Anda di halaman 1dari 25

Hukum Perikatan

Overmacht
Wanprestasi

11000218410016 Gusti Gema Mahardika Brata


11000218410014 Agus Yulianto
11000218410096 Kurniadi Ari Bowo
11000218410056 Putra Tri Purnawan
Wanprestasi

 WANPRESTASI adalah tidak melakukan apa yang diperjanjikan. Ia alpa atau lalai atau
ingkar janji.
MACAM WANPRESTASI

 Tidak melakukan apa yang disanggupi untuk dilakukan


 Melaksanakan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan
 Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambatmelakukan sesuatu yang menurut
perjanjian tidak boleh dilakukan
 Bahwa seseorang dapat dituntut seketika atas dasar perbuatan lalai atau alpa, jika hal
tersebut benar-benar telah disebutkan dalam suatu “klausula” perjanjian yang telah
mereka buat dan mereka sepakati.

Contoh klausula
 “Pihak Kedua (debitur) dapat dinyatakan telah melakukan kelalaian atau kealpaan
jika………” atau “Apabila Pihak Kedua (debitur) tidak menepati janjinya maka Pihak
Kedua “Debitur” dapat dituntut ….”
 Hal ini didasarkan pada Pasal 1238 KUHPerdata :
“Si berutang adalah lalai, bila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu
telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri jika hal ini menetapkan bahwa si
berutang akan harus dianggap lalai dengan lewatnya waktu yang ditentukan.

Contoh klausulanya: “Pihak Kedua (Debitur) dapat dinyatakn telah melakukan “kelalaian”
apabila telah lewat jangka waktunya hingga …………………. “
Tata cara menyatakan debitur
wanprestasi:

 Peringatan tertulis dari kreditur kepada debitur secara resmi melalui Pengadilan Negeri.
(Somasi)
 Peringatan kreditur kepada debitur tidak melalui Pengadilan Negeri.
Isi Peringatan:
 Teguran kreditur supaya debitur segera melaksanakan prestasi;
 Dasar teguran;
 Tanggal paling lambat untuk memenuhi prestasi (misalnya tanggal 9 Agustus 2016).
 Somasi minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditor atau juru sita.
 Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur berhak membawa persoalan itu ke
pengadilan. Dan pengadilanlah yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi
atau tidak.
 Somasi adalah teguran dari si berpiutang (kreditur) kepada si berutang (debitur) agar
dapat memenuhi prestasi sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati antara
keduanya.
 Somasi ini diatur di dalam Pasal 1238 KUHPerdata dan Pasal 1243 KUHPerdata.
AKIBAT WANPRESTASI

 membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti-rugi);


 pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian;
 peralihan resiko;
 membayar biaya perkara, kalau sampai diperkarakan di depan hakim.
Ganti Rugi

 Dalam hal ganti rugi, terdapat 3 hal, yakni biaya, rugi dan bunga.
 Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah
dikeluarkan oleh satu pihak.Contoh nya jika seorang sutradara mengadakan suatu
perjanjian dengan pemain sandiwara untuk mengadakan suatu pertunjukan dan pemain
tersebut tidak datang sehingga pertunjukan terpaksa dibatalkan, maka yang termasuk
biaya adalah ongkos cetak iklan, sewa gedung, sewa kursi dan lain-lain.
 Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang kepunyaan kreditur yang
diakibatkan oleh kelalaian si debitur.Misalnya rumah yang baru diserahkan oleh
pemborong ambruk karena salah konstruksinya, hingga merusak perabot rumah.
 Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan
atau dihitung oleh kreditur.Misalnya, dalam hal jual beli barang, jika barang tersebut
sudah mendapat tawaran yang lebih tinggi dari harga pembeliannya.
 Dalam soal penuntutan ganti rugi, oleh undang-undang diberikan ketentuan- ketentuan
yang merupakan pembatasan dari apa yang boleh dituntut sebagai ganti rugi.
 Pasal 1247 KUHPerdata menentukan : “Si berutang hanya diwajibkan mengganti biaya
rugi dan bunga yang nyata telah atau sedianya harus dapat diduga sewaktu perjanjian
dilahirkan, kecuali jika hal tidak dipenuhinya perjanjian itu disebabkan karena sesuatu tipu
daya yang dilakukan olehnya”.
 Pasal 1248 KUHPerdata menentukan : “Bahkan jika hal tidak dipenuhinya perjanjian itu
disebabkan karena tipu daya si berutang, penggantian biaya, rugi dan bunga, sekedar
mengenai kerugian yang diderita oleh si berpiutang dan keuntungan yang terhilang
baginya, hanyalah terdiri atas apa yang merupakan akibat langsung dari tak
dipenuhinya perjanjian”.
 Jadi, ganti rugi itu hanya dibatasi atau hanya meliputi kerugian yang dapat diduga dan
yang merupakan akibat langsung dari wanprestasi.
 Persyaratan dapat diduga dan akibat langsung dari wanprestasi sangat erat
hubungannya satu sama lain, sehingga apa yang tidak dapat diduga juga bukanlah
merupakan akibat langsung dari kelalaian si debitur.
 Hal ini sesuai dengan teori ADEQUASI : (teori sebab dan akibat)Suatu peristiwa dianggap
sebagai akibat dari suatu peristiwa lain apabila peristiwa yang pertama tadi secara
langsung diakibatkan oleh peristiwa yang kedua dan menurut pengalaman dalam
masyarakat dapat diduga akan terjadi.
 Pembatasan ini juga diatur dalam peraturan mengenai bunga moratoir (bunga kealpaan
atau kelalaian).
 Bunga moratoir adalah bunga yang harus dibayar (sebagai hukuman) karena debitur
alpa atau lalai membayar utangnya (LN tahun 1848 No. 22 ditetapkan 6 prosen pertahun,
dan menurut pasal KUHPerdata, bunga yang dapat dituntut terdiri atas bunga yang
ditentukan oleh UU tanpa mengurangi berlakunya UU khusus).
Pembatalan Perjanjian

