Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA DIABETES MELITUS”

DISUSUN OLEH

ECHIA SRIKANDI PERMAI, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
DAFTAR ISI

LAPORAN PENDAHULUAN .........................................................................................


A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT DIABETES MELITUS ............................
1. Defenisi .......................................................................................................................
2. Etiologi........................................................................................................................
3. Manifestasi Klinis ......................................................................................................
4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik ................................................................
5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan ............................................................
6. Komplikasi .................................................................................................................
7. WOC ……. .................................................................................................................
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS...
1. Pengkajian..................................................................................................................
2. Pemeriksaan fisik ......................................................................................................
3. Pola kesehatan fungsional menurut Gordon ..........................................................
4. Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC ..........................................................
5. Evaluasi Keperawatan ..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
A. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT DIABETES MELITUS
1. Defenisi
Diabetes melitus merupakan gangguan kesehatan yang berupa
kumpulan gejala yang disebabkan peningkatan kadar glukosa dalam
darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan, 2015).
Diabetes melitus merupakan suatu kondisi kronis yang ditandai dengan
peningkatan konsentrasi glukosa darah disertai munculnya gejala utama
yang khas yaitu urine yang berasa manis dan jumlah yang besar
(Donelly, 2015). Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar gula dalam darah atau
hiperglikemia (Smeltzer, 2013).

2. Etiologi
a) DM tipe 1 (IDDM/ Insulin Dependent Diabetes Melitus)
a. Faktor genetik / herediter
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibody
autoimun pada penghancuran sel-sel beta
b. Faktor Imunologi
Respon autoimun abnormal, anti bodi akan menyerang jaringan
normal yang dianggap jaringan asing
b) DM tipe 2 (NIDDM/ Non Insulin Dependent Diabetes Melitus atau
Adult Onset Diabetes)
a. Obesitas
Obesitas akan menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang tersedia ditubuh menjadi kurang
efektif dalam meningkatkan efek metabolic
b. Usia
Resistensi insulin meningkat pada usia diatas 65 tahun

c. Riwayat keluarga yang menderita DM tipe 2


c) DM Malnutrisi

Kekurangan protein kronik akan menyebabkan hipofungsi pankreas

d) DM tipe lain

a. Penyakit pankreas : Pankreatitis, Ca pankreas

b. Penyakit hormonal : Acromegali yang merangsang sekresi sel-


sel beta sehingga hiperaktif dan rusak

c. Obat-obatan :

▪ Aloxan, streptozoksin : Sitotoksin terhadap sel-sel beta

▪ Derivat thiazide : menurunkan sekresi insulin

3. Manifestasi Klinis
Menurut American Diabetes Association (ADA, 2019) tanda dan gejala
umum diabetes melitus antara lain :
1) Poliuria

2) Polidipsi

3) Poliphagia

4) Penurunan berat badan

5) Kelelahan ekstream

6) Pandangan kabur

7) Memar yang lambat untuk disembuhkan

8) Kesemutan, rasa sakit, atau mati rasa pada ekstremitas

9) Rasa gatal dan peradangan kulit yang bersifat menahun

4. Pemeriksaan Penunjang Dan Diagnostik

a. Peningkatan Glukosa dalam darah


Kriteria diagnostik menurut WHO pada dewasa yang tidak
hamil, dilakukan pemeriksaan minimal 2 kali pemeriksaan yaitu:

1. Glukosa plasma sewaktu / random > 200 mg/dl (11,1


mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa / nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian


sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post
prandial)> 200mg/dl
b. Tes toleransi glukosa
Tes toleransi glukosa merupakan Tes yang dilakukan yang mana
pasien mengkonsumsi makanan tingi karbohidrat (150-300 gr)
selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah puasa pada malam
hari keesokan harinya sampel darah diambil, kemudian
karbohidrat sebanyak 75 gr diberikan pada pasien.

