Anda di halaman 1dari 7

1.

ISTILAH DAN PENGERTIAN JAMINAN PERORANGAN

jaminan perorangan berasal dari kata borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan
dengan istilah jaminan imateriil. Pengertian jaminan perorangan menurut Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan, mengartikan jaminan imateriil (perorangan) adalah:
“Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya
dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur
umumnya”.
Unsur jaminan perorangan, yaitu:

1. mempunyai hubungan langsung pada orang tertentu;


2. hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu; dan
3. terhadap harta kekayaan deitur umumnya.

Penanggungan (BORTOCH) LEMBAGA JAMINAN PERORANGAN


(PENANGGUNGAN)
Pengertian
Yang dimaksud dengan penanggungan menurut Pasal 1820 BW adalah
suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga -guna kepentingan siberutang-
mengikatkan diri utk memenuhi perutangan siberutang manakala siberutang ini
melakukan wanprestasi.
Tujuan dan isi dr penanggungan ini adalah memberi jaminan untuk dipenuhinya
suatu prestasi/perutangan.

Sifat Perjanjian Penanggungan


Sifat Perjanjian Penanggungan ada beberapa, yaitu:

1. Merupakan jaminan yang bersifat perorangan, yaitu adanya pihak ketiga


(badan hukum) yang menjamin pemenuhan prestasi manakala debiturnya
wanprestasi. Pada jaminan yg bersifat perorangan dmk pemenuhan prestasi
hanya dapat dipertahankan terhadap orang-orang tertentu, yaitu Debitur atau
penanggungnya
2. Bersifat accesoir, yakni perjanjian yang mengikuti perjanjian pokoknya.
Perjanjian penanggungan akan batal demi hukum atau hapus jika
perjanjian pokok juga batal demi hukum atau hapus.
3. Untuk perjanjian yang dapat dibatalkan, perjanjian accesoirnya tidak ikut
batal meskipun perjanjian pokoknya dibatalkan.
à misalnya Perjanjian Pokok dibuat oleh orang yg tdk cakap, sehingga dapat
dibatalkan dan bila hal ini terjadi mk perjanjian penanggungannya dianggap tetap
sah.

4. Bersifat sepihak dimana hanya penanggung yg hrs melaksanakan


kewajiban. Tetapi adakalanya kreditur menawarkan suatu prestasi
sehingga pihak ketiga mau menjadi penanggung dan dlm keadaan
demikian perjanjian bersifat timbal balik.
5. Besarnya penanggungan tidak akan melebihi besarnya
prestasi/perutangan pokoknya tetapi boleh lebih kecil. Jika penanggung
lebih besar maka yang dianggap sah hanya yang sebesar utang pokok
(Psl 1822 BW).
6. Bersifat subsidiair, jika ditinjau dr sudut cara pemenuhan prestasi. Hal
ini berdasarkan Ps.1820 BW bahwa penanggung mengikatkan diri untuk
memenuhi perutangan debitur manakala debitur sendiri tidak
memenuhinya. Ini berarti penanggung hanya terikat secara subsidiair
karena hanya akan melaksanakan prestasi jika debitur tdk memenuhinya
sedang debitur yg harus tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan prestasi
tsb dan stlh penanggung melaksanakan prestasi maka ia mempunyai
hak regres
5. Beban pembuktian yang ditujukan ke si berutang dalam batas-batas tertentu
juga mengikat si penanggung.
6. Penanggungan diberikan untuk menjamin pemenuhan perutangan yang
timbul dari segala macam hubungan hukum baik yang bersifat perdata
maupun yang bersifat hukum publik, asalkan prestasi tersebut dapat
dinilai dalam bentuk uang.

Bentuk Perjanjian Penanggungan


Bentuk Perjanjian Penanggungan menurut ketentuan Undang-Undang, adalah
bebas tidak terikat oleh suatu bentuk tertentu, bisa lisan atau tertulis yang
dituangkan dalam suatu akta. Namun untuk kepentingan pembuktian maka pada
prakteknya umumnya dibuat dalam bentuk tertulis, seperti dengan akta notaris atau
formulir baku dari bank. Perjanjian Penanggungan harus dinyatakan secara tegas -
tidak boleh secara tersirat- oleh penanggung atas hal-hal apa saja yang akan
ditanggungnya. Hal ini gunanya agar penanggung terlindung atas tanggung jawab
terhadap hal-hal lain yang tidak ditanggungnya.
Fungsi dari Akta Penanggungan ini adalah :
– Sebagai alat pembuktian ttg adanya penanggungan tsb oleh penanggung;
– Memuat ketentuan-ketentuan ataupun janji yang mengatur perjanjian
penanggung tsb.
Bentuk Jaminan Perorangan Dalam Praktik
Dalam perkembangannya, pihak yang bertindak sebagai penjamin tidak hanya
perorangan saja, melainkan bisa juga:

1. Perusahaan, yang dikenal dengan istilah Corporate Guarantee, sebagaimana


contoh tersebut diatas.
2. Bank, dengan cara menerbitkan Bank Garansi, yang bisa berupa:
a. Jaminan Penawaran (bid bond)
3. Jaminan Pelaksanaan (performance bond)
4. Jaminan Uang muka
5. Penerbitan Letter of Credit (L/C) atau Surat Berdokumen Dalam Negeri
(SKBDN).

