Anda di halaman 1dari 25

Akademi

E-BOOKLET
Keperawatan
PERAWATAN DIRI
Yaspen
DIABETES
Jakarta

Penulis:
Sulastri, SKp, M.Kep
Apa itu diabetes?
Diabetes atau
diabetes melitus
(DM) secara
awam disebut
Gambar diabetes² dengan penyakit
kencing manis¹. Diabetes merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi empat penyakit tidak menular
tertinggi di dunia sehingga harus
mendapatkan perhatian semua
kalangan¹.
Diabetes merupakan penyakit
menahun karena hormon insulin dalam
tubuh yang tidak dapat bekerja secara
efektif dalam mengendalikan kadar
gula darah sehingga menyebabkan
peningkatan kadar gula di dalam darah
atau yang dikenal dengan
hiperglikemia³.

1
Diabetes adalah penyakit yang ditandai
dengan tingginya kadar gula darah
akibat kerusakan sel beta pankreas
sehingga tidak mampu menghasilkan
insulin secara cukup³.
Jumlah penderita diabetes mengalami
peningkatan selama kurun waktu
terkahir dengan berbagai komplikasi
yang dapat menyebabkan penurunan
kualitas hidup akibat kecacatan yang
ditimbulkan bahkan dapat
menyebabkan kematian¹.
Kemampuan perawatan diri penderita
diabetes sangat dibutuhkan mengingat
perawatan diabetes membutuhkan
jangka waktu lama bahkan seumur
hidup⁷.

Apa saja jenis-Jenis diabetes? ⁴


1. Diabetes tipe 1
2
Disebabkan kerusakan sel beta di
pankreas akibat faktor autoimun
sehingga memerlukan insulin dari luar
seumur hidup dan sering muncul pada
usia muda.
2. Diabetes tipe 2
Tipe yang banyak terjadi, munculnya
saat usia dewasa. Disebabkan
beberapa faktor seperti obesitas dan
keturunan
3. Diabetes Gestasional
Timbul saat kehamilan, disebabkan
faktor keturunan, obesitas, riwayat
melahirkan bayi besar dan riwayat
penyakit lainnya. Gejalanya sama
seperti DM pada umumnya
4. Diabetes Tipe Lain
Dapat terjadi karena kelainan
kromosom dan mitokondria DNA,
infeksi dari rubella congenital dan
cytomegalovirus, penyakit eksokrin
3
pankreas (fibrosis kistik, pankreatitis),
obat atau zat kimia (misalnya
penggunaan glukokortikoid, sindrom
genetik lain.

Apa faktor resiko diabet? ⁵


Faktor risiko yang tidak dapat diubah
adalah ras dan etnik, riwayat keluarga
dengan DM, umur > 45 tahun
(meningkat seiring dengan peningkatan
usia), riwayat melahirkan bayi dengan
berat badan lahir bayi > 4000gram atau
riwayat menderita DM saat masa
kehamilan (DM gestasional), riwayat
lahir dengan berat badan rendah
(<2500 gram). Adapun faktor yang
dapat diubah salah satunya
berhubungan dengan pola hidup.
Faktor-faktor tersebut adalah berat
badan lebih (IMT ≥ 23 kg/m2),

4
kurangnya aktivitas fisik, tekanan darah
tinggi/hipertensi (> 140/90 mmHg),
gangguan profil lemak dalam darah
(HDL < 35 mg/dL, dan atau trigliserida >
250 mg/dL), dan diet yang tidak sehat
(tinggi gula dan rendah serat), perokok
aktif. Selain itu. seseorang yang
mengalami gangguan pada glukosa
darah puasa dan toleransi glukosa,
menderita sindrom metabolik (tekanan
darah tinggi, peningkatan kolesterol
darah, gula darah tinggi, obesitas) atau
memiliki riwayat penyakit stroke atau
penyakit jantung koroner, dan memiliki
risiko terkena diabetes melitus lebih
tinggi.

