JAMINAN FIDUSIA
Dosen Pengampu :
Nurwinsyah Rohmaningtyas,S.H.I,M.S.E.I
Nama kelompok:
TAHUN2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harap kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya.
Penutup semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memenuhi fungsinya
sebagai manayang diharapkan. Sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Jaminan fidusia merupakan jaminan kepercayaan yang berasal dari adanya suatu hubungan perasaan antara
manusia yang satu dengan manusia lainnya yang mana mereka merasa aman, sehingga tumbuh rasa percaya
terhadap teman interaksinya tersebut, untuk selanjutnya memberikan harta benda mereka sebagai jaminan
kepada tempat mereka berhutang. Fidusia jaman romawi disebut juga Fiducia Cum Creditore, artinya adalah
penyerahan sebagai jaminan saja bukan peralihan kepemilikan.
Latar belakang lahirnya lembaga fidusia adalah karena adanya kebutuhan dalam praktek. Kebutuhan
tersebut didasarkan atas fakta-fakta bahwa menurut sistem hukum kita jika yang menjadi objek jaminan
utang adalah benda bergerak, maka jaminannya diikat dalam bentuk gadai dimana objek jaminan tersebut
harus diserahkan kepada pihak yang menerima gadai (kreditur). Sebaliknya, jika yang menjadi objek
jaminan utang adalah benda tak bergerak, maka jaminan tersebut haruslah berbentuk hipotik (sekarang ada
hak tanggungan) yang mana objek jaminan tidak diserahkan kepada kreditur, tetapi tetap dalam kekuasaan
debitur
Akan tetapi, terdapat kasus-kasus dimana barang objek jaminan utang masih tergolong barang bergerak,
tetapi pihak debitur enggan menyerahkan kekuasaan atas barang tersebut kepada kreditur, sementara pihak
kreditur tidak mempunyai kepentingan bahkan kerepotan jika barang tersebut diserahkan kepadanya.
Karena itu, dibutuhkanlah adanya suatu bentuk jaminan utang yang objeknya masih tergolong benda
bergerak tetapi tanpa menyerahkan kekuasaan atas benda tersebut kepada pihak kreditur.
Akhirnya munculah bentuk jaminan baru dimana objeknya benda bergerak, tetapi kekuasaan atas benda
tersebut tidak beralih dari debitur kepada kreditur. Inilah yang disebut dengan jaminan fidusia
RUMUSAN MASALAH
Dari segi bahasa, kata fidusia sendiri bisa diartikan dalam beberapa bahasa. Pertama adalah kata
fidusia yang diambil dari bahasa Romawi yaitu fides. Kata fides sendiri memiliki arti kepercayaan.
Lalu kata fidusia juga diambil dari bahasa Belanda yaitu Fiduciaire Eigendom Overdracht. Selain
itu kata fidusia juga diambil dari bahasa Inggris yaitu Fiduciary Transfer of Ownership. Kedua
bahasa tersebut jika diterjemahkan memiliki arti penyerahan hak milik yang memiliki dasar
kepercayaan.
Selain itu jika dilihat dari Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang fidusia, ternyata memiliki
arti tersendiri yaitu pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan
pemilik benda.
Perlu diketahui juga jika pada Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia juga
dijelaskan jika ada pihak sebagai pemberi fidusia dan penerima fidusia2
1. Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau sebuah koperasi yang memiliki sebuah
benda sebagai objek untuk jaminan fidusia.
2. fidusia adalah orang perseorangan atau sebuah koperasi yang memiliki sebuah hutang.
Dimana hutang tersebut dapat dijamin dengan bantuan jaminan fidusia.
1
https://prospeku.com/artikel/jaminan-fidusia---2955#
2
https://www.gramedia.com/best-seller/fidusia/
Jika digambarkan secara mudahnya proses penerapan fidusia adalah ketika seorang pemilik barang
menyerahkan kepemilikan barang tersebut kepada orang lain. Namun meski barang tersebut sudah
dimiliki oleh orang lain tetap saja penguasaan barang tersebut masih milik pemberi barang.
Lalu untuk jaminan fidusia sendiri menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 adalah hak
jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak
bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia sebagai agunan bagi pelunasan utang
tertentu, yang memberi kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditur
lainnya.
Peraturan fidusia ini akan memudahkan para pihak yang mengambil manfaat darinya, khususnya
pemberi fidusia.
Namun, karena jaminan fidusia tidak didaftarkan, kepentingan pihak penerima fidusia kelak
kurang terjamin. Pemberi dapat menjaminkan benda yang dengan beban fidusia kepada pihak lain
tanpa penerima mengetahuinya.
