Anda di halaman 1dari 23

Data Senjang yang ditemukan pada Pengkajian di Komunitas Virtual B’20

DIVISI DATA
Dewasa Hasil Kuesioner/Angket
 Pada hasil penyebaran kuesioner via google form didapatkan hasil bahwa
klien komunitas virtual usia dewasa mengalami gastritis
 Anggota komunitas virtual mengatakan masih makan tidak teratur,
kurang istirahat (< 6 jam sehari), merokok/ ngopi
 Anggota komunitas virtual mengatakan banyak melakukan kegiatan rutin
yang dilakukan didalam rumah membersihkan rumah dan mengasuh anak
 Anggota komunitas virtual mengatakan aktivitas yang dilakukan diluar
rumah yaitu bekerja
Hasil Kuesioner/Angket
 Dari segi pengetahuan peserta terkait gastritis didapatkan sebesar 100%
peserta mengetahui penyakit gastritis/ maag
 Dari segi pengetahuan peserta terkait gastritis didapatkan sebesar 45,5%
membiarkan saja jika timbul gejala gastritis/maag, sebesar 36,4% peserta
membeli obat diwarung dan sebesar 18,2% yang memeriksakan kedokter
atau petugas kesehatan
 Seluruh peserta atau sebesar 100% peserta mengetahui tanda-tanda
penyakit gastritis/maag
 Seluruh peserta atau sebesar 100% peserta mengetahui gejala gastritis
mengalami bisa kekambuhan
 Sebanyak 90,9% peserta mengatakan penyebab gastritis atau maag adalah
makan tidak teratur, tidur larut malam, makan pedas dan manis dan
sebanyak 9,1% peserta mengatakan penyebab gastritis atau maag yakni
terpapar radiasi atau tidur terlalu malam
 Seluruh peserta atau sebesar 100% mengatakan bahwa faktor resiko
terjadinya penyakit gastritis atau maag adalah stress dan merokok
 Mayoritas peserta mengatakan bahwa makanan yang harus dihindari
untuk gastritis / maag yakni makanan pedas dan asam, serta makanan
berlemak dan menggunakan penyedap, makanan bersuhu panas dan
makanan yang memiliki rasa asam
 Mayoritas peserta mengatakan pencegahan yang tepat dilakukan agar
terhindar dari penyakit gastritis atau maag adalah manajemn stres yang
baik, serta makanan teratur dan tepat waktu, juga tidak merokok,
mengkonsumsi vitamin dan tidak mengkonsumsi alkohol
 Sebanyak 9,1% peserta memiliki kebiasaan merokok dengan jumlah 1
bungkus atau lebih perhari
 Seluruh peserta atau sebesar 100 % peserta tidak memiliki kebiasaan
minum alkohol
 Sebanyak 72,7% peserta makan 3 kali sehari dengan frekuensi kadang-
kadang dan sebanyak 27,3% peserta makan 3 kali sehari dengan frekuensi
sering
 Peserta yang sarapan pagi setiap hari dengan frekuensi kadang-kadang
yakni sebanyak 81,8%, dan 9,1% untuk frekuensi sering dan tidak pernah
 Peserta yang sarapan pagi sekitar jam 06.30-07.00 wib dengan frekuensi
kadang-kadang yakni 81,8%, dan dengan frekuensi sering dan tidak
pernah sebanyak 9,1%
 Sebanyak 72,7% peserta sering makan siang setiap hari dan sebanyak
27,3% peserta kadang-kadang makan siang setiap hari
 Sebanyak 63,6% peserta makan siang sekitar jam 13.00-14.00 wib dan
sebanyak 36,4% peserta yang kadang-kadang makan siang sekitar jam
13.00-14.00 wib
 Peserta yang makan malam setiap hari dengan frekuensi kadang-kadang
sebanyak 90,9% dan dengan frekuensi sering sebanyak 9,1%
 Peserta yang makan malam sekitar pukul 19.00 wib dengan frekuensi
kadang-kadang sebanyak 81,8% dan dengan frekuensi sedang sebanyak
18,2%
 Peserta dengan jeda waktu makan 4-5 jam dengan frekuensi kadang-
kdang sebanyak 81,8% dan dengan frekuensi sering sebanyak 18,2%
 Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang mengkonsumsi cemilan sebagai
tambahan dan sebanyak 45.5% peserta sering mengkonsumsi cemilan
sebagai tambahan
 Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang makan secara terburu-buru dan
sebanyak 45,5% peserta sering makan secara terburu-buru
 Sebanyak 63,6% peserta sering mengkonsumsi makanan pedas dan
36,4% peserta yang kadang-kadang mengkonsumsi makan pedas
 Sebanyak 72,7% peserta kadang-kadang mengkonsumsi minuman asam
(jeruk) dan 27,3% peserta sering mengkonsumsi minuman asam (jeruk)
 Sebanyak 45,5% pserta sering minum kopi, 36,4% peserta tidak pernah
minum kopi, dan 18,2% peserta kadang-kadang minum kopi
 Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadnag minum teh, sebanyak 36,4%
sering minum teh dan 9,1% peserta tidak pernah minum teh
 Sebanyak 63,6% peserta kadang-kadang minum minuman bersoda,
27,3% sering minum minuman bersoda, dan 9,1% tidak pernah minum,
minuman bersoda
