IKOPIN
Nama : Suarny Amran, SH, MH,Mkn
Alamat : Jl. Dewi Sartika No. 18 Sumedang
Pekerjaan : 1. Dosen Akademi Koperasi Indonesia
( 1979 s/d 1981)
2. Dosen Institut Manajemen Koperasi
Indonesia/IKOPIN
(1981 s/d sekarang)
No. HP/WA : 081322722165
Email : suarny_amran@ yahoo.co.id
1.1. ETIKA DAN HUKUM BISNIS
I. PENDAHULUAN
I.1. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini menjelaskan konsep etika bisnis dan hukum bisnis, meliputi:
Ruang lingkup etika, etika bisnis, hukum bisnis, Perikatan dan Hukum Perjanjian,
Macam-macam Badan Usaha dan Legalitasnya, Bentuk-bentuk kerjasama bisnis
(merger, konsolidasi, Akusisi Perseroan, Joint Venture, Bisnis Waralaba (Franchise),
Perlindungan konsumen, Holding company, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Asuransi
dan penyelesaian sengketa bisnis.
II.2. Referensi
1. Sonny Keraf, Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya
2. Prof. Dr Neni Imanniyati SH,MH, Hukum Bisnis ,dilengkapi dengan kajian hukum
bisnis Syariah
3. John Pieris c.s, Etika Bisnis & Good Corporate Governance
4. Peter Pratley, The Essence of Business Ethic/ Etika Bisnis
5. Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia
6. Mariam Darus B, Aneka Hukum Bisnis
7. Chaeruman Pasaribu,Surahwadi, Hukum Perjanjian Dalam Islam
8. Munis Fuadi, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek
9. Moch. Faisal S., Pertumbuhan Hukum Bisnis di Indonesia
10. Tom Gunadi, Ekonomi dan Sistem Ekonomi menurut Pancasila dan UUD 1945, Dasar
Falsafah dan Hukum
11. Corporate Governance, Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia.
12. Bambang Rudito, Etika Bisnis dan tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia
II.3. Evaluasi
TUGAS KELOMPOK (DISKUSI) : 20%
TUGAS INDIVIDU/KUIST : 10%
UTS : 30 %
UAS : 40 %
II.4. Motto Hidup
Jika engkau berada di pagi hari jangan tunggu sampai petang hari
Jika engkau berada di petang hari jangan tunggu sampai pagi hari
Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang sakitmu
Manfaatkanlah waktu hidupmu sebelum datang matimu
_(Hadist Riwayat Bukhari)_
Pertanyaan:
1. Jelaskan pengertian etika bisnis !
2. Jelaskan mengapa suatu perusahaan harus menerapkan etika bisnis!
3. Apakah bisnis perlu beretika? Jelaskan pendapat/pandangan saudara !
4. Apakah antara bisnis dan etika ada hubungannya ? Bagaimana hubungan etika dan
hukum bisnis?
5. Jelaskan bentuk-bentuk permasalahan etika bisnis dewasa ini. Dan berikan contohnya!
III.7. Hubungan budaya dan etika
Budaya adalah hasil cipta manusia yang dihasilkan dan dipakai sebagai tata
kehidupan sehari-hari, dipakai sebagai pola kehidupan dalam masyarakat. Contoh rajin,
disiplin, hemat, menjaga kelestarian lingkungan/tidak merusak, tim kerja yang solid,
gotong royong, musyawarah, dan lain-lain. Budaya berkaitan dengan etika, masyarakat
yang berbudaya cenderung untuk memahami etika dan etika bisnis. Budaya
organisasi/perusahaan yang mendukung etika/etika bisnis dan etos kerja. Budaya yang
kuat akan mampu membentuk manajemen kinerja perusahaan. Dicirikan oleh nilai inti
darai perusahaan/organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik dan dirasakan
bersama-sama. Budaya bisnis tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi melalui proses
yang cukup panjang melalui interaksi dari lingkungan. Budaya dipertahankan oleh
organisasi melalui sikap konsisten dan menerapkan secara terus menerus. Contoh
budaya disiplin, hemat, tim kerja, dan lain-lain. Saat ini dengan banyaknya produk
asing (seperti produk “fast food” (burger, KFC, CFC, Hoka-hoka Bento dan lain-lain).
Penggunaan lebih cenderung pada produk import (sandang, pangan). Bagaimana hal ini
ditinjau dari segi budaya?. Prinsip etika bisnis pada umumnya melihat juga bagaimana
budaya yang ada disekitarnya atau lingkungannya, yang turut mewarisi budaya
perusahaan. Seperti contoh :
Bisnis yang dijalankan oleh suatu timwork yang diterapkan sebagai budaya
perusahaan.
Adanya semangat : kejujuran, keberanian, keadilan, kesetiaan, kedermawanan dan
pengendalian diri.
Tanggung jawab pelaku bisnis sebagai “agen of development”, artinya untuk mengubah dan
membangun kehidupan masyarakat kearah yang modern, tetapi memiliki nilai-nilai
etika dan bertanggung jawab.
Corporate Governance
Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
“Struktur yang oleh pemegang saham , komisaris, dan manajer untuk menyusun tujuan
perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dan mengawasi kinerja. Suatu
sistem, proses dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar berbagai pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Prinsip-prinsip GCG (OECD) Organization for
Economic Corporation and Development:
1. Transparansi, yaitu ketebukaan dalam melaksanakan prosespengambilan keputusan
dalam mengemukakan informasi materriil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Kemandirian, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa
bentruran kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak ,manapun yang i manapun
yang tidak sesuai denag peraturan perundan-undangan yang berlaku dan prinsip-prisip
koporasi yang sehat.
