MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bank dan Lembaga Keuangan
yang diampu oleh M.F. Apridisya Tauzirie, S.Pd.,M.H.
Oleh:
Kelompok Lima
Heryanti Yuliana
Inka Nurhasanah
Kustiawan A.
Lusiana Vianita M.
Marina Trozi D.
Mayang Bundo
1143070090
1143070099
1143070114
1143070120
1143070131
1143070133
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas seputar
asuransi.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bank
dan lembaga keuangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................1
A
B
C
D
Latar Belakang........................................................1
Rumusan Masalah...................................................1
Tujuan.....................................................................1
Manfaat...................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................
A. Pengertian dan Sejarah Asuransi............................
B. Manfaat dan Penggolongan Asuransi......................
C. Manajemen Resiko..................................................
D. Perhitungan Premi Asuransi....................................
BAB III PENUTUP.......................................................
A. Simpulan.................................................................
B. Saran.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menngunakan berbagai alat
analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan
perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena di
masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal
tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi,
wajarlah jika terjadinya sesuatu di amsa yang akan datang hanya dapat direka-reka
semata.
Risiko di masa yang akan datang dapat terjadi terhadap kehidupan
seseorang, mislanya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam
dunia bisnis, risiko yang dapat dihadapi berupa risiko akibat kebakaran, kerusakan
atau kehilangan ataupun risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap risiko yang akan
dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih
besar lagi.
Untuk mengirangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan
datang, seperti risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman
kredit bank atau risiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau
menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup
menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asurasnsi merupakan
perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko yang akan
dihadapi oleh nasabahnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang tersebut adalah:
1
2
3
4
5
6
C. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari rumusan masalah tersebut adalah untuk
mengetahui:
1
2
3
4
5
6
pengertian asuransi;
sejarah asuransi;
manfaat asuransi;
penggolongan asuransi;
manajemen risiko dalam asuransi;
perhitungan premi asuransi.
E Manfaat
1 Bagi pembaca
Agar dapat mengerti dan memahami seputar lingkup asuransi mengenai
pengertian, sejarah, manfaat, penggolongan hingga perhitungan premi
2
asuransi.
Bagi penulis
Menambah wawasan seputar asuransi dan ruang lingkupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem,
atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk
jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,
kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara
teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut.
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah
Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen(peristiwa tidak pasti).
Menurut Ketentuan Undangundang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari
1992 tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi), Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH
Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang
bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata.
Pelimpahan
risiko
dari
perusahaan
dari
Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak
tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya
Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti,
terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda
dan Inggris.
Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris
kembali beroperasi di negara yang sudah merdeka ini. Sampai tahun 1964
pasar industri asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan Asing,
terutama Belanda dan Inggris.
Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka mendirikan sebuah
badan yang disebut Bataviasche Verzekerings Unie (BVU) pada tahun
1946, yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif. Dengan demikian
dari setiap penutupan, masing-masing anggota BVU memperoleh share
tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur
dan tenaga asuransi masih kurang sekali.
Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian yang
pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal
2004 sudah menjadi PT MAI PARK. Pada saat itu, sebagai perintis
perusahaan asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini
harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam
faktor permodalan maupun pengetahuan teknis.
Dengan berdirinya perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut,
keberanian pengusaha nasional dipacu untuk mendirikan perusahaanperusahaan asuransi kerugian. Keberanian ini didukung pula oleh Peraturan
Pemerintah bahwa semua barang impor hams diasuransikan di Indonesia.
Pengaturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian devisa untuk
membayar premi asuransi di luar negeri.
Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian
devisa untuk membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap
besar. Untuk menanggulangi hal ini, didirikanlah pada tahun 1954 sebuah
kewajiban pembayaran Anda atas suatu kejadian. Asuransi juga dikenal sebagai
alternatif pengendalian kerugian atau loss control dengan melakukan survei
lapangan serta memberikan rekomendasi kepada pemegang polis untuk
melakukan tindakan preventif dan penanggulangan kerugian.
b. Sebagai Investasi dan Tabungan
Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang polis di suatu
penyedia
layanan
jasa
asuransi,
Anda
akan
mendapatkan
jaminan
2)
3)
Pencurian
4)
Kebakaran
3. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan
semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak
terkait
yang
pelakasanaannya
dilakukan
berdasarkan
ketentuan
adalah
asuransi
pengangkutan
risiko
yang
dikaitkan
dengan
jiwa
atau
reasuransi
adalah
proses
untuk
untuk
mengasuransikan
kembali
pertanggung
jawaban
pada
pihak
memberikan
sejumlah
jasa
terhadap
kerugian
pada
objek
asuransi
yang
dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan
aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda
yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)
2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)
4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul
dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
4. Manajemen Risiko
Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan
manajemen resiko. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi pengeluaran,
mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan,
menekan biaya produksi dan sebagainya.
