Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN DM (DIABETES MELITUS)

PADA PASIEN NN. Q DI RUANG ALI BIN ABI THALIB


RSI SUNAN KUDUS

Di Susun Oleh :
Nama : Iin Damayanti
NIM : 920173116

S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAH MUHAMMADIYAH KUDUS
Tahun Ajaran 2019/2020
A. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah ganngguan metabolisme yng ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubugan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas
insulin atau keduanya dan mennyebabkan komplikasi kronis intraveskuler,
makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana Elin, 2009).
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang berkaitann dengan
defiesiensi atau resistensi insulin relatif/absolut dan ditandai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak (Paramitha, 2011).
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin/penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).

B. Etiologi
DM Tipe I :
a. Faktor genetik
Terjadi pada individu yang memiliki HLA (Human Leukosit Antigen) yang
merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas transplantasi dan proses
imun.
b. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta. (Masih dalam proses penelitian).
c. Faktor imunologi
Terdapat respon autoimun yang merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan yang dianggap
seolah-olah sebagai jaringan asing.

DM Tipe II :
a. Faktor genetik: memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
b. Faktor usia: resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.
c. Obesitas: berkaitan dengan resistensi insulin, maka kemungkinan besar terjadi
gangguan toleransi glukosa.

C. Manifestasi Klinis
1. DM tipe I
a. Poliuria, polydipsia terjadi akibat konsentrasi glukosa dalam darah cukup inggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urine, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan yang disebut diuresis osmotic.
b. Polifagia, akibat menurunnya simpanan kalori dan defisien insulin mengganggu
metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan.
c. Kelelahan dan kelemahan.
d. Nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, napas berbau aseton, perubahan
kesadaran, koma bahkan kematian yaitu akibat dari ketoasidosis, yang merupakan
asam yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh bila jumlahnya
berlebihan.
2. DM tipe II
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lama dan progresif maka DM tipe II
dapat berjaln tanpa terdeteksi dengaan gejalaa ringan seperti :
a. Kelelahan
b. Iritabilitas
c. Poliuria
d. Polydipsia
e. Luka pada kulit yang lama sembuh
f. Infeksi vagina
g. Pandangan kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi)

D. Pathofisiologi
Penyakit diabetes mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormone insulin.
Akibat kekurangann insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehngga
kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan
hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg % sehingga
apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah
glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua
kelebihan dikeluarkan bersama urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan
dehidrasi intraseluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan
merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.
Produksi insulin yang berkurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat,
lemak, dan protein menjadi menipis karena digunakan untuk melakukan pembakaran
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang
disebut polyphagia. Terlalu banyak lemak yang akan dibakar maka akan terjadi
penumpukan asetal dalam darah yang menyebabkan keasaman darah meningkat. Zat ini
akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui
urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau buah-
buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut
koma diabetic (Price, 2009).
E. Pathoflow

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kadar serum glukosa
a. Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dL
b. Gula darah 2 jam : 200 mg/dL
c. Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg/dL
2. Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostic : kurang dari 140 mg/dL dan hasil 2 jam serta satu nilai lain
lebih dari 200 mg/dL setelah beban glukosa 75 gr.
3. HbA1C
>8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
4. Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara benedic atau menggunaakan enzim glukosa.
Pemeriksaan reduktif urin positi jika didapatkan glukosa dalam urin.

G. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksaan diet
Tujuan :
a. Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energy
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa setiap hari dengan mengupayakan kadar
glukosa mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
2. Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan kadar glukosa
darah dan mengurangi faktor resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar
glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki
pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.
3. Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan
hipoglikemi dan hiperglikemi.
4. Terapi
a. Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
b. Obat oral anti diabetic
 Sulfonaria
 Asetoheksamid (250 mg, 500 mg)
 Clorpopamid (100 mg, 250 mg)
 Glipizid (5 mg, 10 mg)
 Glyburide (1,25 mg, 2,5 mg, 5 mg)
 Totazamid (100 mg, 250 mg, 500 mg)
 Tolbutamid (250 mg, 500 mg)
 Biguanid
Metformin 500 mg
5. Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain :
a. Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat, pengenalan
dan pencegahan hipoglikemi /hiperglikemi
b. Tindakan preventif (perawatan kaki, perawatan mata, hygiene umum)
c. Meningkatkan kepatuhan program diet dann obat

H. Pengkajian
1. Aktivitas /istirahat
Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur
dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi, koma, penurunan kekuatan
otot
2. Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstermitas, ulkus,
penyembuhan luka lama, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
3. Integritas ego
Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi, ansietas, peka rangsangan\
4. Eliminasi
Poliuria, urin encer,bising usus melemah
5. Makanan/cairan
Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan, haus lapar terus menerus
6. Neurosensoris
Ousing, kesemutan,gangguan penglihatan,
7. Nyeri/kenyamanan
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis

8. Pernafasan
Batuk, frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
9. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak
10. Seksualitas
Cenderung infeksi pada vagina, masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita

I. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
ketidakseimbangan insulin
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dierensis osmotic

J. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Ketidak- Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang BB setiap
seimbangan keperawatan selama 2x24 hari/sesuai indikasi
nutrisi jam diharapkan 2. Tentukan program diet
kurang dari ketidakseimbangan nutrisi dan pola makan pasien
kebutuhan kurang dari kebutuhan dapat 3. Berikan informasi tentang
b/d gangguan diatasi dengan kriteria hasil : kebutuhan nutrisi
ketidak- 1. Tidak terjadi 4. Kolaborasi pemberian
seimbangan penurunan BB insulin sesuai indikasi
insulin 2. BB stabil atau
bertambah
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
2. Kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor TTV
volume keperawatan selama 2x24 2. Monitor gula darah
cairan b/d jam diharapkan kekurangan 3. Monitor masukan
dierensis volume cairan dapat diatasi makanan/cairan dan
osmotik dengan kriteria hasil : hitung intake kalori
1. Monitor TTV harian
2. Tidak ada tanda- 4. Kolaborasi pemberian
tanda dehidrasi cairan IV

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, EI.2009.Buku Saku Pathofiologis, Edisi 3 Revisi.Jakarta:EGC
Sudaya Aru, dkk.2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1,2,3 Edisi
Keempat.Jakarta:Internal Publishing.
Yuliana Elin, Andradjati Retnasari, dkk.2009.ISO Farmakoterapi.Jakarta:UFI.
Price, Sylvia Anderson, Wilson Lorraine MC Carly.2009.Pathofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit, Ed.6, Volume 1 &2.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai