PERBANKAN
TINDAK PIDANA PERBANKAN
SEBAGAI BAGIAN DARI TINDAK
PIDANA DI BIDANG EKONOMI
WHITE COLLAR CRIME
TINDAK PIDANA YANG MEMPUNYAI
MOTIF EKONOMI DAN LAZIMNYA
DILAKUKAN OLEH ORANG YANG
MEMPUNYAI KEMAMPUAN
INTELEKTUAL DAN MEMPUNYAI
POSISI PENTING DALAM MASY. ATAU
PEKERJAANNYA
TINDAK PIDANA PERBANKAN DALAM
UU PERBANKAN 7/1992 SEBAGAIMANA
DIUBAH DENGAN UU 10/1998
2 JENIS:
KEJAHATAN
PELANGGARAN
APA PERBEDAANNYA?
(Glyn Davies, A History of Money From Ancient Times to the Present Day (2002))
Fungsi Uang (Presiden SBY)
Bagi bangsa kita, mencetak uang bukan sekedar
melakukan kegiatan usaha di bidang jasa
percetakan belaka. Tetapi, kegiatan itu juga
merupakan bagian dari upaya Negara dalam
menjaga dan mempertahankan ketahanan
nasionalnya.
Uang suatu negara bukanlah sekedar alat
pembayar, tetapi juga simbol dari suatu negara
yang merdeka dan berdaulat.
Dasar Pemikiran Pengaturan Mata
Uang oleh Bank sentral
MENGATUR
DAN
MENETAPKAN & MENCAPAI & MENJAGA
MELAKSANAKA MEMELIHARA KELANCARA
N KEBIJAKAN KESTABILAN NILAI N SISTEM
MONETER RUPIAH PEMBAYARA
N
MENGATUR
Ps 7 dan 8
&
MENGAWASI
BANK
TUGAS MENGATUR & MENJAGA
KELANCARAN SISTEM PEMBAYARAN
MENGATUR & MENJAGA KELANCARAN SISTEM
PEMBAYARAN TUNAI DAN NON TUNAI .
TUNAI :
MENGEDARKAN, MENCABUT, MENARIK DAN
MEMUSNAHKAN UANG,
MENETAPKAN MACAM, HARGA, CIRI UANG YANG
AKAN DIKELUARKAN
NON TUNAI :
MENGATUR DAN MENYELENGGARAKAN KLIRING
SERTA PENYELESAIAN AKHIR TRANSAKSI
PEMBAYARAN ANTAR BANK
KEWENANGAN MENGELUARKAN
DAN MENGEDARKAN UANG
Pasal 2,
Pasal 19 s.d 23, serta
Pasal 65 dan 66,
Pasal 2
Mengatur mengenai:
satuan mata uang RI adalah Rupiah;
uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah
(legal tender);
kewajiban untuk menggunakan dan menerima
uang rupiah bagi setiap orang atau badan yang
berada di wilayah NKRI;
pengecualian penggunaan uang rupiah.
Pasal 19. s.d. 23
Mengatur mengenai kewenangan BI dalam:
menetapkan macam, harga, ciri, bahan, dan tanggal
mulai berlakunya;
mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik,
dan memusnahkan uang;
tidak memberikan penggantian atas uang yang
hilang/musnah;
memberikan penggantian dengan nilai yang sama
terhadap uang yang dicabut dari peredaran dalam
batas waktu tertentu.
UU BI 19. s.d. 23 (Lanjutan)
Pasal 65 dan 66 UUBI merumuskan bentuk
pelanggaran serta ancaman pidana dan sanksi
administratif, yaitu:
pelanggaran dengan sengaja terhadap
kewajiban penggunaan uang rupiah diancam
dengan pidana kurungan paling singkat 1
(satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan,
serta denda paling sedikit Rp 2.000.000,00
(dua juta rupiah) dan paling banyak Rp
6.000.000,00 (enam juta rupiah); dan
UU BI 19. s.d. 23 (Lanjutan)
Aspek Filosofis
Aspek Sosiologis
Aspek Ekonomi
Aspek Yuridis
Aspek Politis
Aspek Filosofis
penyimpan nilai;
satuan hitung;
ukuran pembayaran yang tertunda
(menghitung jumlah pembayaran pinjaman).
