BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perekonomian dunia khususnya di Indonesia tidak terlepas dari peranan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). Hampir semua sektor ekonomi melibatkan peranan UMKM.
Namun demikan, sangat ironis ternyata umumnya UMKM di Indonesia masih menghadapi
permasalahan terutama lemah dalam pengetahuan, keterampilan, modal usaha, pemasaran, dan
agunan, sehingga selama ini dipandang kurang memenuhi persyaratan teknis perbankan, yang
pada gilirannya menjadi kendala bagi pengembangan UMKM itu sendiri.
Pengusaha Kecil, Menengah, dan Koperasi di Indonesia pada umumnya masih lemah
dalam pengalaman, keterampilan, modal usaha dan agunan, sehingga selama ini dipandang
kurang memenuhi syarat-syarat teknis perbankan yang pada gilirannya menjadi kendala bagi
pengembangan usaha kecil dan usaha menengah itu sendiri. Untuk mengatasi masalah tersebut,
maka dipandang perlu adanya lembaga Asuransi Kredit yang dapat menjembatani kesenjangan
antara Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi dengan Perbankan. Lembaga ini berfungsi sebagai
penanggung atau penjamin resiko kredit macet yang diberikan kepada Usaha Kecil, Menengah,
dan Koperasi. Dengan adanya lembaga tersebut, diharapkan bank akan berseia memberikan
kredit kepada usaha kecil, menengah, dan koperasi secara wajar.
Dengan latar belakang sebagaimana diuraikan di atas, maka sesuai Peraturan Pemerintah
No. 1 tanggal 1 Januari 1971, Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Keuangan
dan Bank Indonesia mendirikan lembaga khusus guna mendorong kelancaran pemberian kredit
Perbankan yaitu PT. Asuransi Kredit Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan “ASKRINDO”
yang diberi tugas menyediakan “jaminan institusional” (institusional collateral) untuk
“mendampingi” (supplementation) Perbankan di Indonesia dalam penyaluran kredit kepada
UMKM khususnya untuk memenuhi persyaratan Undang-Undang Perkreditan pada waktu itu
(UU Pokok Perbankan No. 14 Tahun 1967, yaitu “Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa
jaminan” 31.
Askrindo didirikan sebagai lembaga asuransi karena sesuai kebutuhan Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita) pada saat itu, dimana istilah asuransi merupakan satu-
satunya sarana yang disediakan untuk memberikan jaminan agar bank mau memberikan kredit
kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah32. Meskipun disebut dan dilahirkan sebagai
perusahaan Asuransi, tetapi pada hakekatnya Askrindo telah menjalankan fungsi sebagai
Lembaga Penjamin (Credit Guarantee Institution). Untuk dapat mengakomodir kebijakan
tersebut diatas, Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1971 Tentang
Penyertaan Modal Negara RI Untuk Pendirian Perusahaan Dalam Bidang Perasuransian Kredit.
Adapun maksud dan tujuan pendirian perusahaan khususnya yang
tercantum pada Bab II Pasal 2 adalah :
a. Membantu kelancaran pengarahan dan pengamanan perkreditan bank-bank terutama di
bidang-bidang usaha menengah dan kecil dengan jalan :
1. Membuat dan menutup perjanjian pertanggungan (asuransi) terhadap resiko atas kredit yang
diberikan oleh bank-bank dalam arti kata yang seluas-luasnya.
2. Memberikan dan menerima perantaraan dalam penutupan perjanjian pertanggungan terhadap
resiko atas kredit bank.
b. Dapat menutup perjanjian pertanggungan (asuransi) terhadap resiko atas kredit lainnya diluar
Perbankan.
c. Dapat membuat dan menutup perjanjian pertanggungan ulang (reasuransi) serta melakukan
usaha-usaha yang langsung dan tidak langsung erat hubungannya dengan ketentuan yang
dimaksud dalam sub a dan sub b pasal ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Apakah Latar Belakang Perusahaan & Struktur Organisasi
b) Apa saja Produk-Produk/Bidang Usahanya & Prinsip-Prinsip Hukum Asuransi
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat menjelaskan Latar Belakang Perusahaan & Struktur Organisasi
2. Dapat menjelaskan Produk-Produk/Bidang Usahanya & Prinsip-Prinsip Hukum Asuransi
3.
D. Manfaat Penulisan
Dapat memahami bagaimana asuransi itu bekerja darp segi produk maupun kinerjanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Perusahaan
Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Asuransi Kredit Indonesia
atau disingkat sebagai PT. Askrindo (Persero)
Tanggal Pendirian
6 April 1971
Dasar Pendirian
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 1 tanggal 11 Januari 1971,tentang
Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia
untuk pendirian perusahaan dalam Bidang Perasuransian Kredit
Bidang Usaha
Asuransi Kerugian
Komposisi Pemegang Saham
100% Pemerintah Republik Indonesia
Alamat Kantor Pusat
Jl. Angkasa Blok B-9 Kavling No. 8
Kota Baru Bandar Kemayoran, Jakarta 10610, Indonesia
Telp. : 021-6546471/72
Fax. : 021-6546483/84
website : www.askrindo.co.id
Askrindo. PT Persero – Makassar
Kepala Cabang Makassar : Neil J.B Rarumangkay
Alamat: JL. Kakatua, No. 25, Makassar, South Sulawesi, 90121
Telepon:(0411) 851383
B. Struktur Organisasi
PENUTUP
Produk-Produk/Bidang Usahanya
Berikut ini akan dibahas satu persatu produk-produk PT. Askrindo yang menjadi bidang
usahanya, yaitu :
1. Surety Bond
Surety Bond merupakan bentuk perjanjian antara Principal dengan Surety Company, yang pada
pokoknya Surety Company akan mengganti kerugian oleh Obligee akibat kelalaian Principal
oleh suatu hal/sebab tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Obligee (wanprestasi)
sebagaimana yang telah diperjanjikan dengan jumlah yang dijaminkan diderita.
