Anda di halaman 1dari 23

ASURANSI

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Bank dan Lembaga Keuangan
yang diampu oleh M.F. Apridisya Tauzirie, S.Pd.,M.H.

Oleh:
Kelompok Lima
Heryanti Yuliana
Inka Nurhasanah
Kustiawan A.
Lusiana Vianita M.
Marina Trozi D.
Mayang Bundo

1143070090
1143070099
1143070114
1143070120
1143070131
1143070133

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini penulis membahas seputar
asuransi.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bank
dan lembaga keuangan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap kepada para pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik yang membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Bandung, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................ii
BAB I

PENDAHULUAN..............................................1
A
B
C
D

Latar Belakang........................................................1
Rumusan Masalah...................................................1
Tujuan.....................................................................1
Manfaat...................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................
A. Pengertian dan Sejarah Asuransi............................
B. Manfaat dan Penggolongan Asuransi......................
C. Manajemen Resiko..................................................
D. Perhitungan Premi Asuransi....................................
BAB III PENUTUP.......................................................
A. Simpulan.................................................................
B. Saran.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menngunakan berbagai alat
analisis. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan
perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena di
masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal
tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi,
wajarlah jika terjadinya sesuatu di amsa yang akan datang hanya dapat direka-reka
semata.
Risiko di masa yang akan datang dapat terjadi terhadap kehidupan
seseorang, mislanya kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam
dunia bisnis, risiko yang dapat dihadapi berupa risiko akibat kebakaran, kerusakan
atau kehilangan ataupun risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap risiko yang akan
dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih
besar lagi.
Untuk mengirangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan
datang, seperti risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman
kredit bank atau risiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau
menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup
menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asurasnsi merupakan
perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko yang akan
dihadapi oleh nasabahnya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang tersebut adalah:
1
2
3

apakah pengertian asuransi?


bagaimanakah sejarah berdirinya asuransi?
apa sajakah manfaat asuransi?

4
5
6

bagaimanakah penggolongan asuransi?


apakah manajemen risiko dalam asuransi?
Bagaimanakah perhitungan premi asuransi?

C. Tujuan
Tujuan yang dapat diambil dari rumusan masalah tersebut adalah untuk
mengetahui:
1
2
3
4
5
6

pengertian asuransi;
sejarah asuransi;
manfaat asuransi;
penggolongan asuransi;
manajemen risiko dalam asuransi;
perhitungan premi asuransi.

E Manfaat
1 Bagi pembaca
Agar dapat mengerti dan memahami seputar lingkup asuransi mengenai
pengertian, sejarah, manfaat, penggolongan hingga perhitungan premi
2

asuransi.
Bagi penulis
Menambah wawasan seputar asuransi dan ruang lingkupnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi
Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem,
atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk
jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari
kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian,
kehilangan, kerusakan atau sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara
teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin
perlindungan tersebut.
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah
Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen(peristiwa tidak pasti).
Menurut Ketentuan Undangundang No.2 tahun 1992 tertanggal 11 Pebruari
1992 tentang Usaha Perasuransian (UU Asuransi), Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu bentuk
perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH
Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang
bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata.

Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan


nonasuransi seperti kegiatan Underwriting akutaria, klaim, dan reasuransi
retrosesi. Penjaminan (underwriting) adalah Proses penaksiran/penilaian dan
penggolongan derajad risiko yang terkait pada calon tertanggung, serta pembuatan
keputusan untuk menerima atau menolak risiko tersebut.
Aktuaria (actuarial) adalah Fungsi pada suatu perusahaan asuransi yang
menerapkan prinsip-prinsip matematika pada asuransi, termasuk mengkalkulasi/
memperhitungkan daftar harga premi serta memastikan kesehatan perusahaan dari
segi keuangan.
Klaim adalah beban yang menjadi kewajiban perusahaan asuransi terhadap
pemegang polis sehubungan dengan perjanjian asuransi antara perusahaan
asuransi dengan konsumen (pemegang polis) akibat terjadi peristiwa yang di
asuransikan atau yang jatuh tempo.
Reasuransi adalah pihak yang menerima pertanggungan ulang dari suatu
penutupan

asuransi. Retrosesi adalah

Pelimpahan

risiko

dari

perusahaan

reasuransi kepada perusahaan reasuransi lain.