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup
identifikasi,
evaluasi
dan
pengendalian
risiko
yang
dapat
mengancam
yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai
suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang
menimbulkan kerugian. Tahapan dalam manajemen resiko adalah:
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan Evaluasi resiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya
3. Pengendalian resiko, dimana dalam Pengendalian resiko ini terbagi menjadi
dua:
a. Pengendalian Fisik (Resiko dihilangkan/diminimalisir)
Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua
kemungkinan
terjadinya kerugian;
contoh : dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan
dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan
upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian;
b. Pengendalian Finansial (Resiko ditahan, resiko ditransfer)
Menahan resiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko,
misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk
menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri).Sedangkan
pengalihan/transfer
resiko
dapat
dilakukan
dengan
memindahkan
Hingga saat ini bisa dipastikan hanya segelintir perusahaan asuransi yang
secara formal mempunyai pedoman, kebijakan, atau prosedur manajemen risiko.
Apakah dapat diartikan tidak ada penerapan manajemen risiko di dunia asuransi?
Secara substansi, perusahaan asuransi telah melakukan prinsip-prinsip manajemen
risiko, namun belum komprehensif.
Beberapa perusahaan asuransi yang berusaha menerapkan manajemen risiko,
saat ini sedang mencari bentuk. Belum ada panduan pasti sehingga penerapan
manajemen risiko masih meraba-raba, tidak seperti di perbankan. Jika BI
menetapkan delapan jenis risiko di industri perbankan, namun baik pemerintah
maupun asosiasi asuransi, belum menetukan jenis-jenis risiko di industri asuransi.
Berita baik berhembus dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang konon kabarnya sedang merencanakan penerapan manajemen
risiko di perusahaan BUMN. Dengan demikian, diharapkan penerapan manajemen
risiko di industri asuransi bisa dimotori asuransi pelat merah.
1. Membuat Pedoman
Tujuan penerapan manajemen risiko di industri asuransi pada dasarnya
tidak berbeda dengan industri lainnya yakni agar dapat meminimalisir dan
mengelola risiko yang berdampak negatif pada tujuan, visi, dan misi
perusahaan. Dalam teori dasar manajemen risiko, tahapan-tahapannya adalah
menentukan konteks (ruang lingkup dan tujuan), identifikasi risiko, analisa
risiko, dan mengontrol risiko. Karena risiko bersifat dinamis, maka harus
selalu dilakukan revieu dan monitoring.Untuk menerapkannya, maka
diperlukan pedoman manajemen risiko yang bisa berisi kebijakan dan
prosedur manajemen risiko. Selain itu harus ada pelaksananya sehingga
diperlukan struktur organisasi manajemen risiko dan siapa saja yang terlibat
di dalam penerapannya.
Untuk tiap jenis perusahaan bisa berbeda-beda bentuknya, baik
kebijakan, prosedur, struktur organisasi, maupun orang-orang yang terlibat.
Dalam hal struktur misalnya, untuk perusahaan besar mungkin memerlukan
satu unit khusus untuk menangani menajemen risiko. Namun bagi perusahaan
lain, fungsi-fungsi manajemen risiko bisa ditempelkan pada unit-unit dalam
perusahaan.
yang tidak bisa dilihat. Yang dijual adalah janji akan mengganti kerugian
tertanggung jika memenuhi syarat dan ketentuan polis.
Ada risiko reputasi atau nama baik (brand name) yang jika tidak dikelola
dengan tepat akan menjadi risiko yang mematikan (killer risk). Seperti diketahui
bahwa sudah mulai ada anggapan bahwa asuransi itu kalau membayar premi bisa
lewat ATM, tapi jika mengurus klaim lewat kantor polisi. Persepsi negatif ini
perlu dieliminasi dengan teknik-teknik manajemen risiko yang tepat.
Secara keseluruhan, hampir di setiap unit dalam perusahaan asuransi
menghadapi risiko. Untuk itu, manajemen risiko di asuransi nantinya tidak
sekedar dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi. Penerapan
manajemen risiko sebisa mungkin diarahkan menjadi budaya perusahaan. Dengan
demikian harus dikomunikasikan kepada manajemen dan semua karyawan.
Sudah saatnya kalangan asuransi merumuskan risiko-risiko yang berpotensi
menganggu kelangsungan perusahaan. Lebih dari itu, manajemen risiko dilakukan
dengan mempersiapkan rencana darurat (contingency plan) atas risiko-risiko yang
kemungkinan terjadinya cukup tinggi dan dampaknya besar. Dengan demikian,
risiko yang mengancam tujuan perusahaan bisa dikendalikan dengan baik.
Apa yang terjadi di dunia perbankan, sudah cukup untuk menjadi pelajaran
bahwa pelaksanaan manajemen risiko di industri asuransi adalah mendesak.
Dalam kehidupan kita sehari-hari seringkali kita mendengar istilah Resiko dan
Asuransi. Dan pertanyaannya adalah apakah kita tahu apa pengertian dari
Resiko? Dan juga Asuransi? Dan apa kaitan diantara keduanya?
Resiko didalam Asuransi adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis. Contoh dari berbagai
macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain, resiko terkena
banjir di musim hujan, resiko gempa bumi dan sebagainya, dapat menyebabkan
kita menanggung kerugian jika risiko-risiko tersebut tidak kita antisipasi dari
awal.
Istilah resiko (risk) juga memiliki berbagai definisi. Vaughan (1978)
mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
a. Risk is the chance of loss (Risiko akan menimbulkan kerugian)
d) Resiko Fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan
dampaknya luas, contohnya adalah angin topan, gempa bumi, banjir dan
Badai.