Adapun dasar hukum dari pada perjanjian pemberian jaminan dalam bentuk Surety Bonds adalah
perjanjian pada umumnya sebagaimana diatur di dalam buku ketiga KUH Perdata tentang
perikatan pada umumnya dan karena perjanjian pemberian jaminan ini adalah bersifat perjanjian
tambahan (asesor) terhadap perjanjian pokok, maka ditegaskan pengaturannya dalam buku
ketiga KUH Perdata pada penjelasan tentang perjanjian/persetujuan yang disebut penanggungan,
dalam bahasa Belanda disebutborgtochten seperti yang diatur dalam Pasal 1820 sampai dengan
Pasal 1850 KUH Perdata. Pada Pasal 1821 disebutkan bahwa tidak ada penanggungan
(borgtochten) jika tidak ada perikatan pokok yang sah.
2. Custom Bond
Dalam rangka peningkatan ekspor non migas, untuk menunjang kebijaksanaan penanaman
modal, pembangunan proyek, dan memperlancar arus barang, maka Pemerintah telah
memberikan berbagai fasilitas antara lain Pembebasan Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, dan
Penangguhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPN
BM), Pajak Pengahasilan (Pph) Pasal 22 dan Pungutan Negara lainnya atas barang dan/atau
bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai (Consumable Goods) asal impor :
Akan dipergunakan dalam penggunaan komoditi ekspor;
Barang Impor Sementara, dimana pada waktu impornya barang tersebut nyata-
nyata dimaksudkan untuk impor kembali;
Barang impor dikeluarkan terlebih dahulu oleh Pabean;
Reimpor, yaitu barang ekspor asal Indonesia karena tidak sesuai dengan yang dipesan,
dikembalikan oleh pembeli (buyers) diluar negeri (reject), diadakan perbaikan/penggantian
kemudian diekspor kembali.
Salah satu syarat untuk memperoleh fasilitas pembebasan tersebut adalah dengan menyerahkan
jaminan antara lain dalam bentuk Custom Bond. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. Kep-341/KM.17/1995 tanggal 17 Oktober 1995, Pemerintah mengizinkan 19
perusahaan Asuransi untuk menyelenggarakan usaha Customs Bond, salah satunya adalah PT.
Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Custom Bond adalah perjanjian yang melibatkan 3 (tiga) pihak, dimana Pihak Pertama
(Surety/Penjamin) dalam hal ini ASKRINDO yang menjamin Pihak Kedua (Principal/Terjamin)
dalam hal ini perusahaan yang mendapat fasilitas penangguhan/pembebasan bea masuk barang
impor dan pungutan negara lainnya, akan menyelesaikan kewajibannya pada Pihak Ketiga
(Obligee/Penerima Jaminan) dalam hal ini BAPEKSTA/BINTEK/KITE atau Dirjen Bea dan
Cukai apabila Principal wanprestasi atas kewajiban yang timbul sehubungan dengan pemberian
fasilitas impor 36.
Menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Asuransi atau Pertanggungan adalah
perjanjian dua (2) pihak atau lebih, dengan mana pihak Penanggung mengikatkan diri kepada
Tertanggung dengan menerima premi Asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
Tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita Tertanggung yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, maka Asuransi Kredit Perdagangan didefinisikan sebagai
perjanjian dua (2) pihak, dimana pihak pertama (Penanggung/Insurer) mengikatkan diri kepada
pihak kedua (Tertanggung/Insured) dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan
penggantian kepada pihak kedua (Tertanggung/Insured) karena kemungkinan gagalnya
pembayaran sejumlah piutang (Outstanding Amount) oleh Debitur (Insured Buyers) sesuai
dengan kontrak perdagangan (Perjanjian kredit tertentu) antara pihak kedua
(Tertanggung/Insured) dengan Debitur (Insured Buyers) akibat Debitur (Insured Buyers)
mengalami Insolvensi atau Protracted Default.
Tersedianya jaminan tambahan yang harus dipenuhi oleh calon Debitur sebagai salah satu
syarat memperoleh pembiayaan dari Bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) guna
menjalankan usahanya adalah merupakan kendala yang banyak dihadapi oleh para pengusaha.
Dengan bekal pengalaman dalam pengelolaan penjaminan kredit yang dimiliki, PT.