1) Aseton Plasma (keton) : positif

2) Asam lemak bebas : Peningkatan pada kadar lipid dan


kolesterol

3) Osmolaritas serum : peningkatan kurang dari 330 mosm/dl

4) Elektrolit :

Natrium : normal, meningkat ataupun turun

Kalium : normal, peningkatan semu, kemudian menurun


Fosfor : menurun

Hemoglobin glikosilat : meningkat 2-4 kali lipat

5) AGD : PH rendah dan penurunan HCO3(asidosis


metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik
6) Trombosit darah : peningkatan HT, leukositosis,
hemokonsentrasi
7) Ureum/kreatinin : dapat normal ataupun meningkat
8) Amilase darah : meningkat
9) Insulin darah : menurun sampai tidak ada (pada tipe 1) dan
meninggi pada tipe 2
10) Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktifitas hormon
tiroid
11) Urine : gula darah aseton positif, peningkatn berat jenis dan
osmolitas
12) Kultur dan sensitifitas : ISK, infeksi pada system nafas dan
infeksi pada luka
13) Glukosa darah : meningkat 100-200 mg/dl
Diagnosis diabetes melitus umumnya difikirkan dengan
adanya gejala khas berupa poliuria, polidipsi, poliphagia,
lemas dan penurunan berat badan. Apabila keluhan dan
gejala khas ditemukan dan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu lebih dari 216 mg/dl sudah cukup untuk
menegakkan diagnose. Kadar darah sewaktu dan puasa
sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)

Kadar glukosa darah Bukan DM Belum pasti DM


(mg/dl) DM
Kadar glukosa darah
sewaktu:
Plasma vena Darah kapiler < 110 110 - 199 > 200
< 90 90 - 199 > 200
Kadar glukosa darah
puasa:
Plasma vena Darah kapiler < 110 110 - 125 > 126
< 90 90 - 99 > 100
5. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan

Tujuan utama terapi diabetes melitus adalah mencoba menormalkan


aktifitas insulin dan kadar glukosa dalam darah upaya untuk mengurangi
komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan teraupetik pada setiap tipe
diabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Komponen dalam penatalaksanaan diabetes yaitu:

a) Diet

Penatalaksanaan nutrisi dimulai dari menilai status nutrisi. Penilaian


status gizi dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT) untuk
melihat apakah seseorang mengalami obesitas, normal atau kurang
gizi. IMT normal orang dewasa : 18,5-25 (Damayanti, 2015).

Prinsip diet diabetes melitus (3J) :

a. J 1 : Jumlah kalori sesuai kebutuhan, jangan dikurangi atau


ditambah

b. J 2 : Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya

c. J 3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari

Diet diabetes melitus tipe 2 yang telah disesuaikan dengan


kandungan kalorinya :
1) Diet DM I : 1100 kalori

2) Diet DM II : 1300 kalori

3) Diet DM III : 1500 kalori

4) Diet DM IV : 1700 kalori

5) Diet DM V : 1900 kalori

6) Diet DM VI : 2100 kalori

7) Diet DM VII : 2300 kalori


8) Diet DM VIII: 2500 kalori

Keterangan :

- Diet I s/d III : diberikan pada penderita yang terlalu gemuk

- Diet IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan


normal

- Diet VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus, diabetes


remaja dan diabetes komplikasi.

Perhimpunan Diabetes Amerika dan persatuan Dietetik Amerika


merekomendasikan : 50-60% kalori yang berasal dari :

• Karbohidrat : 60-70 %

• Protein : 12-20 %

• Lemak 20-30 %

b) Latihan

• Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju


metabolisme istirahat, dapat menurunkan berat badan, stress
dan menyegarkan tubuh.
• Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah, dan menghindari latihan ketika udara sangat panas /
dingin, serta pengendalian pada saat metabolic buruk.
• Menggunakan alas kaki yang tepat dan setiap hari setelah
melakukan latihan upayakan selalu memeriksa kaki.
c) Pemantauan (monitoring)
Melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri

d) Terapi farmakologi

• Obat Anti diabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OH)


Jenis obat antidiabetik oral : sulfoinilrea (bekerja
merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin)
seperti glibenclamid, tolbutamid, klorpropamid dan
biguanida (bekerja dengan menghambat penyerapan glukosa
di usus) obatnya seperti metformin dan glukopage. Obat-
obatan tersebut bekerja pada hati, otot, dan jaringan lemak
serta berfungsi untuk mengatur kadar glukosa dalam darah

• Insulin

Indikasi :

o DM dengan penurunan berat badan

o Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hyperosmolar

o DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik,


operasi berat)

o DM dengan kehamilan atau DM gestasional yang tidak


terkendali dalam mengatur pola makan

o DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat


hipoglikemik oral dengan dosis maksimal (kontra
indikasi dengan obat tersebut)

e) Edukasi (pendidikan kesehatan)

• Pendidikan kesehatan yang diberikan untuk mengajarkan


penderita dalam merawat diri sendiri untuk menghindari
fluktuasi glikosa darah secara mendadak.