Selain itu dalam mengelola perusahaan yang baik dikenal prinsip “GCG”( Good
Corporate Governance), yaitu:
1. Prinsip Fairness,
2. Prinsip Transparancy,
3. Prinsip Accountability,
4. Prinsip Responsibility.
Pertanyaan:
Jelaskan alasan pentingya penerapan prinsip-prinsip GCG tersebut dalam mengelola
perusahaan!
Pertanyaan/tugas :
Segala tindakan yang bersifat fraud dapat dikatagorikan sebagai pelanggaran etika. Setujukah
saudara pernyataan tersebut Berikan komentar saudara!
III.9. Hukum Bisnis
Bisnis merupakan keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan oleh orang atau
badan secara teratur dan terus-manerus, yaitu berupa kegiatan mengadakan barang-
barang atau jasa-jasa maupun fasilitas-fasilitas untuk diperjualbelikan, dipertukarkan,
atau disewakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Dalam upaya memperoleh
keuntungan/laba tersebut, tentu perlu adanya rambu-rambu pengontrol, agar tidak
menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan bisnis tersebut, maka diperlukan
hukum,selain etika.
Hukum Bisnis yaitu seperangkat kaidah yang diadakan untuk mengatur serta
menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam aktivitas antar manusia
khususnya dalam bidang perdagangan. Serangkaian peraturan yang berkaitan secara
langsung maupun tidak langsung dengan urusan-urusan perusahaan dalam menjalankan
roda perekonomian.
Hukum bisnis dapat diartikan juga sebagai:
1. Sebagai hukum mengenai bisnis dan dunia bisnis
2. Hukum wahana kegiatan bisnis
3. Hukum sarana berbagai bisnis dengan pihak yang relevan
4. Hukum untuk menjamin bisnis dari gangguan dan ancaman
5. Hukum untuk memecahkan problema-problema yuridis yang makin canggih.
Kegiatan/usaha/bisnis mencakupan bidang:
1. Kegiatan perdagangan (jual beli, eksport-impor,bursa efek, valuta asing, agen,dealer,
grosir,dll)
2. Kegiatan perindustrian ( pertanian, kerajinan, percetakan, perkebunan pabrik,dll).
3. Kegiatan bidang jasa- jasa /servise (konsultan, asuransi, akuntan, perhotelan).
4. Kegiatan bidang pembiayaan/ keuangan(perbankan dan lembaga keuangan non
perbankan.
Pengertian Hukum
Menurut Prof. DR.Mochtar Kusumaatmadja,S.H, LLM.
“Hukum sebagai suatu perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia
dalam masyarakat, mencakup pula lembaga (institutions) dan proses (processes) yang
diperlukan untuk mewujudkan hukum itu dalam kenyataan”.
Menurut E. Utrech;
“Hukum adalah himpunan peraturan (perintah dan larangan) yangmengurus tata tertib suatau
masyarakat sehingga harus ditaati oleh masyarakat itu”.
Asas-Asas Hukum:
1. Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis
Asas ini berarti hukum ataupun perundang-undangan yang bersifat umum
mengsampingkan hukum atau perundang-undangan yang bersifat umum. Apabila
terjadi konflik atau pertentangan antara peraturan perundangan-undangan yang khusus
dengan yang umum , maka yang berlaku adalah perundang-undanagn yang bersifat
khusus.
2. Asas Lex Superiori Derogat Legi Inferiori
Asas ini berarti peraturan/hukum yang lebih tinggi tingkatannya mengalahkan peraturan
atau hukum yang lebih rendah tingkatannya.
3. Asas Lex Posteriori Derogat Legi Priori
Asas ini berarti pada perturan yang tingkatannya sederajat peraturan yang baru
mengalahkan peraturan yang lama apabila mengatur subtansi yang sama, namun
bertentangan. Peraturan yang lahir kemudian mengesampingkan peraturan yang telah
ada sebelumnya apabila mengatur substansi yang sama namun isinya
bertentangan.Peraturan yg sebelumnya tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dng
peraturan yg lahir kemudian.
Subyek hukum adalah setiap pendukung hak dan kewajiban/ mempunyai kewenangan
hukum. Subyek hukum terdiri dari;
1. Manusia/ orang;
2. Badan Hukum.
Asas Perjanjian:
1. Asas Kebebasan Berkontrak( Pasal 1338 KUHPerdata)
2. Asas Konsensualisme
3. Asas Pacta sun servanda( asas kepastian hukum)
4. Asas kekuatan mengikat
5. Asas kepastian hukum
6. Asas Moral
7. Asas kebiasaan
8. Asas kepatutan
9. Asas keseimbangan
10. Asas kepercayaan
11. Asas Itikad baik (Goede trouw)
Macam-macam perjanjian:
Perjanjian konsensus
Perjanjian formal
Perjanjian riil
Perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata;
1. Perjanjian Jual Beli
2. Perjanjian Sewa Menyewa
3. Perjanjian Borongan
4. Perjanjian Kuasa
5. Perjanjian Perburuhan
6. Perjanjian Pinjam Meminjam
Waralaba ( Franchise)
Waralaba berasal dari kata “wara” yang berarti lebih atau istimewa. “ Laba”
berati untung. Jadi Waralaba usaha yang memberikan keuntungan lebih. Dalam PP
No.16 Tahun 1997 dan KepMen Perindag No.259/1997 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pendaftarn Usaha.
Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan
dan/atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan, atau ciri khas
yang dimilki pihak lain dengan imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan
barang dan jasa.
Wanprestasi dan Forcemajeur
Wanprestasi = perbuatan ingkar janji
Bentuk wanprestasi:
1. Tidak melakukan apa yang telah disanggupinya.
2. Melaksanakan isi perjanjian tetapi tidak sebagaimana mestinya.
3. Melaksanakan perjanjian tetapi terlambat
4. Melakukan yang ternyata tidak boleh dilakukan.
Penetapan wanprestasi dengan cara somasi.
Force Majeur
“Force majeur” atau “overmacht” adalah suatu keadaan darurat, debitur tidak
dapat melaksanakan perjanjian, yang disebabkan bukan kesalahan debitur. Akibat
hukum dari force majeur timbul resiko yaitu kewajiban memikul kerugian yang
disebabkan adanya kejadian diluar kesalahan salah satu pihak. Siapa yang bertanggung
jawab terhadap resiko yang timbul? Tanggung jawab resiko menurut teori obyektif dan
teori subyektif. Risiko dalam hukum perikatan merupakan ajaran tentang siapakah yang
harus menanggung ganti rugi apabila debitur tidak memenuhi prestasidalam keadaan
force majeur. Akibat keadaan memaksa:
1. Kreditur tidak dapat menuntut agar perikatan itu dipenuhi
2. Tidak dapat mengatakan debitur berada dalam keadaan lalai dan karena itu tidak dapat
menuntut
3. Kreditur tidak dapat meminta pemutusan perjanjian
III.11. Topik Makalah Kelompok MK Etika dan Hukum Bisnis
Kelompok 1 : Etika Bisnis, Manfaat dan Penerapan Prinsip Etika Bisnis
Kelompok 2 : Peranan Etika Bisnis Dalam Menjalankan Perusahaan
Kelompok 3 : Implementasi Good Corporate Governance Pada PT dan Koperasi
Kelompok 4 : Peran dan Fungsi Legalitas Dalam Bisnis On Line
Kelompok 5 : Peranan Perjanjian Waralaba Dalam Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah
Kelompok 6 : Fungsi dan Peran Periklanan Ditinjau Dari Etika dan Hukum Bisnis
Kelompok 7 : Perlindungan Konsumen ditinjau dari Perspektf Etika dan Hukum Bisnis
Kelompok 8 : Tanggung Jawab Sosial (Corporate Social Responsibility/ CSR Perusahaan
Ditinjau Dari Etika dan Hukum Bisnis
Kelompok 9 : Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Milik Perusahaan
Kelompok 10 : Perlindungan Merek Terkenal Ditinjau Dari Etika Dan Hukum Bisnis
Kelompok 11 : Koperasi sebagai Badan Usaha dalam Sistem Perkonomian Indonesia
IV.2. Referensi
1. Abdul Kadir Muhammad,Hukum Perusahaan Indonesia.
2. Mariam Darus B, Aneka Hukum Bisnis
3. Munis Fuadi, Hukum Bisnis dalam Teori dan Praktek
4. -------------, Menata Bisnis Modern di Era Global
5. Moch. Faisal S., Pertumbuhan Hukum Bisnis di Indonesia
6. Tom Gunadi, Ekonomi dan Sistem Ekonomi menurut Pancasila dan UUD 1945, Dasar
Falsafah dan Hukum
7. Corporate Governance, Tantangan dan Kesempatan bagi Komunitas Bisnis Indonesia.
8. Mubyarto, Ekonomi Pancasila
9. Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis, Prinsip dan Pelaksaaannya di Indonesia
10. Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Waralaba
V. PEMBAHASAN
V.1. Kedudukan Hukum Bisnis Dalam Hukum Positif Di Indonesia
Sistem Hukum di Indonesia
Suatu sistem adalah kumpulan asas-asas yang terpadu yang merupakan landasan, di
atasnya dibangun tertib hukum. Asas hukum dikonkritkan dalam aturan hukum yang
merumuskan kaidah perilaku. Sistem hukum dijabarkan ke dalam sub-sistem, seperti Hukum
Nasional dapat dijabarkan dalam Hukum Perdata, Hukum Pidana, Hukum Administrasi
Negara, Hukum Tata Negara,dsb. Selanjutnya subsistem tersebut dijabarkan ke dalam bagian
yang lebih kecil seperti sub-sitem Hukum Perdata dijabarkan ke dalam sub-sistem Hukum
Bisnis (Kontrak/HukumPerjanjian, Hukum Perkreditan, dsb.) Dari sistem Hukum Nasional,
hukum yang mengatur kegiatan bisnis merupakan subsistem dari Hukum Perdata dan Hukum
Administrasi Negara (Hukum Publik). Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia,
batas-batas antara Hukum publik dan perdata semakin sulit ditentukan. Hal tersebut
disebabkan karena faktor-faktor antara lain: Terjadinya proses sosialisasi di dalam hukum
sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-bidang kehidupan masyarakat yang
memperlihatkan adanya unsur kepentingan umum/ masyarakat yang perlu dilindungi dan
dijamin. Misalnya di dalam bidang hukum bisnis.
1. Hukum Dagang/Hukum
1. Hukum Pidana
Bisnis
H 2. Hukum Pajak
2. Hukum Perburuhan
U 3. Hukum Tata Negara
3. Hukum Perkawinan
K 4. Hukum Internasional
4. Hukum Agraria/
U 5. DanPRIVAT
Lain-lain PERDATA
Pertanahan
M
5. Hukum Waris
SISTEMATIKA MENURUT SISTEMATIKA MENURUT
6. Dan Lain-lain
ILMU PENGETAHUAN KUHPERDATA
1. Hukum Perorangan
1. Hukum Perorangan
(Persoon Recht)
2. Hukum Benda
2. Hukum Keluarga
3. Hukum Perikatan
(Familie Recht)
4. Hukum Pembuktian
3. Hukum Harta
dan Daluarsa
Kekayaan
(Vermogen Recht)
Hukum Bisnis :
Seperangkat kaidah yang diadakan untuk mengatur serta menyelesaikan persoalan-persoalan
yang timbul dalam aktivitas antar manusia khususnya dalam bidang perdagangan.
Dalam pembagian/pengelompokan hukum tersebut , kedudukan Hukum Bisnis
merupakan bagian Hukum Publik, atau Hukum Perdata.
Unsur-Unsur Perusahaan
1. Badan Usaha
Badan usaha yang didirikan secara sah/legalitasnya. Mempunyai bentuk hukum tertentu
(PT,Koperasi, CV, Firma, Perum).
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
Meliputi bidang kegiatan perindustrian, perdagangan, jasa, pembiayaan.
3. Terus Menerus
Kegiatan usahanya tidak insidentil, bukan pekerjaan sambilan.
4. Bersifat Tetap
Kegiatan tidak berubah dalam waktu singkat,tetapi ada jangka waktu yang cukup lama,
ditetapkan dalam akta pendrian
5. Terang-terangan
Diketahui umum/ terdaftar, akta pendirian, merk, dll.
6. Menperoleh laba/keuntungan
Tujuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang dihimpun.
7. Melakukan Pembukuan
Pencatatan atas jalannya kegiatan perusahaan.
2. HUKUM PERIKATAN
DAN PERJANJIAN
I. Hukum Perikatan Dan Perjanjian
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua pihak, pihak yang satu berhak atas
prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi tersebut. Adanya hubungan hukum
(yang menimbulkan akibat hukum yaitu timbulnya hak dan kewajiban).
Unsur-unsurnya berupa;
1. Kekayaan
2. Adanya pihak-pihak (debitur dan kreditur)
3. Adanya prestasi :
- berbuat sesuatu
- tidak berbuat sesuatu
- memberikan sesuatu
Sumber Perikatan:
Ketetapan undang-undang misal: karena lewat waktu, kematian, kelahiran
Perjanjian; Perjanjian adalah perbuatan hukum antara satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satuorang lain ataulebih. (Pasal 1313 KUHPerdata).
Bentuk perjanjian; tertulis, tidak tertulis.
Syarat Sahnya Perjanjian:
a. Syarat Subyektif
Adanya kata sepakat dari pihak-pihak
Pihak-pihak dinyatakan cakap hukum;
b. Syarat Obyektif
Obyeknya tertentu;
Adanya sebab yang dihalalkan
Dasar Hukum Perjanjian;
Pasal 1313 KUH Perdata: Perjanjian adalah perbuatan hukum antara satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
Syarat sah umum diluar Pasal1320 KUHPerdata;
1. Kontrak harus dilakukan dengan itikad baik
2. Kontrak tidak boleh bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
3. Kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan
4. Kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum
Asas Perjanjian
1. Asas Kebebasan Berkontrak( Pasal 1338 KUHPerdata)
2. Asas Konsensualisme
3. Asas Pacta sun servanda( asas kepastian hukum)
4. Asas kekuatan mengikat
5. Asas kepastian hukum
6. Asas Moral
7. Asas kebiasaan
8. Asas kepatutan
9. Asas keseimbangan
10. Asas kepercayaan
11. Asas Itikad baik (Goede trouw)
Macam-Macam Perjanjian:
1. Perjanjian konsensus
2. Perjanjian formal
3. Perjanjian riil
Asas-Asas Periklanan
1. Jujur, benar, dan bertanggungjawab.
2. Bersaing secara sehat.
3. Melindungi dan menghargai khalayak, tidak merendahkan agama,budaya, negara, dan
golongan, serta tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
4. Urgensi suatu iklan yang memenuhi fungsi iklan namun beretika
Ciri-Ciri Iklan Yang Baik
Etis: berkaitan dengan kepantasan.
Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya, kapan harus
ditayangkan?).
Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.
4. TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN
(CORPORATE SOSIAL
RESPONSIBILITY(CSR))
I. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
menurut The World Business Council for Sustainable Developement (WBCSD) yaitu
komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan,
bekerja dengan karyawan perusahaan tersebut, komunitas-komunitas setempat (lokal)
dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corparate Social Responsibility (CSR) ,
merupakan komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara ilegal, dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi perusahaan bersamaan dengan peningkatan
kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara
lebih luas. World Business Council for sustainable development: Komitmen
berkesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi
bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan
keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Fraderick et
al: Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diartikan sebagai prinsip yang
menerangkan bahwa perusahaan harus dapat bertanggungjawab terhadap efek yang
berasal dari setiap tindakan didalam masyarakat maupun lingkungannya.
X. Lingkup CSR
Lingkup aktivitas CSR:
1. Lingkungan hidup (environment), meliputi; pencegahan semua polusi, pemanfaatan
limbah, daur ulang, pelestarian lingkungan hidup, pencegahan pemanasan global, dll
2. Efisiensi energi (energy efficiency), seperti penggunaaan energi alternatif, penghematan
energi disemua bidang, atau menyuarakan kesadaran atas krisis energi.
3. Sumber daya manusia (human resources) ditujukan terutama untuk karyawan
perusahaan atas haknya, seperti pelatihan, gaji yang mencukupi, lingkungan kerja yang
sehat dan aman, jaminan kesehatan atau tunjangan lain, serta hubungan yang harmonis
antar karyawan di semua jenjang manajemen.
4. Pengembangan masyarakat (community development) Aspek ini yang sering kali
menjadi perhatian utama perusahaan sebagai bentuk pelayanan masyarakat, baik
dibidang pendidikan, kesehatan, maupun donasi. Dan hendaknya disertai dengan
pendidikan moral sehingga kemandirian masyarakat terbentuk.
5. Produk (product) Perhatian terhadap keamanan dan kualitas produk, terutama produk
konsumsi telah mendapat perhatian besar dari masyarakat dunia. Bila perusahaan tidak
dapat menjamin kualitas produk maka kegiatan tanggung jawab sosialnya terhadap
masyarakat sudah tidak berarti.
Kelangsungan hidup (sustainability) menjadi isu yang sangat penting karena mencakup
pengertian yang luas dan dalam. Perusahaan harus menunjukkan perhatian dan cara
dalam menjaga nilai ekonomi dan sosialnya dalam berusaha memenuhi kepentingan
stakeholdersnya.
XI. Kesimpulan
Penerapan CSR perusahaan dapat diterapkan dengan cara menyesuaikan dan
mengimbangi dengan kebudayaan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Sehingga dalam
penerapan CSR sangat diperlukan suatu pendekatan komunikasi yang efektif. Dalam
menjalankan sebuah bisnis harus memperhatikan orang-orang yang secara tidak
langsung berhubungan dengan bisnis yang di jalankan (eksternal (masyarakat dan
lingkungan sekitar)) dan perlu adanya tanggung jawab dalam menjalankan sebuah
bisnis atau perusahaan. Dengan penerapan CSR sebagai sebuah program yang wajib
sebagai bentuk rasa terima kasih perusahaan kepada masyarakat dan juga sebagai
bentuk perhatian perusahaan terhadap lingkungan sekitarnya.
5. BENTUK-BENTUK BADAN
USAHA DAN LEGALITASNYA
I. Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang
bersifat tetap dan terus-menerus dan didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam
wilayah negara Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba. ( Pasal
1 huruf (b) UU No.3 Tahun 1982 Tentang Daftar Wajib Perusahaan.
Bentuk usaha adalah organisasi usaha atau badan usaha yang menjadi wadah
penggerak setiap jenis usaha yang disebut bentuk hukum perusahaan (company atau
corporation) Bentuk hukum perusahaan diatur /diakui oleh undang-undang baik
bersifat perorangan / persekutuan/badan hukum (PO/PD,Firma,CV, PT, Koperasi).
Jenis Usaha adalah berbagai macam usaha di bidang perekonomian yang
meliputi bidang perindustrian, perdagangan,, jasa, dan bidang keuangan (pembiayaan).
Usaha dalam arti hukum perusahaan meliputi unsur: dalam bidang ekonomi, dilakukan
oleh pengusaha, memperoleh keuntungan/laba.
Cara Pendirian PT
1. Didirikan oleh 2 orang atau lebih
2. Didirikan dengan akta otentik
3. Modal dasar minimal 50 juta rupiah
4. Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM
5. Pendaftaran
6. Pengumuman dalam Tambahan Berita Negara
Tujuan WDP
1. Mencatat bahan-bahan keterangan yang dibuat secara benar oleh suatu perusahaan dan
merupakan sumber imformasi resmi untuk semuapihak yang berkepentingan mengenai
identitas perusahaan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan.
2. Melindungi perusahaan yang jujur
3. Melindungi masyarakat atau konsumen
4. Perkembangan dunia usaha
5. Memudahkan pembinaan, pengarahan , pengawasan.
Dokumen Perusahaan
Dasar hukum
Pasal 6 KUH Dagang: “Setiap orang yang menjalankan perusahaan diwajibkan untuk
menyelenggarakan catatan-catatan menurut syarat-syarat perusahaannya tentang
keadaan hartanya berhubungan dengan tentang apa saja yang berhubungan dengan
perusahannya. Diwajibkan 6 bulan pertama untuk membuat neraca.
Dasar Hukum
1. UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. UU No 20 tahun 2008 tentang UMKM
3. UU No.3 Tahun1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan.
4. UU No. 20 TAHUN 2008 Tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan presiden No.98/2014 tentang Perizinan Untuk UMK
6. Permen Perindag No.77/2013 tentang Penerbitan SIUP danTanda Daftar Perusahaan
Secara Simultan Bagi Perusahaan perdanganaga
7. SKB Menteri KUMKM, Menteri Perdagangan, Menteri Dalam Negeri ( Pebruari 2015)
8. Surat Edaran Meteri UKM No. 15/2015
Pengurusan IUKM
Melengkapi dokumen-dokumen a.l:
1. Surat pengantar dari RT dan RW setempat tentang jenis dan lokasi usaha yang dimiliki
2. KTP, Kartu keluarga
3. NPWP
4. Pas photo
5. Mengisi formulir dan kelengkapnya
6. Penerbitan IUMK, oleh instansi terkait (kecamatan).
XIII.1. SIUP
Jenis – Jenis SIUP
1. SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
2. SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai
diatas Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
rupiah).
3. SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan bersih
atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai
dengan Rp.200.000.000- (dua ratus juta rupiah).
Persyaratan SIUP
BARU
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Pas Photo.
3. Fotocopy NPWP
4. Fotocopy akte pendirian perusahaan ;
5. Fotocopy akte perubahan perusahaan (apabila ada);
6. Fotocopy pengesahan/pendaftaran Badan Hukum dari Kementerian Hukum & Ham;
7. Fotocopy Izin Gangguan (HO);
8. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain.
PERPANJANGAN
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Pas Photo
3. Potocopy NPWP;
4. SIUP asli & Fotocopy yg berlaku sebelumnya;
5. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang sudah di sahkan dan akte perubahan (bila
ada);
6. Fotocopy pengesahan/pendaftaran Badan Hukum;
7. Fotocopy Izin Gangguan (HO);
PERPANJANGAN
1. Fotocopy KTP Penanggung Jawab;
2. Potocopy NPWP;
3. TDP asli & Fotocopy yg berlaku sebelumnya;
4. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan yang sudah di sahkan dan akte perubahan (bila
ada);
5. Fotocopy pengesahan/pendaftaran Badan Hukum; Fotocopy Izin Gangguan (HO); dan
6. Fotocopy SIUP;
7. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain
XIII.3. Persyaratan Izin Gangguan/ Hinder ordonantie (HO)
1. Fotocopy KTP;
2. Pas photo
3. Fotocopy bukti lunas PBB (SPPT dan STTS) Tahun berjalan;
4. Fotocopy dan asli surat izin atasan (bagi pemohon Pegawai Negeri & Anggota
TNI/Polri);
5. Persetujuan Tetangga (kiri ,kanan, depan, belakang) yang diketahui oleh RT & Lurah
setempat (untuk daerah Perumahan/tidak sesuai zoning);
6. Fotocopy sertifikat tanah/lahan/ SPTU;
7. Surat Perjanjian/penumpangan bagi yang menggunakan lahan/bangunan pihak lain
dilampirkan copy KTP pemilik lahan sesuai sertifikat tanah;
8. Fotocopy IMB Asli atau Penertiban.
9. Fotocopy Kartu Keluarga;
10. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan beserta Akte Perubahan (bagi usaha yang
berbadan hukum);
11. Fotocopy AMDAL (jika dinilai diperlukan);
12. Izin Lingkungan (bagi usaha yang wajib AMDAL)
13. Sket Lokasi
14. Surat kuasa dan fotocopy KTP penerima kuasa bagi pemohon yang pengurusan izinnya
melalui jasa pihak lain.
XIV.2. CV
Persekutuan yang didirikan oleh satu atau beberapa orang secara tanggung
menanggung dan bertanggungjawab untuk keseluruhannya /solider dan satu atau lebih
pihaknya sebagai pelepas uang. Terdiri dari sekutu aktif (komplementer) dan sebagian
sebagi sekutu komanditer (pelepas uang) dengan tanggung jawab terbatas
XIV.3. FIRMA
Persekutuan perdata yang menjalankan perusahan di bawah satu nama bersama.
Tanggung jawab sekutunya mengikat sekutu/anggota firma lainnya
XIV.4. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya.
XIV.5. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan(Pasal 1
ayat 1 UU No 25/1992).
6. BENTUK-BENTUK
KERJASAMA
DALAM KEGIATAN BISNIS
I. Bentuk – Bentuk Kerjasama
XIV.6. Merger
Penggabungan satu atau beberapa badan usaha, sehingga dari sudut ekonomi
merupakan satu kesatuan, tanpa melebur badan usaha yang bergabung. Dasar/ alasan
penggabungan melalui merger adalah :
1. Dapat dimanfaatkan aset yang lebih efisien dalam kesatuan perseroan,
2. Adanya integrasi usaha,sehingga biaya produksi dapat ditekan lebih murah,
3. Dengan menggabungkan persoroan diharapkan mampu menerik manajemen yang
profesional,
4. Menghindarkan bubarnya perusahaan yang bergabung karena rugi,
5. Tidak terjadinya performa yang kurang baik pada perusahaan yang merugi yang diajak
bergabung .
XIV.7. Konsolidasi
Penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri
saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru. Konsolidasi
sering disebut peleburan. Contoh: PT A + PT B + PT C = PT D. Tujuan kerjasama
badan usaha dengan bentuk merger dan konsolidasi dalam praktek adalah untuk
menyehatkan badan usaha (restrukturisasi). Restrukturisasi berarti melakukan
perombakan secara mendasar seluruh mata rantai bisnis dengan tujuan untuk mencapai
daya saing dan kompetisi.Perubahan meliputi manajemen usaha, manjamanen
organisasi, keuangan dan aspek hukumnya. Menurut Soewito (1998), restrukturisasi
meliputi:
1. Restrukturisasi bisnis, bertujuan untuk melakukan penataan terhadap seluruh mata
rantai perusahaan guna meningkatkan daya saing dan kompetisi
2. Restrukturisasi keuangan, untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
3. Restrukturisasi manajemen, penataan manajemen perusahaan untuk meningkatkan daya
saing
4. Restrukturisasi organisasi, pembenahan perusahaan, a.l.; memperbaiki proses
pengambialm keputusan,kebutuhan pegawai yang optimal, pendelegasian tugas,
penggabungan beberapa fungsi unit.