 Sebanyak 54,5% peserta tidak pernah mengkonsumsi obat tertentu,
36,4% peserta kadnag-kadang mengkonsumsi obat tertentu dan 9,1%
peserta tidak pernah mengkonsumsi obat tertentu. Obat yang biasa
digunakan peserta yakni, lansoplazole dan antasida
Studi Literatur
 Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis didunia
sekitar 1.8-2.1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris
(22%), China (31%), Jepang (14.5%), Kanada (35%), dan Perancis
(29.5%).Di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap
tahunnya.
 Gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera
Barat tahun 2014 yaitu sebesar 86.874 kasus (10.94%)dan meningkat
menjadi urutan ke-2 dengan jumlah 198.731 kasus (15.44%) tahun 2015.
 Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis karena
dari tingkat kesibukan, gaya hidup yang kurang memperhatikan
kesehatan serta stres yang mudah terjadi. Gastritis dapat mengalami
kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis
dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga
dipengaruhi oleh faktor stres (National Institute of Diabetes and Digestive
and Kidney Disease. Gastritis. 2014)
 Menurut penelitian Angkow, dkk (2014), faktor yang mempengaruhi
kejadian gastrirtis seperti pola makan, merokok, alkohol, dan kopi serta
penggunaan OAINS
 Pengaturan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur akan
menimbulkan kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu
pengaturan pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari
penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan gastritis (Wahyu, 2015).
 Dalam penelitian Iriyanti dkk (2019) mengatakan gastritis biasanya
diawali dengan pola makan yang tidak baik dan tidak teratur sehingga
lambung menjadi sensitif disaat asam lambung meningkat. Peningkatan
asam lambung diluar batas normal akan menyebabkan terjadinya iritasi
dan kerusakan pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan jika
peningkatan asam lambung ini dibiarkan saja maka kerusakanl apisan
lambung atau penyakit gastritis akan semakin parah.
 Menurut Kurniawan (2015), kebiasaan makan yang tidak teratur, gizi atau
kualitas makanan yang kurang baik, jumlah makanan terlalu banyak atau
bahkan terlalu sedikit dan jenis makanan yang kurang cocok atau sulit
dicerna, serta kurang istirahat/ porsi pekerjaan yang melebihi kemampuan
fisik/ spikis mengakibatkan produksi asam lambung yang berlebihan
 Menurut Ari (2017), makanan pedas seperti cabe, saos, sambal, merica
mengandung zat capcaisin sebenarnya bermanfaat sebagai penghilang
rasa sakit , anti radang serta dapat meningkatkan nafsu makan. Tetapi
apabila mengkonsumsinya secara berlebihan yang dapat mengiritasi
lambung.
 Stres memiliki pengaruh terhadap kejadian gastritis dan juga berpengaruh
terhadap kekambuhan pada penderita gastritis. Oleh karena itu
pengendalian secara efektif berupa istirahat cukup, olahraga teratur dan
relaksasi yang cukup serta dukungan positif dapat mengurangi tingkat
stres pada seseorang sehingga akan membantu dalam upaya perawatan
dan pencegahan kekambuhan gastritis (Wendah H., 2016)
 Dalam gaya hidup merokok ternyata secara tidak langsung dapat
merangsang produksi asam lambung secara berlebihan dan penurunan
daya tahan tubuh juga. Oleh karena itu, untuk menghindari kejadian
gastritis dan penyakit lainnya maka konsumsi rokok juga harus diatur dan
dikurangi (Rukama, 2018)
 Menurut Santika (2010) mengatakan rokok merupakan produk dari
olahan tembakau dan mengandung nikotin, tar dan dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya. Nikotin sendiri berperan menghalangi rasa
lapar, dengan demikian asam lambung akan meningkat dan terjadilah
gastritis
 Hasil penelitian Suarnianti (2013) dalam Lumiwu dkk (2015) yang
menemukan dan menyatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi kopi
memiliki risiko 9,609 kali lebih besar menderita gastritis dibandingkan
dengan responden yang tidak mengkonsumsi kopi. Mengkonsumsi kopi
yang tidak sesuai dengan ketentuan dan terlalu berlebiahan meminum
kopi maka tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, untuk menghindari kejadian gastritis, maka masyarakat
yang terbiasa mgngkonsumsi kopi harus lebih memperhatikan waktu
minum kopi dan berusaha membatasi komposisi kopi yang dikonsumsi
ANALISA DATA DIVISI DEWASA