B. Sejarah Asuransi
1. Awal Sejarah Asuransi
Asuransi berasal mula dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang
dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Kemudian pada tahun 1668 M di
Coffee House London berdirilah Lloyd of London sebagai cikal bakal
asuransi konvensional. Sumber hukum asuransi adalah hukum positif,
hukum alami dan contoh yang ada sebelumnya sebagaimana kebudayaan.
Asuransi membawa misi ekonomi sekaligus sosial dengan adanya
premi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi dengan jaminan
adanyatransfer of risk, yaitu pengalihan (transfer) resiko dari tertanggung
kepada penanggung. Asuransi sebagai mekanisme pemindahan resiko
dimana individu atau business memindahkan sebagian ketidakpastian
sebagai imbalan pembayaran premi. Definisi resiko disini adalah
ketidakpastian terjadi atau tidaknya suatu kerugian (the uncertainty of loss).

Asuransi di Indonesia berawal pada masa penjajahan Belanda, terkait


dengan keberhasilan perusahaan dari negeri tersebut di sektor perkebunan
dan perdagangan di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan jaminan
terhadap keberlangsungan usahanya, tentu diperlukan adanya asuransi.
Perkembangan industri asuransi di Indonesia sempat vakum selama masa
penjajahan Jepang.
2. Sejarah Asuransi di Indonesia
Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan
negara kita pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di
negeri kita ini sebagai akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor
perkebunan dan perdagangan di negeri jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak
diperlukan. Dengan demikian usaha perasuransian di Indonesia dapat dibagi
dalam dua kurun waktu, yakni zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan
zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman kemerdekaan. Pada waktu
pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah tahun,
hampir tidak mencatat sejarah perkembangan.
Perusahaan-perusahaan asuransi yang ada di Hindia Belanda pada
zaman penjajahan itu adalah:
a. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
b. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang

dari

Perusahaan Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di


negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda,
perkembangan asuransi kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan
dagang dan kepentingan bangsa Belanda, Inggris, dan bangsa Eropa lainnya.
Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh masyarakat, lebih-lebih
oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu
itu masih sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran
dan pengangkutan.
Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena
jumlah kendaraan bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh

Bangsa Belanda dan Bangsa Asing lainnya. Pada zaman penjajahan tidak
tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun. Selama terjadinya
Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti,
terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda
dan Inggris.
Setelah Perang Dunia usai, perusahaan-perusahaan Belanda dan Inggris
kembali beroperasi di negara yang sudah merdeka ini. Sampai tahun 1964
pasar industri asuransi di Indonesia masih dikuasai oleh Perusahaan Asing,
terutama Belanda dan Inggris.
Pada awal mulanya beroperasi di Indonesia mereka mendirikan sebuah
badan yang disebut Bataviasche Verzekerings Unie (BVU) pada tahun
1946, yang melakukan kegiatan asuransi secara kolektif. Dengan demikian
dari setiap penutupan, masing-masing anggota BVU memperoleh share
tertentu. Cara ini dilakukan mengingat keadaan pada waktu itu belum teratur
dan tenaga asuransi masih kurang sekali.
Pada tahun 1950 berdiri sebuah perusahaan asuransi kerugian yang
pertama, yakni NV. Maskapai Asuransi Indonesia yang kemudian pada awal
2004 sudah menjadi PT MAI PARK. Pada saat itu, sebagai perintis
perusahaan asuransi kerugian nasional yang pertama, maka perusahaan ini
harus bersaing dengan perusahaan asuransi asing yang unggul baik dalam
faktor permodalan maupun pengetahuan teknis.
Dengan berdirinya perusahaan asuransi kerugian nasional tersebut,
keberanian pengusaha nasional dipacu untuk mendirikan perusahaanperusahaan asuransi kerugian. Keberanian ini didukung pula oleh Peraturan
Pemerintah bahwa semua barang impor hams diasuransikan di Indonesia.
Pengaturan ini dimaksudkan untuk menanggulangi pemakaian devisa untuk
membayar premi asuransi di luar negeri.
Pada tahun 1953 berdiri pula perusahaan swasta nasional yang bergerak
dalam bidang reasuransi Belanda dan Inggris di Indonesia, pemakaian
devisa untuk membayar premi reasuransi ke luar negeri juga masih tetap
besar. Untuk menanggulangi hal ini, didirikanlah pada tahun 1954 sebuah

perusahaan reasuransi profesional, yakni PT. REASURANSI .UMUM


INDONESIA yang mendapat dukungan dari bank-bank pemerintah.
Lembaga yang tersebut terakhir ini mengeluarkan peraturan-peraturan
yang mengikat untuk perusahaan-perusahaan asuransi asing untuk
menggunakanjasa perusahaan reasuransi nasional. Langkah-langkah yang
diambil pemerintah dalam hal ini memberikan hasil yang diharapkan.
Kegiatan PT. Reasuransi Umum Indonesia pada tahun 1963 diperluas
dengan kegiatan reasuransi jiwa.
Pada saat PT. Reasuransi Umum Indonesia didirikan, banyak
perusahaan-perusahaan asuransi kerugian nasional bermunculan, tetapi
perkembangannya masih terhambat oleh persaingan yang berat dari
perusahaan-perusahaan asuransi swasta asing. Pada waktu perjuangan
mengembaiikan Irian Barat ke pangkuan Republik Indonesia, pemerintah
melakukan nasionalisasi perusahaan milik Belanda. Perusahaan-perusahaan
Inggris dinasionalisasi dalam peristiwa konfrontasi.
C. Manfaat Asuransi
1. Manfaat Asuransi secara Umum
Berikut adalah manfaat yang didapat dari mendaftar asuransi yang akan
Anda dapatkan secara umum atau keseluruhan.
a. Memberikan Ketenangan
Kita tidak pernah mengetahui kemungkinan kejadian yang akan dialami
esok hari. Setiap hari kita lewati dengan kemungkinan kejadian yang bisa saja
menuntut pengeluaran tak terduga. Bila Anda termasuk orang yang sangat
siap terhadap sesuatu, risiko kerugian yang diakibatkan oleh kejadian tak
terduga tersebut bisa diminimalisir dengan mudah. Tetapi bagaimana dengan
Anda yang menyadari bahwa Anda bukan tipe orang seperti itu? Kehadiran
penyedia layanan jasa asuransi ini bisa memberikan jawaban dan meringankan
beban ketika kejadian tak terduga itu datang.
Asuransi memiliki manfaat untuk memberikan proteksi dari risiko
ketidakpastian dan dipercaya lebih mampu meningkatkan rasa percaya diri bagi
individu pemegangnya. Penggantian yang akan diberikan dari pihak penyedia
layanan jasa asuransi ini setidaknya akan meng-cover sebagian hingga seluruh

kewajiban pembayaran Anda atas suatu kejadian. Asuransi juga dikenal sebagai
alternatif pengendalian kerugian atau loss control dengan melakukan survei
lapangan serta memberikan rekomendasi kepada pemegang polis untuk
melakukan tindakan preventif dan penanggulangan kerugian.
b. Sebagai Investasi dan Tabungan
Dengan mendaftarkan diri sebagai nasabah pemegang polis di suatu
penyedia

layanan

jasa

asuransi,

Anda

akan

mendapatkan

jaminan

pengembalian investasi pada akhir kontrak. Asuransi yang diperuntukkan


investasi juga memberikan kelonggaran dan fleksibilitas dalam memilih masa
pertanggungan. Biasanya akan ada tiga pilihan waktu masa pertanggungan
nasabah pemegang polis, yakni 5, 7, dan 10 tahun. Selain itu, besarnya premi
adalah premi tunggal yang relatif terjangkau dan bisa dibebaskan dari biaya
administrasi.
c. Membantu Meminimalkan Kerugiaan
Sesuai dengan jenisnya masing-masing, fungsi dari kepemilikan asuransi
secara umum adalah membantu para pemegang polis untuk meminimalkan
kerugian dari kejadian tak terduga yang mungkin terjadi seperti biaya kerugian
bencana kebakaran, kecelakaan, dan biaya rumah sakit. Minimalisir kerugian
untuk kejadian tak terduga ini dapat bisa dilihat dari contoh kasus berikut:
Anda adalah seseorang yang memiliki rumah senilai Rp3 milyar. Selain
itu, Anda juga memiliki investasi berupa bangunan yang digunakan sebagai
persewaan kamar kos bagi mahasiswa di daerah sekitar kampus. Anda hanya
memberikan proteksi lebih kepada rumah Anda sementara tidak bagi bangunan
kos yang dimiliki. Ketika terjadi bencana kebakaran akibat ledakan gas di
rumah, Anda bisa mendapatkan cover biaya dari pihak penyedia layanan jasa
asuransi. Sementara bila kebakaran itu terjadi di bangunan kos Anda, Anda
akan rugi besar karena kehilangan bangunan serta harus menanggung kerugian
barang-barang milik mahasiswa karena kebakaran terjadi akibat ledakan gas
yang notabene milik Anda. Dari sini terlihat pentingnya memiliki asuransi
sebagai jaminan perlindungan baik itu untuk diri Anda atau pun untuk properti
dan investasi Anda.
d. Membantu Mengatur Keuangan

Kewajiban Anda untuk membayar premi secara rutin sebenarnya secara


tidak langsung memaksa Anda untuk menyediakan dana cadangan yang
digunakan ketika terjadi kejadian tak terduga. Meski begitu, ketika kejadian tak
terduga itu benar-benar terjadi dan mengharuskan Anda mengeluarkan kocek
yang cukup banyak untuk menanggulangi hal tersebut, adanya asuransi akan
membantu Anda untuk mengurangi pengeluaran tak terduga yang biasanya
jauh lebih tinggi dari pengeluaran rutin harian atau bahkan bulanan Anda.
Dengan memiliki asuransi, Anda tidak perlu membayarkan biaya penuh atas
kerugian yang dialami karena pihak penyedia layanan jasa asuransi ini akan
menyediakan ganti rugi.
2. Manfaat Asuransi Berdasarkan Jenisnya
Kemudian, selain manfaat umum dari sebuah asuransi yang telah
disebutkan di atas, setiap jenis asuransi juga memberikan proteksi khusus yang
berbeda-beda sesuai fungsinya masing-masing. Beberapa jenis asuransi yang
banyak digunakan di Indonesia antara lain adalah:
a. Asuransi Kesehatan
Produk asuransi jenis ini secara khusus memberikan manfaat kepada
pemegang polis atas jaminan biaya kesehatan atau perawatan ketika terjadi
kecelakaan atau jatuh sakit. Asuransi kesehatan menjamin ketersediaan dana
yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan kesehatan Anda dan keluarga
selaku pemegang polis. Kejadian sakit atau kecelakaan bukanlah kejadian yang
direncanakan dan sama sekali tidak ada orang yang ingin hal itu terjadi. Namun
kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi dan bagaimana dampaknya
kepada kita. Hal inilah yang menjadi perhatian para penyedia layanan jasa
asuransi untuk membantu Anda dalam memberikan jaminan kesehatan seperti
contohnya biaya rawat inap dan biaya operasi.
b. Asuransi Jiwa
Asuransi ini diperuntukkan bagi orang yang menanggung kerugian
finansial tidak terduga yang disebabkan oleh risiko kematian atau risiko hidup
terlalu lama. Penggunaan asuransi jiwa akan memberikan manfaat kepada
masyarakat pemegang polis untuk mengganti program JPS (Jaring Pengaman