5. Restrukturisasi bidang hukum,dengan meningkatkan status badan hukum, dan legalitas
lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan.
XIV.8. Joint Venture
Menurut Amirizal (1996), joint venture adalah kerjasama antara pemilik modal
asing dengan pemilik modal nasional berdasarkan perjanjian (contractueel). Secara
umum Joint Venture diartikan sebagai persetujuan di antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan kerjasama dalam suatu kegiatan, namun tetap memperhatikan ketentua
Pasal 1320 KUHPerdata.
Dasar Hukum
Lembaga Pembiayaan diatur dalam Keppres No. 61/1988, junto Kepmen Keuangan
No.1251/KMK.013/1988,junto Kepmen KeuanganNo.468/KMK.017/1995 tentang Ketentuan
danTata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Apa persamaann antara Lembaga Pembiayaan dengan perbankan?
Persamaannya : Sama-sama melakukan kagiatan pembiayaan bagi badan usaha lainnya.
Perbedaannya :
1. Lembaga Pembiayaan dalam melaksanakan kegiatannya tidak menunggu dana dari
masyarakat, sedangkan perbankan memngut dana dari masyarakat
2. Lembaga Pembiayaan dalam melaksanakan kegiatann pembiayaan dalam bentuk
penyediaan dana atau barang modal, sedangkan perbankan melakukan kegiatan
pembiayaan hanya dalam bentuk modal finansial.
XVI.7. Permasalahan
Pembentukan Undang-Undang tentang Perlindungan Konsumen merupakan
langkah positif pemerintah dalam mengimplementasiakan aspirasi masyarakat
komsumen. Namun demikian undang-undang yang bagus tersebut tidak akan berarti
jika tidak didukung oleh pelaksanaan yang bagus. Maka untuk mewujudkan suatu
sistim perlindungan konsumen yang efektif, sangat diperlukan komitmen dari aparat
penegak hukum untuk dapat melaksanakan tugasnya secara konsisten dan bersungguh-
sungguh. Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen(Pasal
1UUNo.8/1999).
XVII. SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan dokumen yang merupakan bentuk pengakuan formal dari
penerapan standar mutu tertentu, yang tujuannya adalah memberikan jaminan kepada
konsumen, bahwa produk yang telah disertifikasi tersebut adalah yang telah memenuhi
standar mutu tertentu.
XXI.2. Konsolidasi
“Penggabungan antara dua atau lebih badan usaha yang menggabungkan diri
saling melebur menjadi satu dan membentuk satu badan usaha yang baru.
XXI.12. Pelaku Usaha Usaha Mikro, Kecil, Menengah Dan Besar Berdasarkan
UU No. 20 Tahun 2008
XXI.13. Organisasi Dunia yang Menangani HAKI
1. WIPO : World Intellectual Property Organisation
2. WTO : World Trade Organisation
3. GATT : Government Agreement Tariff on Trade
4. TRIP’S : Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
TRIP’S menitikberatkan kepada norma dan standar
Sifat persetujuan dalam TRP’S adalah ketaatan yang bersifat memaksa
TRIP’S memuat ketentuan penegakan hukum yang sangat ketat dengan
mekanisme penyelesaian sengketa diikuti dengan sanksi yang bersifat
retributif.
XXIII.6. PATEN
Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Dasar hukum pengaturan Paten; Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001 Tentang Paten.
XXIV. DESAIN INDUSTRI
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna atau garis dan warna, atau gabungan dari daripadanya yang berbentuk
tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu
produk, barang,komoditi industri, atau kerjinan tangan.(Pasal 1ayat (1) UU
No.31/2000). Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara RI
kepada pendisain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakan hak
tersebut. (Pasal 1ayat (5) UU No.31/2000. Desain industri merupakan suatu kreasi yang
berasal dari hasil perwujudan ide atau inspirasi yang mempunyai perbedaan dengan
kreasi yang ada sebelumnya. Desain industri merupakan suatu alat produksi yang dapat
digunakan untuk membuat barang yang sama seaca berulang-ulang.
Pendaftaran Desain Industri merupakan elemen penting dalam perlindungan desain industri.
XXV.1. Paten
Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Dasar hukum pengaturan Paten: Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001Tentang Paten.
Pemberi Waralaba
Badan usaha atau perorangan yang memberikan hak kepada pihak lain untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan
atau ciri-ciri khas usaha yang dimiliki (Pasal 1 ayat 2 PP No.16/1997).
Penerima Waralaba
Badan usaha atau perorangan yang diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri-ciri khas usaha
yang dimiliki. Pemberi Waralaba.(Pasal 1 ayat 3 PP No.16/1997).
Dasar Hukum
1. UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan
3. PP No,69 Tahun 1999 tentang Labelisasi dan Iklan Pangan
4. PerMen Kes RI No 382/Menkes/Per/VI/1989 tentang Pendaftaran Makanan
5. PermenKes RI No 280/MenKes/Per/XI/76 tentang Ketentuan Peredaran dan
Penandaan Pada Makanan yang Mengandung Bahan Berasal dari Babi.