DATA MASALAH
Data Mayor (Objektif) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
1. Kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap pada komunitas virtual B’20 b.d
perubahan lingkungan. Ketidakmampuan mengatasi
 Sebanyak 22,4% peserta dewasa mengeluh masalah
nyeri ulu hati, mual dan tidak nafsu makan
(gastritis)
2. Kurang menunjukkan pemahaman mengenai
perilaku sehat, ditandai dengan :
 Dari segi pengetahuan peserta terkait yang
dilakukan jika timbul gejala penyakit
gastritis atau maag, sebanyak 45,5% peserta
dewasa yang membiarkan saja jika timbul
gejala gastritis/maag dan 36,4% membeli
obat diwarung serta 18,2% peserta
memeriksakan ke petugas kesehatan
3. Tidak mampu menjalankan perilaku sehat
 Sebanyak 9,1% peserta memiliki kebiasaan
merokok dengan jumlah 1 bungkus atau lebih
perhari
 Sebanyak 72,7% peserta makan 3 kali sehari
dengan frekuensi kadang-kadang
 Sebanyak 9,1% untuk frekuensi sering dan
tidak pernah sarapan pagi setiap hari
 Sebanyak 27,3% peserta kadang-kadang makan
siang setiap hari
 Sebanyak 36,4% peserta yang kadang-kadang
makan siang sekitar jam 13.00-14.00 wib
 Sebanyak 90,9% peserta kadang-kadang makan
malam setiap hari
 Sebanyak 81,8% peserta kadang-kadang makan
malam sekitar pukul 19.00 wib
 Sebanyak 81,8% peserta dengan frekuensi
kadang-kadang yang waktu makannya 4-5 jam
 Sebanyak 54,5% peserta kadang-kadang makan
secara terburu-buru
 Sebanyak 63,6% peserta sering mengkonsumsi
makanan pedas
 Sebanyak 72,7% peserta kadang-kadang
mengkonsumsi minuman asam (jeruk)
 Sebanyak 45,5% peserta sering minum kopi
 Sebanyak 63,6% peserta kadang-kadang minum
minuman bersoda

Data Minor (Objektif)


1. Memiliki riwayat perilaku mencari bantuan
kesehatan yang kurang
 Anggota komunitas virtual mengatakan
jika timbul gejala penyakit gastritis/ maag
peserta membiarkan saja (45,5%)
 Sebanyak 9,1% peserta memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 1 bungkus
atau lebih perhari
2. Kurang menunjukkan minat untuk
meningkatkan perilaku sehat
 Anggota komunitas virtual mengatakan
masih mengkonsumsi makan yang pedas,
mengkonsumsi makanan/ minumann
asam, masih meminum kopi dan minuman
bersoda
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DIVISI DEWASA KOMUNITAS VIRTUAL B ’20

No Diagnosa Luaran Intervensi


Keperawatan (SLKI)
(SDKI)
1. (D.0117) a. Pemeliharaan kesehatan (L.12106) Edukasi kesehatan (I.12383)
Pemeliharaan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Definisi: mengajarkan pengelolaan faktor resiko
kesehatan tidak diharapkan pemeliharaan kesehatan penyakit dan perilaku hidup bersih serta sehat.
efektif pada meningkat dengan kriteria hasil: Tindakan
komunitas virtual Observasi
B’20 b.d Kriteria hasil Ditingkatkan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
Ketidakmampuan Menunjukkan perilaku 5 informasi
mengatasi masalah adaptif ( meningkat) - Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan
Menunjukkan 5 dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
pemahaman perilaku (meningkat) sehat
sehat Terapeutik
Kemampuan 5 - Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
menjalankan perilaku (meningkat) - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
sehat - Berikan kesempatan untuk bertanya
Menunjukkan minat 5 Edukasi
meningkatkan (meningkat) - Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi
perilaku sehat kesehatan pada pasien gastritis
Faktor resiko penyakit gastritis menurut Rahma,dkk
(2012) :
b. Perilaku kesehatan (L.12107) 1. Pola makan : pola makan merupakan susunan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
diharapkan perilaku kesehatan meningkat seseorang atau kelompok pada waktu tertentu.
dengan kriteria hasil: Pola makan dibagi menjadi keteraturan makan,
Kriteria hasil Ditingkatkan jenis makanan dan frekuensi makanan.
Penerimaan terhadap 5 2. Konsumsi alkohol : konsumsi alkohol dalam
perubahan status ( meningkat) jumlah sedikit akan merangsang produksi asam
kesehatan lambung berlebih, nafsu makan berkurang dan
Kemampuan 5 mual. Sedangkan dalam jumlah banyak alkohol
melakukan tindakan (meningkat) dapat merusak mukosa lambung.]
pencegahan masalah 3. Kebiasaan minum kopi : kopi diketahui
kesehatan merangsang produksi asam lambung sehingga
Kemampuan 5 menciptakan lingkungan yang lebih asam dan
peningkatan kesehatan (meningkat) dapat mengiritasi lambung. Iritasi lambung
Pencapaian 5 tersebut menyebabkan penyakit maag atau
pengendalian (meningkat) gastriris.
kesehatan 4. Merokok : rokok mengandung bahan kimia, asap
yang terkandung dalam rokok mengandung
c. Tingkat pengetahuan (L.12111) berbagai macam zat yang sangat reaktif terhadap
Setelah dilakukan intervensi keperawatan asam lambung.
diharapkan tingkat pengetahuan 5. Penggunaan obat anti inflamasi non steroid :
meningkat dengan kriteria hasil: mengonsumsi obat-obat tertentu dapat
menyebabkan gastritis,obat anti inflamasi
Kriteria hasil Ditingkatkan nonsteroid (OAINS) merupakan jenis obat yang
Perilaku sesuai 5 memiliki efek menyebabkan gastritis. Obat anti
anjuran ( meningkat) inflamasi non steroid bersifat analgesik,
Kemampuan 5 antipiretik, dan anti-inflamasi. Sebagai analgesik,
menjelaskan (meningkat) obat anti inflamasi non steroid hanya efektif
pengetahuan tentang terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
suatu topic sedang. Sebagai antipiretik, obat anti inflamasi
Perilaku sesuai 5 non steroid akan menurunkan suhu badan hanya
dengan pengetahuan (meningkat) dalam keadaan demam dan sebagai anti inflamasi
Persepsi keliru 5 hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi
terhadap masalah (menurun) yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simtomatik.
6. Riwayat gastritis keluarga : riwayat keluarga
yang dimaksudkan bukanlah dikarenakan adanya
hubungan secara genetik yang diturunkan dari
orang tua responden, melainkan lebih ke arah
kebiasaan dalam keluarga sehingga terdapat
anggota keluarga yang gastritis.
7. Stress : stress dapat meningkatkan asam lambung
sehingga dapat menimbulkan gastritis
8. Faktor budaya dan sosial ekonomi : pada budaya
tertentu menyukai jenis makanan yang pedas
ataupun asam yang mengakibatkan peningkatan
resiko terjadinya gastritis.
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada pasien
gastritis
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
pasien gastritis

Promosi perilaku upaya kesehatan (I.12472)