Aspek Sosiologis
Perlunya Pengaturan
Mata Uang dalam
Undang-Undang
Tersendiri (UU Mata
Uang)
Perlunya UU Mata Uang
international best practice yang dikaitkan dengan kemajuan
teknologi dan konsep-konsep pemikiran ekonomi yang makin
berkembang tentang fungsi uang, negara, dan ketahanan
negara, maka diperlukan suatu UU tersendiri yang mengatur
mata uang. Sebagai contoh, Australia telah memiliki undang-
undang yang khusus mengatur mengenai tindak pidana
kejahatan mata uang yang diatur dalam Crimes Currency Act
1981.
Kejahatan terhadap mata uang, antara lain Pemalsuan uang
dengan segala dampaknya,
Aspek politis, sosiologis, ekonomi, yuridis.
Apa Yang Perlu diatur dalam UU Mata
Uang?
Materi Pokok UU Mata Uang
Macam dan Harga Mata Uang
Penggunaan Uang
Penolakan penggunaan Uang
Pengecualian Penggunaan Uang
Legal Tender
Ciri-ciri uang, desain dan bahan uang
Pengeluaran,Pengedaran dan Pencabutan Uang
Penukaran
Ketentuan Pidana
Penggunaan uang rupiah
ancaman pidana terhadap penolakan untuk
menerima Rupiah.
ancaman pidana terhadap pelanggaran atas
kewajiban untuk menggunakan Rupiah di
wilayah Republik Indonesia. (sudah diatur
dalam UU BI)
Pengecualian penggunaan uang rupiah,
tersebut diatur dalam PBI sebagaimana diatur
dalam UU Bank Indonesia saat ini.
Apa yang perlu diatur dalam UU Mata
Uang
SANKSI ADMINISTRASI
SANKSI PERDATA
SANKSI PIDANA
KREDIT BANK DAN LINGKUNGAN
LATAR BELAKANG
KEGIATAN YANG:
EKSPLOITASI SUMBER DAYA ALAM (SDA)
PERUBAHAN BENTUK LAHAN/BENTANG ALAM
USAHA YANG POTENSIAL MENYEBABKAN
PEMBOROSAN SDA
MEMPENGARUHI KAWASAN KONSERVASI
KEGIATAN YANG MEMPENGARUHI PERTAHANAN
NEGARA
PENERAPAN TEKNOLOGI
PENGUKURAN BESAR KECIL
DAMPAK
JUMLAH MANUSIA
LUAS AREA
LAMA BERLANGSUNG
INTENSITAS DAMPAK
KOMPONEN LAIN YANG TERKENA
2. PASAL 15 UUPLH
PROSES ANALISIS:
KASUISTIS
AMAN SECARA AKTIF MAUPUN PASIF
KEMUNGKINAN PERUBAHAN
KERJASAMA (AMDAL)
PERTIMBANGAN DAYA SAING DENGAN BANK LAIN
PASAL 18 UUPLH: WAJIB AMDAL UNTUK
MEMPEROLEH IJIN MELAKUKAN USAHA DAN
KEGIATAN
PENJELASAN PASAL 8 UU NOMOR 10 TAHUN
1998
KENDALA KREDIT BERWAWASAN
LINGKUNGAN
INTERN:
PENGETAHUAN KURANG TENTANG
LINGKUNGAN
KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK YANG TIDAK
TEGAS
EKSTERN:
PERSAINGAN
TENAGA PROFESIONAL DI LUAR BANK
2. PROSES PERJANJIAN
MONITORING USAHA
ADA/TIDAK PENINGKATAN OMZET
ADMINISTRASI BAIK
KEUNTUNGAN
RISIKO
MONITORING KREDIT
SESUAI/TIDAK DENGAN TUJUAN
KUALITAS KREDIT
DOKUMENTASI KREDIT