Sebelum ada undang-undang ini, benda yang menjadi jaminan biasanya benda bergerak seperti
persediaan, piutang, barang dagangan, peralatan mesin, dan kendaraan.
sedangkan pada gadari, penguasaan barang yang dijadikan jaminan memang benar-benar ditujukan
untuk pembayaran hutang dari pihak debitur. Artinya barang yang dijadikan jaminan pada
pegadaian tidak akan dinikmati ataupun dipakai.
Proses penjualan barang jaminan gadai hanya dilaksanakan ketika pihak kreditur memiliki
wanprestasi. Adapun dua jenis penjualan barang jaminan gadai yaitu barang gadai dapat dijual
tanpa memerlukan persetujuan dari ketua pengadilan. Lalu yang kedua adalah jaminan barang
gadai dapat dijual dengan adanya izin dari pihak pengadilan yaitu hakim.
2. Hak milik
Dari hak milik juga memiliki perbedaan baik itu hak milik fidusia maupun hak milik gadai. Hak
milik pada fidusia pengendaliannya terletak pada kreditor. Sedangkan untuk hak milik gadai
pengendaliannya terletak pada pemegang gadai. Meski begitu pemegang suara tetap pada pemberi
proses gadai tersebut.
Nah itulah penjelasan terkait dengan beberapa perbedaan dari fidusia dan gadai. Setidaknya dua
perbedaan di atas bisa membantu kalian untuk mengetahui bagaimana perbedaan antara fidusia
dan gadai.
Bagi pemberi pinjaman adanya sertifikat jaminan fidusia merupakan suatu hal yang penting.
Pasalnya dengan adanya sertifikat jaminan fidusia ini pihak peminjam memiliki kekuatan hukum
ketika mengambil sebuah benda jika suatu saat pihak peminjam tidak dapat melakukan pelunasan
terkait dengan pinjaman yang ia miliki.
Bahkan proses yang dilakukan oleh pihak pemberi pinjaman ini juga akan mendapatkan dukungan
secara legal oleh aparat hukum.
Tak hanya bagi pihak pemberi pinjaman saja, pasalnya adanya sertifikat jaminan fidusia ini juga
memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak penerima pinjaman. Dengan adanya sertifikat
jaminan fidusia pihak peminjam memiliki jaminan keterlindungan jika pihak pemberi pinjaman
melakukan melakukan suatu tindakan yang dinilai berlebihan.
Semua syarat terkait dengan kondisi proses penyitaan sudah diatur pada sertifikat jaminan fidusia.
Contohnya adalah pada jumlah minimal sebuah hutang yang harus dibayarkan oleh pihak penerima
pinjaman agar barang yang disita bisa menjadi milik penerima pinjaman lagi.
Setelah tahu bagaimana pentingnya sertifikat jaminan fidusia. Tentunya kalian juga harus tahu
bagaimana cara untuk membuat sebuah sertifikat jaminan fidusia tersebut.
Proses yang dilakukan adalah kalian hanya perlu mendaftarkan jaminan fidusia ke kantor
pendaftaran fidusia. Proses ini juga harus diresmikan oleh pihak notaris. Nantinya pihak notaris
akan membuatkan sebuah sertifikat.
Jika sertifikat sudah jadi, proses selanjutnya adalah mendaftarkan ke perusahaan fidusia. Lalu
untuk salinan akan diberikan kepada pihak debitur.
Hak Eksekusi
Penjelasan berikutnya adalah tentang hak eksekusi fidusia. Tak hanya tahu tentang pengertian dari
fidusia saja. Namun penjelasan tentang hak eksekusi fidusia juga sangat penting diketahui. Hak
eksekusi fidusia biasanya dilakukan ketika pihak penerima pinjaman tidak bisa melakukan proses
pembayaran angsuran.
Namun hak eksekusi fidusia tak bisa dilakukan secara langsung. Pasalnya ada beberapa tahapan
yang perlu dilakukan sebelum melakukan proses eksekusi fidusia. Proses awal yang dilakukan oleh
pemberi pinjaman adalah memberikan sebuah surat peringatan kepada penerima pinjaman
tersebut.
Dari adanya surat peringatan pertama ini akan dilihat terlebih dahulu bagaimana respon dari
penerima pinjaman. Jika pihak penerima pinjaman merespon dengan itikad baik atau melakukan
pembayaran seperti semula. Maka proses eksekusi fidusia akan dibatalkan.
Namun jika tidak ada respon dari pihak penerima pinjaman. Maka pihak pemberi pinjaman akan
memberikan sebuah surat peringatan kedua kepada penerima pinjaman. Jika surat peringatan kedua
juta tak ada respon juga. Tindakan terakhir dari pemberi pinjaman adalah melakukan eksekusi
fidusia.
