DOSEN PENGAMPU :
DRS. IDA BAGUS WIDIADNYA; MM
DISUSUN OLEH :
Dalam konteks dunia yang sudah modern, Penanggung berarti perusahaan asuransi yang ada,
sementara Tertanggung adalah nasabahnya.
“Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis,
yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk:
memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,
biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang
tidak pasti; atau
memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran
yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan
dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.”
Sementara itu, menurut KBBI:
“(Asuransi, sebagai kata kerja, adalah) pertanggungan (perjanjian antara dua pihak, pihak yang
satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan
sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau
barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat)”
Premi asuransi adalah iuran biaya yang harus dibayarkan oleh nasabah selama jangka waktu
yang sudah disepakati. Biasanya premi bisa dibayarkan secara bulanan, semesteran, hingga
tahunan.
Sementara itu, polis asuransi adalah dokumen sah yang mengatur tentang perjanjian asuransi.
Mulai dari nilai manfaat, besaran premi, risiko yang ditanggung, hingga pengecualian (risiko
yang tidak ditanggung oleh asuransi). Polis asuransi bersifat legal dan mengikat secara hukum.
Jika ada pihak yang menyalahi aturan polis, maka pihak lainnya berhak untuk menghentikan
kerja sama atau bahkan menggugat pihak tersebut.
Klaim asuransi adalah proses pengajuan resmi kepada pihak perusahaan asuransi ketika nasabah
mengalami risiko yang ditanggung dalam polis asuransi. Jika klaim asuransi yang dibuat sesuai
dengan ketentuan tertera dalam polis, maka perusahaan asuransi akan memberikan sejumlah
uang sebagai ganti rugi atas risiko finansial yang dialami nasabah.
Dengan kata lain, asuransi merupakan cara kita untuk expect the unexpected (mempersiapkan hal
yang tidak bisa kita persiapkan). Mulai dari risiko kecelakaan, risiko jatuh sakit, hingga risiko
kehilangan pencari nafkah utama di keluarga. Semuanya ini risiko yang dicover oleh asuransi.
Asuransi kesehatan. Dengan risiko penyakit yang bisa terjadi pada siapapun dan biaya kesehatan
yang meningkatkan, tidak heran jika jenis asuransi yang satu ini sangat populer karena ada
asuransi rawat jalan dan asuransi rawat inap, serta asuransi kesehatan dengan santunan harian.
Asuransi jiwa. Biasanya dipakai untuk melindungi risiko meninggal dunia bagi pencari nafkah
utama di dalam keluarga.
Asuransi Pendidikan. Menabung untuk biaya pendidikan yang kian tinggi semakin sulit, karena
itu tidak ada salahnya jika kamu memulai menabung untuk asuransi pendidikan si kecil.
Asuransi rumah. Rumah menjadi salah satu kebutuhan primer. Tidak hanya kita, tapi barang
yang kita punya pun bisa mengalami risiko. Maka dari itu, asuransi rumah menjamin kerusakan
dadakan pada rumah kamu, seperti kebakaran, pencolongan, dan lainnya.
Asuransi kendaraan. Sama seperti rumah, kendaraan juga rentan untuk rusak tak terduga,
misalnya risiko kecelakaan atau pencurian.
Asuransi kecelakaan. Selain kendaraan, kamu butuh melindungi diri kamu juga dari risiko
finansial kecelakaan. Jika motor kamu perlu perbaikan, kamu juga mungkin membutuhkan biaya
medis untuk risiko yang mungkin ada.
Asuransi penyakit kritis. Walaupun kita mencoba untuk hidup sesehat mungkin, setiap orang
tetap mempunyai risiko untuk terkena penyakit kritis. Mulai dari stroke, kanker, hingga penyakit
jantung, semua penyakit kritis ini bersifat tak terduga. Biaya untuk membayar tagihan rumah
sakitnya pun tidak sedikit, karena itu membutuhkan asuransi.
Asuransi perjalanan. Biasanya jenis asuransi yang satu ini dijual bersamaan dengan tiket
kendaraan yang kamu beli. Baik kereta, kapal, maupun pesawat, semuanya mempunyai pilihan
asuransi perjalanan untuk proteksi delay atau kerusakan pada bagasi.
Jenis asuransi yang dipilih pun akan berbeda untuk setiap orang. Hal ini dikarenakan ada
beberapa jenis asuransi yang lebih dibutuhkan, seperti asuransi kesehatan dan asuransi jiwa,
namun ada yang bersifat sekunder, seperti pendidikan atau kendaraan.
Hal ini dikarenakan tidak semua orang sudah mempunyai anak atau kendaraan. Tetapi semua
orang tentunya mempunyai risiko sakit, baik muda ataupun tua. Butuh asuransi online? Yuk,
pilih produk Super You saja. Premi terjangkau, mulai dari Rp 30 ribu-an per bulan.
13 April 2022
Masa penjajahan yang dialami oleh bangsa Indonesia tidak hanya meninggalkan cerita
penindasan dan kekejaman yang dilakukan oleh kaum penjajah kepada pribumi, akan tetapi,
kaum kolonial yang secara peradaban lebih maju, juga membawa praktek-praktek bisnis yang
berkembang hingga saat ini. Salah satunya adalah bisnis asuransi. Istilah asuransi sendiri berasal
dari kata Belanda yaitu verzekering yang berarti pertanggungan atau asuransi.
Sejarah perkembangan bisnis perasuransian di Indonesia terbagi menjadi 2 masa yaitu
masa penjajahan sampai tahun 1942 dan masa sesudah perang dunia II atau masa kemerdekaan.
Masa Penjajahan
Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Kala itu,
keberadaan asuransi diperlukan oleh Belanda dalam rangka menjamin kelangsungan bisnis
mereka di sektor perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya. Keberhasilan mereka dalam
menjalankan bisnis di sektor perkebunan dan perdagangan khususnya di Indonesia yang waktu
itu masih bernama Nederlands Indie (Hindia Belanda), tentu perlu mendapatkan jaminan atau
proteksi atas risiko usaha yang mengancam. Sebagai catatan, bangsa Eropa pada abad XII sudah
mengenal asuransi pengangkutan laut (Marine Insurance).
Perusahaan-perusahaan asuransi yang beroperasi pada zaman penjajahan Belanda
mayoritas adalah perusahaan yang didirikan langsung oleh orang Belanda dan perusahaan yang
merupakan anak usaha dari perusahaan asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris, dan
negara lainnya. Menurut buku History of Insurance in Indonesia, perusahaan asuransi pertama
yang didirikan oleh Belanda adalah Bataviaasche Zee en Brand-Assurantie Maatschappij.
Perusahaan asuransi yang bergerak di sektor perdagangan dan perkebunan ini didirikan pada
tanggal 18 Januari 1843 di Kali Besar Timur, Jakarta. Risiko yang di-cover adalah segala risiko
yang diakibatkan oleh kebakaran dan risiko pengangkutan komoditas.
Berikutnya menyusul didirikannya perusahaan-perusahaan asuransi lainnya yang
merupakan anak usaha dari perusahaan asuransi di Belanda seperti NV Handel, Industrrie en
Landbouw Maatschappij Tiedeman & van Kerchem and Escompto Bank, dan Nederlansch
Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij (NILLMIJ). Pada tahun 1853 didirikan
perusahaan asuransi kerugian N.V. Assurantie Mij Nederlansche Lloyd dan asuransi
kerugian Assurantie Mij Langeyeld Schroeder serta Assurantie Mij Blom van der Aa. N.V.
Assurantie Mij Nederlansche Llyod ini merupakan cikal bakal dari asuransi kebakaran pertama di
Indonesia yaitu PT Llyod Indonesia.
Berhubung bisnis asuransi yang ada pada waktu itu hanya bertujuan untuk menjamin
keberlangsungan usaha kaum kolonial, maka jenis-jenis asuransi yang ada pada waktu itu tidak
banyak dikenal oleh masyarakat pribumi secara luas atau hanya untuk kalangan tertentu.
Terlebih, sistem bisnis yang dijalankan adalah monopoli sehingga bisnis asuransi yang ada hanya
untuk kegiatan berdagang dan memenuhi kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa
Eropa lainnya.
Sebagian besar jenis asuransi yang ada kala itu adalah asuransi kebakaran dan asuransi
pengangkutan. Sementara itu untuk asuransi kendaraan bermotor relatif belum muncul karena
jumlah pemilikan kendaraan bermotor kala itu masih sedikit dan didominasi oleh bangsa Belanda
dan bangsa asing lainnya, sehingga belum memerlukan jaminan asuransi.
Namun demikian di tengah dominasi perusahaan asuransi asing, ada juga perusahaan
asuransi yang digagas oleh kaum pribumi yaitu Onderlinge Lavenzekering
Maatschappij Persatuan Goeroe-Goeroe Hinda Belanda (OL. Mij. PGHB) atau yang sekarang
dikenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912. Perusahaan asuransi yang
berbentuk badan hukum mutual ini digagas oleh 3 orang guru yaitu Mas Ngabehi Dwidjosewojo,
Mas Karto Hadi Soebroto, dan Mas Adimidjojo. Dalam perjalanannya, OL. Mij. PGHB ini
mengalami beberapa kali pergantian nama yaitu OL Mij Boemi Poetra dan Perseroan Tanggoeng
Djiwa Boemi Poetera (PTD Boemi Poetera).
Berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908 juga memiliki peran dalam mendorong
pendirian perusahaan asuransi lokal. Salah satu pendiri OL Mij Boemi Poetra yaitu Mas Ngabehi
Dwidjosewojo adalah anggota perkumpulan Budi Utomo cabang Yogyakarta. Perusahaan
asuransi lokal yang didirikan oleh kaum pribumi adalah De Bataviasche Onderlinge
Levensverzekerings Maatschappij, V. Indonesia, dan De Onderlinge Levensverzekerings
Maatschappij Djawa. Semua perusahaan asuransi tersebut berbentuk onderling atau perusahaan
bersama karena didirikan atas semangat gotong-royong dan saling tolong menolong antaranak
bangsa.
Kegiatan bisnis asuransi di Indonesia ini kemudian terhenti selama terjadinya perang
dunia II akibat ditutupnya perusahaan-perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris. Saat
pendudukan tentara Jepang selama kurang lebih 3,5 tahun, bisnis asuransi di Indonesia tidak
mencatatkan perkembangan apapun, bahkan justru mencatatkan kemunduran. Pasalnya, kondisi
ekonomi Indonesia saat itu sangat kacau sehingga membuat banyak perusahaan yang gulung
tikar, tak terkecuali perusahaan asuransi. Satu-satunya perusahaan asuransi yang selamat atau
mampu bertahan dari kondisi ekonomi yang buruk tersebut adalah O.L Mij Boemi Poetera atau
PTD Boemi Poetera.
Masa Sesudah Perang Dunia atau Masa Kemerdekaan
Setelah perang dunia berakhir, perusahaan-perusahaan asuransi Belanda dan Inggris
kembali beroperasi di Indonesia yang notabene sudah merdeka, dengan mendirikan suatu badan
usaha asuransi kolektif bernama Bataviasche Verzekerings Unie (BUV) pada tahun 1946.
Berhubung bentuknya adalah usaha kolektif maka masing-masing anggota BUV akan
memperoleh share tertentu dari setiap penutupan. Skema bisnis ini dipilih karena kala itu tenaga
asuransi masih sangat kurang. Namun, perusahaan asuransi bikinan Belanda dan Inggris yang
sempat mendominasi ini hanya berlangsung sampai dengan tahun 1964.
Pada tahun 1950, berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian pertama yaitu NV. Sebagai
perusahaan asuransi kerugian nasional pertama, NV harus bersaing dengan perusahaan asing
yang lebih unggul baik dari sisi modal maupun pengetahuan teknis. Pendirian asuransi kerugian
nasional ini kemudian memantik keberanian pengusaha nasional untuk mendirikan perusahaan
asuransi kerugian. Di pihak lain, pemerintah juga menerbitkan regulasi yang mewajibkan semua
barang impor harus diasuransikan di Indonesia. Regulasi ini ditujukan untuk mencegah devisa
keluar untuk membayar premi asuransi di luar negeri.
Selang three tahun, berdiri perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang
reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia. Hal ini menyebabkan devisa keluar untuk
membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap besar. Dalam rangka mengatasi
permasalahan devisa keluar ini, pada tahun 1954 pemerintah Indonesia mendirikan sebuah
perusahaan reasuransi profesional, yaitu PT Reasuransi Umum Indonesia yang mendapat
dukungan dari bank-bank pemerintah. Semua perusahaan asuransi asing pun diwajibkan untuk
menggunakan jasa Reasuransi Umum Indonesia. Pada tahun 1963, kegiatan Reasuransi Umum
Indonesia diperluas dengan reasuransi jiwa dengan mendirikan PT Reasuransi Jiwa Umum yang
memicu bermunculannya perusahaan-perusahaan asuransi kerugian nasional.
