jaminan perorangan berasal dari kata borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan
dengan istilah jaminan imateriil. Pengertian jaminan perorangan menurut Sri
Soedewi Masjchoen Sofwan, mengartikan jaminan imateriil (perorangan) adalah:
“Jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya
dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur
umumnya”.
Unsur jaminan perorangan, yaitu:
Jaminan Bank adalah bank yang bertindak sebagai penanggung jika prestasi yang
diperjanjikan tidak dilakukan dengan baik oleh debitur.
Bank berhak memberikan garansi ini karena diatur dalam Ps. 6b Undang-Undang
Perbankan No. 10 tahun 1998. Bank Garansi terjadi jika Bank selaku penanggung
diwajibkan untuk menanggung pelaksanaan pekerjaan tertentu, atau menanggung
dipenuhinya pembayaran tertentu kpd kreditur. Bank Garansi diberikan utk
menanggung:
– Uang muka.
– ikut tender atau penawaran barang.
– Pelaksanaan pekerjaan.
-Pemeliharaan
– Pembayaran Uang Cukai Rokok
– Pembelian Barang Impor
Di Indonesia, jaminan atas penerbitan Bank Garansi ini umumnya adalah jaminan
yg bersifat kebendaan atau kadang-kadang saldonya direkening yang diblokir.
Sedang jika di Belanda, umumnya rekening pemohon Bank Garansi yang diblokir
sebesar bank garansi yang diterbitkan. Masalah yang timbul akibat penerbitan
Bank Garansi yang dijamin dengan memblokir saldo adalah jika debitur meninggal
dunia, maka otomatis rekening debitur tersebut harus ditutup. Ini berarti bank tidak
bisa langsung mendebet lagi rekening debitur. Demikian pula jika Debiturnya jatuh
pailit. Oleh karena itu dalam prakteknya sering jaminan tsb langsung dimasukkan
ke rekening khusus oleh bank dan dibuat kontra garansi yang intinya menyatakan
bahwa junlah uang itu akan diberikan ke Bank sebagai jaminan untuk penuntutan
kembali piutangnya (hak regres) kepada debitur setelah Bank memenuhi
kewajibannya sebagai penanggung.
1. Gadai diatur dalam KUH Perdata Buku II Bab XX Pasal 1150-1161, yaitu
suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang
bergerak yang diserahkan oleh debitur untuk mengambil pelunasan dan
barang tersebut dengan mendahulukan kreditur dari kreditur lain.
2. Hak tanggungan; UU No.4/1996, yaitu jaminan yang dibebankan hak atas
tanah, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan suatu
ketentuan dengan tanah untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan pada kreditur terhadap kreditu lain.
3. Fiducia, UU No.42/1999, yaitu hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan sebagai agunan bagi
pelunasan hutang tertentu yang memberikan kedudukan utama terhadap
kreditur lain.
Jaminan perorangan diatur dalam Buku III KUH Perdata, dalam bentuk:
Penanggungan hutang (Borgtoght) Pasal 1820 KUH Perdata, yaitu suatu
perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berhutang
mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berhutang mana hak orang tersebut
tidak memenuhinya.
Dari Segi Jenis
Jaminan Kebendaan terdiri dari hipotik, hak tanggungan, gadai.
Jaminan Perorangan terdiri dari Penanggungan hutang (Borgtoght), Perjanjian
garansi
Dari Segi Sifatnya
Jaminan Kebendaan :
Jaminan Perorangan :