Defenisi : meningkatkan perubahan perilaku
penderita/klien agar memiliki kemauan dan kemampuan
yang kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik
bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Tindakan
Observasi
- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat
ditingkatkan
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
dimanfaatkan (Skrining Kesehatan)
Edukasi
- Anjurkan tidak merokok di dalam rumah
Menurut Rafana 2009 dalam Naisali,dkk (2017)
Merokok dapat meningkatkan sekresi asam lambung
sehingga dapat mengakibatkan iritasi mukosa
lambung. Kebiasaan merokok menambah sekresi
asam lambung yang mengakibatkan perokok
menderita lambung (gastritis) sampai tukak lambung
dan Kebiasaan merokok dapat memperparah penyakit
lambung yang sudah ada misalnya gastritis atau
tukak lambung.
- Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Menurut Siswono 2002 dalam Saputra (2011) buah-
buahan yang baik untuk dikonsumsi yaitu pisang,
jeruk, pepaya, mangga, apel, sirsak, melon,
strawberry, belimbing, timun. Sayur-sayuran yang
baik untuk dikonsumsi yaitu selada, brokoli, wortel,
buncis, tomat, jagung, sawi, bayam, kangkung, toge,
kailan. Dan yang termasuk jenis susu/yogurt seperti
susu kedelai, yogurt low fat, olive oil/minyak zaitun,
mentega, madu alami, crakers/plain, kismis.
- Anjurkan melakukan aktifitas fisik setiap hari

Edukasi Proses Penyakit (I.12444)


Definisi : Memberikan informasi tentang mekanisme
munculnya penyakit dan menimbulkan tanda dan
gejala yang mengganggu kesehatan tubuh pasien.
Tindakan:
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
pada pasien gastritis
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit
gastritis
Penyebab gastritis menurut Smelzer (2013) yaitu:
1. Pola makan tidak teratur
2. Infeksi bakteri : Infeksi oleh bakteri Helicobacter
Pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam
lambung dalam jumlah kecil) ketika asam
lambung yang dihasilkan lebih banyak kemudian
pertahanan dinding lambung menjadi lemah maka
bakteri ini akan bertambah banyak jumlahnya,
apalagi disertai dengan kebersihan makanan yang
kurang.
3. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus
menerus : Obat anti inflamasi nonsteroid
(OAINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen
dapat menyebabkan peradangan pada lambung
dengan cara mengurangi prostaglandin yang
bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat-obat tersebut hanya sesekali
maka kemungkinan terjadinya masalah lambung
akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan
secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan
peptic ulcer.
4. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol
dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada
dinding lambung dan membuat dinding lambung
lebih rentan terhadap asam lambung walaupun
pada kondisi normal sehingga dapat
menyebabkan perdarahan
5. Penggunaan cafein dapat merusak lambung dan
menyebabkan gastritis.
6. Stress : Respon mual dan muntah yang dirasakan
pada saat individu mengalami stres menunjukkan
bahwa stress berefek pada saluran
pencernaan.Mekanisme terjadinya ulcer atau luka
pada lambung akibat stres adalah melalui
penurunan produksi mukosa pada dinding
lambung.
7. Kebiasaan merokok
Faktor resiko penyakit gastritis menurut Rahma,dkk
(2012) :
9. Pola makan : pola makan merupakan susunan
jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok pada waktu tertentu.
Pola makan dibagi menjadi keteraturan makan,
jenis makanan dan frekuensi makanan.
10. Konsumsi alkohol : konsumsi alkohol dalam
jumlah sedikit akan merangsang produksi asam
lambung berlebih, nafsu makan berkurang dan
mual. Sedangkan dalam jumlah banyak alkohol
dapat merusak mukosa lambung.]
11. Kebiasaan minum kopi : kopi diketahui
merangsang produksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan
dapat mengiritasi lambung. Iritasi lambung
tersebut menyebabkan penyakit maag atau
gastriris.
12. Merokok : rokok mengandung bahan kimia, asap
yang terkandung dalam rokok mengandung
berbagai macam zat yang sangat reaktif terhadap
asam lambung.
13. Penggunaan obat anti inflamasi non steroid :
mengonsumsi obat-obat tertentu dapat
menyebabkan gastritis,obat anti inflamasi
nonsteroid (OAINS) merupakan jenis obat yang
memiliki efek menyebabkan gastritis. Obat anti
inflamasi non steroid bersifat analgesik,
antipiretik, dan anti-inflamasi. Sebagai analgesik,
obat anti inflamasi non steroid hanya efektif
terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai
sedang. Sebagai antipiretik, obat anti inflamasi
non steroid akan menurunkan suhu badan hanya
dalam keadaan demam dan sebagai anti inflamasi
hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi
yang berkaitan dengan penyakitnya secara
simtomatik.
14. Riwayat gastritis keluarga : riwayat keluarga
yang dimaksudkan bukanlah dikarenakan adanya
hubungan secara genetik yang diturunkan dari
orang tua responden, melainkan lebih ke arah
kebiasaan dalam keluarga sehingga terdapat
anggota keluarga yang gastritis.
15. Stress : stress dapat meningkatkan asam lambung
sehingga dapat menimbulkan gastritis
16. Faktor budaya dan sosial ekonomi : pada budaya
tertentu menyukai jenis makanan yang pedas
ataupun asam yang mengakibatkan peningkatan
resiko terjadinya gastritis.
- Jelaskan proses patofisiologi munculnya penyakit
gastritis
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara
konstan terpapar oleh berbagai faktor endogen yang
dapat mempengaruhi integritas mukosanya, seperti
asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam
empedu sedangkan faktor eksogennya adalah obat-
obatan, alkohol dan bakteri yang dapat merusak
integritas epitel mukosa lambuang, misalnya
Helicobacter pyeri oleh karena itu, gaster memiliki
dua faktor yang sangat melindungi integritas
mukosanya, yaitu faktor defensif dan faktor agresif.
Faktor defensif salah satunya produksi mukus yang
didalamnya terdapat yang memiliki peran penting
baik dalam mempertahankan maupun menjaga
integritas mukosa lambung, kemudin sel-sel epitel
yang bekerja mentranport ion untuk memelihara PH
intraseluler dan produksi asam dikarbonat serta
sistem mikrofaskuler yang ada dilapisan subepitelial
sebagai kompnen utama yang menyediakan ion
HCO3 sebagai penetral asam lambunag dan
memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang
adekuat saat menghillangkan efek toksik metabolik
yang merusak mukosa lambung. Gastritis terjadi
sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini hilang
atau rusak, sehingga dinding lambung tdak memiliki
pelindug terhadap asam lambung (Price & Wilson
2012).
- Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit gastritis
Tanda gejala penyakit gastritis menurut Smelzer
(2013) yaitu :
1) Nyeri ulu hati
2) Nafsu makan menurun
3) suhu badan naik, keluar keringat dingin.
4) Sering sendawa terutama bila dalam keadaan
lapar.
5) Mual
6) Muntah
7) Kepala terasa pusing
8) Perdarahan pada saluran cerna berupa muntah
darah (hematemesis) dan buang air besar dengan
darah (melena) atau bisa tanpa adanya keluhan
sehingga bisa menjadi anemia
9) Perut terasa kembung
- Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi pada
penyakit gastritis
Komplikasi yang terjadi pada gastritis yaitu :
1) Pendarahan pada lambung
2) Luka pada dinding lambung
3) Gangguan penyerapan makanan
4) Meningkatkan resiko kanker lambung
- Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang
dirasakan
Cara atau mengatasi gejala gastritis, menurut
Estefany (2019) :
1) Atur pola makan
2) Hindari mengkonsumsi makanan yang
menimbulkan gas dilambung, sehingga
mengakibatkan perut kembung seperti kol,
semangka dll
3) Hindari mengkonsumsi makanan terlalu pedas
yang dapat mempengaruhi radang lambung
4) Hindari stress
5) Menyediakan makanan ringan (biskuit)
6) Olahraga teratur.
7) Hindari minuman dengan kadar cafein, alkohol
dan tidak merokok
8) Menerapkan istirahat yang teratur
9) Hindari pemakaian obat-obatan yang dapat
mengiritasi lambung.
Pada penderita gastritis juga bisa ajarkan cara
meminimalkan nyeri pada pasien dengan
manajemen nyeri yaitu teknik nafas dalam,
karena relaksasi nafas dalam yang digunakan
untuk proses terapi sangat membantu
meringankan nyeri yang dialami oleh pasien
sehingga memudahkan dalam proses
penyembuhan karena dapat dilakukan secara
mandiri (Utami, 2018).

Anda mungkin juga menyukai