Apa saja gejala diabetes? ⁵


Tanda dan gejala diabetes tergantung
pada tingkat hiperglikemia (kadar gula

5
darah diatas normal) yang dialami oleh
penderita. Gejala klasik berupa poliuria

Gambar tanda dan gejala diabetes⁹

6
(sering kencing), polidipsia (sering
merasa haus), dan polifagia (sering
merasa lapar), serta penurunan berat
badan yang tidak diketahui
penyebabnya. Gejala diabet lain adalah
badan terasa lemah dan kurangnya
tenaga, kesemutan pada tangan dan
kaki, gatal, mudah terkena infeksi
bakteri atau jamur, luka sulit sembuh

Tabel 2. Diagnosis DM Berdasarkan Kadar


Glukosa Darah⁵.
Jenis Spesimen Bukan Belum DM
pemeriksaan DM pasti (mg/dl)
glukosa DM
darah
Gukosa Plasma <100 100- ≥200
darah vena 199
sewaktu Darah <90 90- ≥200
mg/dL kapiler 199

7
Glukosa Plasma <100 100- ≥126
Darah puasa vena 125
mg/dL Darah <90 90-99 ≥100
kapiler
dan mata kabur. Namun, pada
beberapa kasus, penderita diabetes
tidak menunjukkan adanya gejala. Jika
ada gejala diatas, segara memeriksa diri
ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut dan dilakukan pemeriksaan
gula darah.

Bagaimana perawatan diri penderita


diabetes? ⁵
Perawatan diri penderita diabetes
sangat menentukan keberhasilan pe-

ngendalian diabetes. Beberapa hal


yang harus dilakukan oleh penderita
diabetes dengan penuh kesadaran dan
kepatuhan adalah:

8
1. Pengaturan makan
Pengaturan makan atau diet pada
penderita diabetes pada dasarnya
hampir sama dengan pengaturan
makan pada masyarakat umumnya
yaitu dengan mempertimbangkan
jumlah kebutuhan kalori serta gizi yang
seimbang. Hal yang harus diperhatikan
penderita diabet adalah keteraturan
jadwal makan, jenis makan, dan jumlah
kandungan kalori terutama pada
mereka yang menggunakan obat yang
meningkatkan sekresi insulin atau
terapi insulin itu sendiri.

Komposisi Makanan yang Dianjurkan


terdiri dari:
1) Karbohidrat.
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar
45-65% total asupan energi, terutama

9
karbohidrat yang berserat tinggi,
pembatasan karbohidrat total < 7 %
kebutuhan kalori.
2) Lemak.
Lemak tidak jenuh ganda < 10 %,
selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal. Bahan makanan yang perlu
dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak
trans antara lain: daging berlemak dan
susu fullcream. Konsumsi kolesterol
dianjurkan <200 mg/hari.
3) Protein.
Kebutuhan protein sebesar 10-20%
total asupan energi. Sumber protein
yang baik adalah ikan, udang, cumi,
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu dan tempe. Pada pasien
dengan nefropati diabetik perlu
penurunan asupan protein menjadi 0,8
10
g/kg BB perhari atau 10% dari
kebutuhan energi, dengan 65%
diantaranya bernilai biologik tinggi.
Kecuali pada penderita diabetes yang
sudah menjalani hemodialisis asupan
protein menjadi 1-1,2 g/kg BB perhari.
4) Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penderi-
ta diabetes sama dengan orang sehat
yaitu <2300 mg perhari. Penderita
diabetes yang juga menderita
hipertensi perlu dilakukan
pengurangan natrium secara individual.
Sumber natrium antara lain adalah
garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.
5) Pemanis Alternatif.
Pemanis alternatif aman digunakan
sepanjang tidak melebihi batas aman
(Accepted Daily Intake/ADI). Fruktosa
11
tidak dianjurkan digunakan pada
penderita diabetes karena dapat
meningkatkan kadar LDL, namun tidak
ada alasan menghindari makanan
seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami. Pemanis
aman yang tak berkalori termasuk
aspartam, sakarin, acesulfame potasi-
um, sukralose, neotame.

