1. Usia ≥ 45 tahun
2. Usia < 45 tahun, terutama dengan kegemukan, yang disertai dengan
faktor resiko :
• kebiasaan tidak aktif
• turunan pertama dari orang tua dengan DM
• riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram, atau
riwayat DM gestasional
• hipertensi (≥ 140/90 mmHg)
• kolesterol HDL ≤ 35 mg/dL dan atau trigliserida ≥ 250 mg/dL
• menderita polycystic ovarial syndrome (PCOs) atau keadaan lain
yang terkait dengan resistensi insulin
• adanya riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa
darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya → Prediabetes
• memiliki riwayat penyakit jantung
Bagaimana diagnosis DM ditegakkan ?
1. Gejala klasik DM + GDA 200 mg/dL
atau
2. Gejala klasik DM
+
GDP 126 mg/dL dengan puasa 8 jam
atau
3. 2 jam PP TTGO 200 mg/dL
TTGO dengan beban 75 g glukosa
Keluhan klasik DM : rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari
dan berat badan menurun dengan cepat.
Keluhan lain dapat berupa lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, gairah seks
menurun, luka sukar sembuh.
Penatalaksanaan DM
Terapi diabetes mellitus
Menggunakan obat diabetes dan obat-obatan pada keadaan khusus secara aman dan
teratur
Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat
(mis. hipoglilkemia)
26
RISKESDAS 2013
SCORE Chart
Countries with High CV Risk
• Paduan Tatalaksana
Dislipidemia PERKI memakai
sistem SCORE untuk estimasi
risiko kardiovaskular karena
panduan yang digunakan
ESC/EAS
• Estimasi risiko kardiovaskular
total menggunakan sistem
SCORE dianjurkan bagi
mereka yang berumur ≥ 40
tahun yang tidak mempunyai
bukti PJK, DM, PGK, dan
hiperkolesterolemia familial
Paduan Tatalaksana Dislipidemia 2017 - PERKI
Concept of Risk Age
Lipid targets
Level of risk Primary target Secondary target
Very high LDL-C <70 mg/dL Non-HDL-C <100 mg/dL
Or Or
≥50% ↓ if baseline 70−135 mg/dL ApoB <80 mg/dL
High LDL-C <100 mg/dL Non-HDL-C <130 mg/dL
Or Or
≥50% ↓ if baseline 100−200 mg/dL ApoB <100 mg/dL
Moderate & Low LDL-C <115 mg/dL Non-HDL-C <145 mg/dL
Lovastatin 40 mg Pitavastatin 1 mg
Fluvastatin XL 80 mg
Fluvastatin 40 mg BID
Pitavastatin 2–4 mg
*LDL-C reduced by ≈≥50%; Reprinted from J Am Coll Cardiol, ePub ahead of print, Stone NJ, Robinson J, Lichtenstein AH,
†LDL-C reduced ≈30–50%; Bairey Merz CN, et al., 2013 ACC/AHA Guideline on the Treatment of Blood Cholesterol to
‡ LDL-C reduced ≈<30% Reduce Atherosclerotic Cardiovascular Risk in Adults: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines. Copyright (2013),
BID, twice daily dosing 32
with 2013
Adapted from Stone NJ, et al. J Am Coll Cardiol permission
Nov 7.from
EpubElsevier
ahead
of print
Dislipidemia pada Diabetes
vs
Perawatan Kaki Diabetes
Kelainan kaki pada diabetes dapat disebabkan oleh :
• infeksi / septik,
• neuropati,
• gangguan aliran darah atau
• kombinasi antara ketiganya.
Perawatan kaki diabetes
Kriteria Pengendalian DM
TARGET
GD puasa (mg/dL) 80 – 130
GD 2 jam PP (mg/dL) < 180
A1C (%) <7
Kolesterol total (mg/dL) < 200
Kolesterol LDL (mg/dL) < 100 / < 70
Kolesterol HDL (mg/dL) > 45
Trigliserida (mg/dL) < 150
IMT (kg/m2) 18.5 – 23
Tekanan darah (mmHg) ≤130/80
HIPERTENSI
(TEKANAN DARAH TINGGI)
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI?
Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah lebih dari 120/80
mmHg.
Kapan disebut hipertensi ?
Bila tekanan darah Bila tekanan darah > 140/90
mmHg mmHg dari 3 kali pemeriksaan terpisah dari 3
kali pemeriksaan terpisah (jarak 1 –– 2 minggu )
Diperiksa dalam keadaan santai santai
Bila tinggi sekali tidak tidak perlu beberapa kali
Gejala Tekanan darah tinggi
Sakit kepala
Sakit kuduk
Sulit Tidur
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan
kabur
Penyebab Hipertensi primer
90 % tidak diketahui penyebabnya
Hipertensi sekunder
Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor
Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis
Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme
Saraf : Stroke, Ensepalitis
Obat – obatan : Kortikosteroid
Kehamilan
Faktor Risiko Tekanan darah tinggi
Usia
Diet
Faktor Risiko Tekanan darah tinggi
Stress
Keturunan
Merokok
Kegemukan
Kurang aktivitas fisik/ berolahraga
Konsumsi minuman keras
Kelainan ginjal, dll
JNC-7 Blood Pressure Classification
Blood Pressure Classification Systolic blood pressure Diastolic blood pressure
(mm Hg) (mm Hg)
STROKE KEBUTAAN
Penyakit Jantung
Koroner (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Pembunuh No. 1 di Dunia
PJK 15 JUTA
DIARE 5 JUTA
TBC 3 JUTA
Secara klinis, ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa
tertekan berat ketika sedang mendaki/kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada saat
berjalan di jalan datar atau berjalan jauh.
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi :
1.Hipertensi
2.Diabetes Melitus
3.Dislipidemia
4.Kurang aktivitas fisik
5.Diet tidak sehat
6.Stres
7.Perokok pasif
Faktor resiko PJK adalah radikal bebas. Radikal bebas adalah ion molekul
tanpa pasangan yang mengikat molekul lain yang mengakibatkan
molekul/zat tadi menjadi rusak atau berubah sifat. Misalnya sel-sel
pembuluh darah menjadi cepat mati atau pembuluh darah jadi
menyempit. Sel-sel yang berubah sifat contohnya adalah sel-sel kanker.
Sumber radikal bebas antara lain :
asap rokok
polusi udara
pulusi kimiawi/ lingkungan (misalnya semprotan nyamuk, inteksida, cat)
polusi elektromagnetik (misalnya dari handphone, layar tv, layar monitor)
polusi dari tubuh sendiri (misalnya penyakit kronis seperti diabetes)
Namun, penyebab dasar jantung koroner pada hakikatnya adalah karena
kelainan metabolisme.
Perjalanan Penyakit Jantung Koroner
Kolesterol yang menimbun di dinding bagian dalam
pembuluh darah, dapat mengakibatkan pembuluh
darah mengalami penyempitan dan aliran darahpun
menjadi tersumbat.
Akibatnya, fungsi jantung terganggu karena harus
bekerja lebih keras untuk memompa aliran darah.
Seiring perjalanan waktu, arteri-arteri koroner makin
sempit dan mengeras. Inilah yang disebut
aterosklerosis.
Ateroma pada arteri koronaria akan menyebabkan stenosis, yang dapat
mengganggu aliran koroner dan menyebabkan iskemia miokard. Penelitian
menunjukkan bahwa stenosis sebesar 60% atau lebih menyebabkan
iskemia miokard, yang oleh penderita dinyatakan sebagai nyeri yang khas
disebut angina pektoris.
APAKAH GEJALA SEORANG MENDERITA
PENYAKIT JANTUNG KORONER
• Keluhan klinis
• Gambaran khas elektrokardiografi (EKG)
• Peningkatan kadar enzim jantung :
(CK, CKMB dan troponin)
Berhenti merokok
Untuk perokok aktif maka sebaiknya mulailah
berhenti merokok.
Karena merokok sangat tidak baik untuk
kesehatan jantung, maka sebaiknya hentikan
kebiasaan ini untuk membantu memelihara
kesehatan jantung.
Menghindari stress
Stress merupakan salah satu pemicu timbulnya berbagai
macam penyakit. Stress memang merupakan salah satu hal
yang sangat susah untuk dihindari.
Disaat stress terjadi, tubuh akan mengeluarkan hormon
cortisol yang bisa mengakibatkan otot menjadi kaku. Dan
hormon norepinephrine yang akan dihasilkan oleh tubuh
disaat sedang mengalami stress yang pada akhirnya
mengakibatkan tekanan darah menjadi naik.
Maka menjadi hal yang sangat baik dengan cara mengatasi
stress.
Penyakit hipertensi :
Penyakit jantung koroner dan pengobatannya harus
diatasi dengan menghindari masalah penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi. Karena penyakit
ini bisa mengakibatkan terjadinya penyakit jantung.
Hal ini disebabkan karena penyakit hipertensi bisa
melukai bagian dinding arteri dan bisa memungkinkan
kolesterol LDL untuk memasuki saluran arteri dan bisa
meningkatkan terjadinya penimbunan lemak didalam
darah.
Obesitas
Penyakit jantung koroner dan pengobatannya dengan
menghindari obesitas. Kelebihan dari berat badan atau
obesitas yang bisa meningkatkan terjadinya resiko tekanan
darah tinggi dan juga masalah ketidaknormalan lemak.
Menghindari atau juga mengobati obesitas serta kegemukan
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam
mencegah penyakit diabetes.
Penyakit diabetes yang bisa meningkatkan resiko penyakit
jantung koroner dan bisa meningkatkan suatu resiko pada
terjadinya serangan jantung.
Melakukan olahraga secara teratur
Penyakit jantung coroner pencegahannya dengan
olahraga secara teratur. Anda harus melakukan olahraga
misalnya seperti berjalan kaki, berjalan cepat atau juga
jogging.
Kegiatan olahraga yang bukan bersifat seperti kompetisi
dan juga tidak dilakukan dengan berlebihan akan
membantu dalam menguatkan kerja jantung serta
membantu melancarkan sistem peredaran darah
menuju ke seluruh tubuh.
Simpulan
1. Obesitas,dyslipidemia, DM, hipertensi dan merokok
merupakan factor risiko penyakit jantung coroner
2. Mengurangi berat badan yang berlebihan, menurunkan
kadar kolesterol tinggi, menjaga kestabilan gula darah dan
tekanan darah
3. Serta menghentikan kebiasaan merokok akan menurunkan
risiko penyakit jantung coroner.
4. Olahraga teratur akan meningkatkan kesehatan jantung