DIVISI DATA
Dewasa Hasil Kuesioner/Angket
Pada hasil penyebaran kuesioner via google form didapatkan hasil bahwa
klien komunitas virtual usia dewasa mengalami gastritis
Anggota komunitas virtual mengatakan masih makan tidak teratur,
kurang istirahat (< 6 jam sehari), merokok/ ngopi
Anggota komunitas virtual mengatakan banyak melakukan kegiatan rutin
yang dilakukan didalam rumah membersihkan rumah dan mengasuh anak
Anggota komunitas virtual mengatakan aktivitas yang dilakukan diluar
rumah yaitu bekerja
Hasil Kuesioner/Angket
Dari segi pengetahuan peserta terkait gastritis didapatkan sebesar 100%
peserta mengetahui penyakit gastritis/ maag
Dari segi pengetahuan peserta terkait gastritis didapatkan sebesar 45,5%
membiarkan saja jika timbul gejala gastritis/maag, sebesar 36,4% peserta
membeli obat diwarung dan sebesar 18,2% yang memeriksakan kedokter
atau petugas kesehatan
Seluruh peserta atau sebesar 100% peserta mengetahui tanda-tanda
penyakit gastritis/maag
Seluruh peserta atau sebesar 100% peserta mengetahui gejala gastritis
mengalami bisa kekambuhan
Sebanyak 90,9% peserta mengatakan penyebab gastritis atau maag adalah
makan tidak teratur, tidur larut malam, makan pedas dan manis dan
sebanyak 9,1% peserta mengatakan penyebab gastritis atau maag yakni
terpapar radiasi atau tidur terlalu malam
Seluruh peserta atau sebesar 100% mengatakan bahwa faktor resiko
terjadinya penyakit gastritis atau maag adalah stress dan merokok
Mayoritas peserta mengatakan bahwa makanan yang harus dihindari
untuk gastritis / maag yakni makanan pedas dan asam, serta makanan
berlemak dan menggunakan penyedap, makanan bersuhu panas dan
makanan yang memiliki rasa asam
Mayoritas peserta mengatakan pencegahan yang tepat dilakukan agar
terhindar dari penyakit gastritis atau maag adalah manajemn stres yang
baik, serta makanan teratur dan tepat waktu, juga tidak merokok,
mengkonsumsi vitamin dan tidak mengkonsumsi alkohol
Sebanyak 9,1% peserta memiliki kebiasaan merokok dengan jumlah 1
bungkus atau lebih perhari
Seluruh peserta atau sebesar 100 % peserta tidak memiliki kebiasaan
minum alkohol
Sebanyak 72,7% peserta makan 3 kali sehari dengan frekuensi kadang-
kadang dan sebanyak 27,3% peserta makan 3 kali sehari dengan frekuensi
sering
Peserta yang sarapan pagi setiap hari dengan frekuensi kadang-kadang
yakni sebanyak 81,8%, dan 9,1% untuk frekuensi sering dan tidak pernah
Peserta yang sarapan pagi sekitar jam 06.30-07.00 wib dengan frekuensi
kadang-kadang yakni 81,8%, dan dengan frekuensi sering dan tidak
pernah sebanyak 9,1%
Sebanyak 72,7% peserta sering makan siang setiap hari dan sebanyak
27,3% peserta kadang-kadang makan siang setiap hari
Sebanyak 63,6% peserta makan siang sekitar jam 13.00-14.00 wib dan
sebanyak 36,4% peserta yang kadang-kadang makan siang sekitar jam
13.00-14.00 wib
Peserta yang makan malam setiap hari dengan frekuensi kadang-kadang
sebanyak 90,9% dan dengan frekuensi sering sebanyak 9,1%
Peserta yang makan malam sekitar pukul 19.00 wib dengan frekuensi
kadang-kadang sebanyak 81,8% dan dengan frekuensi sedang sebanyak
18,2%
Peserta dengan jeda waktu makan 4-5 jam dengan frekuensi kadang-
kdang sebanyak 81,8% dan dengan frekuensi sering sebanyak 18,2%
Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang mengkonsumsi cemilan sebagai
tambahan dan sebanyak 45.5% peserta sering mengkonsumsi cemilan
