DISUSUN OLEH :
1. Adi Irawan S.Kep.,Ns
2. Dwi kurniawati A. Md.Kep
3. Fika Nadia Sari, S.Kep., Ns.
PENGURUS DAERAH
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
JAWA TENGAH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio caesarea berarti bahwa bayi dikeluarkan dari uterus yang utuh
melalui operasi abdomen.Di negara-negara maju, angka sectio caesarea meningkat
dari 5 % pada 25 tahun yang lalu menjadi 15 %. Peningkatan ini sebagian
disebabkan oleh “mode”, sebagian karena ketakutan timbul perkara jika tidak
dilahirkan bayi yang sempurna, sebagian lagi karena pola kehamilan, wanita
menunda kehamilan anak pertama dan membatasi jumlah anak (Jones, 2002).
Menurut statistik tentang 3.509 kasus sectio caesarea yang disusun oleh
Peel dan Chamberlain, indikasi untuk sectio caesaria adalah disproporsi janin
panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11% pernah sectio caesaria 11%,
kelainan letak janin 10%, pre eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka kematian
ibu sebelum dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin
14,5%(Winkjosastro, 2005).
Menurut Andon dari beberapa penelitian terlihat bahwa sebenarnya angka
kesakitan dan kematian ibu pada tindakan operasi sectio caesarea lebih tinggi
dibandingkan dengan persalinan pervaginam. Angka kematian langsung pada
operasi sesar adalah 5,8 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kesakitan
sekitar 27,3 persen dibandingkan dengan persalinan normal hanya sekitar 9 per
1000 kejadian.
WHO (World Health Organization) menganjurkan operasi sesar hanya
sekitar 10-15 % dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO tersebut tentunya
didasarkan pada analisis resiko-resiko yang muncul akibat sesar. Baik resiko bagi
ibu maupun bayi. (Nakita, 2008).
Pada tahun 2007-2008 jumlah persalinan dengan tindakan section caesarea
di Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh berjumlah 145 kasus dari 745
persalinan keseluruhannya atau 19,46 %. Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa angka tersebut sudah melebihi batas yang ditetapkan oleh WHO yaitu 10-
15 % (Iqbal, 2002).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang tindakan section caesaria.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi dari section caesaria.
b. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai etiologi dari section caesaria.
c. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai indikasi dari section caesaria.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dari section caesaria.
e. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai jenis-jenis dari section caesaria.
f. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai komplikasi dari section caesaria.
g. Mahasiswa mampu menjelaskan prognosis dari section caesaria.
h. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiolagi dari section caesaria.
i. Mahasiswa mampu menyebutkan berbagai pemeriksaan penunjang dari
section caesaria.
j. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan medis post section
caesaria.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2015)
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 2018)
B. Etiologi
Indikasi klasik yang dapat dikemukakan sebagai dasar section caesarea
adalah :
a. Prolog labour sampai neglected labour.
b. Ruptura uteri imminen
c. Fetal distress
d. Janin besar melebihi 4000 gr
e. Perdarahan antepartum
(Manuaba, I.B, 2019)
C. Indikasi
Operasi sectio caesarea dilakukan jika kelahiran pervaginal mungkin akan
menyebabkan resiko pada ibu ataupun pada janin, dengan pertimbangan hal-
halyang perlu tindakan SC proses persalinan normal lama/ kegagalan proses
persalinan normal ( Dystasia).
Fetal distress
His lemah / melemah
Janin dalam posisi sungsang atau melintang
Bayi besar ( BBL
≥4,2 kg )
Plasenta previa4
Kalainan letak
Disproporsi cevalo-pelvik ( ketidakseimbangan antar ukuran kepaladan
panggul)
Rupture uteri mengancam
Hydrocephalus
Primi muda atau tua
Partus dengan komplikasi
Panggul sempit
Problema plasenta
DS: -
- menggunakan DO: Pasien
pendekatan yang tampak tenang
tenang dan
meyakinkan
DS: -
DO: -
- memotivasi
mengidentifikasi
situasi yang DS: -
memicu kecemasan DO: Pasien
tampak percaya
diri dalam
- menjelaskan menghadapi
prosedur termasuk operasinya
sensasi yang
mungkin dialami DS: Pasien
mengatakan sudah
mengerti tentang
prosedur
operasinya
DO: -
- menggunakan Terpasang
perangkat selimut
pelindung(train) -terpasang
train kanan
dan kiri
DS:
DO:
- TD 106/65
mmhg
HR: 68
X/menit
Terpasang
selimut
-terpasang
train kanan
dan kiri
5. evaluasi keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
1. Pasien dari ruang Ayyub 2 datang ke IBS dilakukan serah terima pasien antara
perawat ruangan dengan perawat IBS.
2. Melakukan transfer pasien dari brankart ruangan dengan menggunakan easy
move ke brankart kamar bedah di holding room
3. Mengganti baju pasien dan memakai topi operasi serta memasang siderail
brankart kamar bedah
4. Melakukan pengecekan pengisian ceklist yang berisi lama puasa, pengecekkan
inform concern (persetujuan operasi),identitas pasien, kelengkapan serah
terima pasien lainnya termasuk obat –obatan yang dibawa.
5. Memeriksa keadaan pasien di ruang pra induksi, meliputi tingkat kesadaran
tanda- tanda vital (TTV) dan kaji riwayat alergi, memasang stiker warna merah
bila terjadi reaksi alergi obat – obat pre medikasi tertentu.
SIGN IN
Perawat sirkuler melakukan Sign In di ruangan pra induksi sebelum induksi
anestesi , dan dihadiri minimal oleh dokter anestesi, perawat bedah , dan perawat
anestesi .
a. Apakah pasien telah memeberikan konfirmasi kebenaran identifikasi, lokasi
operasinya, prosedurnya dan telah memberikan persetujuan dalam lembar
informed concent? (sudah)
b. Apakah lokasi operasi sudah diberikan tanda/ marking? (sudah demarking)
c. Apakah mesin dan obat anastesi telah dicek dan lengkap? (Sudah)
d. Apakah pulse oximeter sudah terpasang dan berfungsi? (Sudah)
Apakah pasien memiliki
a. Riwayat alergi yang diketahui? (Tidak)
b. Resiko kesulitan pada jalan nafas atau resiko aspirasi? (Tidak Ada)
c. Resiko Kehilangan Darah > 200 ml (35ml/Kg BB pada Dewasa )? (Tidak
Ada)
SCUBING
INSTRUMENTASI
11. Scrubing nurse/ instrumentator menyiapkan instrument set dasar dan alat
tambahan untuk tindakan Debridement dan bahan habis pakai meliputi kassa
steril 20, memasang bisturi no.22 pada scapel no.4
ASEPSIS
Perawat instrumen memberikan kassa steril yang telah dijepit dengan sponge
holding forcep dan Bowl yang berisi povidion iodine 10% dan alcohol 70% di
kidney tray kepada operator untuk melakukan asepsis pada area operasi
DRAPPING
13. Perawat instrument memberikan duk steril, kepada asisten operator untuk
melakukan drapping
a. Berikan satu duk besar untuk menutupi area caudal dengan menyisakan
area operasi yang telah di asepsis . berikan satu duk besar untuk menutupi
bagian tubuh atas /frontal pasien. instrumentator dan asisten operator
masing – masing membawa 1 duk sedang untuk bagian samping kemudian
fiksasi dengan doek klem. Pasang set duk perlak diatas duk besar nbagian
bawah / caudal untuk mencegah tumoahan darah selama prosedur SC.
b. pasang dan fiksasi set Handpiece couter ESU dengan towel klip atau doek
klem kecil yang bersebelahan dengan selang suction. (sirkuler
memasangkan pada alat ESU dan suction, setelah operator siap di tempat
prosedur).
TIME OUT
14. Perawat sirkuler memimpin Time Out
a. Seluruh anggota telah menyebutkan nama dan peran – peran masing
b. Konfirmasi klien mengenai (identitas klien, diagnose, prosedur operasi dan
area insisi)
c. Antibiotic profilaksis telah diberikan dalam 60 menit? (a , sudah diberikan
cefotaxim 1 gram melalui iv)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya
robekan serviks dan segmen bawah Rahim maka perlu dilakukan section caesarea.
Sectio caesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa lainnya
jika perdarahan hebat. Selain dapat mengurangi kematian bayi pada plasenta
previa, sectio caesarea juga dilakukan untuk kepentingan ibu, sehingga sectio
caesarea dilakukan pada placenta previa walaupun anak sudah mati.
B. Saran