio
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang slah, kemudian dibetulkan agar
menarik.
Contoh: Kemarin sore... eh maaf tadi amalam wanita itu datang di pondoknya.
10. Majas Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frase di tengah-tengah kalimat untuk
menegaskan maksud.
Contoh: Pak Zaeni-lurah yang baru-orangnya sangat sederhana.
b. Gaya bahasa (majas) perbandingan
1. Majas Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung.
Biasanya disertai kata-kata: seperti, bagaikan dan bak.
Contoh: Suaranya bening bagaikan buluh perindu.
2. Majas Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti manusia.
Contoh: Angin malam telah melarang aku ke luar.
3. Majas Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian
yang dimaksud.
Contoh: Dia telah terbang menggunakan pesawat Garuda, maka jangan biarkan dirimu hanyut
dalam kesediahan.

4. Majas Metonimia
Adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek
dagang).
Contoh: Belikan saya sebungkus Gudang Garam di warung.
5. Majas Sinekdoke
Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a. Pars Prototo : menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh: Sejak tadi tidak kelihatan batang hidungnya, ke mana?
b. Totem Proparte : menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
Contoh: Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.
6. Majas Eufemisme
Adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga lebih sopan.
Contoh: Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).
d. Gaya bahasa (majas) sindiran

1. Majas Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak
terasa.Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti
kebalikan yang dimaksud.
Contoh:
a) Manis sekali kopi yang kau buat (maksudnya sangat pahit)
b) Pagi benar kau datang. Jauh ya?
2. Majas Sinisme
Adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.
3. Majas Sarkasme
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat menyakitkan hati bagi orang
yang disindir.
Contoh: Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain!
4. Majas Alusio
Adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.
Contoh: Anda ini senang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula.
(pura-pura tidak tahu, bertanya pula).
e. Gaya bahasa Pertentangan

1. Majas Paradoks
Adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti ternyata tidak ada
pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh:
a) Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan Tuhan.
b) Setelah ditinggal pergi anaknya, ibu itu merasa sepi hidup di kota yang ramai ini.
2. Majas Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan artinya.
Contoh: Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapai dengan bersera kepada Allah SWT.
Sumber Tulisan Dari: http://www.ilmubahasa.net/2014/11/macam-macam-gaya-bahasamajas.html#ixzz4Gmbg62tS

Pengertian gaya bahasa atau majas dan jenisnya serta contohnya dapat kamu baca di artikel
ini. Gaya bahasa adalah cara bagaimana pengarang menguraikan cerita yang dibuatnya, atau
definisi dari gaya bahasa yaitu cara bagaimana pengarang cerita mengungkapkan isi
pemikirannya lewat bahasa-bahasa yang khas dalam uraian ceritanya sehingga dapat
menimbulkan kesan tertentu.
Berikut di bawah ini jenis-jenis Majas dilengkapi dengan contohnya:
A. Gaya bahasa pertentangan
a. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari
kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau meminta
perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7.
b. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan
dengan kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya:
Aku tidaklah Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
c. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau 2
(dua) pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku
merasa kesepian di kota yang ramai ini.
d. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda
ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang
berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang menonton
film tersebut.
Baca artikel lain: Pengertian cerpen dan strukturnya dilengkapi unsur-unsurnya.
definisi majas
Apakah itu gaya bahasa/majas?
B. Gaya bahasa sindiran
a. Ironi atau sindiran halus

Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang
digunakan untuk menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya: Rajin
sekali kau masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi.
b. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas
dilakukan oleh seorang siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
c. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan hati.
Seperti contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan!
C. Gaya bahasa penegasan
a. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat tersebut.
Seperti contohnya: Besar sekali kolamnya.
b. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan
kesangsian ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang kau
ucapkan tadi?
c. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk penegasan
didalam bahasa puisi.
d. Enumerasio
Enumerasio yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk melukiskan suatu keadaan atau
peristiwa dengan cara menguraikan satu demi satu keadaan tersebut, sehingga merupakan
suatu keseluruhan.
e. Koreksio

Koreksio yaitu gara bahasa yang membetulkan kembali ucapan yang tidak benar atau salah,
baik itu secara sengaja ataupun tidak disengaja. Seperti contohnya: Tadi dia baru saja pulang,
oh bukan di baru saja berangkat lagi.
f. Repertis
Repetisi yaitu gara bahasa yang pengulangan kata-katanya dalam bahasa prosa. Seperti
contohnya: Kita sudah berusaha, kita sudah menang, kita sudah berhasil.
g. Klimaks
Klimaks yaitu gaya bahasa yang menguraikan suatu peristiwa secara berturut-turut dan
semakin lama maka ceritanya akan semakin memuncak atau meningkat. Seperti contohnya:
Semua kalangan dari anak-anak sampai orang dewasa beramai-ramai mengikuti kompotisi
sepak bola.
h. Anti klimaks
Anti klimaks yaitu gaya bahasa yang dimana penguraian suatu peristiwa secara berturut-turut
tapi makin lama maka ceritanya akan semakin menurun, ini adalah kebalikan dari Klimaks.
Seperti contohnya: Di seluruh pelosok desa dan kota merayakan hari kemerdekaan Indonesia
yang ke-70 / Guru-guru dan seluruh orang tua siswa menghadiri acara kelulusan.
i. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau sepatah kata secara
berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti dari suatu kata. Seperti contohnya: Seluruh
pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas / Mereka menerobos ke dalam stadion untuk
menyaksikan pertandingan tersebut.
j. Ekslamasio
Ekslamasio yaitu gaya bahasa yang didalam kalimatnya memakai kata seru. Seperti
contohnya: Wah, keren sekali orang itu!
k. Tautologi
Tautologi yaitu gaya bahasa yang mengulang beberapa kali sepatah kata didalam suatu
kalimat. Seperti contohnya: Mungkin, mungkin dia bisa berhasil dalam melaksanakan
tugasnya.
Baca juga: Pengertian novel dan unsur-unsurnya.
D. Gaya bahasa perbandingan