Pembatalan perjanjian, bertujuan membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum
perjanjian diadakan.
 Kalau suatu pihak sudah menerima sesuatu dari pihak yang lain, baik uang maupun barang,
maka itu harus dikembalikan.
 Pokoknya, perjanjian itu ditiadakan.
Pembatalan perjanjian karena kelalaian debitur diatur dalam pasal KUHPerdata yang mengatur
mengenai perikatan bersyarat, yang berbunyi:
Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan-persetujuan yang bertimbal balik
jika salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya. Dalam hal yang demikian, persetujuan tidak
batal demi hukum tetapi pembatalan harus dimintakan kepada Hakim.
Permintaan juga harus dilakukan, meskipun syarat batal mengenai tidak dipenuhinya kewajiban
dinyatakan dalam persetujuan. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka
Hakim atas suatu keadaan atau atas permintaan tergugat dapat memberikan jangka waktu,
namun tidak boleh lebih dari satu bulan.
 DISCRETIONAIR adalah kekuasaan dari Hakim untuk menilai besar kecilnya kelalaian debitur
dibandingkan dengan beratnya akibat pembatalan perjanjian yang mungkin menimpa si
debitur.
 Dalam hal perjanjian dibatalkan, maka kedua belah pihak dibawa kedalam keadaan sebelum
perjanjian diadakan. Pembatalan tersebut berlaku surut sampai pada detik dilahirkannya
perjanjian. Apa yang sudah terlanjur diterima oleh satu pihak harus dikembalikan kepada pihak
yang lainnya.
 Dalam hal perjanjian jual beli atau sewa menyewa, barang (hak milik) dapat dengan mudah
dikembalikan kepada pemilik asli, namun bagaimana dengan sewa menyewa ataupun dalam
perjanjian perburuhan ?
 Dalam hal sewa menyewa ada unsur hak menikmati, maka atas barang yang telah dinikmati
oleh penyewa hak menikmati tidak dapat dikembalikan. Sedangkan dalam perjanjian
perburuhan bagaimana tenaga yang telah diberikan oleh pihak buruh kepada majikan dapat
dikembalikan? Jadi berlaku surut pembatalan itu merupakan suatu pedoman yang harus
dilaksanakan jika hal itu mungkin dilaksanakan.
Peralihan Resiko

Kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu peristiwa diluar kesalahan salah satu
pihak yang menimpa barang yang menjadi obyek perjanjian.
Hal ini didasarkan pada :
 Pasal 1237 KUHPerdata:
Dalam hal adanya perikatan untuk memberikan sesuatu kebendaan tertentu, kebendaan
tertentu semenjak perikatan dilahirkan, adalah atas tanggungan siberpiutang. Jika
siberpiutang lalai menyerahkannya, maka semenjak saat kelainan, kebendaan adalah atas
tanggungannya.
 Pasal 1460 KUHPerdata :
Jika kebendaan yang dijual itu berupa suatu barang yang sudah ditentukan, maka barang
ini sejak saat pembelian adalah atas tanggungan sipembeli, meskipun penyerahannya
belum dilakukan, dan sipenjual berhak menuntut harganya.
Membayar Biaya Perkara