Sosial) pemerintah, karena turut membantu menjaga stabilitas masyarakat, dan


menjadi salah satu sumber keuangan. Bisnis ini juga memberikan manfaat
dengan membuka lowongan pekerjaan.
c. Asuransi Jaminan Hari Tua
Asuransi jenis ini tujuannya memberikan kepastian pendapatan
pemegang polis ketika telah menjalani masa pensiun, dan juga kepada
keluarganya apabila tertanggung meninggal dunia. Asuransi ini juga membantu
penggunanya mewujudkan impian setelah memasuki masa tua, karena dananya
bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan di masa mendatang.
d. Asuransi Pendidikan
Dikenal sebagai alternatif tabungan pendidikan bagi anak yang
direncanakan akan menjalani masa sekolah di tingkat SD hingga Perguruan
Tinggi. Asuransi pendidikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu proteksi dan
investasi.
e. Asuransi Properti
Dapat dikatakan asuransi jenis ini kurang populer di kalangan masyarakat
Indonesia. Asuransi properti merupakan salah satu jenis asuransi yang
memberikan jaminan kepada para pemegang polisnya untuk menjaminkan
rumah atau bisnis yang menjadi sub-jenis asuransi properti.
Aset penting seperti rumah, kantor, atau gedung sekarang ini dinilai perlu
mendapatkan proteksi lebih. Dengan mendaftarkan asuransi untuk aset
berharga, maka Anda akan mendapat jaminan dari pihak asuransi bila terjadi
musibah yang mengakibatkan rusak atau hilangnya aset berharga tersebut.
Ganti rugi yang dialami bila terdaftar menjadi pemegang polis akan ditutup
oleh pihak asuransi.
f. Asuransi Perjalanan
Merupakan jenis asuransi yang memberikan jaminan perlindungan
kepada para pemegang polis ketika sedang dalam perjalanan seperti
perlindungan biaya medis, kehilangan barang di bagasi, kehilangan dokumen
perjalanan, dan lain-lain.
g. Asuransi Kendaraan Bermotor

Salah satu jenis asuransi yang memberikan jaminan perlindungan dari


kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor bagi para pemegang polis.
Kerugian atau kerusakan yang ditanggung oleh pihak penyedia jasa asuransi
kendaraan bermotor antara lain:
1)

Kecelakaan lalu lintas seperti benturan, tabrakan, hingga terperosok

2)

Perbuatan jahat dari orang lain

3)

Pencurian

4)

Kebakaran

3. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan
semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak
terkait

yang

pelakasanaannya

dilakukan

berdasarkan

ketentuan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah.


2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Usaha Asuransi
1) Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan
risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dn tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yag tidak pasti.
Usaha asuransi kerugian ini dapat dipilah sebagai berikut:
a) Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko
kebakaran.
b) Asuransi pengangkutan

adalah

asuransi

pengangkutan

penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian


yang dialami tertanggung akibat

terjadinya kehilangan atau

kerusakan saat pelayaran.


c) Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat
digolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal : asuransi

kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, dan lain


sebagainya.
2) Asuransi jiwa (life insurance)
Suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan

risiko

yang

dikaitkan

dengan

jiwa

atau

meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa


memberikan:
a) Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan.
b) Santunan bagi tertanggung yang meninggal
c) Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci
d) Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu :
a) Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance)
Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai
tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik (bulanan,
triwulanan, semesteran, dan tahunan).
b) Asuransi jiwa kelompok (group life insurance)
Asuransi jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan
medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis induk di
mana masing-masing anggota kelompok menerima sertifikat
partisipasi.
c) Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu.
Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah
pemilik polis kepada agen yang disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Pertanggungan ulang atau pertanggungan yang dipertanggungkan
atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu system
penyebaran risiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau
sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung
yang lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua
mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek
asuransi. Sedangkan

reasuransi

adalah

proses

untuk

untuk

mengasuransikan

kembali

pertanggung

jawaban

pada

pihak

tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :


a) Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b) Alat penyebaran risiko.
c) Meningkatkan stabilitas usaha.
d) Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:
a) Treaty dan facultative reinsurance
Dalam model ini, reasuradur

memberikan

sejumlah

pertanggungan yang diinginkan dengan perjanjian kontrak dan


reasuradur harus menerima jumlah yang ditawarkan.
b) Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur
dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang
telah ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang
ditahan atau ditanggung oleh ceding company.
c) Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk
tidak membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah
yang ada di treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara
ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur
mengikatkan diri untuk menerima setiap penutupan yang
diberikan oleh ceding company.
b. Usaha Penunjang
1) Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan
dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2) Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan

jasa

keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan penanganan ganti


rugi reasuransi dewan bertindak untuk kepentingan perusahaan
asuransi.

3) Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan jasa


penilaian

terhadap

kerugian

pada

objek

asuransi

yang

dipertanggungkan.
4) Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa konsultan
aktuaria.
5) Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan
dalam rangka pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama
penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda
yang memiliki risiko. Jenisnya ada :
1) Asuransi kebakaran (fire insurance)
2) Asuransi pengangkutan (marine insurance)
3) Asuransi penerbangan (flight insurance)
4) Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang timbul
dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
c. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa terdiri atas :
1) Asuransi kecelakaan
2) Asuransi jiwa
3) Anuitas
4) Asuransi industri
d. Asuransi kerugian (general insurance)
e. Reasuransi (reinsurance)
4. Manajemen Risiko
Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam mengimplementasikan
manajemen resiko. Tujuan yang ingin dicapai adalah mengurangi pengeluaran,
mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan perusahaan,
menekan biaya produksi dan sebagainya.
Manajemen risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup
identifikasi,

evaluasi

dan

pengendalian

risiko

yang

dapat

mengancam

kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Penjabaran definisi manajemen


resiko dari beberapa ahli : Menurut Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan
sebagai proses identifikasi, pengukuran,dan kontrol keuangan dari sebuah resiko

yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang
dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Menurut Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai
suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang
menimbulkan kerugian. Tahapan dalam manajemen resiko adalah:
1. Identifikasi resiko
2. Analisa dan Evaluasi resiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya
3. Pengendalian resiko, dimana dalam Pengendalian resiko ini terbagi menjadi
dua:
a. Pengendalian Fisik (Resiko dihilangkan/diminimalisir)
Menghilangkan risiko berarti menghapuskan semua

kemungkinan

terjadinya kerugian;
contoh : dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan kendaraan
dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan
upaya-upaya untuk meminimumkan kerugian;
b. Pengendalian Finansial (Resiko ditahan, resiko ditransfer)
Menahan resiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian dari risiko,
misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk
menghadapi kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri).Sedangkan
pengalihan/transfer

resiko

dapat

dilakukan

dengan

memindahkan

kerugian/resiko yang mungkin terjadi kepada pihak lain, contohnya


mengalihkan resiko kepada perusahaan asuransi.
5. Hubungan Manajemen Risiko dengan Asuransi
Dunia asuransi sudah sangat identik dengan manajemen risiko. Maklum,
asuransi adalah salah satu teknik di dalam manajemen risiko. Perusahaan asuransi
adalah perusahaan yang menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Sehingga
aktifitas keseharian perusahaan adalah mengelola risiko pihak lain.
Namun hingar bingar pelaksanaan manajemen risiko di dunia perbankan di
tanah air, tidak serta merta merembet ke industri asuransi. Pemerintah, melalui
Bank Indonesia (BI), mewajibkan bank umum menerapkan manajemen risiko.
Peraturan BI nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 dan Surat Edaran BI
nomor 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 mencantumkan manajemen risiko
pada delapan jenis risiko di industri perbankan.