• Penderita harus melakukan preventif secara mandiri dalam life


style (gaya hidup) untuk menghindari komplikasi diabetes
mellitus jangka panjang.

• Penderita harus memiliki pemahaman tentang nutrisi, manfaat


dan efek samping terapi, latihan, perkembangan penyakit,
strategi pencegahan dan monitoring gula darah.

6. Komplikasi

a. Komplikasi Metabolik

• Ketoasidosis Diabetik

• HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)

b. Komplikasi vaskuler

• Mikrovaskular kronik : Penyakit ginjal, penyakit mata dan


neuropati

• Makrovaskular : MCI, Stroke, penyakit vaskuler perifer


7. WOC
B. LANDASAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES
MELITUS
1. Pengkajian

1) Pengkajian umum

Identitas Pasien, Nama, Umur, Alamat, Pekerjaan, Nomer Register,


Tanggal Masuk, Tgl Pengkajian, Dx. Medis
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Pasien biasanya mengatakan badan terasa lemas, polipagi,
polidipsi dan poliuri
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien biasanya mengatakan badannya sering lemas, ± badan
terasa dingin, mengantuk, dan pasien terasa haus terus, ingin
minum, buang air kecil sering, lapar terus menerus.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien biasanya mengatakan mempunyai penyakit diabetes
mellitus sejak dulu dan pasien juga pernah sakit seperti yang
diderita pasien saat ini kadang disertai riwayat hipertensi,
dan penyakit lain-lain.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam kelurga pasien biasanya ada keluarga pasein yang
memiliki riwayat diabetes
2. Pemeriksaan fisik

a. Aktivitas/ Istirahat :

Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot


menurun.

b. Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan


pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama,
takikardi, perubahan tekanan darah

c. Integritas Ego (Stress, ansietas)

d. Eliminasi

Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

e. Makanan / Cairan

Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat


badan, haus, penggunaan diuretik.
f. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada
otot, parestesia,gangguan penglihatan.
g. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

h. Pernapasan

Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi /


tidak)

i. Keamanan

Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

3. Pola kesehatan fungsional menurut Gordon

1) Pola persepsi dan manajemen terhadap kesehatan

Biasanya klien tidak menyadari penyakit yang dideritanya, jika


gejala yang diderita semakin parah klien baru akan membawa ke
rumah sakit
2) Pola nutrisi dan metabolic
Sebelum masuk rumah sakit biasanya pasien makan 3x sehari
dengan menu nasi, sayur, lauk pauk tetapi setelah masuk rumah sakit
pasien nafsu makan menurun, porsi makan habis tidak ada ½ porsi
karena bila makan terasa mual.
3) Pola cairan dan metabolic
Pasien biasanya mengalami banyak minum dan sering buang air
kecil

4) Pola istirahat dan tidur

Pola tidur klien akan terganggu karena sering terbangun pada malam
hari yang disebabkan oleh keinginan buang air kecil terus menerus
5) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya pasien tidak sering beraktivitas karena pasien badannya
terasa lemas dan mudah lelah dan apabila melakukan aktivitas
membutuhkan bantuan keluarga
6) Pola eliminasi
Klien biasanya BAK ±5-7 tiap hari

7) Pola persepsi dan kognitif

Pasien biasanya menggalami nyeri pada ulkus, pengurangan indra


penglihatan, penurunan dalam sensasi rasa sehingga klien
mengalami cedera yang tidak disadari.
8) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien biasanya mengalami cemas terhadap penyakitnya dan
kehilangan harga diri karena adanya luka yang sukar sembuh
9) Pola reproduksi dan seksual
Biasanya klien akan mengalami gangguan dalam aktivitas seksual
akibat penyakit yang dideritanya.
10) Mekanisme koping
Biasanya aklien mengalami kecemasan terhadap penyakitnya dan
selalu bertanya kepada tenaga kesehatan.
11) Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Biasanya adanya keyakinan budaya yang mempengaruhi seperti
pantangan terhadap makanan
4. Diagnosa Keperawatan NANDA, NOC, NIC