Kebutuhan Kalori penderita diabetes


dihitung dengan beberapa cara untuk
menentukan jumlah kalori yang
dibutuhkan, antara lain dengan
memperhitungkan kebutuhan kalori
basal yang besarnya 25-30 kal/kgBB
ideal. Jumlah kebutuhan tersebut
ditambah atau dikurangi bergantung
pada beberapa faktor yaitu: jenis
kelamin, umur, aktivitas, berat badan,
dan lain-lain. Beberapa cara
12
perhitungan berat badan ideal adalah
sebagai berikut:
Perhitungan berat badan ideal (BBI)
menggunakan rumus Broca yang
dimodifikasi yaitu berat badan ideal =
90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg. Bagi
pria dengan tinggi badan di bawah 160
cm dan wanita di bawah 150 cm, rumus
dimodifikasi menjadi berat badan ideal
(BBI) =24 | (TB dalam cm - 100) x 1 kg.
BB Normal adalah BB ideal ± 10 %.
Kurus jika kurang dari BBI - 10 %.
Gemuk jika lebih dari BBI + 10 %.
Perhitungan berat badan ideal menurut
Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks
massa tubuh dapat dihitung dengan
rumus IMT = BB(kg)/TB(m2 ). Klasifikasi
IMT adalah BB Kurang jika IMT<18,5 kg,
BB Normal jika IMT 18,5-22,9 dan BB
berlebih jika IMT ≥23,0.

13
1. Olahraga
Olahraga seharusnya dilakukan secara
rutin yaitu 3-5 kali/minggu selama
kurang lebih 30 menit dengan jarak
latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-
turut. Kegiatan sehari-hari tidak
termasuk dalam olahraga meskipun
dianjurkan untuk selalu aktif setiap hari.
Olahraga selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan guna untuk memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga dapat
mengedalikan kadar gula darah.
Olahraga yang dianjurkan berupa
latihan fisik yang bersifat aerobik
seperti: jalan cepat, bersepeda santai,
jogging, dan berenang. Latihan fisik
disesuaikan dengan umur dan kondisi
Kesehatan jasmani. Kegiatan yang
kurang gerak seperti menonton televisi

14
perlu dibatasi atau jangan terlalu lama.
Apabila kadar gula darah < 100 mg/dl
maka penderita diabetes dianjurkan
untuk makan terlebih dahulu, dan jika
kadar gula darah > 250 mg/dl maka
latihan harus ditunda terlebih dahulu.

2. Obat-obatan
Obat-obatan diberikan melalui konsul-
tasi dengan dokter, dan diikuti
pengaturan makan dan latihan fisik
(gaya hidup sehat). Obat-obatan
diabetes terdiri dari obat yang
diminum (oral) dan bentuk suntik
(injeksi).

1) Obat diminum (oral).


Berdasarkan cara kerjanya, obat dibagi
menjadi 5 golongan:
a. Pemacu produksi Insulin yaitu:

15
- Sulfonilurea. Efek samping adalah gula
darah turun dibawah normal
(hipoglikemi) dan peningkatan berat
badan.
- Glinid, Obat ini dapat mengatasi
hiperglikemia 2 jam setelah makan.
Efek samping yang mungkin terjadi
adalah hipoglikemia.
b. Peningkat sensitivitas terhadap
Insulin yaitu:
- Metformin, obat ini mempunyai efek
utama mengurangi produksi glukosa
hati (glukoneogenesis), dan
memperbaiki ambilan glukosa di
jaringan perifer. Metformin merupakan
pilihan pertama pada sebagian besar
kasus diabetes tipe 2. - Tiazolidindion
(TZD), mempunyai efek menurunkan
resistensi insulin dengan meningkatkan
jumlah protein pengangkut glukosa,
sehingga meningkatkan ambilan
16
glukosa di jaringan perifer. Hati-hati
pada gangguan fungsi hati, dan bila
diberikan perlu pemantauan fungsi hati
secara berkala. Contoh obat golongan
ini adalah Pioglitazone.
c. Penghambat absorpsi glukosa di
saluran pencernaan sehingga
mempunyai efek menurunkan kadar
glukosa darah sesudah makan. Tidak
dianjurkan pada diabetes dengan
masalah ginjal, hati dan usus. Contoh
obat golongan ini adalah Acarbose.
d. Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl
Peptidase IV) sehingga meningkatkan
sekresi insulin dan menekan sekresi
glucagon. Contoh obat golongan ini
adalah Sitagliptin dan Linagliptin.
e. Penghambat SGLT-2, merupakan
obat antidiabetes oral jenis baru yang
menghambat penyerapan kembali
glukosa di tubuli distal ginjal. Obat yang
17
termasuk golongan ini antara lain:
Canagliflozin, Empagliflozin,
Dapagliflozin, Ipragliflozin.

2) Obat Injeksi
Obat diabetes injeksi adalah insulin.
Insulin diperlukan pada keadaan HbA1c
> 9% dengan kondisi kegagalan
metabolik, penurunan berat badan
yang cepat, hiperglikemia berat yang
disertai ketosis, krisis hiperglikemia,
gagal dengan kombinasi obat diabetes
oral dosis optimal, stres berat (infeksi
sistemik, operasi besar, infark miokard
akut, stroke), kehamilan dengan
diabetes yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan, gangguan fungsi
ginjal atau hati yang berat,
kontraindikasi dan atau alergi terhadap
obatl diabetes oral, kondisi perioperatif
sesuai dengan indikasi jenis dan lama
18
kerja insulin. Efek samping utama
terapi insulin adalah terjadinya
hipoglikemia. Efek samping yang lain
berupa reaksi alergi terhadap insulin.
Pemberian obat insulin harus melalui
konsusltasi dengan dokter dan
pemantauan kadar gula darah secara
berkala.

4. Pemantauan diabetes
Hasil pengobatan diabetes harus
dipantau secara terencana.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan
adalah:
1) Pemeriksaan kadar glukosa darah
dengan tujuan : a) Mengetahui apakah
sasaran terapi telah tercapai, b)
Melakukan penyesuaian dosis obat, bila
belum tercapai sasaran terapi. Waktu
pelaksanaan pemeriksaan glukosa
darah: pemeriksaan kadar glukosa
19
darah puasa, glukosa 2 jam setelah
makan, atau glukosa darah pada waktu
yang lain secara berkala sesuai dengan
kebutuhan. Pemeriksaan gula darah
dapat dilakukan secara mandiri
maupun di fasilitas Kesehatan. Hasil
pemeriksaan sebaiknya dikonsultasikan
dengan dokter.
2) Pemeriksaan HbA1C, yaitu tes
hemoglobin terglikosilasi merupakan
cara yang digunakan untuk menilai efek
perubahan terapi 8-12 minggu
sebelumnya. Untuk melihat hasil terapi
dan rencana perubahan terapi, HbA1c
diperiksa setiap 3 bulan, atau tiap bulan
pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi
(> 10%).

20
Gambar pencegahan Diabetes⁸

Berikut adalah sasaran perawatan


diabetes: ⁶

Parameter Sasaran
IMT (kg/m2 ) 18,5 - < 23
Tekanan darah < 140
sistolik (mmHg)
21
Tekanan darah <90
diastolik (mmHg)
Glukosa darah 80-130
sebelum makan
kapiler (mg/dl)
Glukosa darah 1-2 <180
jam setelah makan
kapiler (mg/dl)
HbA1c (%) < 7(atau
individual)
Kolesterol LDL <100 (<70 bisa
(mg/dl) resiko KV sangat
tinggi
Kolesterol HDL Laki-laki >40
(mg/dl) Perempuan >50
Trigliserida (mg/dl) <150

Referensi:
1. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin
Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI Hari
Diabetes Sedunia. 2018

22
2. WHO. Global Report on
Diabetes.France: World Health
Organization. 2016.
3. Esthi Maharani. (2017). Kenali Gejala
4P pada Penderita Diabetes Melitus.
https://www.republika.co.id/berita/
oop7kw335/kenali-gejala-4p-pada-
penderita-diabetes-melitus
4. Word Health Oganitation. (2019).
Classification of Diabetes Mellitus.
https://www.who.int /publications
/i/item/classification-of-diabetes-
mellitus.
5. Soelistijo, dkk. (2015). Konsensus
Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia.
Jakarta: Perkeni.
6. American Diabetes Association.
(2019) Standards of Medical Care in
Diabetes-2019. Diabetes Care.
2019;38 (Sppl 1): S1-S87.
23
7. Martha M.F, el al (2010). National
Standards for Diabetes
SelfManagement Education.
Diabetes care, Volume 33,
Suplement 1, Januari 2010
8. Kemenkes Kesehatan republik
Indonesia (2019). Bagaimana
Mencegah Koplikasi Diabetes?
http://p2ptm.kemkes.go.id/infogra
phic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/7/bagaimana-
mencegah-komplikasi-diabetes\
9. Kemenkes Kesehatan republik
Indonesia. (2019). Apa saja Gejala
Penyakit Diabetes Melitus (DM)?
http://p2ptm.kemkes.go.id/infogra
phic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/apa-saja-gejala-penyakit-
diabetes-melitus-dm

24

Anda mungkin juga menyukai