Pada tahun 1960-an yaitu saat perjuangan pembebasan Irian Barat ke pengakuan
Republik Indonesia dan peristiwa konfrantasi Malaysia, pemerintah Indonesia melakukan
nasionalisasi terhadap perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris. Dua peristiwa
nasionalisasi yang terkenal adalah nasionalisasi perusahaan asuransi Belanda NV Assurantie
Maatschappij de Nederlandern dan Bloom Vander EE menjadi PT Asuransi Bendasraya serta
nasionalisasi perusahaan asuransi De Nederlanden Van (1845) menjadi PT Asuransi Jiwasraya.
PT Asuransi Bendasraya ini kemudian digabung dengan PT Umum Internasional
Underwriters (PT UIU) menjadi PT Asuransi Jasa Indonesia atau yang akrab dikenal dengan
sebutan Asuransi Jasindo. Selain nasionalisasi dan penggabungan/merger perusahaan asuransi,
pemerintah Indonesia juga membentuk perusahaan-perusahaan asuransi sosial dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan rakyat yaitu Perum Asabri, Perum Astek (Jamsostek), Perum
Taspen, dan Asuransi Jasa Raharja. Perusahaan asuransi sosial ini didirikan untuk melaksanakan
kegiatan yang diamanatkan oleh Undang-Undang yaitu:
1. Jasa Raharja melaksanakan Undang-undang kecelakaan penumpang dan Dana kecelakaan Lalu
lintas.
2. Perum Taspen, yang menyelengarakan tabungan dan asuransi untuk pegawai negeri. Didirikan
tahun 1964, yang saat itu menjadi satu-satunya perusahaan milik negara yang mengkhususkan
penetapan asuransi dalam valuta asing.
3. Perum Asabri, untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
4. Perum Astek, melaksanakan PP No. 33 tahun 1977, yakni asuransi sosial tenaga kerja (Astek),
yakni asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta (jamsostek).
Lalu pada tahun 1980-an, mulai bermunculan perusahaan asuransi modern di Indonesia, baik
perusahaan asuransi nasional maupun perusahaan asuransi patungan alias joint venture seperti
Allianz, AIA, Cigna, Avrist, AXA, Asuransi Sinar Mas, dan Prudential. Produk asuransi yang
dipasarkan pun kini tak sekadar proteksi tapi juga dibalut dengan investasi atau unitlink.
Mengutip Detik Finance (13/01/21), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengatakan
bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum melek asuransi, terutama asuransi
jiwa Sebenarnya, salah satu poin penting dalam memahami asuransi adalah mengetahui
keberadaan prinsip asuransi, karena prinsip asuransi sendiri bisa menjelaskan bagaimana
Secara umum, kehadiran asuransi adalah untuk memberikan perlindungan atau proteksi. Baik
asuransi kesehatan, asuransi jiwa, maupun asuransi properti, semuanya memiliki tujuan yang
sama, yaitu melindungi dari kemungkinan risiko. Banyaknya jenis asuransi tidak jarang
membuat masyarakat awam bingung untuk memahami produk asuransi lebih dalam.
Oleh sebab itu, dengan memahami dengan baik prinsip asuransi, Anda akan terhindar dari
kesalahpahaman serta membuat Anda mengetahui apakah Anda akan mendapat manfaat asuransi
Prinsip ini menjelaskan bahwa seseorang diberikan hak untuk mengasuransikan sesuatu karena
terdapat hubungan keluarga atau ekonomi yang mendasarinya. Hak ini otomatis timbul setelah
adanya perjanjian yang sering disebut Polis dan telah memiliki dasar hukum.
Sebagai contoh, untuk mengasuransikan seseorang, Anda harus memiliki hubungan seperti ayah,
ibu, suami, istri, dan anak. Tentu Anda bisa mengasuransikan diri sendiri, kok!