No Diagnosa NOC NIC

1 Perubahan Nutrisi Status Gizi : Asupan Makanan Monitor gizi


Kurang dari Dan Cairan Aktivitas yang dilakukan :
Kebutuhan Tubuh Klien diharapkan mampu untuk : 1. Amati kecenderungan pengurangan

b.d Penurunan a. Mempertahankan berat dan penambahan BB

Insulin badan 2. Monitor jenis dan jumlah latihan


b. Mempertahankan masa yang dilaksanakan
tubuh dan berat badan dalam 3. Monitor respon emosional klien
batas normal ketika ditempatka pada suatu keadaan
c. Memiliki nilai laboratorium yang ada makanan
dalam batas normal 4. Monitor lingkungan tempat makanan
d. Melaporkan tingkat energi 5. Monitor mual dan muntah
yang adekuat 6. Monitor tingkat energi, rasa tidak
enak badan,kelatihan dan kelemahan
7. Monitor masukan kalori dari bahan
makanan
Manajemen Nutrisi
Aktivitas yang dilakukan :
1. Kaji apa klien ada alergi makanan
2. Kerja sama dengan ahli gizi dalam
menentukan jumlah kalori, protein
dan lemak secara tepat sesuai dengan
kebutuhan klien.
3. Ajari klien tentang diet yang bener
sesuai kebutuhan tubuh
4. Monitor catatan makanan yang
masuk atas kandungan gizi dan
jumlah kalori
5. Timbang BB secara teratur
6. Pastikan bahwa diet mengandung
makanan yang berserat tinggi untuk
mencegah sembelit
7. Pastikan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan
Manajemen Hiperglikemia
Aktivitas yang dilakukan :
1. Monitor gula darah sesuaiindikasi
2. Monitor tanda dan gejala poliuri,
polidipsi, polifagia. Keletihan,
pandangan kabur atausakit kepala
3. Monitor TTV sesuai indikasi
4. Batasi latihan ketika gula darah besar
dari 250mg/dl khusus nya adanya
keton dalam urin
5. Monitor status cairan intake output
sesuai kebutuhan

2 Kelebihan Volume Keseimbangan Elektrolit dan Manajemen Asam-Basa


Cairan b.d Diuresis asam-Basa Aktivitas yang dilakukan :
Osmotik Klien diharapkan mampu 1. Monitor status hemodinamik
untuk menormalkan : termasuk CVP (tekanan vena sentral),
a. Albumin serum MAP (tekanan arteri rata-rata), PAP
b. pH serum (tekanan arteri paru)
c. Kreatinin serum 2. Dapatkan hasil labor untuk
d. Bikarbonat serum menganalisa keseimbangna asam
e. pH Urine basa seperti ABG, urin dan level
Keseimbangan Cairan serum
Klien diharapkan mampu untuk 3. Pantau ketidakseimbangan elektrolit
menormalkan : yang semakin buruk dengan
a. Tanda-tanda dehidrasi mengoreksi ketidakseimbangan asam
tidak ada basa
b. Mukosa mulut dan bibir 4. Dorong pasien dankeluarga untuk
lembab aktif dalam pengobatan ketidakseimbangan
c. Balance cairan seimbang asam basa

Hidrasi Manajemen Cairan


Klien diharapkan mampu Aktivitas yang dilakukan :
menormalkan : 1. Timbang BB tiap hari
a. Hidrasi kulit 2. Pertahankan intake yang akurat
b. Kelembaban membran 3. Monitor status hidrasi
mukosa (seperti:kelembapan mukosa
c. Haus yang abormal membrane, nadi)
d. Pengeluaran urin 4. Monitor status hemodinamik
e. Tekanan darah termasuk CVP,MAP, PAP
5. Monitor hasil lab. terkait retensi
cairan (peningkatan BUN, Ht ↓)
6. Monitor TTV
7. Monitor adanya indikasi
retensi/overload cairan (seperti:edem,
asites, distensi vena leher)
8. Monitor perubahan BB klien
sebelum dan sesudah dialisa
9. Monitor status nutrisi
10. Monitor respon pasien untuk
meresepkan terapi elektrolit

Pemantauan Cairan
Aktivitas yang dilakukan :
1. Kaji tentang riwayat jumlah dan
tipe intake cairan dan pola eliminasi
2. Kaji kemungkinan factor resiko
terjadinya imbalan cairan
(seperti:hipertermia, gagal jantung,
diaforesis, diare, muntah, infeksi,
disfungsi hati)
3. Monitor BB, intake dan output
4. Monitor nilai elektrolit urin dan
serum
5. Monitor osmolalitas urin dan serum
6. Monitor membrane mukosa, turgor
dan rasa haus
7. Monitor warna dan kuantitas urin

3 Intoleransi Toleransi Aktivitas Terapi Aktivitas

Aktivitas b.d Klien diharapkan mampu untuk Aktivitas yang dilakukan :

Kelemahan menyeimbangkan : 1. Monitor program aktivitas klien.


a. Denyut nadi saat 2. Bantu klien untuk melalukan aktivitas
beraktivitas. yang biasanya ia lakukan.
b. Jumlah pernafasan saat 3. Jadwalkan klien untuk latihan-latihan
beraktivitas. fisik secara rutin.
c. Tekanan darah sistolik saat 4. Bantu klien dengan aktivitas-aktivitas
beraktivitas. fisik.
d. Tekanan darah diastolic 5. Monitor respon fisik, sosial, dan
saat beraktivitas. spiritual dari klien terhadap
e. Warna kulit. aktivitasnya.
f. Kekuatan tubuh bagian 6. Bantu klien untuk memonitor
atas. kemajuan dari pencapaian tujuan.
g. Kekuatan tubuh bagian Pengajaran : Penentuan Aktivitas dan
bawah. Latihan
Aktivitas yang dilakukan : Ajarkan klien
Daya Tahan Tubuh tentang :
Klien diharapkan mampu 1. Tujuan dan kegunaan aktivitas dan
untuk menyeimbangkan : latihan.
a. Aktivitas 2. Bagaimana cara melakukan suatu
b. Daya tahan otot aktivitas.
c. Hemoglobin 3. Bagaimana cara memonitor toleransi
d. Hematocrit aktivitas.
e. Glukosa darah 4. Bagaimana menjaga latihan.
f. Serum elektrolit 5. Berikan informasi kepada klien
g. Rasa lelah bagaiamana teknik-teknik untuk
menyimpan energi.
Perawatan Diri : Aktivitas- 6. Berikan informasi-informasi seputar
aktivitas sehari- hari kesehatan fisik klien.
Klien diharapkan mampu untuk
menyeimbangkan : Mengontrol berat badan
a. Pola makan. Aktivitas yang dilakukan :
b. Berjalan. 1. Diskusikan dengan klien hubungan
c. Aktivitas antara intake maknan, latihan,
peningkatan berat badan dan
kehilangan berat badan
2. Diskusikan dengan klien kondisi
pengobatan yang mempengaruhi berat
badan
3. Diskusikan hubungan resiko berat
badan normal dan tidak normal
4. Beri informasi kepada klien tentang
berat badan yang ideal
5. Diskusikan bersama klien metode
tentang intake makanan sehari-hari
6. Minta informasi dari klien, apakah ada
dukungan luar yang mempengaruhi
berat badannya
7. Kaji peningkatan keseimbangan
makanan

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan
terencana kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara melibatkan pasien.

S = Subjektif

O = Objektif

A = Analisa

P = Planning
DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2019). Standar Of Medical Are In Diabetes 2019 (1st ed., Vol. 42, pp. 2–6).
USA: American Diabetes Association. Retrieved from
https://care.diabetesjournals.org/content/42/Supplement_1

Bustan, M. N. (2015). Manajemen Pengendalian Penyakit tidak Menular. Jakarta:


Rineka Cipta.

Butcher, Howard.K,. Bulechk. Gloria. M., Docterman, Joanne M,.& Wagner Cheril,
(2018). Nursing Intervention Classification, edisi 7, Jakarta: ELSEVIER

Hadi, Purwanto. (2016). Keperawatan Medical Bedah II. Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.

Moorhead, Sue., Swanson, Elizabeth, Jhonson, Marion & Maas Merdean L.(2018).
Nursing Outcomes Classification, edisi 6, Jakarta : ELSEVIER

Nanda, (2018). Diagnosis keperawatan Defenisi dan klasifikasi tahun 2018-2020.


Jakarta: EGC

Richard Donelly, Rudy Bilous. (2015). Buku Pegangan Diabetes. (B. Bariid, Ed.)
(4th ed.). Jakarta: Bumi Medika

Smeltzer, S. C. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (8th ed.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 (5th ed.). Jakarta: Interna
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai