KEPERAWATAN MATERNITAS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA (SC)
DENGAN PLASENTA PREVIA
OLEH :
DESRILA INDRA SARI, S.Kep
2141312028
KELOMPOK S
DOSEN PEMBIMBING :
WEDYA WAHYU, S.Kp, M. Kep
Perdarahan Ansietas
4. Komplikasi
a. Prolaps tali pusat
b. Prolaps plasenta
c. Plasenta melekat sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu
dibersihkan dengan kerokan
d. Robekan-robekan jalan lahir
e. Perdarahan post partum
f. Infeksi karena perdarahan yang banyak
g. Bayi prematuritas atau kelahiran mati
5. Penatalaksanaan
a. Tiap-tiap perdarahan triwulan ketiga yang lebih dari show ( perdarahan
inisial harus dikirim ke rumah sakit tanpa melakukan suatu manipulasi
apapun baik rectal apalagi vaginal)
b. Apabila ada penilaian yang baik, perdarahan sedikt janin masih hidup,
belum inpartus. Kehamilan belum cukup 37 minggu atau berat badan janin
di bawah 2500 gr. Kehamilan dapat ditunda dengan istirahat.Berikan obat-
obatan spasmolitika, progestin atau progesterone observasi teliti
c. Sambil mengawasi periksa golongan darah, dan siapkan donor transfusi
darah. Kehamilan dipertahankan setua mungkin supaya janin terhindar
dari premature.
d. Harus diingat bahwa bila dijumpai ibu hamil yang disangka dengan
plasenta previa, kirim segera ke rumah sakit dimana fasilitas operasi dan
tranfuse darah ada
e. Bila ada anemi berikan tranfuse darah dan obat-obatan.
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
1) Data umum
Biodata, identitas ibu hamil dan suaminya.
2) Keluhan utama
Biasanya keluhan pasien saat masuk RS adalah perdarahan pada
kehamilan 28 minggu.
3) Riwayat kesehatan yang lalu
4) Riwayat kehamilan
a) Haid terakhir
b) Keluhan
c) Imunisasi
5) Riwayat keluarga
a) Riwayat penyakit ringan
b) Penyakit berat
c) Keadaan psikososial
d) Dukungan keluarga
e) Pandangan terhadap kehamilan
6) Riwayat persalinan
7) Riwayat menstruasi
a) Haid pertama
b) Sirkulasi haid
c) Lamanya haid
d) Banyaknya darah haid
e) Nyeri
f) Haid terakhir
8) Riwayat perkawinan
a) Status perkawinan
b) Kawin pertama
c) Lama kawin
b. Data Objektif
1) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan ibu hamil.
a) Rambut dan kulit
Biasanya terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu
dan linea nigra. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah
abdomen dan paha. Laju pertumbuhan rambut berkurang.
b) Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut.
c) Leher
d) Payudara
Biasanya peningkatan pigmentasi areola putting susu.
Bertambahnya ukuran dan noduler.
e) Jantung dan paru
Biasanya volume darah meningkat. Peningkatan frekuensi nadi.
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal. Terjadi hiperventilasi selama kehamilan. Peningkatan
volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas. Diafragma
meninggi serta Perubahan pernapasan abdomen menjadi
pernapasan dada.
f) Abdomen
Menentukan letak janin. Menentukan tinggi fundus uteri.
g) Vagina
Biasanya peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan (tanda Chandwick) serta Hipertropi epithelium.
h) System musculoskeletal
Biasanya persendian tulang pinggul yang mengendur. Gaya
berjalan yang canggung. Terjadi pemisahan otot rectum
abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal.
c. Khusus
1) Tinggi fundus uteri
2) Posisi dan persentasi janin
3) Panggul dan janin lahir
4) Denyut jantung janin
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan inspekulo
b. Pemeriksaan radio isotopic
c. Ultrasonografi
d. Pemeriksaan dalam
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Kekurangan volume cairan
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan
d. Defisiensi pengetahuan
e. Ansietas
f. Resiko infeksi
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Dx
No NOC NIC
Keperawatan
NIC :
Pain Management
1. Lakukan pengkajian
nyeri secara
NOC : Pain level, Pain
kompherensif
Control, Comfort Level
2. Berikan informasi
Setelah dilakukan tentang nyeri seperti
tindakan keperawatan penyebab nyeri
selama 1 x 30 menit 3. Observasi reaksi
masalah pasien teratasi, nonverbal dari
dengan kriteria hasil: ketidaknyamanan
4. Ajarkan tentang
1. TD = teknik non
120/80mmHg, N = farmakologi:
60-80x/menit, RR = massase
16-20x/menit, T = 5. Kolaborasikan
Nyeri akut b.d 36,5-37,5oC dengan dokter
dilatasi 2. Mampu mengontrol pemberian analgetik
1. serviks atau nyeri (tahu 6. Monitor vital sign
kontraksi otot penyebab nyeri,
rahim mampu Analgesic
menggunakan Administration
tehnik 1. Cek instruksi
nonfarmakologi dokter tentang jenis
untuk mengurangi obat, dosis, dan
nyeri, mencari frekuensi
bantuan) 2. Cek riwayat alergi
3. Melaporkan nyeri 3. Tentukan pilihan
berkurang analgesic dari tipe
4. Menyatakan rasa dan beratnya nyeri
nyaman setelah 4. Berikan obat sesuai
nyeri berkurang rute pemberian
5. Tidak mengalami 5. Monitor ttv pasien
gangguan tidur sebelum dan
sesudah pengobatan
6. Berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
2. Kekurangan NOC : NIC :
volume cairan
b.d Fluid Balance Fluid Management
kehilangan Setelah dilakukan 1. Pertahankan catatan
cairan tindakan keperawatan intake dan output
vaskuler selama kekurangan yang akurat
berlebihan volume cairan teratasi,
2. Monitor status
dengan kriteria hasil: dehidrasi
3. Terapi IV
1. Keseimbangan administrasi cairan
output dan intake 4. Berikan cairan
dalam 24 jam 5. Distribusikan cairan
selama 24 jam
2. Tekanan darah
dalam batas normal Vital Sign Monotoring
120/80 mmHg
1. Monitor tekanan
3. Turgor kulit < 2 darah, nadi, dan
detik pernafasan sebelum,
selama, dan sesudah
aktifitas, dengan
sesuai
2. Monitor pelebaran
atau penyempitan
tekanan nadi
3. Identifikasi
kemungkinan
penyebab
perubahan tanda
vital
Sarwono Prawiroharjo. 2009. Ilmu Kebidanan, Edisi 4 Cetakan II. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
Saifudin, A.B. dkk, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta