Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

I. KONSEP DASAR TEORI


A. DEFINISI
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai
berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah.
Sedangkan menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah
suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak
semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya
efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.
B. ETIOLOGI
1. Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi
mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah
terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada
individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen)
tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

c. Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai
contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu
dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β
pancreas.
2. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai
pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi
insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat
resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula
mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian
terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus
membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam
pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh
berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran
sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor
insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai
untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II
disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu
kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama
dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa
kanak-kanak.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II,


diantaranya adalah:
a. Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik

C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes
Mellitus apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat
badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun,
Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.

D. PATOFISIOLOGI
Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan
mengganti sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya
sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh
berasal dari bahan makanan yang kita makan setiap hari. Bahan makanan
tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan protein (Suyono,1999).

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20%
sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses
tersebut terganggu karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa
kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini menyebabkan
sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi
hiperglikemia.
Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon
insulin. Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi
glikogen sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal
tidak dapat menahan hiperglikemi ini, karena ambang batas untuk gula darah
adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak bisa
menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan
dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan
bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka
sejumlah air hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan
dehidrasi intra selluler, hal ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien
akan merasakan haus terus menerus sehingga pasien akan minum terus yang
disebut polidipsi.
Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport
glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan
karbohidrat, lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk
melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga
menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak lemak
yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni
tubuh bila terlalu banyak hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine
dan pernapasan, akibatnya bau urine dan napas penderita berbau aseton atau bau

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak segera diobati akan terjadi
koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes Toleransi Glukosa Oral
Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti,
namun tidak dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan
pada pasien dengan manifestasi klinis diabetes dan hiperglikemia.
2. Tes Benedict
Pada tes ini, digunakan reagen Benedict, dan urin sebagai spesimen.
3. Rothera test
Pada tes ini, digunakan urin sebagai spesimen, sebagai reagen dipakai,
Rothera agents, dan amonium hidroxida pekat.

F. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan
series pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
1. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat:
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
d. Mempertahankan kadar KGD normal
e. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik
f. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

g. Menarik dan mudah diberikan


Prinsip diet DM, adalah:
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadwal diet ketat
c. Jenis: boleh dimakan/tidak
2. Latihan
3. Penyuluhan
4. Obat
a. Tablet OAD
b. Insulin
5. Cangkok Pangkreas

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Anamnesa.
a. Biodata : terdiri dari nama lengkap, jenis kelamin, umur, penanggung
jawab, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat, suku bangsa.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan masa lalu : Penyakit (masa kanak-kanak,
penyakit yang terjadi secara berulang-ulang, operasi yang pernah
dialami)
Alergi : Kebiasaan (merokok, minum kopi, dll).
4) Riwayat kesehatan keluarga Orang tua, Saudara kandung, Anggota
keluarga lain. Faktor resiko terhadap kesehatan (kanker hypertensi,
DM, penyakit jantung, TBC, Epilepsi, dll.
5) Keadaan psikologis Perilaku, Pola emosional, Konsep diri,
Penampilan intelektual, Pola pemecahan masalah, Daya ingat.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum.
b. Tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Respirasi.
c. Sistem Pencernaan
Bentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah,
kemampuan menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi abdomen,
dll.
d. Sistem Pernafasan
Kesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, bersin,
warna mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada, kesimetrisan,
nyeri dada,frekwensi pernafasan, jenis pernafasan, bunyi nafas, dll.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

e. Sistem cardiovaskuler
Konjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi
jantung, tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll.
f. Sistem integumen
Warna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya,
integritas, perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut
(kebersihan, warna, dll.)
g. Sistem persyarafan
Tingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan, ketajaman
mata, pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea, reflek pupil,
nervus 1 s.d. 12, kaku kuduk, dll.
h. Sistem endokrin
Pertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh,
ukuran kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid, tremor
ekstremitas, dll.
i. Sistem muskuloskeletal
Rentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan
otot, deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.
j. Sistem reproduksi
Laki-laki: penis skrotum, testis, dll. Perempuan: pembengkakan
benjolan, nyeri, dll.
k. Sistem perkemihan
Jumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri pinggang,
inkontinensia, retensi urine, dll.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Rontgen
4. Therapi

B. DIAGNOSA
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder
atau karena penyakit kronik.
3. Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri, intoleransi aktifitas, penurunan
kekuatan otot

C. INTERVENSI
DX 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
keseimbangan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : - Keadaan membaik
-Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi
Intervensi :
a. Kaji penurunan nafsu makan klien.
Rasional : Agar dapat dilakukan intervensi dalam pemberian makanan
pada klien.

b. Jelaskan pentingnya makanan bagi proses penyembuhan.


Rasional : Dengan pengetahuan yang baik tentang nutrisi akan
memotivasi untuk meningkatkan pemenuhan nutrisi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu memilih makanan yang


dapat memenuhi kebutuhan gizi selama sakit
Rasional : Ahli gizi adalah spesialisasi dalam ilmu gizi yang
membantu klien memilih makanan sesuai dengan keadaan sakitnya,
usia, tinggi, berat badannya.
DX 2 : Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan sekunder
atau karena penyakit kronik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan resiko
infeksi berkurang atau hilang
Kriteria Hasil : - luka mengering
Intervensi :
a. Pantau suhu minimal setiap 4 jam
Rasional :Suhu yang terus meningkat setelah pembedahan dapat
merupakan tanda awitan komplikasi pulmonal, infeksi luka
b. Meminimalkan resiko infeksi pasien
Rasional :Sarung tangan dapat melindungi tangan pada saat memegang
luka yang dibalut atau melakukan berbagai tindakan.
c. Ganti verban setiap hari
Rasional : untuk meminimalisir resiko infeksi pada luka

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

DX 3 : Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri, intoleransi aktifitas, penurunan


kekuatan otot
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan mobiltas
fisik membaik
Kriteria Hasil : - klien menunjukkan keadaan yang membaik
-klien nampak lebih tenang
Intervensi
a. Tingkatkan aktifitas secara bertahap
Rasional : meningkatkan aktifitas secara bertahap membantu klien
beraktifitas secara normal
b. Jelaskan batasan aktifitas klien sesuai kondisi
Rasional : untuk membatasi aktifitas pasien apa yang harus dan tidak
dilakukan sesuai kondisinya
c. Berikan motivasi peningkatan terhadap kemajuan yang telah dicapai
Rasional : untuk memotivasi agar lebih meningkatkan keinginan
pasien untuk kebutuhannya

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

D. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan tindakan atau intervensi yang sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah di buatdengan menerapkan rencana tersebut dalam tindakannya kepada
pasien,

E. EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan rencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan ,dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI

PATHWAY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES MUHAMMADIYAH SIDRAP
T.A 2019/2020
Asman, S.Kep
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS JENJANG PROFESI
DAFTAR PUSTAKA

Andra. (2006). Diabetes Mellitus. Pendekatan Invasif Dini atau Konservatif.


http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=197. Diakses
di Kendari, tanggal 30 April 2014: Jam 10.54 WITA

Carpenito. (1998). Diagnosa Keperawata: Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi VI. Jakarta:
EGC

Rilantono, dkk. (1996). Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Wasid (2007). Tinjauan Pustaka Konsep Baru Penanganan Sindrom Koroner Akut.
http://nursingbrainriza.blogspot.com/2007/05/tinjauan-pustaka-konsep-baru
penanganan.html. Diaskes di Kendari, tanggal 30 April 2014: Jam 10.54 WITA

Anda mungkin juga menyukai