Anda di halaman 1dari 4

Nama : I Kadek Aditya Dwi Kusuma

No : 08
Kls : 12 IPS 3

Ciri kebahasaannya Artikel “Sastrawan Serba Bisa” (Hal 157)


Adverbia
Menggunakan bahasa yang dapat mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat
meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi kepastian, yang bisa dipertegas dengan
kata keterangan atau adverbia frekuentatif.

1. Harian Kompas dan Sinar Harapan kerap memuat cerita pendeknya.

2. Novelnya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison.

3. Tidak sulit untuk mengenalinya karena topi pet putih selalu bertengger di kepalanya.

4. Karena itu, ia selalu memakai topi.

5. Meskipun demikian, ia tak pernah diikutkan main drama semasih kanak-kanak, juga

ketika SMP.

6. Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya

objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam

pengungkapannya.

7. Tiap adegan berjalan tangkas, kadang meletup, diseling humor.

8. Anak dianggap sebagai teman, kadang diajak berunding, kadang dimarahi.


Kosakata

Menggunakan perbendaharaan kata-kata. Supaya teks tersebut mampu meyakinkan

pembaca, diperlukan kosakata yang luas dan menarik.

1. Pet (Tidak sulit untuk mengenalinya karena topi pet putih selalu bertengger di kepalanya)

2. Ngaben (Kisahnya, pada ngaben ayahnya di Bali, kepalanya digundul)

3. Punggawa (Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras

dalam mendidik anak)

4. Subversif (Baginya, teror adalah pembelotan, pengkhianatan, kriminalitas, tindakan

subversif terhadap logika – tapi nyata)

5. Gaya obyektif (Seperti dalam karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung

mempergunakan gaya objektif dalam pusat pengisahan dan gaya stream of

consciousness dalam pengungkapannya – penuh potongan-potongan kejadian yang padat,

intens dalam pelukisan, ekspresif bahasanya)

6. Taksu (Setelah lama berikhtiar – walau dokter di Amerika mendiagnosis Putu tak bakal
punya anak lagi – pada 1996, pasangan ini dikaruniai seorang anak, Taksu)
Konjungsi
Menggunakan kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang
sederajat, yaitu kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta
kalimat dengan kalimat.
1. Dan (banyak tertera di teks)

2. Namun

Pada saat masih bekerja di majalah Tempo, ia mendapat beasiswa belajar drama (Kabuki) di

Jepang (1973) selama satu tahun. Namun, karena tidak kerasan dengan lingkungannya, ia belajar

hanya sepuluh bulan.

3. Sejak

  Ia pertama kali berperan dalam Badak, karya Anton Chekov. “Sejak itu saya senang

sekali pada drama,” kenang Putu. “Sejak itu saya senang sekali pada drama,” kenang Putu

4. Seperti

Gaya Putu menulis novel tidak berbeda jauh dengan gayanya menulis drama. Seperti dalam

karya dramanya, dalam novelnya pun ia cenderung mempergunakan gaya objektif dalam pusat

pengisahan dan gaya stream of consciousness dalam pengungkapannya – penuh potongan-

potongan kejadian yang padat, intens dalam pelukisan, ekspresif bahasanya.

5. Selain itu

 Ia juga pernah tampil bersama kelompok Sanggar Bambu. Selain itu, ia juga (telah berani)

tampil dalam karyanya sendiri yang berjudul Lautan Bernyanyi (1969).

Anda mungkin juga menyukai