sebagai tambahan
Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang makan secara terburu-buru dan
sebanyak 45,5% peserta sering makan secara terburu-buru
Sebanyak 63,6% peserta sering mengkonsumsi makanan pedas dan
36,4% peserta yang kadang-kadang mengkonsumsi makan pedas
Sebanyak 72,7% peserta kadang-kadang mengkonsumsi minuman asam
(jeruk) dan 27,3% peserta sering mengkonsumsi minuman asam (jeruk)
Sebanyak 45,5% pserta sering minum kopi, 36,4% peserta tidak pernah
minum kopi, dan 18,2% peserta kadang-kadang minum kopi
Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadnag minum teh, sebanyak 36,4%
sering minum teh dan 9,1% peserta tidak pernah minum teh
Sebanyak 63,6% peserta kadang-kadang minum minuman bersoda,
27,3% sering minum minuman bersoda, dan 9,1% tidak pernah minum,
minuman bersoda
Sebanyak 54,5% peserta tidak pernah mengkonsumsi obat tertentu,
36,4% peserta kadnag-kadang mengkonsumsi obat tertentu dan 9,1%
peserta tidak pernah mengkonsumsi obat tertentu. Obat yang biasa
digunakan peserta yakni, lansoplazole dan antasida
Studi Literatur
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis didunia
sekitar 1.8-2.1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris
(22%), China (31%), Jepang (14.5%), Kanada (35%), dan Perancis
(29.5%).Di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya.
Gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera
Barat tahun 2014 yaitu sebesar 86.874 kasus (10.94%)dan meningkat
menjadi urutan ke-2 dengan jumlah 198.731 kasus (15.44%) tahun 2015.
Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis karena
dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan
kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami
kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis
dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga
dipengaruhi oleh faktor stres (National Institute of Diabetes and Digestive
and Kidney Disease. Gastritis. 2014)
Menurut penelitian Angkow, dkk (2014), faktor yang mempengaruhi
kejadian gastrirtis seperti pola makan, merokok, alkohol, dan kopi serta
penggunaan OAINS
Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan
menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu
pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan gastritis (Wahyu, 2015).
Dalam penelitian Iriyanti dkk (2019) mengatakan gastritis biasanya
diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif disaat asam lambung meningkat. Peningkatan
asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi
dan kerusakan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika
peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakanl apisan
lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.
Menurut Kurniawan (2015), kebiasaan makan yang tidak teratur, gizi atau
kualitas makanan yang kurang baik, jumlah makanan terlalu banyak atau
bahkan terlalu sedikit dan jenis makanan yang kurang cocok atau sulit
dicerna, serta kurang istirahat/ porsi pekerjaan yang melebihi kemampuan
fisik/ spikis mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebihan
Menurut Ari (2017), makanan pedas seperti cabe, saos, sambal, merica
mengandung zat capcaisin sebenarnya bermanfaat sebagai penghilang
rasa sakit , anti radang serta dapat meningkatkan nafsu makan. Tetapi
apabila mengkonsumsinya secara berlebihan yang dapat mengiritasi
lambung.
Stres memiliki pengaruh terhadap kejadian gastritis dan juga berpengaruh
terhadap kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu
pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan
relaksasi yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat
stres pada seseorang sehingga akan membantu dalam upaya perawatan
dan pencegahan kekambuhan gastritis (Wendah H., 2016)
Dalam gaya hidup merokok ternyata secara tidak langsung dapat
merangsang produksi asam lambung secara berlebihan dan penurunan
daya tahan tubuh juga. Oleh karena itu, untuk menghindari kejadian
gastritis dan penyakit lainnya maka konsumsi rokok juga harus diatur dan
dikurangi (Rukama, 2018)
Menurut Santika (2010) mengatakan rokok merupakan produk dari
olahan tembakau dan mengandung nikotin, tar dan dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya. Nikotin sendiri berperan menghalangi rasa
lapar, dengan demikian asam lambung akan meningkat dan terjadilah
gastritis
Hasil penelitian Suarnianti (2013) dalam Lumiwu dkk (2015) yang
menemukan dan menyatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi kopi
memiliki risiko 9,609 kali lebih besar menderita gastritis dibandingkan
dengan responden yang tidak mengkonsumsi kopi. Mengkonsumsi kopi
yang tidak sesuai dengan ketentuan dan terlalu berlebiahan meminum
kopi maka tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, untuk menghindari kejadian gastritis, maka masyarakat
yang terbiasa mgngkonsumsi kopi harus lebih memperhatikan waktu
minum kopi dan berusaha membatasi komposisi kopi yang dikonsumsi
ANALISA DATA DIVISI DEWASA
DATA MASALAH
Data Mayor (Objektif) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
1. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap pada komunitas virtual B’20 b.d
perubahan lingkungan. Ketidakmampuan mengatasi
Sebanyak 22,4% peserta dewasa mengeluh masalah
nyeri ulu hati, mual dan tidak nafsu makan
(gastritis)
2. Kurang menunjukkan pemahaman mengenai
perilaku sehat, ditandai dengan :
Dari segi pengetahuan peserta terkait yang
dilakukan jika timbul gejala penyakit
gastritis atau maag, sebanyak 45,5% peserta
dewasa yang membiarkan saja jika timbul
gejala gastritis/maag dan 36,4% membeli
obat diwarung serta 18,2% peserta
memeriksakan ke petugas kesehatan
3. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat
Sebanyak 9,1% peserta memiliki kebiasaan
merokok dengan jumlah 1 bungkus atau lebih
perhari
Sebanyak 72,7% peserta makan 3 kali sehari
dengan frekuensi kadang-kadang
Sebanyak 9,1% untuk frekuensi sering dan
tidak pernah sarapan pagi setiap hari
Sebanyak 27,3% peserta kadang-kadang makan
siang setiap hari
Sebanyak 36,4% peserta yang kadang-kadang
makan siang sekitar jam 13.00-14.00 wib
Sebanyak 90,9% peserta kadang-kadang makan
malam setiap hari
Sebanyak 81,8% peserta kadang-kadang makan
malam sekitar pukul 19.00 wib
Sebanyak 81,8% peserta dengan frekuensi
kadang-kadang yang waktu makannya 4-5 jam
Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang makan
secara terburu-buru
Sebanyak 63,6% peserta sering mengkonsumsi
makanan pedas
Sebanyak 72,7% peserta kadang-kadang
mengkonsumsi minuman asam (jeruk)
Sebanyak 45,5% peserta sering minum kopi
Sebanyak 63,6% peserta kadang-kadang minum
minuman bersoda
Tindakan
Observasi
- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan (Skrining Kesehatan)
Edukasi
- Anjurkan tidak merokok di dalam rumah
Menurut Rafana 2009 dalam Naisali,dkk (2017)
Merokok dapat meningkatkan sekresi asam lambung
sehingga dapat mengakibatkan iritasi mukosa
lambung. Kebiasaan merokok menambah sekresi
asam lambung yang mengakibatkan perokok
menderita lambung (gastritis) sampai tukak lambung
dan Kebiasaan merokok dapat memperparah penyakit
lambung yang sudah ada misalnya gastritis atau
tukak lambung.
- Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Menurut Siswono 2002 dalam Saputra (2011) buah-
buahan yang baik untuk dikonsumsi yaitu pisang,
jeruk, pepaya, mangga, apel, sirsak, melon,
strawberry, belimbing, timun. Sayur-sayuran yang
baik untuk dikonsumsi yaitu selada, brokoli, wortel,
buncis, tomat, jagung, sawi, bayam, kangkung, toge,
kailan. Dan yang termasuk jenis susu/yogurt seperti
susu kedelai, yogurt low fat, olive oil/minyak zaitun,
mentega, madu alami, crakers/plain, kismis.
- Anjurkan melakukan aktifitas fisik setiap hari