Hingga saat ini bisa dipastikan hanya segelintir perusahaan asuransi yang
secara formal mempunyai pedoman, kebijakan, atau prosedur manajemen risiko.
Apakah dapat diartikan tidak ada penerapan manajemen risiko di dunia asuransi?
Secara substansi, perusahaan asuransi telah melakukan prinsip-prinsip manajemen
risiko, namun belum komprehensif.
Beberapa perusahaan asuransi yang berusaha menerapkan manajemen risiko,
saat ini sedang mencari bentuk. Belum ada panduan pasti sehingga penerapan
manajemen risiko masih meraba-raba, tidak seperti di perbankan. Jika BI
menetapkan delapan jenis risiko di industri perbankan, namun baik pemerintah
maupun asosiasi asuransi, belum menetukan jenis-jenis risiko di industri asuransi.
Berita baik berhembus dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang konon kabarnya sedang merencanakan penerapan manajemen
risiko di perusahaan BUMN. Dengan demikian, diharapkan penerapan manajemen
risiko di industri asuransi bisa dimotori asuransi pelat merah.
1. Membuat Pedoman
Tujuan penerapan manajemen risiko di industri asuransi pada dasarnya
tidak berbeda dengan industri lainnya yakni agar dapat meminimalisir dan
mengelola risiko yang berdampak negatif pada tujuan, visi, dan misi
perusahaan. Dalam teori dasar manajemen risiko, tahapan-tahapannya adalah
menentukan konteks (ruang lingkup dan tujuan), identifikasi risiko, analisa
risiko, dan mengontrol risiko. Karena risiko bersifat dinamis, maka harus
selalu dilakukan revieu dan monitoring.Untuk menerapkannya, maka
diperlukan pedoman manajemen risiko yang bisa berisi kebijakan dan
prosedur manajemen risiko. Selain itu harus ada pelaksananya sehingga
diperlukan struktur organisasi manajemen risiko dan siapa saja yang terlibat
di dalam penerapannya.
Untuk tiap jenis perusahaan bisa berbeda-beda bentuknya, baik
kebijakan, prosedur, struktur organisasi, maupun orang-orang yang terlibat.
Dalam hal struktur misalnya, untuk perusahaan besar mungkin memerlukan
satu unit khusus untuk menangani menajemen risiko. Namun bagi perusahaan
lain, fungsi-fungsi manajemen risiko bisa ditempelkan pada unit-unit dalam
perusahaan.

2. Tidak Hanya Risiko Underwriting


Dalam operasionalisasi perusahaan asuransi selama ini, surveyor adalah
mereka yang dianggap berada di unit manajemen risiko. Tugasnya melakukan
survey terhadap objek yang akan diasuransikan. Surveyor melakukan analisis
terhadap objek tersebut dan menyimpulkan tingkat risikonya. Jika dianggap
perlu, surveyor bisa merekomendasikan perbaikan (risk improvement) objek
tersebut agar dilakukan oleh calon tertanggung. Rekomendasi ini dalam
rangka mereduksi peluang risiko atau mengurangi dampaknya jika kerugian
terjadi.
Survey risiko adalah salah satu aplikasi kontrol risiko dalam manajemen
risiko yang diterapkan di dunia asuransi. Sejatinya, dunia asuransi dilingkari
dengan risiko-risiko yang jika tidak ditangani secara benar, akan menganggu
kelangsungan perusahaan. Tentu risiko utama terletak pada unit operasional.
Umumnya perusahaan asuransi memfokuskan pada seleksi risiko
(underwriting). Jika berbicara risiko underwriting, manajemen risiko
dilakukan sejak permintaan penutupan dari tertanggung, sampai keputusan
menolak atau menerima pertanggungan. Tidak berhenti di situ, proses
manajemen risiko harus dilakukan sampai penerbitan dan penyerahan polis
kepada tertanggung.
Dalam perspektif holistik, pelaksanaan survey adalah bagian dari proses
manajemen risiko underwriting. Survey juga merupakan aplikasi prinsip kehatihatian (prudent underwriting) yang selalu menjadi paradigma para underwriter.
Jika tidak, klaim bisa membengkak. Upaya lain proses manajemen risiko adalah
penempatan reasuransi secara tepat kepada perusahaan reasuransi yang terpercaya.
Namun demikian tidak hanya itu risiko-risiko dalam perusahaan asuransi.
Sama dengan perbankan yang tidak cuma menghadapi risiko kredit. Risiko pasar
juga bisa menjadi ancaman. Ketidakpastian pasar dan kondisi perekonomian bisa
menjadi masalah tersendiri bagi perusahaan asuransi yang harus bisa
diperhitungkan dan dikendalikan secara cermat.
Dari sisi lain juga kita bisa lihat bahwa asuransi adalah bisnis jasa atau bisnis
penuh janji. Perusahaan asuransi memasarkan produk intangible atau produk

yang tidak bisa dilihat. Yang dijual adalah janji akan mengganti kerugian
tertanggung jika memenuhi syarat dan ketentuan polis.
Ada risiko reputasi atau nama baik (brand name) yang jika tidak dikelola
dengan tepat akan menjadi risiko yang mematikan (killer risk). Seperti diketahui
bahwa sudah mulai ada anggapan bahwa asuransi itu kalau membayar premi bisa
lewat ATM, tapi jika mengurus klaim lewat kantor polisi. Persepsi negatif ini
perlu dieliminasi dengan teknik-teknik manajemen risiko yang tepat.
Secara keseluruhan, hampir di setiap unit dalam perusahaan asuransi
menghadapi risiko. Untuk itu, manajemen risiko di asuransi nantinya tidak
sekedar dalam bentuk kebijakan, prosedur, dan struktur organisasi. Penerapan
manajemen risiko sebisa mungkin diarahkan menjadi budaya perusahaan. Dengan
demikian harus dikomunikasikan kepada manajemen dan semua karyawan.
Sudah saatnya kalangan asuransi merumuskan risiko-risiko yang berpotensi
menganggu kelangsungan perusahaan. Lebih dari itu, manajemen risiko dilakukan
dengan mempersiapkan rencana darurat (contingency plan) atas risiko-risiko yang
kemungkinan terjadinya cukup tinggi dan dampaknya besar. Dengan demikian,
risiko yang mengancam tujuan perusahaan bisa dikendalikan dengan baik.
Apa yang terjadi di dunia perbankan, sudah cukup untuk menjadi pelajaran
bahwa pelaksanaan manajemen risiko di industri asuransi adalah mendesak.
Dalam kehidupan kita sehari-hari seringkali kita mendengar istilah Resiko dan
Asuransi. Dan pertanyaannya adalah apakah kita tahu apa pengertian dari
Resiko? Dan juga Asuransi? Dan apa kaitan diantara keduanya?
Resiko didalam Asuransi adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ekonomis. Contoh dari berbagai
macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain, resiko terkena
banjir di musim hujan, resiko gempa bumi dan sebagainya, dapat menyebabkan
kita menanggung kerugian jika risiko-risiko tersebut tidak kita antisipasi dari
awal.
Istilah resiko (risk) juga memiliki berbagai definisi. Vaughan (1978)
mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai berikut:
a. Risk is the chance of loss (Risiko akan menimbulkan kerugian)

Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap


kemungkinan kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk
menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian
penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko
dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian
adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
b. Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian)
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara
nol dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara
kuantitatif.
c. Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian)
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty
merupakan penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada
pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty
akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
1) Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko
merupakan penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan)
2) Risk is the probability of any outcome different from the one
expected
(Risiko adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome
yang diharapkan). Menurut definisi di atas, risiko bukan probabilita dari
suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa outcome yang
berbeda dari yang diharapkan.
Dari berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan
terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga.
Atau dengan kata lain akan menunjukkan adanya ketidakpastian.
Ada 4 Bentuk-bentuk resiko yang perlu kita ketahui yaitu :
a) Resiko Murni, adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau
break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
b) Resiko Spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung
atau break even, contohnya adalah judi.
c) Resiko Partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya
lokal, contohnya adalah pesawat jatuh, tabrakan mobil.

d) Resiko Fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan
dampaknya luas, contohnya adalah angin topan, gempa bumi, banjir dan
Badai.

Anda mungkin juga menyukai