Contoh lainnya adalah Anda bisa mengasuransikan bisnis Anda sendiri atau orang-orang
Sesuai dengan namanya, prinsip ini memiliki arti yaitu niat atau itikad baik. Maksudnya adalah,
dalam proses membeli produk asuransi, baik Tertanggung (nasabah) maupun Penanggung
(perusahaan asuransi) harus menyampaikan informasi dengan terbuka, rinci, dan jujur.
sebelum membuat kesepakatan, seperti penyakit bawaan, aktivitas merokok, pengalaman dirawat
3. Indemnity
Indemnity sering juga disebut sebagai prinsip ganti rugi. Perusahaan asuransi selaku Penanggung
harus memberikan ganti rugi kepada Tertanggung sesuai dengan kesepakatan pada perjanjian
atau polis. Kemudian, nilai tanggungan harus sesuai dengan nilai klaim yang sudah diajukan
4. Subrogation
Subrogasi berkaitan dengan kondisi di mana kerugian yang dialami Tertanggung disebabkan
oleh pihak ketiga (orang lain). Jika melihat pada pasal 1365 KUH Perdata, pihak ketiga yang
Dalam asuransi, subrogasi mengharuskan Tertanggung memilih salah satu dari sumber pengganti
kerugian, yaitu Penanggung atau pihak ketiga. Tertanggung tidak boleh memilih dari keduanya,
Lain halnya jika Tertanggung tidak mendapat ganti rugi secara penuh dari pihak ketiga, maka
Tertanggung dapat meminta hak ganti rugi sesuai dengan selisih yang ada kepada Penanggung.
Demikian pula apabila Tertanggung sudah mendapat penggantian dari Penanggung, maka
5. Contribution
Pernah mendengar kerabat Anda dirawat di rumah sakit dan biayanya di-cover oleh 2 asuransi
Dalam prinsip ini, pihak asuransi memiliki hak untuk mengajak Penanggung lainnya untuk
Misalnya, Pak Andi dirawat di ICU selama 7 hari dan memakan biaya hingga 200 juta rupiah.
Tagihan perawatan Pak Andi di-cover oleh asuransi BCD sebesar 90 juta. Jika pak Andi
memiliki Polis asuransi lain, yaitu asuransi EFG, maka asuransi EFG hanya perlu membayar sisa
Prinsip asuransi yang terakhir adalah prinsip kausa proksimal, di mana setiap kerugian yang
terjadi pasti ada penyebabnya. Mengacu prinsip ini, Penanggung hanya akan mengganti kerugian
Tertanggung apabila suatu peristiwa diakibatkan oleh penyebab yang diatur dalam polis.
Sebagai masyarakat cerdas, mengetahui 6 prinsip asuransi adalah cara untuk memaksimalkan
penggunaan produk asuransi yang telah dibeli. Hal ini juga membantu Anda untuk menghindari
kesalahpahaman di kemudian hari. Bagi Anda yang ingin miliki asuransi sekaligus
berinvestasi, asuransi jiwa unit link merupakan pilihan tepat karena produk ini memberikan
manfaat pada keduanya. Simak artikel berikut untuk mengetahui asuransi jiwa unit link yang
Temukan berbagai informasi menarik dan bermanfaat seputar asuransi serta keuangan di sini!
Sejak masyarakat Indonesia melek terhadap literasi keuangan, mereka pun mulai memahami
pentingnya berinvestasi. Terlebih di masa pandemi yang berhasil membuka mata kita tentang
perlunya menerapkan manajemen keuangan yang efektif untuk menghadapi kejadian tak terduga.
Salah satunya yaitu melalui investasi. Namun, terlepas dari beragam manfaatnya, tak dipungkiri
terdapat risiko investasi yang perlu kamu ketahui. Sebelum memulai, saatnya kamu memahami
beragam risiko reksadana, risiko obligasi, risiko investasi saham, dan risiko instrumen investasi
lainnya.
Investasi merupakan kegiatan mengelola keuangan dengan tujuan melipatgandakan uang atau
meningkatkan kekayaan. Jenis investasi pun sangatlah beragam, mulai dari investasi emas,
reksadana, deposito, obligasi, saham, properti, dsb. Apapun instrumen yang kamu pilih, sangat
penting untuk mengetahui risiko investasi sebelum memulai.
Meskipun ada risiko investasi, kegiatan pengelolaan keuangan ini juga mengandung manfaat
yang tak bisa diabaikan. Di antaranya:
Investasi merupakan rencana keuangan jangka panjang yang penting untuk membangun masa
depan keuangan. Maka dari itu, meski terdapat risiko investasi, kamu perlu mengalokasikan
penghasilan demi meraup keuntungan dari berinvestas
saja resiko Apa investasi
Risiko investasi merupakan potensi kerugian yang dapat dialami investor dari aktivitas investasi
tersebut. Risiko ini umumnya terbagi menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis (systematic risk)
dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Seperti apa kedua jenis risiko tersebut?
Merupakan jenis risiko eksternal yang tak dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko
investasi ini dapat mempengaruhi semua efek serta tak dapat dikurangi dengan
diversifikasi. Yang termasuk risiko sistematis adalah:
Risiko suku bunga; risiko investasi yang muncul karena adanya fluktuasi suku
bunga sehingga dapat mempengaruhi pendapatan investasi
Risiko inflasi; disebut juga risiko daya beli yang berarti peluang arus kas dari
investasi memiliki nilai yang lebih rendah di masa depan karena adanya
perubahan daya beli akibat inflasi
Risiko nilai tukar mata uang (valas); risiko investasi yang terjadi karena adanya
perubahan kurs valuta asing, contohnya ketika mata uang domestik tengah
melemah
Risiko komoditas; risiko investasi yang dipicu karena adanya perubahan harga
komoditas tertentu, biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi harga juga permintaan
dan penawaran
2. Risiko Investasi Tidak Sistematis (Unsystematic Risk)
Merupakan jenis risiko yang dapat dihindari atau dikendalikan. Risiko investasi ini dapat
diatasi dengan membentuk portofolio investasi atau melakukan diversifikasi. Yang
termasuk risiko tidak sistematis yaitu:
Risiko likuiditas; risiko yang terjadi karena adanya kesulitan menyediakan uang
tunai dalam periode tertentu
Risiko reinvestment; risiko yang terjadi pada penghasilan aset keuangan yang
mewajibkan perusahaan melakukan reinvest
Risiko finansial; risiko yang berkaitan dengan struktur pendanaan
Risiko bisnis; risiko yang berkaitan dengan bisnis perusahaan tempat seseorang
berinvestasi
Keuntungan atau return dan risiko investasi saling berkaitan. Bila return besar, maka risikonya
pun akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika return investasi kamu kecil, maka risiko yang dihadapi
akan lebih rendah. Agar risiko tersebut dapat diatasi atau diminimalisir, lakukan tiga cara
berikut:
1. Menentukan Target Investasi
Sebelum berinvestasi, kamu dapat mengetahui banyak hal dengan menentukan target
terlebih dahulu. Mulailah dengan menentukan jangka waktu investasi yang diinginkan
serta jenis investasi dan jenis risiko yang bisa kamu hadapi. Sebagai contoh, bila kamu
ingin berinvestasi jangka pendek dengan risiko yang minim, pilihlah reksadana.
Instrumen investasi ini juga cocok dengan investor pemula. Jika sudah memahami
beragam market dan jenis investasinya, kamu dapat beralih ke risiko yang lebih tinggi.
Setelah melakukan tip di atas, cara mengatasi risiko investasi selanjutnya yaitu dengan
memegang penuh kendali atas investasi yang kamu lakukan. Kamu bisa melakukannya
dengan memonitor pergerakan investasi secara rutin. Tujuannya supaya kamu tidak akan
ketinggalan kesempatan menarik untuk mendapatkan profit lebih tinggi. Kamu juga bisa
mengetahui saat tren investasi sedang turun. Intinya kamu dapat mengetahui dinamika
investasi untuk meminimalisir risiko.
Tidak sedikit investor yang terjerat investasi bodong. Agar terhindar dari penipuan
tersebut, pastikan kamu mengetahui apakah lembaga keuangan atau perusahaan tempat
kamu ingin berinvestasi sudah memiliki legalitas yang jelas. Tak kalah pentingnya yaitu
perusahaan tersebut haruslah memiliki izin resmi dari Bappebti dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK). Ini juga berlaku untuk manajer investasi, Bank Kustodian, dan agen
penjual.
Terlepas dari risiko investasi yang ada, investasi telah menjadi pos keuangan yang penting. Itu
sebabnya berapapun pendapatanmu, sisihkan untuk memenuhi pos investasi.
Nah, agar modal investasi dan pos keuangan lainnya terkelola dengan baik, saatnya beralih ke
Bank Raya. Dengan menggunakan fitur keuangan Raya seperti Saku Raya, kamu tidak akan
kesulitan lagi mengatur pos-pos keuangan yang penting secara efektif dan efisien. Pokoknya
mengelola keuangan akan semakin mudah, aman, dan menyenangkan. Ayo, rayakan kesiapan
finansialmu bersama Bank Raya!