Askrindo sebagai Lembaga Penjamin Kredit memberikan akses kemudahan bagi para pengusaha
menengah dalam upaya memperoleh kredit dari Bank/LKBB, khususnya pengusaha yang tidak
memenuhi persyaratan teknis (kurang agunan), namun usahanya layak dibiayai (feasible but not
bankable). Untuk itu, PT. Askrindo memberikan jasa penjaminan Kredit Menengah yang dapat
dimanfaatkan oleh pengusaha menengah, guna mencukupi kebutuhan agunan/collateral yang
diisyaratkan oleh Bank/LKBB.
Resiko Kerugian Yang Dijamin
Resiko yang dijamin :
1. Bencana alam (act of God) yaitu banjir, gunung meletus, tanah longsor, dan gempa bumi yang
menimpa usaha Terjamin yang secara langsung mempengaruhi dan mengakibatkan Terjamin
tidak dapat melunasi kredit kepada Penerima Jaminan;
2. Terjamin melarikan diri/menghilang atau tidak diketahui alamat, meninggal dunia yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari pihak yang berwenang;
3. Terjamin dinyatakan dalam keadaan insolvent dan untuk itu harus memenuhi salah satu dari
hal-hal berikut :
a). Terjamin dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri yang berwenang;
b). Terjamin dinyatakan likuidasi berdasarkan keputusan Pengadilan yang berwenang dan untuk
itu telah ditunjuk likuidatur;
c). Terjamin, sepanjang bukan Badan Hukum, ditempatkan di bawah pengampuan.
Penjamin tidak menanggung resiko kerugian yang disebabkan oleh salah satu dari hal-hal berikut
:
1. Reaksi nuklir, sentuhan radioaktif, radiasi, dan reaksi inti atom yang secara langsung dan
secara tidak langsung mempengaruhi dan mengakibatkan kegagalan usaha Terjamin untuk
melunasi kredit tanpa memandang bagaimana dan dimana terjadinya.
2. Resiko yang timbul sebagai akibat tindakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah negara asing terhadao usaha Terjamin, baik secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi dan mengakibatkan
3. Terjadi salah satu resiko politik yang secara langsung mempengaruhi dan mengakibatkan
kegagalan usaha Terjamin untuk melunasi kreditnya yaitu :
c. Keadaan perang baik Pemerintah terlibat secara langsung (fisik) maupun tidak terlibat secara
langsung dengan Negara lain;
e. Tindakan tidak bersahabat yang dilakukan oleh suatu kekuasaan negara asing.
4. Bencana alam nasional yang dinyatakan/ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Asuransi dalam bahasa Belanda “verzekering” atau dalam bahasa Inggris “insurance”
berarti pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Seperti telah diketahui, bahwa dalam
menjalani kehidupan ini manusia selalu dihadapkan kepada sesuatu yang tidak pasti yang
mungkin menguntungkan, tetapi bisa sebaliknya. Kemungkinan menderita kerugian dimaksud
disebut resiko.
Dalam suatu asuransi melibatkan 2 (dua) pihak, yaitu yang sanggup menjamin atau menanggung
(perusahaan asuransi) dan pihak yang ditanggung (konsumen/nasabah)
Penjaminan Istilah penjaminan sama dengan istilah penanggungan. Hal ini diatur dalam Pasal
1820–1850 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tentang Penanggungan Utang. Penanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang manakala orang ini sendiri tidak
memenuhinya. Suatu penjaminan/penanggungan harus didahului oleh perjanjian/perikatan yang
sah. Adapun pembahasan mengenai penjaminan terbatas, hal ini disebabkan bahan-
bahan/literatur mengenai penjaminan masih terbilang sedikit di pasaran. Hal ini berbeda dengan
asuransi yang sangat mudah mendapatkannya di toko-toko buku atau perpustakaan. Dalam
sebuah kegiatan penjaminan kredit, terdapat 3 (tiga) pihak yang terlibat dan berperan aktif sesuai
dengan tanggung jawab dan fungsi masing-masing. Para pihak tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penjamin adalah perorangan atau lembaga yang memberikan jasa penjaminan bagi kredit atau
pembiayaan dan bertanggung jawab untuk memberikan ganti
D. Prinsip-Prinsip Hukum Asuransi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Askrindo merupakan perusahaan asuransi yang berbeda dengan perusahaan asuransi
kerugian sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha
Perasuransian bahwa Askrindo termasuk perusahaan asuransi kerugian. Hal ini mengingat
bidang usaha yang dijalankan Askrindo adalah menangani resiko usaha yang berkaitan dengan
resiko finansial dan komersial, bukan resiko kerugian murni karena kehilangan harta benda
sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan.
Dalam hal ini, Askrindo merupakan lembaga penjamin (Credit Guarantee Institution)
sebagai salah satu piranti penting di sektor keuangan selain lembaga keuangan lainnya yang
berperan dalam menggerakkan perekonomian nasional. Secara historis, kegiatan usaha
(penjaminan/asuransi kredit) yang dijalankan perusahaan selama ini dapat dikategorikan usaha
penjaminan, namun mengingat pada saat ini belum ada regulasi dan/atau ketentuan (landasan
hukum) yang secara khusus mengatur kegiatan usaha penjaminan, sehingga regulator
menggolongkan Askrindo kedalam perusahaan asuransi kerugian. Periode selanjutnya, dengan
semakin berkembangnya dunia perasuransian, maka banyak pula bermunculan produk-produk
asuransi kerugian yang dalam aplikasinya ternyata merupakan produk dengan skim penjaminan
atau kombinasi antara keduanya.
B. saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Ibarat ”tak ada
gading yang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ujungpandangekspres.com/index.php?option=read&newsid=79069
askrindo.co.id/submenu/kc-makassar.html
askrindo.co.id/
id-id.facebook.com/pages/Askrindo-Makassar/168949973141063
STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT ASKRINDO
(PERSERO) DALAM MENGELOLA BRAND
IMAGE MELALUI KEGIATAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILTY (CSR)
LATAR BELAKANG
Saat ini perkembangan perekonomian dan usaha yang cukup pesat di Indonesia telah membuat peluang usaha
cukup besar bagi masyarakat Indonesia. Namun demikian, untuk memulai sebuah usaha membutuhkan modal
yang tidak sedikit. Kenyataan tersebut kemudian mengkodisikan masyarakat untuk mencari modal usaha yang
lebih besar ke bank. Pada kenyataannya bank mensyaratkan para calon peminjam modal usaha untuk memiliki
jaminan usaha sebelum akhirnya mendapatkan pinjaman dari bank.
Hal tersebut membuat pihak perbankan yang bergerak dalam pinjaman modal, baik perbankan yang dikelola
oleh pihak pemerintah ataupun yang dikelola oleh pihak swasta terlibat dalam bidang pemberian modal untuk
kegiatan kredit usaha rakyat. Terkait dengan pinjaman yang diberikan pihak perbankan. PT (Persero) Asuransi
Kredit Indonesia merupakan mitra kerja yang bertindak sebagai penjamin dari pinjaman yang diberikan oleh
pihak perbankan yang dikelola oleh pemerintah.
PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang asuransi, yang
hadir untuk memberikan penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) melalui bank yang menjadi rekanannya. Fokus utama yang dimiliki PT Askrindo (Persero) adalah
sebagai penjamin bagi kredit usaha rakyat. Sehingga PT Askrindo (Persero) berperan dibelakang layar yang
mana memberikan jaminan melalui bank kepada masyarakat yang memerlukan biaya pinjaman usaha,
sehingga para usahawan yang membutuhkan modal pinjaman mereka tidak perlu menyerahkan jaminan karena
pinjaman mereka sudah dijamin oleh Askrindo.
PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia telah didirikan sejak 43 tahun yang lalu, sebagai perusahaan
penjaminan kredit usaha yang telah lama berdiri tidak membuat PT Askrindo mengabaikan kemungkinan
adanya para kompetitor yang akan muncul. Sehingga di dalam menjaga keberadaannya public relations PT
Askrindo (Persero) perlu mengelola citra merek perusahaan. Di dalam bukunya, citra merek
merepresentasikan keseluruhan persepsi konsumen terhadap merek yang terbentuk karena informasi dan
pengalaman konsumen terhadap suatu merek (Suryani, 2008:113).
Untuk menjaga suatu citra merek produknya seorang public relations dapat melakukan berbagai kegiatan atau
aktivitas yang dapat menarik perhatian masyarakat, salah satu bentuk kegiatan yang dapat menarik perhatian
masyarakat adalah corporate social reponsibility (CSR) strategi yang dapat dilakukan oleh seorang public
relations di dalam menjaga suatu brand image.
Dalam menjalankan perannya PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia juga memerlukan suatu kegiatan yang
dapat membangun hubungan antara perusahaan dengan masyarakat. Sesungguhnya sebuah citra perusahaan
merupakan suatu hal yang sangat penting untuk terbentuknya citra merek pada masyarakat. Di dalam buku
Brand Management & Strategy dikatakan bahwa “Merek itu sendiri memiliki identitas kompleks dan banyak
point kontak antara konsumen dan merek, karena merek sama dengan perusahaan, semua stakeholder akan
mempersepsikan merek (perusahaan) dengan cara yang sama” (Tjiptono, 2005:28). Dapat diketahui bahwa
merek merupakan identitas yang saling berhubungan, serta seringnya hubungan yang terjadi antara merek dan
konsumen. Merek itu sendiri akan mewakili perusahaan, sehingga seluruh stakeholder memberikan pandangan
yang sama terhadap merek dan perusahaan.
“Keberhasilan sebuah perusahaan bukan lagi diukur dari keuntungan bisnis semata, melainkan juga dilihat
dari sejauhmana kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial dan lingkungan”(Kurniati, 2011:1). Dari
kutipan tersebut dapat diketahui bahwa pada saat ini keberhasilan sebuah perusahaan bukan lagi dilihat dan
diukur dari keuntungan bisnis perusahaan, namun dilihat sejauh mana rasa keperdulian perusahaan terhadap
lingkungan dan masyarakat.
Dengan semakin berkembangnya PT Askrindo (Persero) membuat, perusahaan semakin mengembangkan
berbagi layanan produk yang dimilikinya. Saat ini layanan produk yang diberikan oleh perusahaan tidak hanya
terkait dengan penjamin kredit, namun Askrindo juga memiliki layanan produk bagi masyarakat umum di
mana dengan memberikan layanan produk asuransi umum. Pengenalan terhadap produk-produk yang dimiliki
oleh Akrindo harus terus dilakukan guna msyarakat mengetahui dan perduli pada produk-produk yang dimiliki
oleh Askrindo.
Pengenalan berbagai produk yang dimiliki oleh Askrindo, dapat dilakukan dengan pengelolaan citra merek
yang saat ini dimiliki oleh Askrindo. Nama Askrindo sudah cukup lama dikenal di kalangan bisnisnya namun,
suatu citra merek perusahaan yang baik adalah apabila merek yang dimiliki dapat diasosiakan tidak hanya pada
kalangan bisnisnya namun kepada seluruh masyarakat. Karena kegiatan bisnis yang dilakukan oleh PT
Askrindo (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak sebagai pihak ketiga dalam suatu kegiatan bisnis,
sehingga kegiatan bisnis yang dilakukan lebih kearah antara perusahaan kepada perusahaan. Kegiatan CSR
yang dilakukan PT Askrindo (Persero) bertujuan untuk mengelola citra merek yang dimiliki Askrindo di mana
melalui kegiatan tersebut, asosiasi merek yang ingin dibentuk Askrindo dapat menjadi citra merek yang kuat di
seluruh masyarakat dan kalangan bisnisnya.
Dengan terbentuknya informasi dan pengalaman konsumen terhadap suatu merek, membuat merek telah
memperlihatkan bagaimana pandangan konsumen terhadap merek secara menyeluruh. Salah satu strategi yang
dilakukan oleh public relations dalam mengelola citra merek PT Askrindo (Persero) adalah dengan
melaksanakan kegiatan corporate social responsibility.Berdasarkan Kegiatan CSR yang dilakukan pada tahun
2013 telah membuat PT Askrindo (Persero) mendapatkan 2nd Winner for Corporate social
responsibility kategori BUMN Company oleh Indonesia Insurance Award 2013. Sebagai bentuk tanggung
jawab, perusahaan yang harus mendukung kegiatan yang dilakukan public relations untuk membuktikan
bahwa didalam fungsinya sebagai seorang PR harus bertanggung jawab pada profesi yang dilakukannya
dibandingkan di mana tempat PR tersebut mencari nafkah (Wasesa, 2013:31).
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan merupakan komitmen dari PT Askrindo (Persero) untuk berperilaku etis
dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, serta meningkatkan kualitas hidup
karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas. Selain itu juga salah satu bentuk
implementasi dari konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Coporate Governance). Diperlukan tata
kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) agar perilaku pelaku bisnis mempunyai arahan
yang bisa dirujuk dengan mengatur hubungan seluruh kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) yang
dapat dipenuhi secara proporsional, mencegah kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi korporasi dan
memastikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera.
Pada tahun ini public relations PT Askrindo (Persero) telah melaksanakan kegiatan Askrindo Peduli yang
dilaksanakan berkaitan dengan bentuk keperdulian perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Kegiatan
tersebut dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan untuk tergerak memberikan bantuan
kepada masyarakat yang menjadi korban bencana alam, bantuan sosial, pemberian beasiswa pendidikan, serta
melakukan berbagai kegiatan tanggung jawab sosial terkait dengan program pemerintah. Dengan dilakukannya
kegiatan CSR tersebut pada tahun ini dapat membuat PT Askrindo (Persero) kembali memberikan
kontribusinya sebagai perusahaan yang perduli terhadap lingkungan dan masyarakat, serta kegiatan yang
dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dimana kegiatan CSR tersebut dapat bermanfaat
bagi masyarakat dan pengelolaan citra merek perusahaan yang terus dilakukan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Denzin dan Lincoln dalam buku metode
penelitian kualitatif menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan dasar bukti-
bukti yang nyata, dengan maksud mengartikan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
berbagai metode yang ada (Moleong, 2010:5).
Bogdan dan Taylor dalam bukunya menjelaskan bahwa bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang
diamati (Suwandi, 2011:1). Sehingga dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian
yang dapat dilakukan dengan mengetahui subyek atau narasumber, hasil data yang diperoleh melalui penelitian
berupa lisan maupun tulisan terkait dengan kegiatan ataupun subyek yang diteliti.
Sesuai dengan apa yang dikatakan di dalam teorinya menurut Nova, 2009:38 dan Russlan, 2010:19 secara
fungsinya humas Askrindo melakukan kegiatan penyusunan guna terlaksananya kegiatan humas pada
lingkungan perusahaan serta melakukan penyelenggaraan dan pengkoordinasian kegiatan konferensi pers,
peliputan, monitoring, seluruh informasi atau pemberitaan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dengan
membuat pemberitaan baik kepada publik internal dan eksternalnya, melakukan pengkoordinasian terhadap
perencanaan dan pengembangan sistem informasi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, dan humas
Askrindo harus menjaga serta meningkatkan citra perusahaan.
Sejak humas Askrindo efektif melakukan kegiatan kerjanya, adapun tugas yang dimiliki adalah untuk
membentuk citra perusahaan melalui berbagai kegiatan sponsorhip, periklanan, kegiatan CSR, diseminasi atau
penyebar luasan informasi mengenai perusahaan melalui advertorial pada media cetak dan online, melakukan
kegiatan wawancara dengan media, mengirim press release, mengadakan press conference, mendukung
kelancaran program yang dilakukan oleh unit atau divisi lain, pengelolaan website, serta media sosial
perusahaan, dan melakukan pengadaan alat pendukung pemasaran.
Terkait dengan kegiatan CSR yang dilakukan oleh humas Askrindo, suatu kegiatan CSR dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan tujuan, tipe program, keuntungan potensial yang akan diperoleh, serta tahap-tahap
kegiatan perusahaan. Kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Askrindo (Persero) adalah bentuk kegiatan CSR
di mana perusahaan memberikan kontribusi secara langsung dan dalam bentuk charity dengan bentuk
pemberian uang tunai, sumbangan dan sejenisnya. Suatu kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dapat
diasosiasikan dengan baik apabila dalam pengelolaan jawaban atas tuntutan sosial, ekonomi dan lingkungan
dilakukan sesuai dengan aturan yang ada dengan hasil akhir yang diperoleh dapat membantu dalam
memperkuat suatu citra merek perusahaan, sesuai dengan penelitian sebelumnya menurutEdson Roberto
Scharf, Josiane Fernandes, dan Bruno Diego Kormann (2012).
Ruang Lingkup pekerjaan humas Askrindo juga tidak terlepas dari kegiatan publications, events, news,
community involvement, identity media, lobbying, dan social invesment seperti yang dikatakan di dalam buku
Kriyantono, 2008:21. Humas Askrindo juga melakukan kegiatan kerja terbagi berdasarkan kegiatan internal
dan eksternal perusahaan, di mana kegiatan eksternal perusahaan terdapat pelaksanaan kegiatan bakti sosial
(CSR), pemberian sponsorship, konferensi press, serta kegiatan publikasi keluar yang berasal dari Humas.
Analisis strategi public relations dalam mengelola brand image melalui kegiatan corporate social
responsibility
Berdasarkan penelitian dapat diketahui strategi public relations dalam mengelola brand imagemelalui kegiatan
corporate social responsibility, dapat dianalisa melalui strategi public relationsmenurut Ruslan, 2010:142.
Dalam strategi operasional humas yang dilakukan oleh humas PT Askrindo (Persero) terkait kegiatan CSR
yang mereka lakukan adalah dengan melakukan pendekatan terhadap masyarakat di daerah yang biasa mereka
kunjungi dalam melakukan kegiatan CSR. Seperti diketahui di daerah Cijeruk-Bogor pada daerah tersebut,
humas PT Askrindo (Persero) sudah memahami serta mengenal bagaimana prosedur dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh masyarakat sekitar. Sehingga setiap kegiatan CSR yang akan dilakukan oleh PT Askrindo
(Persero) dapat diterima dan disosialisasikan dengan baik oleh masyarakat sekitar.
Jika dilihat berdasarkan strategi operasional yang dilakukan oleh humas PT Askrindo (Persero), sudah sesuai
dengan konsep yang ada dikarenakan melalui strategi operasional tersebut humas dapat melakukan pendekatan
dengan masyarakat, melalui bagaimana keadaan dan nilai-nilai dari masyarakat daerah tersebut. Di mana hal
tersebut dapat dilakukan melalui sikap dan kemampuan humas dalam mendengar dan memahami apa yang
disampaikan dan dirasakan oleh masyrakat sekitar.
Terkait dengan pendekatan persuasif dan edukatif dalam kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT Askrindo
(Persero), dapat diketahui bahwa di dalam kegiatan CSR yang dilakukan dengan program bina lingkungan.
Melalui program kegiatan tersebut, humas Askrindo dengan divisi PKBL bekerja sama untuk memberikan
penyuluhan terkait dengan program pengelolaan lingkungan serta mengajak masyarakat untuk melakukan
pengelolaan lingkungan dengan melakukan penanaman pohon.
Bila dilihat dari kegiatan persuasf dan edukatif yang dilakukan sebagai srtategi yang digunakan oleh humas
Askrindo dalam pengelolaan citra merek melalui kegiatan CSR. Kegiatan tersebut dapat dikategorikan sebagai
kegiatan yang bersifat persuasif dan edukatif, karena dalam kegiatan tersebut humas Askrindo tidak hanya
melakukan kegiatan yang bersifat mengajak saja, namn juga memberikan penyuluhan terkait dengan
pengelolaan lingkungan yang baik.
