0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan29 halaman
Dokumen ini membahas tentang deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan prediabetes. Indonesia memiliki prevalensi diabetes yang tinggi dan terus meningkat. Deteksi dini dapat dilakukan dengan memeriksa gula darah atau HbA1c pada kelompok berisiko seperti yang memiliki obesitas, riwayat keluarga diabetes, atau usia di atas 45 tahun. Pengendalian prediabetes melalui perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat dan aktivitas fisik d
Dokumen ini membahas tentang deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan prediabetes. Indonesia memiliki prevalensi diabetes yang tinggi dan terus meningkat. Deteksi dini dapat dilakukan dengan memeriksa gula darah atau HbA1c pada kelompok berisiko seperti yang memiliki obesitas, riwayat keluarga diabetes, atau usia di atas 45 tahun. Pengendalian prediabetes melalui perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat dan aktivitas fisik d
Dokumen ini membahas tentang deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan prediabetes. Indonesia memiliki prevalensi diabetes yang tinggi dan terus meningkat. Deteksi dini dapat dilakukan dengan memeriksa gula darah atau HbA1c pada kelompok berisiko seperti yang memiliki obesitas, riwayat keluarga diabetes, atau usia di atas 45 tahun. Pengendalian prediabetes melalui perubahan gaya hidup seperti pola makan sehat dan aktivitas fisik d
dan Prediabetes FA U L I Z A R A K H I M A D R . S P P D Outline • Pendahuluan • Diagnosis DM tipe 2 dan Prediabetes • Faktor risiko • Skreening / deteksi dini • Pengendalian Prediabetes Pendahuluan • Indonesia termasuk dalam 10 negara dgn jumlah diabetisi tertinggi yaitu 10,7 juta penduduk (International Diabetes Federation 2019) • Jumlah pasien DM di Indonesia meningkat dari 8,4 juta (2000) menjadi 21,3 juta (2030) - WHO • Peningkatan faktor risiko Diabetes (RISKESDAS (2013 & 2018): • Obesitas : 14,8% 21,8% • Berat badan lebih : 11,5% 13,6% • Obesitas sentral ( LP ♂ ≥ 90 cm; LP ♀ ≥ 80 cm) : 26,6% 31% Definisi
• Kondisi dimana kadar gula darah di dalam
Prediabetes tubuh lebih dari normal tapi belum mencapai kategori diabetes melitus
• Penyakit metabolik dengan
Diabetes karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi Melitus insulin, kerja insulin atau keduanya Diagnosis
Prediabetes Diabetes melitus
• Keluhan : tanpa gejala • Keluhan klasik (poliuri,
• GDP 100-125 mg/dL polidipsi, polifagi, penurunan • GD post TTGO 140-199 BB) dan lainnya ( lemah mg/dL badan, kesemutan, gatal, mata • HbA1c 5,7-6,4% buram, disfungsi ereksi, pruritus vulva) • GDP ≥ 126 mg/dL • GD post TTGO ≥ 200 mg/dL • GDS ≥ 200 mg/dL • HbA1c 6,5% Penapisan Diabetes Melitus & Prediabetes Berat Badan lebih (Index Massa Tubuh > 23 kg/m2) disertai min 1 faktor risiko : • Aktivitas fisik kurang • Diabetes Melitus pada Orang tua, Kakak atau Adik. • Perempuan riwayat melahirkan bayi dgn BBL > 4 kg atau riwayat Diabetes gestasional • Hipertensi ( > 140/90 atau sedang dalam terapi hipertensi) • Kolesterol HDL < 35 mg/dl dan atau Trigliserida > 250 mg/dL • Wanita dengan sindrom polikistik ovarium • Riwayat prediabetes • Obesitas berat, Lingkar Perut ♂ ≥ 90 cm; ♀ ≥ 80 cm • Riwayat penyakit kardiovaskuler
• Usia > 45 tahun tanpa faktor risiko di atas
Apa saja yang perlu diperiksa? • Gula Darah Sewaktu* • Gula Darah Puasa* • Gula Darah post TTGO atau 2 jam Post Prandial* • HbA1c
* Pemeriksaan gula darah dapat menggunakan darah kapiler atau vena.
Kapan pemeriksaan perlu diulang? Bila hasil pemeriksaan gula darah normal : • Kelompok Risiko Tinggi diulang setiap 3 tahun • Kelompok Prediabetes diulang setiap 1 tahun Dimana penemuan dini Prediabetes dapat dilakukan? 1. Posbindu oleh kader terlatih dalam melakukan skrining 2. Fasyankes Tingkat Pertama (puskesmas/ klinik / praktik mandiri dokter) dilaksanakan oleh tenaga Kesehatan.
• Sasaran : usia > 15 tahun
Alur deteksi dini Prediabetes dan Diabetes Melitus di Posbindu Alur deteksi dini Prediabetes dan Diabetes Melitus di FKTP Pengendalian Prediabetes • Dilakukan di FKTP dan Posbindu oleh kader dan tenaga Kesehatan • Intervensi perubahan gaya hidup yang meliputi : • Pengaturan pola makan dan aktifitas fisik • Tidak merokok • Kelola stress 1. Edukasi pola makan • Target : penurunan berat badan IMT normal (18,5-23 kg/m2) & kendali gula darah 2. Edukasi Latihan Fisik
• Jenis Latihan aerobik untuk daya tahan jantung paru
• Frekuensi 3-7 kali/minggu • Durasi 20-60 menit, total 150-300 menit/minggu • Intensitas sedang • Contoh : jalan cepat, jogging, bersepada santai dan berenang. • Diselingi Latihan beban dan Latihan kelenturan 1-2 x seminggu • Target 64-76% denyut jantung maksimal (220-usia) atau Talk test Target Latihan fisik Gaya Hidup Aktif Referensi Kesimpulan • Peningkatan Kasus Diabetes dan Prediabetes berpotensi menyebabkan penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung dan stroke. • Prediabetes yang tidak terdeteksi dan ditangani akan berkembang menjadi Diabetes melitus tipe 2. • Deteksi dini prediabetes dan diabetes melitus perlu dilakukan di Fasyankes Tingkat Pertama secara berkala. • Pengendalian prediabetes yang baik dengan Kerjasama semua pihak diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit diabetes melitus. Hatur Nuhun