Sebelumnya sudah dibahas jika proses eksekusi fidusia tak bisa dilakukan secara bebas. Jika
pemberi pinjaman akan melakukan sebuah eksekusi fidusia. Maka harus ada beberapa syarat yang
perlu dibawah.
Mulai dari surat peringatan baik itu pertama dan kedua. Lalu pemberi pinjaman juga membawa
surat kuasa eksekusi dan juga sertifikat fidusia. Beberapa syarat ini dibawa agar menghindari jika
terjadi sebuah tindakan kesalahpahaman
Biaya Fidusia
Secara mudahnya biaya fidusia bergantung pada besaran nilai dari penjaminan objek yang akan
dijadikan kredit. Meski begitu biaya yang ditekankan pada fidusia mengacu pada Peraturan
Pemerintah No. 28 tahun 2019 yang menjelaskan tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan
Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu peraturan tersebut juga membahas terkait dengan kenaikan pada biaya fidusia yang
hampir sebagian besar masuk ke dalam kelompok penjaminan. Namun ada beberapa kelompok
nilai dari penjaminan yang tak mengalami perubahan.
Peraturan yang Ada Pada Fidusia
Fidusia tak hanya memiliki dasar hukum saja. Namun fidusia juga memiliki beberapa peraturan
penting lainnya. Sama halnya dengan beberapa penjelasan sebelumnya, kalian juga akan lebih
paham tentang fidusia jika turut mempelajari penjelasan tentang peraturan fidusia yang ada pada
poin ini.
Dimulai dari pembebanan pada benda yang dijadikan sebuah jaminan fidusia harus memiliki
sebuah akta notaris. Akta notaris tersebut dibuat menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan
fungsi dari akta notaris tersebut adalah sebagai akta jaminan fidusia.
Pada akta notaris tersebut setidaknya ada penjelasan yang menyebutkan kedua belah pihak, baik
itu identitas pemberi maupun penerima fidusia. Selain itu juga terdapat pada akta tersebut juga ada
penjelasan tentang objek benda yang dijadikan jaminan fidusia, data yang dijadikan sebagai
perjanjian pokok yang dijamin oleh fidusia.
Tak hanya itu saja, pada akta tersebut juga harus memuat nilai dari benda yang dijadikan sebuah
jaminan fidusia dan nilai dari penjaminan.
Tugas Pemegang Fidusia
Mereka yang menjadi pemegang fidusia memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab yang legal
dan tentunya juga etis. Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh pemegang fidusia adalah sebagai
berikut ini.
Pihak yang menerima kewajiban fidusia atas nama pihak lain dengan segaja harus bertanggung
jawab sekaligus melakukan pengelolaan aset yang telah disesuaikan dengan kepentingan dari
pemilik.
Bisa memastikan tidak adanya sebuah konflik yang terjadi antara pemegang fidusia dengan pemilik
aset.
Seperti pada penjelasan hukum yang berlaku, pemegang fidusia harus memberikan penjelasan
terkait dengan kondisi asli dari aset atau barang yang akan dijual kepada pihak calon pembeli.
Selain itu mereka yang memegang fidusia juga tidak akan mendapatkan keuntungan apapun atas
proses penjualan aset tersebut.
Ketika pemilik aset telah meninggal dunia, maka akta fidusia masih tetap bisa diberlakukan.
Khususnya untuk aset yang memerlukan pengelolaan serta pengawasan lebih lanjut seperti
perkebunan ataupun aset jenis lainnya.
Objek Jaminan Fidusia
Objek jaminan fidusia adalah benda-benda apa yang dijadikan jaminanutang dengan dibebani
jaminan fidusia. Benda-benda yang dapat dibebanijaminan fidusia yaitu :
2) Mesin-mesin pabrik yang tidak melekat pada tanah atau bangunanpabrik, alat-alat inventaris
kantor
3) Perhiasan
4) Persediaan barang atau inventori, stock barang, stock barang dagangandengan daftar mutasi
barang
6) Perkakas rumah tangga seperti mebel, radio, televisi, almari es danmesin jahit
1) Wesel
2) Sertifikat deposito
3) Saham
4) Obligasi
5) Konosemen
6) Piutang ynag diperoleh pada saat jaminan diberikan atau yangdiperoleh kemudian
7) Deposito berjangka.
c. Hasil dari benda yang menjadi objek jaminan baik benda bergerakberwujud atau benda bergerak
tidak berwujud atau hasil dari benda tidakbergerak yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
d. Klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusiadiasuransikan.
e. Benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani haktanggungan yaitu hak
milik satuan rumah susun di atas tanah hak pakaiatas tanah Negara (UU No. 16 Tahun 1985) dan
bangunan rumah yangdibangun di atas tanah orang lain sesuai pasal 15 UU No. 5 tahun
1992tentang Perumahan dan Pemukiman.
f. Benda-benda termasuk piutang yang telah ada pada saat jaminan diberikanmaupun piutang yang
diperoleh kemudian hari.3
1) Akta notaris adalah akta autentik sehingga memiliki kekuatan pembuktian sempurna
3) Undang-undang melarang adanya fidusia ulang. Akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris,
sekurang-kurangnya memuat :
d) Nilai penjaminan
Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan padaKantor Pendaftaran Fidusia
sehingga melahirkan jaminan fidusia bagipenerima fidusia, memberi kepastian hukum kepada
kreditor lainmengenai benda yang telah dibebani jaminan fidusia dan memberikan hakyang
didahulukan terhadap kreditor lain dan untuk memenuhi asaspublisitas karena kantor pendaftaran
3
Sutarno, Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank, (Bandung : Alpabeta, 2009), h. 212-213
4
Pasal 6 Undang-Undang nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
terbuka untuk umum. Permohonan pendaftaran fidusia dilakukan oleh penerima fidusia,kuasa atau
wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminanfidusia, meliputi:
b. Tanggal, nomor akta jaminan fidusia, nama dan tempat kedudukannotaris yang membuat akta
jaminan fidusia
e. Nilai penjaminan
f. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia. Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan
fidusia dalam bukudaftar fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaanpermohonan
pendaftaran. Setelah pendaftaran fidusia dilakukan, kantorpendaftaran fidusia menerbitkan dan
menyerahkan kepada penerimafidusia sertifikat jaminan fidusia yang merupakan salinan dari buku
daftar fidusia memuat catatan tentang hal-hal yang dinyatakan
1) Hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia Sifat jaminan fidusia merupakan ikutan atau
accessoir dariperjanjian pokok yaitu perjanjian kredit atau perjanjian pembiayaanartinya ada atau
tidaknya jaminan fidusia tergantung perjanjianutangnya.Hapusnya utang dapat disebabkan
berbagai hal misalnyakarena ada pelunasan utang atau penawaran tunai yang diikuti
denganpenyimpanan atau novasi atau pembaharuan utang dan lain-lain.
Hapusnya jaminan fidusia yang disebabkan hapusnya utang karenapembayaran atau pelunasan
utang merupakan carayang paling banyakterjadi. Adanya pelunasan utang dapat dibuktikan dari
keterangantertulis dari kreditur.Hapusnya utang mengakibatkan hapusnyajaminan fidusia.
2) Pelepasan hak atas jaminan fidusia oleh penerima fidusia Kreditur sebagai penerima fidusia
dapat saja melepaskan jaminanfidusia artinya kreditur tidak menginginkan lagi benda yang
menjadiobjek jaminan fidusia menjadi jaminan lagi, misalnya karena terjadipenggantian jaminan
sehingga jaminan lama dihapuskan.Hapusnya jaminan fidusia karena dilepaskan oleh kreditur
sebagaipenerima fidusia dapat dilakukan dengan keterangan atau pernyataantertulis dari kreditur
yang diberikan kepada debitur atau pemberifidusia.
3) Musnahnya benda yang menjadi objek jaminan fidusia Apabila benda yang menjadi objek
jaminan fidusia musnahdisebabkan karena kebakaran, hilang, dan penyebab lainnya makajaminan
fidusia menjadi hapus.Apabila benda yang menjadi objekjaminan fidusia diasuransikan kemudian
benda tersebut musnah makadengan musnahnya benda tersebut tidak menghapuskan
klaimasuransi.Dengan demikian hak-hak asuransi dapat dipakai sebagaipengganti objek jaminan
fidusia yang musnah sebagai sumberpelunasan hutang debitur.
5
8Pasal 15 Undang-Undang nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
KESIMPULAN
Fidusia berasal dari kata fiduciair atau fides, yang artinya kepercayaan,yaitu penyerahan hak milik
atas benda secara kepercayaan sebagai jaminan(agunan) bagi pelunasan piutang kreditor. Fidusia
sering disebut denganistilah FEO, yang merupakan singkatan dari Fiduciare Eigendom
Overdracht.Penyerahan hak milik atas benda ini dimaksudkan hanya sebagai agunan
bagipelunasan utang tertentu, di mana memberikan kedudukan yang diutamakankepada penerima
fidusia (kreditor) terhadap kreditor-kreditor lainnya
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/7190/4/BAB%20III.pdf
https://prospeku.com/artikel/jaminan-fidusia---2955#baca-juga
https://www.gramedia.com/best-seller/fidusia/