6. PP No 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional
7. Keppres No 12 Tahun 1991 tentang Penyusunan, Penerapan, dan Pengawasan
Standarisasi Nasional Indonesia
Kewajiban Konsumen
1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang dan/atau jasa demi keamanan dan keselamatan
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang ada/atau jasa
3. Membayar upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut
XXVII. SERTIFIKASI
Sertifikasi merupakan dokumen yang merupakan bentuk pengakuan formal dari
penerapan standar mutu tertentu, yang tujuannya adalah memberikan jaminan kepada
konsumen, bahwa produk yang telah disertifikasi tersebut adalah yang telah memenuhi
standar mutu tertentu.
XXVIII. Kemitraan
Manfaat kemitraan; kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang
dilakukan didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan
menguntungkan.
1. Meningkatkatnya produktivitas dan efisiensi
2. Jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
3. Menurunkan resiko kerugian
4. Memberikan social benefit yang cukup tinggi
5. Meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional.
XXIX. PATEN
Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya. Dasar hukum pengaturan Paten; Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001 Tentang Paten.
“Mari Kita Hormati dan Hargai Karya Orang Lain dan Kita Lindungi Karya Kita
Sendiri.”
9. ASPEK LEGAL ASURANSI
I. Pengertian Asuransi
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, antara seseorang
penanggung yang mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan
dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu (Pasal 246 KUHD). Menurut Pasal
1 ayat 1 UU No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian): Asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkuin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Contoh kasus:
Pada tanggal 1 Januari 2005 Andi mengasuransikan sebuah rumah yang bernilai 300
juta Rupiah terhadap bahaya kebakaran pada Perusahaan Asuransi “A” dengan jumlah
asuransi 300 juta rupiah (full insurance) untuk jangka waktu 1 tahun. Pada tgl.1 Juni
2005 ia mengasuransikan lagi rumah tersebut terhadap bahaya yang sama dan jangka
waktu yang sama dengan jumlah asuransi 200 juta ke Perusahaan Asuransi “B”. Pada
tanggal 10 November 2005 terjadi kebakaran, rumah tersebut habis.
Menurut Pasal 277 ayat (1) KUHD penanggung “A” berkewajiban membayar klaim
kepada tertanggung sejumlah 300 juta,, sedangkan penanggung “B” dibebaskan.
Apabila kebakaran terjadi tanggal 5 Pebruari 2006, maka penanggung “A”
berkewajiban membayar kepada Pak Andi,sedangkan penggung “B”bebas karena
asuransi sudah berakhir. Pada pasal 252 KUHD memakai rumusan “asuransi kedua
batal”, Pasal ini mengancam mengadakan asuransi lebih dari satu atas benda yang
sama, evenemen yang sama dan berakhir pada saat yang sama pula, sedang asuransi
pertama diadakan dengan penuh.
Pertanyaan
1. Jika kapal jadi berangkat,kemudian terjadi peristiwa yang dinyatakan dalam polis,
siapakah yang berhak mengklaim ganti kerugian,Anton atau Bidin? Alasanya?
2. Dapatkah penanggung memenuhi klaim pihak tertanggung dengan mengemukakan
alasannya?
3. Hitunglah premi restorno yang diterima oleh Bidin apabila jumlah premi yang dibayar
itu atas dasar 2% (dua persen)!.
Premi Restorno adalah premi yang telah dibayar oleh tertanggung kepada penanggung yang
dapat dituntut pengembaliannya, baik untuk seluruhnya maupun sebagian jika asuransi
batal atau gugur, sedangkan tertanggung telah beritikad baik.
1. Yang berhak mengklaim ganti kerugian adalah Bidin karena dia adalah contract party.
Sedangkan Anton tidak berhak karena dia bukan contract party (pasal 264, pasal 276
KUHD)
2. Namun, penanggung tidak berkewajiban memenuhi klaim ganti kerugian karena Bidin
tidak mempunyai kepentingan dalam asuransi, sedangkan Anton tidak berhak atas ganti
kerugian karena bukan contract party (pasal 250 KUHD).
3. Perhitungan premi restorno yang diterima kembali oleh Bidin adalah sebagai berikut:
Jumlah asuransi …………………………………………… = Rp.300.000.000,00
Jumlah ganti kerugian u/ penanggung karena kapal tidak jadi berangkat adalah:
1/2% x Rp.3.000.000,00 …………………………………. = Rp.1.500.000,00
Premi restorno yang diterima oleh Bidin adalah:
Rp.6.000.000,00 – Rp.1.500.000,00 …………………… =Rp.4.500.000,00
Syarat-syarat keanggotaan :
1. Secara umum: diatur dalam UU No. 25/1992.
2. Secara khusus: diatur dalam Anggaran Dasar /ART masing-masing Koperasi
Koperasi yang dapat diklasifikasikan baik/ unggulan antara lain didukung oleh:
1. Perangkat organisasi sebagai kelengkapan badan hukum dilaksanakan secara efektif,
rapat anggota dilaksanakan secara rutin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Didukung oleh personel pengurus yang mempunyai latar belakang pendidikan yang
cukup memadai/ tinggi (SLA/ Perguruan Tinggi ).
3. Pemahaman dan komitmen pengurus, anggota dalam menerapkan aturan nilai-nilai dan
prinsip koperasi sesuai dengan fungsinya masing-masing.
4. Terciptanya keharmonisan hubungan diantara pengurus/ pengelola koperasi didukung
pula oleh sifat jujur, bertanggung jawab, tegas dalam menegakkan aturan.