Sesuai dengan pendekatan tanggung jawab sosial humas adalah dengan melakukan serangkaian kegiatan
tanggung jawab sosial perusahaan, yang mana kegiatan CSR tersebut dilakukan tidak hanya sebagai suatu
kegiatan sosial perusahaan. Namun dengan dilakukannya kegiatan CSR, perushaan dapat membangun
hubungan yang baik dengan masyarakat. Dalam kegiatan CSR yang dilakukan perushaan, humas PT Askrindo
(Persero) melakukan serangkaian kegiatan yang dapat membangun hubungan antara masyarakat dengan
perusahaan tentunya. Kegiatan CSR yang dilakukan tidak hanya melakukan pemberian bantuan kepada
masyarakat, namun juga melakukan kegiatan sosial untuk membantu pensosialisasian program pemerintah.
Kegiatan pendekatan kerjasama yang dilakukan oleh humas PT Askrindo (Persero) terkait dengan kegiatan
CSR yang dilakukan pada saat ini, kegaiatan CSR yang dilakukan PT Askrindo (Persero) belum melakukan
kegiatan kerjasama dengan pihak eksternal perushaaan, bentuk kerjasama kegiatan CSR yang dilakukan masih
melibatkan divisi-divisi internal perusahaan saja. Hal tersebut dilakukan karena, kegiatan CSR yang dilakukan
oleh PT Askrindo (Persero) masih dalam proses awal atau penjajakan, dalam proses pengelolaan citra merek
perusahaan
Pendekatan koordinatif dan integratif yang dilakukan oleh humas PT Askrindo (Persero) terkait dengan
kegiatan CSRnya, sesuai dengan pengertian dari strategi pendekatan koordinatif dan integratif. Kegiatan CSR
yang dilakukan PT Askrindo (Persero) juga melakukan suatu kegiatansocial investment di mana pada kegiatan
tersebut humas PT Askrindo (Persero) turut terlibat dan mendukung program yang dilakukan oleh pemerintah.
Seperti dalam kegiatan pemberian air bersih untuk masyarakat yang berada di daerah timur Indonesia serta
program pemerintah dalam pemberantasan buta huruf. Di mana dalam kegiatan tersebut PT Askrindo (Persero)
memberikan kontribusinya berupa materi yang disalurkan kepada lembaga pemerintahan yang mengkoordinasi
kegiatan tersebut.
Berdasarkan serangkaian strategi public relations tersebut dapat terlihat bahwa, humas PT Askrindo (Persero)
melalui kegiatan CSRnya melakukan kegiatan yang tidak terlepas dari serangkaian strategi public
relations yang dituliskan oleh Ruslan, 2010:142. Melalui strategi dari kegiatan CSR yang dilakukan
merupakan suatu kegiatan yang baik untuk dilakukan, sesuai dengan tujuan kegiatan CSR yang dilakukan oleh
humas PT Askrindo (Persero) adalah melakukan suatu kegiatan keperdulian terhadap masyarakat dan
terciptanya hubungan antara perusahaan dan masyarakat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Berdasarkan dari tujuan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui strategi yang dilakukan
oleh humas PT Askrindo (Persero) adalah melalui pendekatan tanggung jawab sosial di mana humas
Askrindo melakukan kegiatan Askrindo peduli dengan target sasaran masyarakat kecil dan
membutuhkan sebagai publik kegiatan tanggung jawab sosial yang dilakukan. Strategi tanggung
jawab sosial tersebut dikomunikasikan kepada publik melalui ruang lingkup pekerjaan yang
dilakukan oleh humas Askrindo, seperti di dalam kegiatan publikasinya humas Askrindo melakukan
pemasangan eksposisi (advertorial) pada media cetak dan pembuatan press release untuk
dipublikasikan kepada media terkait kegiatan tanggung jawab sosial yang telah dilakukan. Serta
melakukan kegiatan lobbying yang bertujuan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan
dapat didukung sepenuhnya oleh para pemangku kepentingan perusahaan. Selain melakukan
kegiatan Askrindo peduli, humas Askrindo juga mendukung program kegiatan pemerintah terhadap
pemberantasan buta huruf dan pemberian air bersih untuk masyarakat di bagian Indonesia Timur.
2. Hambatan yang didapatkan terkait dengan pengelolaan citra merek Askrindo melalui kegiatan
Askrindo Peduli, di mana perusahaan masih memiliki kekurangan dalam melakukan kegiatan media
relations antara hubungan media dengan perusahaan. Sehingga kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan PT Askrindo, tidak memiliki hubungan yang kuat pada media relationsnya selama ini
bentuk publisitas yang dibentuk oleh media masih sangat rendah. Bentuk publikasi yang dilakukan
oleh perusahaan adalah dengan membuat advertorial yang mana hal tersebut tidaklah cukup dalam
membangun suatu kegaitan CSR, suatu kegiatan CSR harus diringi atau diimbangi dengan
hubungan media yang kuat guna memperoleh hasil publisitas yang baik pula.
3. Solusi yang dapat dilakukan oleh humas terkait dengan hambatan yang ada adalah lebih
mendekatkan diri dengan media, menjalin hubungan, dan melakukan pendekatan kembali dengan
media melalui kegaiatan pemasangan advertorial sehingga keinginan tersebut dapat tercapai. Serta
dapat dikatakan saat ini Askrindo sedang mencoba untuk memulai kembali mendekatkan diri
dengan media, tentunya untuk menciptakan citra yang positif terlebih dahulu di mata media.
Sehingga harapan dikedepannya Askrindo bisa menjalin hubungan yang kuat dengan para media
terutama terkait dengan bentuk publisitas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Saran
Saran Akademis
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini dapat berguna sebagai acuan
dalam kegiatan penelitian dikedepannya, terutama di dalam penelitian yang terkait dalam bidang public
relations dalam mengelola brand image melalui kegiatan corporate social responsibility.
Serta penelitian ini dapat berkontribusi dalam perkembangan ilmu komunikasi khususnya dalam bidang public
relations yang terkait dengan pengelolaan brand image perusahaan.
Saran Praktis
Keterkaitan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan merupakan bagian dari kegiatanbranding harusnya
kegiatan CSR yang dilakukan sampai kepada stakeholder mereka, konsumen mereka, mungkin pemerintah
sehingga mereka bisa membangun citra positif di mata pemerintah, lingkungan sekitarnya, serta kegiatan yang
dilakukan ini dapat diinformasikan dan ditangkap oleh konsumen dan stakeholder perusahaan.
Berdasarkan kegiatan Askrindo Peduli yang dilakukan oleh PT Askrindo (Persero), bentuk kegiatan CSR yang
dilakukan seharusnya kegiatan CSR yang dilakukan adalah yang berkaitan dengan perusahaan kepada
perusahaan. Sehingga seharusnya PT Askrindo (Persero) melakukan kegiatan CSR yang melibatkan
perusahaan-perusahaan yang menjadi rekanan ataupun partner mereka. Seperti misalnya PT Askrindo
(Persero) dalam melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan turut menggandeng atau bekerja sama
dengan instansi perbankan atau rekanan perusahaan. Atau dengan cara PT Askrindo (Persero) menjadi donatur
dalam suatu kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh rekanannya.
REFERENSI
Adam Lindgreen, dkk. (2012). Corporate Social Responsibility Brand Leadership: A Multiple Case
Studey. European Journal of Marketing , 965-993.
Ardianto, E. (2010). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif.Bandung:
Semibiosa Rekatama Media.
__________. (2011). Hand Book of Public Relations: Pengantar Komprehensif. Jakarta: Simbiosa Rekatama
Media.
Ardianto, S. S. (2010). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Rosda.
Durianto, dkk. (2004). Brand Equity Ten: Strategi Memimpin Pasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Edson Roberto Scharf, dkk. (2012). Corporate Social Responsibility to build strong Brazilian Bank
Brand. International Journal of Bank Marketing , 436-451.
Hadi, N. (2010). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Handayani, dkk. 2010. The Official MIM Academy Coursebook Brand Operation. Jakarta: Esensi Erlangga
Group
Hardiman, I. (2007). Seri Pintar Public Relations: 400 Istilah PR Media & Periklanan. Indonesia: Gagas
Ulung.
Kartajaya, H. (2005). 4G Marketing: A 90-Year Journey in Creating Everlasting Brands. Jakarta: Mark Plus &
Co.
Keller, dkk. (2008). Strategi Brand Management. (3rd Edition). New Jersey: Preason Education, Inc.
Kriyantono, R. (2006). Riset Komunikasi. Jakarta: Pernada Media Group.
____________. (2007). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kakilangit Kencana.
____________. (2008). Public Relations Writting. Jakarta: Pernada Media Group.
____________. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Kurniati, dkk. (2011). Panduan Praktis Pengelolaan CSR. Yogyakarta: Samudra Biru.
Matthew Tingchi Liu, dkk. (2014). The Impact of Corporate Social Responsibility (CSR) Performance and
Preceived Brand Quality on Customer Based Brand Preference. Journal of Service Marketing , 3.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rosda Karya.
Morissan. (2008). Manajemen Public Relations. Prenada Media Group.
Nova, F. (2009). Crisis Public Relations: Bagaimana PR menangani Krisis Perusahaan. Grasindo.
Petra Bouvain, dkk. (2013). Coprporate Social Responsibility in Financial Services: A Comparison of Chinese
and East Asian Banks vis-a-vis American Banks. International Journal of Bank Marketing , 420-439.
Ruslan, R. (2006). Metodologi Penelitian Public Relations dan Komunikasi . Jakarta: Rajawali Pers.
___________. (2010). Manajemen Public Relations & Media Komunikasi: Konsepsi dan Aplikasi.Rajawali
Pers.
S.M.M Raza Naqvi, dkk. (2013). Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business.Impact of
Corporate Social Responsibility on Brand Image in Different FMCGs of Pakistan , 79-93.
Sadat, A. M. (2009). Brand Belief: Strategi Membangun Merek Berbasis Keyakinan. Jakarta: Salemba Empat.
Solihin, I. (2009). Corporate Social Responsibility: From Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi Metode R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, T. (2008). Perilaku Konsumen. Graha Ilmu.
Suwandi & Basrowi (2011). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Rineka Cipta.
Syaodih, N & Sukmadinata (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Tjiptono, F. (2005). Brand Management & Strategy. Yogyakarta: ANDI.
Wasesa, Silih A. (2013). Strategi Public Relations. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.