A. Konsep Penyakit
1. Defenisi
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau
resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
2. Etiologi
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai
jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II belum diketahui.
a. Usia
3. Patofisiologi
5. Manifestasi Klinis
a. Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
b. Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan keadaan
katabolis
c. Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2
d. Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput lendir, dan
kekencangan kulit buruk
e. Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik, dehidrasi
berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
f. Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan
selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak (Paramita, 2011)
g. Gejala klasik :
Poliuri, Sering kencing/miksi atau menigkatnya frekuensi buang air kecil. Adanya
hiperglekimia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkan oleh ginjal bersama
urine karna keterbatasan kemampuan filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorps dari
tubulus ginja. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka diperlukan banyak
air, sehingga frekuensi miksi meningkat.
Polidipsi, Meningkatnya rasa haus. Banyaknya miksi menyebabkan tubuh
kekurangan cairan (dehidrasi), hal ini merangsang pusat haus, yang mengakibatkan
peningkatan rasa haus.
Polifagi, Meningkatnya rasa lapar. Meningkatkan untuk matabolisme, pemecahan
glikogen untuk energi menyebabkan cadangan energi berkurang keadaan ini
menstimulasi pusat lapar.
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa: glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Gula darah 2 jam pp: 200 mg / dl
Gula darah sewaktu: lebih dari 200 mg / dl
Nilai darah diagnostic : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai lain
lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
c. HbA1C
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim glukosa.
Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin.(Carpenito,
2011)
7. Penatalaksanaan
Menurut (Smeltzer and Bare, 2000) tujuan utama terapi diabetes adalah
mencoba menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya
mengurangi terjadi komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapetik pada
setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi
hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktifitas pasien. Ada 5 komponen
dalam penatalaksanaan DM yaitu diet, latihan, pemantauan, terapi dan pendidikan
kesehatan.
1) Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari
penatalaksanaan DM.
2) Latihan fisik
3) Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan
hipoglikemi serta hiperglikemia.
4) Terapi
a. Insulin
- Sulfonaria
- Biguanid
Metformin 500 mg
5) Pendidikan kesehatan
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
1) Identitas
Identitas Pasien meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, No. Reg, Tgl. MRS, Tgl.
Pengkajian, dan Dx Medis.
2) Keluhan utama
3) Riwayat kesehatan
Dimulai dari akhir masa sehat yang ditulis secara kronologis sesuai urutan
waktu, dicatat perkembangan dan perjalanan penyakitnya, keluhan utama, dan
gejala yang muncul seperti polifagia, polidipsia, poliuria umumnya dialami oleh
penderita Diabetes Melitus, tetapi hal itu jarang diperhatikan sehingga klien
yang diopname di rumah sakit biasanya yang sudah mengalami komplikasi
TBC, Gangren, dan lain-lain, dan keluhan utamanya biasanya keluhan yang
lanjut dari Diabetes Melitus seperti tidak ada nafsu makan, kuat minum dan
kencing, badan lemas, luka tidak sembuh-sembuh dan lain-lain.
Pola Pernafasan
Pola Nutrisi
Pada pola nutrisi yang ditanyakan adalah diet khusus, suplement yang
dikonsumsi, instruksi diet sebelumnya, nafsu makan, jumlah cairan dan
makanan yang masuk perhari, ada tidaknya mual, muntah, kesulitan
menelan, penggunaan gigi palsu, riwayat penyembuhan kulit, ada tidaknya
masalah dalam status gizi dll, pada klien dengan Diabetes Melitus
mengalami gangguan atau perubahan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Klien mengalami peningkatan nafsu makan, klien sering merasa lapar dan
haus, sehingga klien menjadi banyak makan dan banyak minum.
Eliminasi
Pada pola ini yang perlu ditanyakan adalah jumlah kebiasaan defekasi
perhari, ada tidaknya konstipasi, diarhea, inkontinensia, kebiasaan
berkemih, ada/tidaknya disuria, nocturia, urgensi, hematuri, retensi,
inkontinentia, ada/tidaknya terpasang kateter, Pada klien dengan Diabetes
Melitus mengalami gangguan dalam BAK, karena efek peningkatan asupan
cairan melalui Diit yang juga berhubungan dengan efek peningkatan kadar
gula dalam darah, sehingga ginjal akan menghasilkan urin dalam jumlah
berlebih,yang menjadikan klien menjadi sering BAK.
Pada Aktivitas dibatasi untuk bergerak dan harus tirah baring untuk
mengurangi nyeri, klien dengan Diabetes Melitus klien akan mengalami
gangguan gerak atau aktivitasnya dapat diakibatkan karena kelemahan, atau
akibat salah satu bagian ekstrimitasnya mengalami gangguan, misalnya
kelemahan otot, atau adanya luka Ulkus atau gangren.
Istirahat Tidur
Pengkajian pola istirahat tidur ini yang ditanyakan adalah jumlah jam tidur
pada malam hari, pagi, siang, merasa tenang setelah tidur, masalah selama
tidur, adanya terbangun dini, insomnia atau mimpi buruk. Pada klien
dengan Diabetes Melitus kien biasanya mengalami kesulitan dalam istirahat
dan tidurnya karena merasa lapar, haus, atau ingin berkemih.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan (SLKI)
Teraupetik:
Edukasi :
Kolaborasi :
Teraupetik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Edukasi :
SIKI (I.03121)
2. Pemantauan Cairan :
Observasi :
1) Monitor TTV
2) Monitor berat badan
3) Monitor elastisitas atau turgor kulit
4) Monitor hasil pemerikasan serum (mis :
osmolaritas serum, hematocrit, natrium,
kalium, BUN)
5) Monitor intake dan output cairan
Teraupetik :
Edukasi :
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Buku teks medis - keperawatan bedah Brunner dan
Suddarth. Edisi Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2000
Price, S.A. & Wilson, L.M. Patofisiologi: Konsep klinis proses penyakit. Edisi Alih
bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2000
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Defenisi dan Tindakan Kriteria
Hasil Keperwatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Suyono, S, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2001