5. “hari itu tak ada kegiatan kerja di dukuh paruk…” 20. “melihat dukuh paruk bagaikan sebuah segerumbuk
menggunakan alur Maju kecil” gaya Bahasa simile
6. Nilai moral yang ada 21. Amanat Segala sesuatunya pasti akan kembali
Pembawaan orang yang senang menaku-nakuti kepadaNya, maka hendaklah kita harus introspeksi
diri
7. “ketika sinar matahari mulai meredup di langit barat…”
latar waktu Sore hari
22. “aku mengira sepasang pakaian bekas yang sudah
8. “….aku tidak mempunyai keberanian untuk bertisik sana sniitu adalah upah yang di janjikan” sudut
membangunkan ketiga anggota tentara itu.” pandang orang pertama pelaku utama
Karakter tokoh aku Penakut
23. “dukuh paruk telah tujuh bulan kering kerontang,
9. Pernyataan yang membuktikan latar waktu sore hari sepasang brg bangau takkan menemukan genangan air
pada kalimat meski hanya selebar telapak kaki” gaya Bahasa
Nomor 2, “tidak siap menjawab pertanyaan interogatif hiperbola
di senja bergerimis…” 24. “11 tahun yang lalu ketika srintil” alur mundur
10. “aku mengenal dengan sempurna setiap sudut 25. Dimanakan Sukarya berdiri bersilang tangan merenung
tersembunyi di dukuh dipekuburan
Paruk…” menggunakan sudut pandang
Orang pertama pelaku utama
26. Amanah Manusia selalu mempunyai tanggung jawab
11. Karakter tokoh tegar dalam kutipan tersebut dapat
dikeahui melalui penjelasan langsung 27. “saat itu aku dihadapkan dilemma, apakah aku
mendekatinya dan terus terang” watak tokoh aku
12. Kecantikan tokoh srintil disampaikan melalui Peragu
penggambaran penampilan fisik
28. “dukuh paruk yang sunyi ada kehidupan manusia…”
13. Watak tokoh rasus dalam kutipan tersebut riang dan Sunyi
cekatan 29.
29. “di kaki bukit kecil di pekuburan dukuh paruk tangan 41. (Si Dul Anak Betawi, Aman Datuk Madjoindo
bersilang…”latar suasana Hening dan mencekam dengan perubahan redaksi)
Amanat yang terdapat dalam kutipan novel
30. “beku yang mencekam. Santayib sudah berdiri goyah. Istrinya tersebut adalah
duduk menggigil…” suasana yang tergambar Mencekam Jangan menakut-nakuti orang lain apalagi
mengancam
31. “tak seorang pun memiliki lumbung padi meski yang 42. ketika Dukuh Paruk hanya merasa sebagai
paling sekecil pun” mengungkapkan masalah ekonomi tinja kehidupan.
Kutipan novel tersebut menggunakan gaya
32. Menggambarkan bang salim berwatak menakutkan bahasa
2,3,4 Personifikasi