 Tentang pembayaran ongkos biaya perkara sebagai sanksi keempat bagi seorang
debitur yang lalai adalah tersimpul dalam suatu peraturan Hukum Acara, bahwa pihak
yang dikalahkan diwajibkan membayar biaya perkara.
 Menurut pasal 1267 KUHPerdata, pihak kreditur dapat menuntut si debitur yang lalai untuk
melakukan :
 pemenuhan perjanjian;
 pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;
 ganti rugi saja;
 pembatalan perjanjian;
 pembatalan disertai ganti rugi.
Keadaan memaksa (overmacht)

 Keadaan memaksa ialah keadaan tidak dipenuhinya prestasi oleh debitur karena
terjadi peristiwa yang tidak dapat diketahui atau tidak dapat diduga akan terjadi
ketika membuat perikatan.
 Unsur-unsur keadaan memaksa :
1. Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi peristiwa yang membinasakan/memusnahkan
objek perikatan
2. Tidak dipenuhi prestasi karena terjadi peristiwa yang menghalangi debitur u/
berprestasi
3. Peristiwa itu tidak dapat diketahui atau diduga akan terjadi pada waktu membuat
perikatan
 Keadaan Memaksa (Overmacht)
Suatu keadaan atau peristiwa yang terjadinya tidak dapat diduga dan tidak disengaja
yang mengakibatkan debitor terhalang melaksanakan prestasinya.

 Keadaan Memaksa merupakan salah satu alasan dibebaskannya debitor dari


wanprestasi

 Bila terjadi keadaan memaksa maka debitor harus membuktikan.


SYARAT OVERMACHT

 Harus peristiwa yg tidak terduga oleh para pihak


 Peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggung jawabkan kepada pihak debitur
 Penyebab peristiwa tersebut diluar kesalahan pihak debitur
 Penyebab peristiwa tersebut bukan disengaja oleh debitur
 Debitur tidak dalam keadaan itikad buruk
 Jika terjadi overmacht, kontrak gugur
 Para pihak tidak dapat menuntut ganti rugi
 SASARAN : - SUBYEKTIF
- OBYEKTIF
 KEMUNGKINAN PELAKSANAAN
- ABSOLUT
- RELATIF
 JANGKA WAKTU BERLAKUNYA KEADAAN PENYEBAB OVERMACHT
- PERMANENT
- TEMPORER
SOMASI

 Adalah teguran dari si kreditur kepada debitur agar dapat memenuhi prestasi sesuai
dengan isi perjanjian yang telah disepakati
 Ketentuan somasi dalam pasal 1238 dan pasal 1243 BW
 Ada 3 cara terjadinya somasi :
1. Debitur melaksanakan prestasi yang keliru
2. Debitur terlambat memenuhi prestasi
3. Prestasi yg dilaksanakan tidak berguna
 Isi yang harus dimuat dalam surat somasi adalah :
a. Apa yang dituntut
b. Dasar tuntutan
c. Tanggal paling lambat memnuhi prestasi
 Somasi tidak diperlukan apabila :
a. Kreditur menolak pemenuhan
b. Debitur mengakui kelalaian
c. Pemenuhan prestasi tidak mungkin dilakukan
d. Pemenuhan prestasi tidak berarti lagi
e. Debitur telah melaksanakan prestasi sebagaimana mestinya
Ganti rugi dalam Wanprestasi

 Menurut pasal 1244, 1245 dan 1246 BW,ganti rugi menggunakan istilah biaya, rugi dan
bunga
 Rugi adalah kerugian nyata yang dapat diduga atau dapat diperkirakan pada saat
perikatan itu diadakan, yang timbul akibat wanprestasi
Syarat-syarat ganti rugi

 Kerugian yang dapat diduga atau sepatutnya diduga pada saat waktu perikatan dibuat
 Kerugian yang merupakan akibat langsung wanprestasi (mempunyai hubungan kausal)
 Bila terjadi keadaan memaksa tentu akan terjadi suatu kerugian.
 Siapa yang harus menanggung kerugian diatur dalam RISIKO

 RISIKO
Adalah kewajiban memikul kerugian akibat salah satu pihak tidak memenuhi
prestasi/terjadinya peristiwa yang tidak dapat diduga atau disengaja.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai