Anda di halaman 1dari 6

DIABETES MELITUS

A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah /hiperglikemi (Brunner
dan Suddarth, 2001).
Diabetes berasal dari kata yunani yang artinya
mengalirkan/mengalihkan (siphon). Mellitus adalah kata latin untuk
madu/ gula. Diabetes mellitus adalah penyakit dimana seseorang
mengeluarkan sejumlah urin yang terasa manis.
Diabetes mellitus adalah penyakit hiperglikemi yang ditandai oleh
ketiadaan absolut insulin atau insensitivitas sel terhadap insulin, dengan
glukosa darah puasa harus lebih besar dari 140mg/100ml pada dua kali
pemeriksaan terpisah agar diagnosis diabetes mellitus dapat ditegakkan
( Corwin, 2000).

B. Tipe diabetes
Ada beberapa tipe diabetes mellitus yang berbeda penyakit ini didasarkan
pada penyebab, perjalanan klinik dan terapi.
1. Tipe I : Insulin dependent diabetes (IDDM)
Diabetes tipe I ini adalah diabetes yang tergantung insulin. Pada
diabetes jenis ini, sel-sel beta pankreas yang dalam keadaan normal
insulin dihancurkan oleh suatu proses otoimun sehingga memerlukan
insulin untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes jenis ini
biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk yang ditandai oleh
awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia kurang dari 30
tahun. Tedapat pengaruh genetik untuk tipe diabetes ini.
2. Tipe II : Non insulin dependent diabetes (NIDDM)
Sekitar 90-95% mengalami diabetes II, yaitu diabetes yang tidak
tergantung insulin, yang terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap
insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi
insulin. Diabetes tipe ini seringt muncul pada usia lebih dari 30 tahun
dan bertubuh gemuk. Diabetes ini dapat diatasi dengan latihan dan diit.
3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan sindrom lain
Yaitu diabetes yang menyertai penyakit lain seperti pancreatitis,
kelainan hormonal dan preparat yang mengandung estrogen

1
penyandang diabetes. Hal ini berarti tergantung pada kemampuan
pancreas menghasilkan insulin.
4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
Terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes,
awitan selama kehamilan biasanya terjadi pada trimester dua dan tiga.
Hal ini disebabkan oleh hormone yang disekresikan oleh plasenta
(hormone pertumbuhan dan estrogen) dan menghambat kerja insuli.
Dapat diatasi dengan diit dan insulin.

C. Etiologi
1. Diabetes tipeI
a. Faktor-faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik
kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucosyte antigen) yang merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplantasidan proses imun
lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon
otoimun yang merupakan respon abnormal dimana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
terhadapjaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing.

c. Faktor lingkungan
Virus dan toksi tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menyebabkan destruksi sel beta.
2. Diabetes tipe II
a. Genetic
b. Usia
c. Obesitas
d. Riwayat keluarga
e. Kelompok etnik

D. Tanda dan gejala


1. Poliuri

2
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat
sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga
terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan
elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih
banyak minum.
3. Polifagi
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus
makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan
tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus
merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap
kurus
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat
penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan
katarak.

E. Evaluasi Diagnostik
Tes toleransi glukosa
1. Glukosa plasma sewaktu >200mg/dl
2. Glukosa plasma puasa > 140mg/dl
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75g karbohidrat (2jam pp)

F. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba
menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk

3
mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada
setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.

Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :

1. Diet

Diit dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari


penatalaksanaan diabetes. Penatalaksanaan nutrisi pada penderita
diabetes diarahkan untuk mencapai tujuan:

a. Memberikan semua unsure makanan esensial

b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai

c. Memenuhi kebutuhan energy

d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah

e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadrnya meningkat.

2. Latihan

Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetes karena efeknya


dapat menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi faktor resiko
kardiovaskular. Pedoman umum latihan untuk penderita diabetes:

a. Menggunakan alas kaki yang tepat

b. Hindari latihan dalam udara yang sangat panas atau dingin

c. Periksa kaki setiap hari setelah melakukan latihan

d. Hindari latihan pada saat pengendalian metabolic buruk

3. Pemantauan

4
Penderita diabetes dapat melakukan pemantauan kadar glukosa darah
secara mandiri serta dapat mengatur terapinya untuk pengendalian
kadar glukosa darah secara optimal.

4. Terapi (jika diperlukan)

5. Pendidikan

Diabetes merupakan penyakit kronis yang memerlukan penanganan


mandiri seumur hidup. Karena diit, aktivitas, stress dan emosional
dapat mempengaruhi pengendalian diabetes. Sehingga pasien harus
belajer untuk mengatur keseimbangan berbagai faktor. Informasi yang
diperlukan mencangkup patofisiologi sederhana, cara terapi,
pengenalan penanganan dan pencegahan komplikasi akut serta
informasi pragmatis.

G. Patofisiologis

Defisiensi insulin

Glukagon pemakaian glukosa


Oleh sel
g3 nutrisi glukoneogenesis

lemak protein hiperglikemi

ketogenesis BUN glykosuria

ketonemia Nitrogen urin osmotic deuresis

mual ph vol cairan-

muntah Asidosis dehidrasi

5
hemokonsentrasi

Koma trombosis

Kematian aterosklerosis

resiko injuri fisik


Makrovaskular Mikrovaskular
g3 penglihatan

Jantung serebral ekstrimitas retina ginjal

Miokard infrak strok


gangrene Retinopati nefropati
diabetik
Gangguan integritas kulit gagal ginjal
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta; EGC


Doenges, Marilynn dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta;
EGC
Corwin, Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta; EGC

Anda mungkin juga menyukai