Anda di halaman 1dari 4

BAB III

Sejarah Hukum Internasional dan Perkembangannya

Pada dasarnya hukum internasional terbentuk dari sebuah perjalanan sejarah


yang panjang dari masa-masa di dunia ini dalam kajian hukum. Pergantian peradaban
merupakan salah satu bentuk perjalanan terbentuknya hukum internasional itu sendiri.
Disamping itu kondisi alam, budaya, dan bentuk interaksi yang dilakukan oleh setiap
individu dalam lingkup lingkungan mereka mengkonstruksikan perbedaan dalam
pembentukan hukum itu sendiri secara umum. Seiring perkembangan dunia dan
perjalanan waktu itupun membentuk suatu sistem yang makin kompleks khususnya
mencakup hukum dan lebih luasnya terhadap sistem hukum internasional itu sendiri.
Sebelum kita memakai istilah hukum internasional, ada baiknya terlebih
dahulu kita mengetahui pengertian dari hukum internasional itu sendiri. Berikut ini
adalah beberapa pengertian hukum internasional menurut beberapa ahli:
Menurut Mochtar Kusumaatmadja : keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara dengan
negara, negara dengan subjek hukum lain bukan negara serta antara subjek
hukum lain bukan negara.
Rebecca M. Wallace : peraturan dan norma yang mengatur tindakan negara-
negara dan kesatuan lainnya yang pada suatu saat diakui mempunyai
kepribadian internasional dalam hubungan dengan negara lainnya.
J.G. Starke : keseluruhan hukum yang sebagian besar terdiri dari prinsip-
prinsip dan kaidah-kaidah perilaku, yang terhadapnya negara-negara merasa
dirinya terikat untuk mentaati dan karenanya benar-benar ditaati secara umum
dalam hubungan satu sama lainnya.
Pakar Hukum terkenal di masa lalu yaitu : Grotius dalam bukunya De Jure
Belli ac Pacis (Perihal Perang dan Damai). Menurutnya : hukum dan
hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas dan persetujuan
beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi kepentingan bersama dari
mereka yang menyatakan diri di dalamnya, Akehurst : hukum internasional
adalah sistem hukum yang di bentuk dari hubungan antara negara-negara.
kedua pakar hukum terkenal di masa lalu itu memberi batasan pada negara
sebagai satu-satunya pelaku hukum dan tidak memasukkan subjek-subjek
hukum lainnya.

Dari beberapa pengertian dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Hukum Internasional adalah Bagian kajian hukum yang mengatur dan menjadi
pengikat aktivitas entitas berskala internasional. Namun pada awal terbentuknya
hukum internasional itu mungkin hanya bisa diartikan sebagai suatu bentuk perilaku
dan pola hubungan antarnegara yang semakin kompleks pengertian ini kemudian
meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan perilaku organisasi
internasional dan pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.
Dalam merumuskan pengertian hukum internasional tersebut tentunya para
pemikir melewati alur waktu yang panjang demi menyempurnakan defenisi mereka
masing-masing, dimana konsep akan kajian hukum internasional itu sendiri juga
melalui pengamatan dan penelitian dalam waktu yang panjang terhadap periode
peradaban manusia di muka bumi. Secara garis besar sejarah Hukum Internasional
dalam perkembangannya bisa dibagi atas dua bagian. Pada bagian pertama adalah
classic international law. Di bagian ini hukum internasional telah ada semenjak 4000
SM, hubungan yang mengikat terjadi antara setiap individu dan nations, namun pola
dan bentuk interaksi yang dilakukan pada masa ini masih cenderung sederhana, aktor
yang melakukan interaksi dalam hal perjanjian masih sebentuk kerajaan di India,
negara kota(city state) di Italy, dan antar golongan luar dan dalam Yunani. Pada
bagian kedua yaitu modern international law. Pada bagian inilah istilah hukum
internasional tersebut mulai tumbuh berkembang ke arah yang lebih kompleks.
Peristiwa ini ditandai dengan adanya perjanjian Westphalia untuk mengakhiri perang
30 tahun (1618-1648) yang berlangsung di kekaisaran suci romawi dan juga pada
masa itu adalah awal dari era pencerahan (renaissance) di eropa dan Perang 80 Tahun
(1568-1648) antara Spanyol dan Belanda. Perjanjian inilah yang menjadi tolak ukur
awal perkembangan hukum internasional dalam sistem dunia yang juga semakin
kompleks. Perjanjian Westphalia meletakan dasar bagi susunan masyarakat
Internasional yang baru, baik mengenai bentuknya yaitu didasarkan atas negara-
negara nasional (tidak lagi didasarkan atas kerajaan-kerajaan) maupun mengenai
hakekat negara itu dan pemerintahannya yakni pemisahan kekuasaan negara dan
pemerintahan dari pengaruh gereja. Ciri masyarakat Internasional yang terdapat di
Eropa yang dasarnya diletakkan oleh Perjanjian Westphalia.
Ciri-ciri pokok yang membedakan organisasi susunan masyarakat
Internasional yang baru ini dari susunan masyarakat Kristen Eropa pada zaman abad
pertengahan :
1. Negara merupakan satuan teritorial yang berdaulat.
2. Hubungan nasional yang satu dengan yang lainnya didasarkan atas
kemerdekaan dan persamaan derajat.
3. Masyarakat negara-negara tidak mengakui kekuasaan di atas mereka seperti
seorang kaisar pada zaman abad pertengahan dan Paus sebagai Kepala Gereja.
4. Hubungan antara negara-negara berdasarkan atas hukum yang banyak
mengambil oper pengertian lembaga Hukum Perdata, Hukum Romawi.
5. Negara mengakui adanya Hukum Internasional sebagai hukum yang mengatur
hubungan antar negara tetapi menekankan peranan yang besar yang
dimainkan negara dalam kepatuhan terhadap hukum ini.
6. Tidak adanya Mahkamah (Internasional) dan kekuatan polisi internasional
untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum Internasional.
7. Anggapan terhadap perang yang dengan lunturnya segi-segi keagamaan
beralih dari anggapan mengenai doktrin bellum justum (ajaran perang suci)
kearah ajaran yang menganggap perang sebagai salah satu cara penggunaan
kekerasan.
Dasar-dasar yang diletakkan dalam Perjanjian Westphalia diperteguh dalam
Perjanjian Utrech yang penting artinya dilihat dari sudut politik Internasional,
karena menerima asas keseimbangan kekuatan sebagai asas politik
internasional.
Letak dasar perjanjian Westphalia inilah yang membentuk suatu pola hubungan yang
lebih maju pada bagian modern international law dibandingkan pada masa classical
international law. Dimana pada era ini hukum internasional telah memiliki subjek
yang jelas seperti negara, organisasi internasional, individu dan sebagainya. Hal ini
menandakan kajian hukum internasional pada era modern ini bersifat lebih kompleks
dimana juga ditandai dengan subjek yang lebih rinci dibandingkan suatu negara
seperti belligerentdan liberization movement pada awal abad ke-20.

Anda mungkin juga menyukai