Jenis-Jenis Perjanjian Penanggungan

1. Jaminan hutang/jaminan kredit (kredit garansi)


Yg dimaksud jaminan hutang atau jaminan kredit adalah bentuk
penanggung-an dimana seorang penanggung (perorangan) menanggung utk
melunasi hutang debitur sebesar sebagaimana tercantum dalam perutangan
pokok. Kredit garansi dalam praktek perbankan biasa dikenal dengan istilah
personal guaranty (jaminan perseorangan/orang). Penanggung berjanji atau
mengikat- kan diri kepada Kreditur bahwa ia akan melunasi hutang debitur,
baik karena memang ditunjuk oleh kreditur maupun karena ia diajukan oleh
Debitur.

2. Jaminan Bank (Bank Garansi)

Jaminan Bank adalah bank yang bertindak sebagai penanggung jika prestasi yang
diperjanjikan tidak dilakukan dengan baik oleh debitur.
Bank berhak memberikan garansi ini karena diatur dalam Ps. 6b Undang-Undang
Perbankan No. 10 tahun 1998. Bank Garansi terjadi jika Bank selaku penanggung
diwajibkan untuk menanggung pelaksanaan pekerjaan tertentu, atau menanggung
dipenuhinya pembayaran tertentu kpd kreditur. Bank Garansi diberikan utk
menanggung:
– Uang muka.
– ikut tender atau penawaran barang.
– Pelaksanaan pekerjaan.
-Pemeliharaan
– Pembayaran Uang Cukai Rokok
– Pembelian Barang Impor
Di Indonesia, jaminan atas penerbitan Bank Garansi ini umumnya adalah jaminan
yg bersifat kebendaan atau kadang-kadang saldonya direkening yang diblokir.
Sedang jika di Belanda, umumnya rekening pemohon Bank Garansi yang diblokir
sebesar bank garansi yang diterbitkan. Masalah yang timbul akibat penerbitan
Bank Garansi yang dijamin dengan memblokir saldo adalah jika debitur meninggal
dunia, maka otomatis rekening debitur tersebut harus ditutup. Ini berarti bank tidak
bisa langsung mendebet lagi rekening debitur. Demikian pula jika Debiturnya jatuh
pailit. Oleh karena itu dalam prakteknya sering jaminan tsb langsung dimasukkan
ke rekening khusus oleh bank dan dibuat kontra garansi yang intinya menyatakan
bahwa junlah uang itu akan diberikan ke Bank sebagai jaminan untuk penuntutan
kembali piutangnya (hak regres) kepada debitur setelah Bank memenuhi
kewajibannya sebagai penanggung.

1. Jaminan Saldo (Saldo garansi)

Saldo garansi adalah bentuk perjanjian penanggungan dimana Bank menjamin


saldo yg akan ditagih dari debitur oleh kreditur pada waktu penutupan rekening.
Jadi saldo nasabah minimal jumlahnya hrs sama besar dgn biaya administrasi
untuk penutupan rekening.

2. Jaminan Pembangunan (Bouw garansi)

Perjanjian Pembangunan yang dilakukan oleh suatu pemborong dijamian oleh


pemborong lain. Maksudnya jika pemborong yang semula tidak melaksanakan
kewajibannya sesuai dgn perjanjian maka pemborong yg jadi penanggungnya akan
melanjutkan pekerjaannya hingga selesai, sesuai dgn yg diperjanjikan.
Hal ini jarang terjadi di Indonesia, kebanyakan hanya terjadi diluar negeri.
3. Jaminan oleh lembaga pemerintah (Staatsgaransi)
Sama halnya dengan jaminan Pembangunan maka jaminan oleh lembaga
pemerintahan ini belum dikenal di Indonesia. Yg ada hanya rekomendasi dari
pemerintah atau lembaga pemerintah untuk melaksanakan suatu pekerjaan tetapi
manakala pihak yang direkomendasi tsb melakukan wanprestasi maka pihak
pemerintah –dalam hal ini yg merekomendir– tidak bertanggung jawab.
Perbedaan antara Perjanjian Penanggungan dengan Perjanjian Asuransi adalah
Kedudukan Penanggung pada perjanjian asuransi adalah merupakan kewajiban
dari penanggung untuk menggantikan kerugian yg timbul dan diderita oleh si
tertanggung dan kewajiban ini adalah bersifat berdiri sendiri. Sedangkan dlm
Perjanjian Penang- gungan, kedudukan penanggung hanyalah menggantikan
kedudukan debitur melaku kan prestasi karena debitur tidak melaksanakan
kewajibannya.
Perbedaan antara Perjanjian Penanggungan dengan Perjanjian Garansi (Pasal 1316
BW) adalah:
Ø Bentuk Perjanjian Penanggungan tercantum dlm perjanjian pokoknya sedangkan
bentuk perjanjian Garansi berdiri sendiri.
Ø Kewajiban yang harus dipenuhi oleh penanggung dalam perjanjian garansi
adalah penggantian kerugian yang timbul sedangkan dalam perjanjian
penanggungan adalahmemenuhi perutangan yang tidak dipenuhi oleh debitur.
PERBEDAAN JAMINAN KEBENDAAN DAN JAMINAN PERORANGAN
Dari Segi Pengertian
Jaminan yang bersifat kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak
atas sesuatu benda, yang mempunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung
atas benda tertentu dari debitur, dapat dipertahankan terhadap siapa pun, selalu
mengikuti bendanya dan dapat diperalihkan (contoh: hipotik, hak tanggungan,
gadai, dan lain-lain).
Jaminan perseorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan lansung pada
perseorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu,
terhadap harta kekayaan debitur umumnya ( contoh: borgtocht).
Dasar Hukum
Jaminan kebendaan diatur dalam Buku II KUH Perdata serta Undang-undang
lainnya, dengan bentuk, yaitu:

1. Gadai diatur dalam KUH Perdata Buku II Bab XX Pasal 1150-1161, yaitu
suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang
bergerak yang diserahkan oleh debitur untuk mengambil pelunasan dan
barang tersebut dengan mendahulukan kreditur dari kreditur lain.
2. Hak tanggungan; UU No.4/1996, yaitu jaminan yang dibebankan hak atas
tanah, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan suatu
ketentuan dengan tanah untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan pada kreditur terhadap kreditu lain.
3. Fiducia, UU No.42/1999, yaitu hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan sebagai agunan bagi
pelunasan hutang tertentu yang memberikan kedudukan utama terhadap
kreditur lain.

Jaminan perorangan diatur dalam Buku III KUH Perdata, dalam bentuk:
Penanggungan hutang (Borgtoght) Pasal 1820 KUH Perdata, yaitu suatu
perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berhutang mana hak orang tersebut
tidak memenuhinya.
Dari Segi Jenis
Jaminan Kebendaan terdiri dari hipotik, hak tanggungan, gadai.
Jaminan Perorangan terdiri dari Penanggungan hutang (Borgtoght), Perjanjian
garansi
Dari Segi Sifatnya
Jaminan Kebendaan :

1. Mengikuti bendanya (Droit de suite) dalam arti bahwa yang mengikuti


bendanya itu tidak hanya haknya tetapi juga kewenangan untuk menjual
bendanya dan hak eksekusi.
2. Dapat dipertahankan (diminta pemenuhan) terhadap siapapun juga,yaitu
terhadap mereka yang memperoleh hak baik berdasarkan atas hak yang
umum maupun yang khusus, juga terhadap para kreditur dan pihak
lawannya.
3. Dapat diperalihkan, contoh Hipotik, gadai, dan lain-lain.
4. Menganut Azas prioriteit yakni hak kebendaan yang lebih tua (lebih dulu
terjadi ) lebih di utamakan daripada hak kebendaan yang terjadi kemudian.

Jaminan Perorangan :

1. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadeap kekeyaan


debitur pada umumnya.
2. Menganut Asas kesamaan dalam arti tidak membedakan mana piutang yang
terjadi lebih dulu dan piutang yang terjadi kemudian.

Dari Segi Masalah Kepailitan


Ditinjau dari sudut hak kebendaan misal : A mempunyai hak memungut hasil dari
tanah milik B, ternyata B pailit, walaupun B pailit sebagai akibat dari sifat hak
kebendaan
mutlak, maka A tdk kehilangan hak untuk menungut hasil, walaupun tanah itu
dijual oleh debitor.
Ditinjau dari hak perorangan missal : X mempunyai piutang 1juta pada Y; Y sudah
pailit
Menurut aturan kepailitan harta Y harus dijual lelang hasilnya digunakan untuk
menutupi utang – utangnya (Y). X dapat mengajukan tuntutan untuk pembayaran
tagihannya. Tetapi belum tentu akan terpenuhi jika ternyata harta Y tdk cukup
untuk membayar hutang – hutangnya, jika ternyata terdapat banyak kreditur Y.
Tujuan
Tujuan dari jaminan yang bersifat kebendaan bermaksud memberikan hak verhaal
(hak untuk meminta pemenuhan piutangnya) kepada si kreditur, terhadap hasil
penjualan benda-benda tertentu dari debitur untuk pemenuhan piutangnya.
Jaminan yang bersifat perorangan memberikan hak verhaal kepada kreditur,
terhadap benda keseluruhan dari debitur untuk memperolehpemenuhan dari
piutangnya.

Anda mungkin juga menyukai