a. Asosiasi atau perumpamaan


Asosiasi yaitu gaya bahasa yang perbandingan terhadap 2 (dua) hal yang maksudnya berbeda,
akan tetapi sengaja dianggap sama. Seperti contohnya: Wajahnya cantik bagaikan rembulan /
Semangatnya seperti api yang berkobar.
b. Metafora
Metafora yaitu gaya bahasa yang cara dalam menungkapkan ungkapan kalimatnya dilakukan
secara langsung berupa suatu perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata
dalam kalimat bukanlah arti yang sesungguhnya, tapi sebagai lukisan yang berdasarkan
perbandingan atau persamaan saja. Seperti contohnya: Bocah kutu buku itu telah menjadi
juara pertama cerdas cermat / Si jago merah sudah menbumi hanguskan komplek perumahan
itu hanya dalam 2 jam / Kembang desa yang sedang mencari pasangan.
c. Personifikasi
Personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan karakteristik atau sifat-sifat manusia
kepada benda yang tidak hidup. Jadi benda yang tidak hidup seolah-olah bernyawa dan
mempunyai sifat seperti manusia. Seperti contohnya: Sore hari ini awan meneteskan air
mata / Angin seperti berbisik kepadaku.
d. Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang menyatakan dengan menggunakan cara lain lewat kiasan
ataupun penggambaran. Alegori merupakan perbandingan yang berkaitan antara satu dan
yang lainnya didalam kesatuan yang utuh. Alegori biasanya berbentuk suatu cerita yang
penuh dengan simbol-simbol bermuatan bnayk moral.
e. Simile
Simile yaitu gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya dengan
memakai kata penghubung atau pembanding pada kalimatnya yang dimana 2 (dua) hal
tersebut berbeda akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama. Biasanya kata
penghubungnya: seperti, bagaikan, semisal, seumpama, ibarat dan lain-lain. Seperti
contohnya: Kau bagaikan cahaya dalam kegelapan / Mereka seperti sepasang kekasih.
f. Sinekdoke
Sinekdoke yaitu gaya bahasa yang memakai kata dengan arti yang menunjukan hal lain di
luar kata yang diungkapkan. Sindekdoke terbagi menjadi 2 (dua) macam yang diantaranya:

Yang pertama Sinekdoke pars pro tato merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian
kecil kata dari sesuatu untuk menyatakan secara keseluruhan. Contohnya: Mungkin dia sudah
nyaman mempunyai pekerjaan sebagai salles-man dan menawarkan produk yang dijualnya
dari pintu ke pintu / Hari ini akau tidak melihat Muka si Toni (kata pintu ke pintu
mewakili banyak rumah para konsumen dan kata muka mewakili sosok Toni).
Lalu yang kedua Sinekdoke totem pro parte menyebutkan keeluruhan untuk menyatakan
sebagian kecil, ini adalah kebalikan dari sinekdoke pars pro tato. Contohnya: Penyanyi
perempuan itu sangat terkenal maka tidak heran jika banyak di idolakan oleh para pemuda
yang ada di penjuru dunia. (kata pemuda merupakan semua orang yang masih berusia
muda, meskipun pada kenyataanya penyanyi itu tidak di idolakan oleh semua pemuda).
g. Simbolik
Simbolik yaitu merupakan gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan memakai
benda, binatang dan juga tumbuh-tumbuhan sebagai simbol.
h. Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang memakai ciri, atribut ataupun merk untuk
menggambarkan suatu benda. Seperti contohnya: Dia sedang membuat secangkir kopi kapal
api (merk) untuk ayahnya.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian gaya bahasa atau majas, semoga dapat
bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan ataupun kekurangan.

Berikut adalah contoh majas dalam kalimat cerpen JURU MASAK


Antitesis
=> Sejak dulu, Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja
yang hendak menggelar pesta,tak peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang
yang tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran
seadanya.
Retorik
=> Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua ?
Paradoks
=> Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang.
Hiperbola
=> Adik-adiknya sudah terbang hambur ke negeri orang.
Hiperbola
=> Dua kali meriam ditembakkan ke langit.
Asosiasi
=> Kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge.
Retorik
=> Mana mungkin keluarga calon besan itu bisa dibohongi ?
Antitesis
=> Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula tak
bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tak buru-buru dimuntahkannya,
mestimtang ia menimbang.
Alegori
=> Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti
sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan.
Asosiasi
=> Ibarat emas dan loyang perbedaan mereka.
Retorik
=> Apa dia salah kalau ayahnya hanya seorang juru masak ?
Berikut majas yang terdapatdalam cerpen "Juru Masak" .

Majas Hiperbola = Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak
bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya,
mesti matang ia menimbang.

Alasannya: karna pada kata yang digaris bawahi tersebut mengandung majas yang berlebihlebihan yaitu hiperbola.
Majas Antitetis = masih segar dalam ingatan Azrial, waktu itu Renggoni hampir tamat dari
akademi perawat jikota. Tidak banyak orang Lareh panjang yang bisa bersekolah tinggi
seperti Renggoni. Perempuan kuning langsat pujaan Azrial itu benar-benar akan menjadi
seorang juru rawat. Sementara Azrial bukan siapa-siapa, hanya tamatan Madrasah Aliyah
yang sehari-hari bekerja honorer sebagai sekertaris di kantor Kepala Desa.

Alasannya: karna pada kalimat tersebut mengandung majas Antitetis yang mengandung
majas yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Majas Litotes = Derajat keluarga Azrial memang seumpama lurah tak berbatu, seperti
sawah tak berpembatang, tak ada yang bisa diandalkan.

Alasannya: karna pada kalimat tersebut mengandung majas alegori yang menyatakan adanya
kiasan/perumpamaan, ditandai dengan kata; seperti,.
Majas Paradoks = Nasi banyak gulai melimpah, tetapi helat tak bikin kenyang.

Alasannya: karna pada kalimat tersebut mengandung majas paradoks yang mengandung
pertentangan nyata dengan fakta yang ada.
Majas retrorik = Mana mungkin keluarga calon besar itu bisa dibohongi?

Alasannya: karna pada kalimat tersebut mengandung majas retrorik yang berbentuk kalimat
pertanyaan tapi tidak perlu jawaban.
Majas Hiperbola = Lagi pula, sejak Ibunya meninggal, ayahnya itu sendirian saja dirumah,
tak ada yang merawat. Adik-adiknya sudah terbang hambur ke negeri orang,
Alasannya: karena pada kalimat yang digaris bawahi mengandung majas hiperbola yaitu
majas yang menyatakan sesuatu secra berlebihan.
Majas Ironi = "kuah gulai rebungnya encer seperti kuah sayur toge. Kembang perut kami
dibuatnya.
Alasannya: karna pada kalimat tersebut mengandung majas ironi yang ditandai dengan
pengungkapan sesuatu berlawana dengan keadaan sebenarnya dengan maksud untuk
menyindir / mengolok-olok
Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.
A. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat
langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain
(orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan dapat berupa
kalimat tanya atau kalimat perintah.
Contoh:

Ibu berkata: Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!


Saya gembira sekali,kata ayah,karena kamu lulus ujian.
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan
orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah
dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.
.
B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu
subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimatkalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana
dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud
adalah:
* KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)
Contoh: Victoria bernyanyi
.

* KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)


Contoh: Ika sangat rajin
.

* KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh: Masalahnya seribu satu.


.

Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:


1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.
Contoh : Saya siswa kelas VI.
2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh : Adik bernyanyi.
Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsurunsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat
dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan
kalimat tesebut terdiri atas:
1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore,
minggu kedua bulan ini.
3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu,
dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja,
selekas mungkin.
6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima
Sepatu Emas, David Beckham.
10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan
rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:


1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik
kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu:
2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat.
Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
* KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau
serta.
Contoh:
Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
* KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan,
namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:
Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
* KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:
Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
Aku atau dia yang akan kamu pilih.

* KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:
Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.
* KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu
dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan namanama juara melukis tingkat SMP.
2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang
tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian
yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk
kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak
kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk
bertingkat, yaitu:
1. Waktu : ketika, sejak
2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
3. Akibat: hingga, sehingga, maka
4. Syarat: jika, asalkan, apabila
5. Perlawanan: meskipun, walaupun
6. Pengandaian: andaikata, seandainya
7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah
9. Pembatasan: kecuali, selain

10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat


11. Kesertaan: dengan+ orang
Contoh:
Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.
2.3 Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
KMS: Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam.
.

Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
.
C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain
untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam
penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi
tinggi.
Macam-macam kalimat perintah :
* Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.
Contoh : Gantilah bajumu !
* Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.
Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !
* Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.
Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !
2. Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya,
biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi
menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
Macam-macam kalimat berita :
* Kalimat berita kepastian
Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.
* Kalimat berita pengingkaran
Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.
* Kalimat berita kesangsian
Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.
* Kalmat berita bentuk lainnya
Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.
3. Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi
(jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya
dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan
adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
Contoh:
Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
Kapan Becks kembali ke Inggris?
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa yang kuat
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam
pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
Contoh:
Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
Bukan main, eloknya.
.
D. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan
satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
Contoh :
Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.
.

Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.


.

2. Kalimat Tidak Lengkap


Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek
saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya
berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan
kekaguman.
Contoh:
Selamat sore
Silakan Masuk!
Kapan menikah?
Hei, Kawan
.
E. Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Inversi
Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa
tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk
menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan
kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
Contoh:
Ambilkan koran di atas kursi itu!
.

Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.


.

2. Kalimat Versi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola
kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
Contoh:
Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.
.

Aku dan dia bertemu di cafe ini.


.

.
F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)
Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur
utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat
ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan,
kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Contoh;
Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar
kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat
dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak
kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk
kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.
Contoh:
Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.

Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.3.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan
dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
Contoh:
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
.
G. Berdasarkan Subjeknya
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kaliamat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat
ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga
dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan mesaja),
misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
Contoh:
Mereka akan berangkat besok pagi.
Kakak membantu ibu di dapur.
Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.1 Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat
pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

Eni mencuci piring.

O1

1.2 Kalimat Aktif Intransitif


Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1).
Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti
dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.
Contoh:
Mereka berangkat minggu depan.
.

Amel menangis tersedu-sedu di kamar.


.

1.3 Kalimat Semi Transitif


Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.
Contoh:
Dian kehilangan pensil.
.

Pel.

Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus.


.

Pel

2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini
biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata
depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
2.1 Kalimat Pasif Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini
berawalan di-,ter-,ke-an.
Contoh:
Piring dicuci Eni.
.

O2

2.2 Kalimat Pasif Zero


Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2
tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi
penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali
kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.
Contoh:
Ku pukul adik.
. O2

Akan saya sampaikan pesanmu.


.

O2

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :


1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
2. Awalan me- diganti dengan di-.
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.
Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif)
.

Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus,
kemudian subjek dan predikat dirapatkan.
Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
.

PR harus kukerjakan. (pasif)

About these ads

secara garis besar, majas dapat kita golongkan ke dalam empat kelompok besar yaitu majas
perbandingan, majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Dan dari empat
macam majas tersebut nantinya akan ada jenis-jenis majas turunan yang insyaAlloh akan
kami jelaskan pengertiannya satu persatu disertai contoh penggunaannya.
Majas terdiri atas :
Majas Perbandingan (Asosiasi Atau Perumpamaan, Metafora, Personifikasi, Alegori,
Simbolik, Metonimia, Sinekdok, Simile)
Majas Pertentangan (Antitesis, Paradoks, Hiperbola, Litotes)
Majas Sindiran ( Ironi, Sinisme, Sarkasme)
Majas Penegasan (Pleonasme, Repetisi, Paralelism, Tautologi, Klimaks, Antiklimaks,
Retorik )

A. Majas Perbandingan
Majas Perbandingan gaya bahasa berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meninggalkan kesan dan juga pengaruh tertentu terhadap pendengar ataupun pembaca. Jika
kita tinjau dari cara mengungkapkan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

1) Majas Asosiasi atau Perumpamaan


Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada
hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini biasanya ditandai dengan
penggunaan kata bagai, bagaikan, seperti, , seumpama, bak dan laksana.
Contoh :
Wajahnya bagaikan rembulan.
Rambutnya bak mayang yang terurai.
Dia mewarisi sifat seperti seekor singa.
Badannya seperti samson.
Watak dan karakternya seperti batu.

2) Majas Metafora
Metafora adalah gaya bahasa yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa
perbandingan analogis. Kata atau kelompok kata yang dipakai bukan dalam arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan,
seperti kata bunga desa dalam kalimat Zahro adalah bunga desa yang diidamkan oleh
banyak pria. Contoh lainnya sebagai berikut:
Contoh:
Ia sangat terpukul dengan kepergian belahan hatinya
Raja siang keluar dari ufuk timur
Rosyid selalu menjadi bintang kelas setiap semester

Ronaldo menjadi mesin pencetak gol bagi Madrid


Pak Tono adalah tangan kanan ayahku.
Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah.

4) Majas Alegori
Majas Alegori adalah majas yang menyatakan sebuah perihal dengan mengunakan kiasan
atau penggambaran.
Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.
Contoh:
Menjalani kehidupan rumah tangga sama halnya seperti kita mengarungi lautan dengan
sebuah bahtera. Terkadang kita akan dibawa menyaksikan keindahan samudra yang begitu
menakjubkan. Namun tak jarang kuatnya ombak akan mengombang-ambing tubuh kita.
Dunia ibarat tumbuhan hijau yang menyihir setiap mata yang memandang. Indah dan
begitu menakjubkan. Namun lambat laun ia akan menguning, kering dan pada akhirnya
musnah
Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang
pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

3) Majas Personifikasi
Personifikasi adalah majas atau gaya bahasa yang membandingkan benda-benda tak
bernyawa seakan-akan memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
Badai mengamuk dan memporakporandakan rumah
Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.
Hujan rintik menari-nari diatas genting
Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan sore ini.
Api telah melahap seisi rumah gubuk itu

5) Majas Simbolik
Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang,
atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang tertentu yang dapat menggantikan kata yang
ingin diutarakan.
Contoh:
Ia terkenal sebagai buaya darat ( playboy)

Rumah itu hangus dilalap si jago merah ( api )


Aku tidak suka berteman dengan bunglon (tidak berpendirian)
Pada bulan ini KPK berhasil meringkus banyak tikus. (koruptor)
Meminjam uang dari lintah darat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
keuangan.

6) Majas Metonimia
Metonimia adalah majas yang memakai ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan
benda tersebut. Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang
menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh:
Ia berangkat ke rumahku hanya dengan mengenakan Cubitus. (kaus)
Pak Toni berangkat ke kantor dengan Bata (sepatu)
Ayah membaca koran sambil menikmati Kapal Api (kopi)
Setelah makan, Ani minum satu gelas Aqua. ( air )
Pejalan kaki itu tewas tertabrak Kijang. (mobil)
Pak guru menegornya setelah kepergok menghisap Jarum (rokok)

7) Majas Sinekdok
Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara
keseluruhan atau sebaliknya seluruhnya untuk sebagian. Majas sinekdokhe terdiri atas dua
bentuk berikut.
1) Sinekdok Pars pro toto, Yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh:
Untuk bisa masuk ke pasar malam, perkepala hanya ditarif biaya sekitar Rp. 10.000 saja.
Ayah membeli satu ekor kambing untuk disembelih dan dijadikan gulai.
2) Majas Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh:
Barcelona mencetak gol kemenangannya pada menit ke 80.
Menonton TV memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.
Polri berhasil meringkus kawanan begal yang sering beraksi di daerah Lampung Utara.

8. Majas Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan
penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai". Simile hampir
sama dengan majas asosiasi, hanya beda-beda tipis saja. Untuk lebih jelas baca saja :

Contoh:
Tubuhnya seperti tiang yang tinggi menjulang.
Wajahnya bercahaya bagaikan rembulan yang selalu menerangi kegelapan malam.
Dia pemberani bak seekor singa yang tidak pernah gentar dengan musuh sekuat apapun
Kerjanya seperti mesin yang tidak pernah berhenti.
Wataknya seperti batu yang sangat sulit untuk dilunakkan.

B. Majas Pertentangan
Majas Pertentangan adalah Gaya bahasa atau kata-kata berkias yang menyatakan
pertentangan maksud sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan tujuan untuk
memberikan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Macam-macam
Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

1) Majas Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berantonim atau
berlawanan arti dalam satu kalimat.
Contoh:
Dia kerja siang malam untuk mewujudkan cita-citanya
Menang kalah merupakan sesuatu yang biasa dalam sebuah pertandingan
Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Alloh
Perjalanan pulang pergi Jakarta Bogor memakan waktu yang tidak terlalu lama
Pekerjaan kantor tidak pernah menghalangi hobinya untuk naik turun gunung

2) Majas Paradoks
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal atau dua situasi yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya benar. Paradoks juga merupakan opini yang besebangan dengan
kebiasaan yang ada sehingga terkesan aneh dan dapat mencuri perhatian si pendengar atau
pembaca.
Contoh:
Aku merasa kesepian di tengah keramaian
Di balik senyum manisnya terpendam luka yang mendalam
Meski cuaca sangat panas, pikiran harus dingin
Selalu ada hikmah yang dapat kita petik dari setiap musibah

3) Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah pernyataan yang berlebihan yang melampaui kenyataan sebenarnya
dengan maksud memberikan kesan mendalam atau mencuri perhatian.
Contoh:
Keringatnya sampai menganak sungai.
Tak jarang seorang ayah harus membanting tulang demi keluarga.
Badannya sangat kurus, hanya tinggal kulit pembalut tulang.
Setiap hari dia memeras keringat demi mendapatkan sesuap nasi
Ia dapat menghitung secepat kilat

4) Majas Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara merendah dibawah dari
kenyataan yang sesungguhnya. Litotes biasa digunakan sebagai bentuk basa-basi dengan
tujuan merendah atau menghormati lawan bicara.
Contoh:
Hanya kado kecil ini yang bisa aku berikan.
Mampirlah sejenak untuk mencicipi hidangan yang ala kadarnya ini.
Perkenankan hamba yang bodoh ini untuk menyampaikan pendapat.
Saya hanya orang desa yang beruntung mengenyam pendidikan.
Hanya hal remeh seperti ini yang bisa saya perbuat
C. Majas Penegasan
Majas Penegasan ialah gaya bahasa yang mengandung kata kiasan yang dipergunakan untuk
memberikan penegasan. Hal ini diakaukan guna meningkatkan kesan serta pengaruh terhadap
pendengar atau pembaca.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.
1) Majas Pleonasme
Pleonasme adalah penggunaan kata-kata yang sudah mafhum (dimaklumi) sebagai bentuk
penegasan. Pada dasarnya tanpa kata-kata tersebut sebuah kalimat sudah dapat difahami
secara utuh.
Contoh:
Semua penghuni rusun bergegas turun ke bawah untuk menyelamatkan diri dari
kebakaran.
Pantang baginya untuk mundur ke belakang.
Hanya perwakilan demonstran saja yang diperkenankan masuk ke dalam untuk meakukan
negoisasi.
Sedari tadi ia hanya merunduk ke bawah penuh penyesalan

Serentak para penonton mendongak ke atas menyaksikan manufer pesawat tempur TNI
AU.

2) Majas Repetisi
Repetisi adalah majas menggunakan perulangan kata-kata sebagai penegasan. Gaya bahasa
seperti ini banyak kita temukan dalam sajak maupun pidato-pidato motifasi.
Contoh:
Hidup adalah perjuangan, hidup adalah pilihan, hidup adalah realita yang harus kita
hadapi.
Dunia ini adalah fana, dunia ini hanya tempat bersinggah, dunia ini hanya sementara.
Dialah yang kurindu, dialah yang kutunggu, dialah belahan hatiku.
Cinta adalah misteri, Cinta adalah kesetiaan,Cinta adalah pengorbanan.
Hiduplah dengan visi, hiduplah dengan misi, hiduplah untuk menggapai prestasi
3) Majas Paralelisme
Paralelisme biasa digunakan untuk menunjukan suatu titik kesamaan kedudukan sesuatu yang
sering dianggap sebagai suatu yang memiliki jarak karena memiliki karakteristik yan
berbeda. Atau dapat juga paralelisme digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan kata
yang diulang ulang untuk menggambarkan makna yang ingin diutarakan sama dengan
deskripsi dari kata yang diulang ulang tersebut.
Pada intinya majas paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.
Contoh:
Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4) Majas Tautologi
Tautologi merupakan jenis majas penegasan berupa pengulangan sebuah kata atau sinonim
kata.
Contoh:
Bukan, bukan, bukan itu yang aku inginkan (menngulang kata; bukan)
Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara. (mengulang sinonim
rukun)

5) Majas Klimaks
Klimaks adalah jenis majas penegasan yang menyatakan beberapa hal secara bertingkat dari
yang terkecil/terendah hingga yang terbesar/tinggi.
Contoh:

Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua merasa bahagia dengan
dibangunnya Masjid Nurul Amal.
Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden harus sejajar di mata hukum.

6) Majas Antiklimaks
Antiklimaks adalah adalah kebalikan majas klimaks. Majas ini menyatakan beberapa hal
secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.
Contoh:
Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan semua siswa SMP N 2 Bangun Rejo mengikuti
upacara bendera.
Produk kami telah tersebar di seluruh daerah mulai provinsi, kota, kecamatan bahkan desa.

7) Majas Retorik
Retorik adalah majas penegasah yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.
Tujuan pertanyaan yang dilontarkan tidak lain hanya untuk memberikan penegasan, sindiran,
atau menggugah.
Contoh:
Enak bukan bolos sekolah? Besok ulangi lagi ya!
Kamu selalu menghindar ketika aku sedih. Apa ini yang kamu bilang sahabat ?
Negara kita nampak semakin carut-marut. Apa ini yang orang sebut "revolusi mental"?

D. Majas Sindiran
Susuai namanya majas sindiran ialah gaya bahasa yang mengandung sindiran untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca. Majas sindirian
dibagi menjadi:
1) Majas Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir
seseorang. Maka tidak heran jika sebagian ahli bahasa ada yang mengelompokkan majas ini
ke dalam majas pertentangan.
Contoh:
Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu datang jam 10.
Bagus sekali tulisanmu, sampai aku susah membacanya.
Wangi sekali parfum yang kamu pakai, sampai seisi kelas merasa mual.

2) Majas Sinisme

Sebagaimana majas ironi majas sinisme merupakan majas yang digunakan untuk maksud
menyindir. Bedanya, pada majas ironi sindiran diungkapkan secara tidak langsung
menggunakan kata-kata positif. Sedangkan sinisme menyatakan sindiran secara langsung
kepada orang lain dengan kata yang cenderung negatif.
Contoh :
Tingkah lakumu sangat konyol, tidak semestinya muncul dari seorang mahasiswa
sepertimu.
Caramu mengaji tidak mencerminkan jika kamu pernah belajar di pesantren.

3) Majas Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia dikatakan jika sarkasme lebih sering digunakan untuk menyakiti orang atau lawan
bicara. Makanya majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh:
Mual aku melihat wajahmu, pergi kamu!
Dasar keong sawah, kerja begini saja lama sekali!

REAKSI RAKYAT INDONESIA TERHADAP KEKUASAAN PORTUGIS DAN SPANYL


Uraian Materi
A. Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap kekuasaan Portugis dan Spanyol
Terjadi sejak dikuasainya pasar perdagangan rempah-rempah terbesar di Asia tenggara
yaitu Malaka tahun 1511, dikuasainya pusat rempah-rempah oleh Portugis yaitu Maluku
tahun 1526 dan setelah perjanjian Saragosa antara Spanyol dan Portugis.
Perlawanan terhadap Portugis antara lain :
1. Perlawanan kerajaan Aceh yang dipimpin Sultan Ali Mughayat Syah dan dilanjutkan
Sultan Iskandar Muda Perang tersebut disebabkan oleh persaingan antara kerajaan Aceh
dengan Portugis dalam memperebutkan jalur perdagangan di selat Malaka. Usaha Aceh untuk
menying kirkan Portugis dilakukan dengan cara melengkapi kapal dagangnya dengan prajurit
dan persenjataan, menjalin kerjasama dengan kerajaan Demak, dan meminta bantuan
persenjataan ke Turki, Inggris, Goa dan Gujarat. Dalam perang tersebut tidak ada yang
menang dan yang kalah. Perang berakhir setelah jatuhnya pelabuhan Malaka ke tangan
Belanda tahun 1641.
2. Perlawanan Kerajaan Demak
Untuk menyingkirkan Portugis dari Malaka, Pangeran Sabrang Lor atau Dipati Unus
menghimpun dan mengirimkan pasukan dari Jawa,Makasar,Lampung dan bekerjasama
dengan kerajaan Aceh untuk merebut pelabuhan Malaka namun gagal karena kalah
persenjataan bahkan Dipati Unus tertembak namun masih selamat sampai di Jawa. Untuk
menghalangi kekuasaan Portugis atas Jawa pengganti Dipati Unus yaitu Sultan Trenggono
memperluas kekuasaan ke Jawa Barat dan Jawa Timur.Tetapi Pasuruan dan Blambangan
tidak berhasil ditaklukkan.
3. Perlawanan Kerajaan Ternate
Perlawanan mulai terjadi sejak tahun 1533 yang dipimpin Sultan Dajalo.Perang ini
disebabkan oleh adanya monopoli perdagangan oleh Portugis, Portugis ikut campur tangan
masalah intern kerajaan serta keserakahan dan kesombongan Portugis yang memandang
rendah penduduk Ternate. Untuk itu Sultan Dajalo menyatukan rakyat Ternate, Tidore, dan
Irian untuk bangkit melawan Portugis. Pasukan Ternate berhasil membakar benteng dan
mendesak pasukan Portugis. Tetapi berkat bantuan pasukan Portugis dari Malaka yang
dipimpin Antonio Galvano perlawanan dapat dipadamkan.
Pada tahun 1565 perlawanan rakyat bangkit lagi, dipimpin S. Hairun, pasukan Portugis
terdesak dan minta diadakan perjanjian damai di benteng New Victoria. S Hairun memenuhi
permintaan Portugis namun secara licik S. Hairun dibunuh oleh kaki tangan Portugis di dalam
benteng Meninggalnya Sultan Hairun membuat marah rakyat Ternate perlawanan berkobar
lagi dan lebih besar dipimpin Sultan Baabulah putra S. Hairun. Pada tahun 1574 benteng
Portugis berhasil direbut dan tanggal 28 Desember 1577 Portugis terusir dari seluruh Maluku
dan melarikan diri ke Timor-timur.
B. Perlawanan terhadap VOC
Terjadi karena monopoli perdagangan yang dilakukan VOC serta usahanya untuk
memperluas daerah jajahan. Perang terhadap VOC diantaranya adalah :

1. Perlawanan kerajaan Mataram


Perlawanan ini disebabkan oleh usaha Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram
untuk mengembangkan kekuasaanya di seluruh Jawa. Tetapi usaha ini terhalang oleh VOC
yang ada di Batavia. Untuk itu perlu dilancarkan serangan ke Batavia guna menyingkirkan
VOC dari pulau Jawa. Alasan Mataram adalah VOC tidak mau mengakui kedaulatan kerajaan
Mataram dan berusaha memonopoli perdagangan di Jawa.
Serangan kerajaan Mataram terjadi 2 kali, Tahun 1627 dipimpin Tumeng gung Bahurekso,
Suro Agul-Agul, Dipati Uposonto, Dipati Mandurejo,dan Dipati Ukur. Serangan pertama
gagal karena banyak persediaan makanan pasukan Mataram di bakar Belanda,jarak Mataram
VOC yang jauh dan kalah
persenjataan perang. Pada serangan kedua dipimpin Pangeran Puger dan Gbr. Sultan Agung
H
Pangeran Purboyo berhasil mengepung Batavia berhari-hari dalam sera ngan ini
Gubernur Jenderal Belanda J.P Coen tewas terkena penyakit kolera
Sepeninggal Sultan Agung, penggantinya yaitu Sultan Amangkurat Mas I justeru bersedia
bekerjasama dengan Belanda. Hal ini menimbulkan kemarahan rakyat khususnya daerah
Pantura, mereka bangkit melawan Belanda dipimpin Trunojoyo yang dibantu pasukan
Makasar dipimpin Kraeng Galesung dan berhasil menguasai ibukota kerajaan Mataram.
Pengganti Amangkurat Mas I adalah Amangkurat Mas II. Ibukota Mataram dipindah ke
Surakarta ia berhasil menyingkirkan Trunojoyo berkat bantuan Belanda. Tetapi Amangkurat
Mas II sadar, kerjasama dengan Belanda lebih banyak ruginya maka ketika Untung Suropati
melawan Belanda ia justeru mendukung dan kapten Tack berhasil dibunuh. Belanda berusaha
memecah belah kerajaan Mataram, maka ketika terjadi perang yang dipimpin P.Mangkubumi
dan Raden Mas Said diselesaikan dengan perjanjian Gianti dan perjanjian Salatiga. Perjanjian
Gianti berisi kerajaan Mataram dibagi menjadi 2 Kasunanan Surakarta dan Kasultanan
Yogyakarta. P.Mangkubumi menjadi raja di Kasultanan Yogyakarta bergelar Sri Sultan
Hameng ku Buwono I, sedang perjanjian Salatiga membagi kasunanan Surakarta mnjadi 2
yaitu Kasuna nan Surakarta dan Mangkunegaran, Raden Mas Said menjadi raja
Mangkunegaran bergelar Sri Mangkunegoro I.
2. Perlawanan kerajaan Makasar
Perlawanan ini dipimpin Sultan Hasanudin. Penyebab peperangan adalah keinginan VOC
untuk memonopoli perdagangan di Makasar. Untuk itu VOC berusaha menguasai benteng
Sombaapu yang strategis karena menghubungkan perdagangan antara Malaka Jawa
Maluku.Pertama-tama VOC meminta Makasar untuk menutup pelabuhannya bagi kapalkapal asing kecuali kepada Belanda. Permintaan tersebut ditolak S Hasanudin justeru S
Hasanudin menguasai daerah sekitarnya termasuk Bone dan daerah Nusa tenggara. Aru
Palaka penguasa Bone tidak terima maka ia minta bantuan Gbr. S. Hasanudin
Belanda untuk menyingkirkan S Hasanudin, akibatnya perang besar tidak dapat dihindari. S
Hasanudin mengalami kekalahan dan terpaksa menandata ngani perjanjian Bongaya sambil
mengulur waktu untuk menghimpun kekuatan kembali. Perjanjian Bongaya berisi : VOC
memonopoli perdagangan di Makasar, VOC boleh mendirikan benteng Roterdam di Makasar,
S. Hasanudin harus melepaskan daerah yang dikuasai termasuk Bone, Aru Palaka diakui
sebagai raja Bone, dan Makasar harus mengganti kerugian perang. Setelah kekuatan kembali
terkumpul S. Hasanudin melanjutkan perang dan gugur di benteng Sombaapu, pengikutnya

yang setia melanjutkan perjuangan ke daerah lain seperti Kraeng Galesung dan Montemerano
yang membantu Trunojoyo di Jawa.
3. Perlawanan kerajaan Banten
Di masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai kejayaan ia menerapkan sistem
perdagangan bebas sehingga banyak bangsa berdagang dengan kerajaan Banten. Namun
VOC
berusaha mendapat hak monopoli perdagangan di Banten, pertama-tama VOC memblokade
jalur perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa minta bantuan Inggris,Denmark dan
Perancis. VOC tidak kurang akal dengan siasat de vide et impera Sultan Haji anak Sultan
Ageng Tirtayasa berhasil dibujuk Belanda untuk merebut tahta ayahnya.Tahun 1681pasukan
VOC yang di bantu S. Haji berhasil mendesak pasukan S. Ageng Tirtayasa. S Ageng
tertangkap dan di tawan hingga wafat pada tahun 1692. Sebagai imbalan Sultan Haji harus
memberikan Cirebon
S. Ageng Tirtayasa kepada VOC, memberikan hak monopoli dagang lada di Banten dan
Lam pung kepada VOC, dan Banten harus mengakui kekuasaan VOC. Namun perlawanan
terhadap VOC di Banten terus berlanjut dibawah pimpinan Pangeran Purbaya,Ratu Bagus
dan Kyai Tapa.
4. Perlawanan rakyat Maluku
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC disebabkan oleh : upaya VOC memonopoli
perdagangan rempah-rempah di Maluku, pelayaran hongi dan hak ekstirpasi yang dilakukan
VOC. Pelayaran Hongi yaitu patroli keamanan menggunakan kapal kora-kora untuk
mencegah terjadinya penyelundupan perdagangan rempah-rempah yang dilakukan rakyat
Maluku terhadap bangsa lain. Hak ekstirpasi yaitu pembakaran tanaman cengkeh/ rempahrempah untuk menjaga kestabilan harga rempah-rempah di pasar dunia.
Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Kakiali (1635), Telukabesi (1646),
Saidi (1650) dan oleh sultan Tidore bernama Sultan Jamaludin. Tertangkapnya S Jamaludin
oleh VOC menyebabkan perang besar antara rakyat Tidore yang dipimpin Sultan Nuku putera
S. Jamaludin melawan VOC. Siasat yang dipakai adalah mengadu domba antara tentara
Inggris dengan tentara VOC. Setelah VOC kalah tentara Inggris disingkirkan dari Maluku,
dan Tidore terbebas dari kekuasaan asing untuk sementara.
C. Perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda
1. Perang Jawa / Perang Jawa
Disebut perang Jawa karena wilayah pertempuran hampir meliputi seluruh Jawa
Sebab khusus : Dibangunnya jalan raya melewati makam leluhur P. Diponegoro tanpa
izin.
Sebab Umum :
a.
Penderitaan rakyat akibat harus membayar : pajak tanah (wlah-welit),pajak halaman
keku rangan (pangawang-awang), pajak jumlah pintu (pencumpling), pajak ternak (pajigar),
pajak pindah nama (penyongket) dan bekti (pajak jabatan).
b.
Semakin sempitnya wilayah kerajaan dan menurunnya kedaulatan raj
c.
Intervensi Belanda dalam pemerintahan kerajaan

d.
Masuknya budaya Barat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam
e.
Hapusnya sistem penyewaan tanah bangsawan kepada petani
Gbr Pangeran
Diponegoro
f.
Belanda tidak menghormati adat kraton
Strategi perang yang digunakan adalah siasat perang gerilya dengan basis kekuatan di Gua
selarong.Dekso, Plered, Pengasih Perlawanan ini didukung para ulama, pejabat kerajaan,
bangsawan dan rakyat jelata. Daerah perlawanan meliputi sebagian Jawa Barat, Jawa timur
dan terbesar di Tengah dan Yogyakarta. Tokohnya : Sentot Prawirodirjo,Kyai Mojo, P.
Adinegoro, P. Ontowiryo, P. Adiwinoto, Kyai Hasan Besari, Suryonegoro, Warsokesumo,
Kerto pengalasan, Kartodirjo, Nyi Ageng Serang yang berusia 73 tahun, RT Ario Sosrodilogo
,dll Strategi yang digunakan Belanda:mendatangkan pasukan yang lebih besar, melaksanakan
benteng stelsel dengan tujuan untuk mempersempit ruang gerak P. Diponegoro, menjanjikan
hadiah, dan mengadakan perjanjian dimana secara licik P. Diponegoro ditangkap saat
berunding di Magelang selanjutnya dibuang ke Manado dan meninggal di Ujung Pandang.
2. Perang Paderi (Sumatera Barat)
Sebab khusus : adanya pertentangan antara kaum adat dengan kaum Paderi yang hendak
menghapuskan kebiasaan kaum adat yang dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam.
Kaum adat yang dipimpin Datuk Sati ,dibantu oleh Belanda. Perang ini terbagi menjadi 3 :
a.
Masa tahun 1821-1825
Perang terjadi ketika Belanda yang membantu kaum adat menguasai daerah Simawang.
Ketika letkol Raff menggantikan Du Puy sebagai residen dan komandan di Padang terjadilah
perjanjian Masang isinya adalah gencatan senjata serta Belanda mengakui kekuasaan kaum
Paderi atas Lintau, Koto, Telawas,dan Agam.Tujuannya agar pasukan Belanda terkonsentrasi
untuk memadamkan perlawanan Diponegoro
b. Masa 1825-1830 Perang terjadi karena mereka tidak percaya Belanda akan menepati janji
seperti pengkhianatan Belanda terhadap kaum Paderi di Bonjol. Di masa ini kaum adat
membantu kaum Paderi namun Belanda lebih terkonsentrasi karena perang Diponegoro sudah
berakhir.
c. Masa 1830 1837 Meningkatnya perlawanan kaum Paderi dihadapi Belanda dengan
mendatangkan pasukan yang lebih banyak dgn mendatangkan pasukan Ali Basyah Sentot
Prawiradirjo dari Jawa. Akibatnya banyak pemimpin kaum
paderi tertangkap termasuk Imam Bonjol, Ia dibuang ke Cianjur, Ambon Tuanku Imam
Bonjol dan meninggal di Manado Tokohnya : Tuanku nan Renceh, Tuanku Lubuk Alur,
Tuanku Kapau, Tuanku Padang Luar, Tuanku Merapi , Tuanku Padang Lawas, Muhamad
Syahab lebih dikenal dengan Imam Bonjol.
Gbr Suasana perang melawan kolonial
3. Perang Aceh
Latar belakang : Berdasarkan traktat London 1824 Aceh mendapat status sebagai
Bufferstate bagi kekuasaan Belanda di Sumatra dengan Inggris di Malaka. Hal ini
menyebabkan Aceh bebas melakukan hubungan dengan bangsa lain seperti ke Turki, Italia
dan Amerika. Namun sejak adanya traktat Sumatera 1871 Aceh menjadi bagian wilayah
Belanda kolonial.

Sebab khusus : Serangan Belanda terhadap kasultanan Aceh dan menduduki Masjid besar
AcehPada serangan Belanda pertama, gagal bahkan Jenderal Kohler tewas. Tetapi serangan
kedua yang dipimpin Van Swieten berhasil menguasai mesjid Raya dan Istana Aceh.Usaha
Belanda menguasai Aceh adalah dengan pemusatan pertahanan, membangun pos-pos
penjagaan, konsentrasi stelsel (kota raja sebagai pusat dan dibangun benteng pertahanan
Gbr, Cik Di Tiro, Teuku Umar dan Cut Nya Dien
berjarak 5-6 km dari istana),
mendekati dan membujuk kaum
bangsawan, mendatangkan Snouck Hurgronje ahli Islammologi ternyata diketahui ada
perbedaan pandangan dalam menghadapi Belanda antara bangsawan dengan ulama.Celah
inilah yang digunakan Belanda untuk mematahkan serangan rakyat Aceh. Sehingga dengan
serangan yang ofensif dipimpin Van Heuts, Aceh terdesak dan banyak pemimpinnya
tertangkap. Perlawanan Aceh ini termasuk perlawanan paling lama dalam sejarah melawan
Belanda. Tokoh pahlawan Aceh diantaranya Teuku Umar, Panglima Polim, Cut Nyak Din,
Cut Meuthia, Cik Di Tiro, Teuku Imam Luengbata, Teuku Cik Tunong (suami Cut Meuthia),
Pang Nangru dan Raja Sabil anak Meuthia.
4. Perang Batak dipimpin Si Singamangaraja XII
Sebab khusus : Adanya kecurigaan raja Batak terhadap perluasan wilayah Belanda
dengan kedok penyebaran agama (Zending) apalagi setelah Sumatera Barat berhasil dikuasai
Belanda. Akibatnya pos-pos Zending Belanda diserang. Strategi yang digunakan dengan
menggunakan benteng-benteng alam dan benteng buatan. Berkat bantuan dari Aceh akhirnya
pasukan Si Simangaraja XII terdesak dan ia gugur bersama Lopian (puterinya) & kedua
putranya Sutan Nagari dan Patuan Anggi.
5. Perlawanan Saparua (Maluku 1817)
Sebab khusus : Pendudukan Belanda atas benteng Duurstede di Saparua
Sebab lain : kewajiban membuat garam dan ikan asin bagi kepentingan kapal perang
Belanda, paksaan bagi pemuda-pemudi negeri untuk menjadi serdadu di Jawa, kegelisahan
rakyat Maluku terhadap pajak yang berat serta monopoli perdagangan yang dilakukan
Belanda dan peredaran uang kertas yang membingungkan rakyat.
Perang besar terjadi
dalam perebutan benteng Duurstede tanggal 15 Mei 1817. Semula Patimura memperoleh
kemenangan
namun karena kalah persenjataan dan tambahnya pasukan Belanda, benteng Gbr.
Patimura tidak dapat dipertahankan, perang dilanjutkan di luar benteng. Pasukan Pattimura
semakin terdesak, kapitan Paulus Tiahahu bersama puterinya Christina Marta Tiahahu
tertangkap. Akhirnya Patimura pun tertangkap ia dijatuhi hukuman gantung bersama tiga
panglimanya yang setia. Pengikut Patimura yang lain diantaranya Ulupaha, Anthoni
Rhebock, Thomas Pattiwael, Said Parintah
6. Perang Kalimantan dipimpin Pangeran Antasari dan P. Hidayat penyebabnya Belanda
campur tangan masalah pergantian tahta di kerajaan Banjar yaitu pengangkatan Pangeran
Tamjidillah oleh Belanda di kerajaan Banjar sedangkan rakyat menghendaki P. Hidayat
sebagai raja. Dalam perlawanan ini P. Antasari dibantu Kyai Demang Leman, Kyai Lang
lang, dan Haji Buyasin.

7. Perang di Bali dipimpin Raja Buleleng dan patih I Gusti Ktut Jelantik sebab utamanya
Belanda hendak menghapuskan hukum tawan karang yaitu kapal-kapal asing yang berlabuh
di Bali kapal beserta isinya menjadi hak raja-raja Bali. Perang dilakukan dengan cara puputan
atau mengamuk guna mempertahankan benteng Jagaraga.
8 . Perlawanan di Palembang dipimpin S.Badarudin,di
Lampung
dipimpin Raden Imbakusuma dan Raden Panggung
Gbr, I Gusti Ktut Jelantik dan P.
Antasari
D. Gerakan sosial
Penyebabnya adanya ketidakadilan dan penderitaan yang dialami masyarakat dan
merindukan datangnya sang Ratu Adil yang dapat memerintah secara aman adil makmur dan
sentosa selain juga untuk pemurnian agama Islam. Gerakan sosial ini meliputi :
1.
Gerakan melawan pemerasan yaitu gerakan rakyat yang bertujuan menentang paraturan
yang tidak adil. Gerakan ini bersifat dendam dan benci terhadap kehidupan sosial ekonomi
yang tidak baik karena tindak pemerasan seperti yang terjadi di Ciomas 1886 dipimpin oleh
Moh Idris, di Tanjong Oost,Condet,(sekarang Jakarta Timur) dipimpin oleh Entong Gendut.
Gerakan lain terjadi di tanah-tanah partikelir seperti Cakung, Slipi, Ciampea, Demak, dan
Surabaya mereka menuntut dihapuskannya tanah partikelir.
2.
Gerakan Ratu Adil ialah gerakan rakyat yang didasarkan pada kepercayaan akan
datangnya tokoh juru selamat atau ratu adil atau Imam mahdi. Gerakan ini bersandar pada
segi-segi gaib. Contoh gerakan yang dipimpin Kasan Mukmin di Sidoarjo Jawa Timur (1903)
dengan gerakan Dermojoyo di Kediri 1907.
3.
Gerakan Samin yaitu gerakan-gerakan sosial tradisional yang pasif. Gerakan ini tanpa
kekerasan dan anggota-anggotanya rajin, jujur dan berhasil sebagai petani serta menghargai
sesamanya. Muncul sejak abad ke19 di daerah Blora pimpinan Surosentiko dengan
tindakannya menentang pembayaran pajak
4.
Gerakan keagamaan yaitu gerakan yang memandang pemerintah kolonial Belanda dan
pengikutnya sebagai musuh. Gerakan ini menghendaki kehidupan keagamaan dengan cara
ketat yang disebut gerakan pemurnian agama Islam. Contoh gerakan Budiah yang dipimpin
H. Muh Rifangi di desa Kali Salak, Pekalongan tahun 1850 (Matroji:53)
E. Daerah-daerah persebaran agama Kristiani di Indonesia di Masa Kolonial
Kristen artinya orang yang mengikuti ajaran Yesus Kristus yaitu menyebarkan cinta kasih.
Agama Kristen pertama kali muncul di Yerusalem , propinsi Yudea,wilayah Palestina masa
Gubernur Pontius Pilatus dan dibawah pengaruh kerajaan Romawi. Kristen dibedakan
menjadi dua Kristen Katholik dan Kristen Protestan. Penyebaran agama Katholik dilakukan
oleh para misionaris seperti Bruder, suster dan Pastor. Kegiatan penyebaran agama Katholik
disebut misi, sedangkan penyebaran agama Kristen Protestan disebut Zending. Kegiatan
zending dilakukan oleh Pendeta, pengabar Injil dan saat penjajahan oleh Nederlandsch
Zending Genootschap.
Persebaran agama Katholik di Indonesia dilakukan oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang
dikenal dengan Gospel .Tokoh-tokoh penyebar agama katholik adalah Franciscus Xaverius i
(Ma luku), Gonzales Veroso, Simon Diaz. Selain menyebarkan agama mereka juga
mendirikan sekolah gereja, rumah sakit dan keuskupan yang bertanggung jawab langsung
terhadap Paus (pimpinan tertinggi agama katholik) di Roma. Daerah pengaruh Katholik yaitu

Flores, Solor, Timor. Ambon, Ternate , Morotai, Manado, Sangir, Talaud dan Jawa. Di Jawa
disebarkan Romo Van Lith .
Persebaran agama Kristen Protestan di Indonesia dilakukan oleh bangsa Amerika, Jerman dan
Belanda. Awalnya kaum zending Belanda menyebarkan agama di daerah Batak, Kalimantan,
Poso, Halmahera dan Maluku Tenggara (Ambon) dan Jawa. Tokoh-tokoh Zending
diantaranya DR. Nomensen, Heurnius, dan Sebastian Danchaerts

Anda mungkin juga menyukai