DI SUSUN OLEH :
1. ANGGUN SAPITRI
2. DWI INDAH SETIAMURTI
3. ELSI PUSPITA
4. GITA RIZKI ANDRINI
5. JULIUS SAPUTRA
Diabetes melitus
Adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas
sel terhadap insulin (Corwin, 2001).
1) Klasifikasi Klinis :
a. DM
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses auto imun
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer untuk mengjambat produksi glukosa oleh
hati :
Tipe II dengan obesitas
Tipe II tanpa obesitas
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Price &Wilson
,2006)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeliuran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal,mata kabur, impotensi, peruritas vulva
Criteria diagnosis DM : (Sudoyo Aru, dkk 2009 )
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/Dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu
3. Gejala klasik DM+ glukosa plasma ≥126mg/Dl (7,0 mmo/L) puasa di artikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 MG / Dl (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standar WHO, Menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus
dilarutkan kedalam air
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994) : (Sudoyo Aru, dkk 2009)
1. 3 (hari) sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang cukup )
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai mala hari) sebelum pemeriksaan minum air putih tanpa
gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram / kgBB (anak-anak), dilarutkan
dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum
larutan glukosa selesai
6. Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan subyek yang di periksa tetap istirahat dan tidak merokok
2. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
Glukosa plasma sewaktu >200mg / dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
3. Tes Laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tediagnostik, tes pemantauan terapi dan tes
untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes Saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
GDP,PDS
Tes Glukosa Urin :
- Tes konvensional (metode reduksi / Benedich)
- Tes Carik Celup (metode glucose oxidase / hexokinase
5. Tes diagnostic
Tes-tes diagnostic pada DM adalah : GDP, GDS,GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post Prandial ),
Glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : Plasmavena, darahkapiler
- Gd2 PP : Plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
7. Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
- Mikroalbuminuria : urin
- Ureum , Kreatinin, Asam Urat
- Kolesterol total : plasma vena (puasa )
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa )
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa )
- Trigliserida : plasma vena (puasa )
Penatalksanaan (Isselbacher,2000)
Insulin pada DM tipe 2 diperlukan pada keadaan :
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
3. Ketoasidosis diabetic (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
6. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, Stroke)
7. Kehamilan dengan DM /Diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
E. Discharge Planning
1. Lakukan olaraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan
menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan ) kadar gula darah
4. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan
5. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan sereal
6. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak kolestrol LDL. Antara
lain : daging merah produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci mulut
berlemak lainnya
7. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam
F. Patofisiologi
Penyeakit Obesitas
Autoimun Gaya Hidup,Usia
(genetic) Riwayat Keluarga DM
Pola makan
Infusiensi Insulin
Resistensi Insulin
DM tipe I
DM Tipe II
Penggunaan
Otot & Hati
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan merupakan upaya untuk mendapatkan data yang penting tentang pasien kegiatan
pengumpulan data ini dimulai pada saat pasien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus
selama proses perawatan pengumpulan data yang meliputi biodata,riwayat kesehatan,keluhan
utama,sifat keluhan,riwayat kesehatan masa lalu,pemeriksaan fisik,pola kegiatan sehari hari,hal
yang perlu dikaji pada klien dengan diabetes melitus.
a) Aktivitas dan istirahat
Kelemahan dan istirahat, kelemahan, susah berjalan/bergerak, keram otot, gangguan istirahat
pola tidur, tackhikardi/tachipnea, pada waktu melawan aktivitas dan koma
b) Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri kesemutan pada ektremitas bawah luka
yang sukar sembuh, kulit kering merah dan bola mata cekung.
c) Eliminasi
Poliuri, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d) nutrisi
nausea, vomitus, berat badan menurun, tusgor kulit jelek, mual/muntah.
e) Neurosensorik
sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, dan bingung.
f) respirasi
teacmpnea, kusmaul, wheezing, sesak nafas.
g) nyeri
pembengkakan perut, meringis.
h) keamanan
kulit rusak, desi/ulkus menurunnya kekuatan umum.
seksualitas
adanya peradangan pada daerah vagina, serta organism menurun dan terjadi impoten pada pria
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan gangguan keseimbangan
insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
b) Resiko syok dan ketidak mampuan elektrolik kedalam sel tubuh impovelmia
c) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan rekrosis kekurangan jaringan
(nekrosis luka ganggren).
d) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan proses penyakit(DM)
e) Refensi urine berhubungan dengan incompuit pengosongan kandung kemih sfingter kuat
dan voliuri.
f) Ketidak efektifan perfusi jaringan, perifer berhubungn dengan penurunan sirkulasi darah
kaperifer, proses penyakit DM
g) Resiko ketidak seimbangan eliktrout berhubungan dengan gejala poliuri dan dehidrasi
h) Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi enerhgi metabolic
PERENCANAAN KEPERAWATAN
C. Analisa data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Riwayat DM Gangguan perfusi
jaringan
Kkeluhan dirasakan sejak satu
bulan yang lalu karena Disfungsi endotel
tertusuk paku. makrovaskuler
2. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun Aterosklerosis
lama kelamaan luka semakin Makroangiopati
bertambah parah.
Penyakit pembuluh
darah kapiler
DO:
1. Gula darah: 332 mg/dL.
2. Keluhan kaki kanan Ulkus
membusuk
3. Luka berbau, keluar nanah,
dan mengeluarkan darah.
Gangren
4. Kadang-kadang merasa
kesemutan pada di tangan dan
Gangguan perfusi
kaki.
jaringan
5. Kreatinin : 1,74 mg/dl
(Normalnya: 0,6-1,3 )
2 DS: Neuropati perifer Gangguan mobilitas fisik
1. Kadang-kadang merasa
kesemutan pada di tangan dan
kaki.
Neuropati
DO:
sensorik
1. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra
tampak ulkus, pus, dan
hiperemis. Hilang rasa
2. Luka berbau, keluar nanah,
dan mengeluarkan darah. Trauma :
tertusuk
paku
Ulkus
Anoreksia
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh
DS:
1. Keluhan kaki kanan
membusuk
Fagositosis
2. Keluhan dirasakan sejak satu
Lambat terjadi
bulan yang lalu karena
tertusuk paku.
3. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun
lama kelamaan luka semakin Infeksi
bertambah parah.
6 DO: Hiperglikemi Gangguan pola tidur
1. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra
tampak ulkus, pus, dan
hiperemis.
2. Mata kelihatan cekung dan
Glukosoria
terlihat lingkaran hitam
disekitar mata.
DS:
1. Keluhan kaki kanan
membusuk Diaresis osmotik
2. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun
lama kelamaan luka semakin
bertambah parah.
3. Pasien mengalami kesulitan Poliuria polidipsi
tidur sejak dirawat.
Kerusakan Integritas
a) Integritas Jaringan a): Managemen Tekanan
Jaringan berhubungan kulit dan membran Aktifitas ;
dengan Perubahan mukosa Memakaikan pasien pakaian yang
Sirkulasi, Kurang Defenisi : keutuhan tidak membatasi gerak
Pengetahuan, Faktor struktur dan fungsi Menahan diri untuk melakukan
Mekanik (tekanan, fisiologis normal dari kulit tekanan pada bagian tubuh yang
benturan, gesekan) dan membrane mukosa sakit
Definisi : kerusakan Indikator : Meninggikan ektremitas yang
pada selaput lendir, Temperature kulit dalam terluka
kornea, kulit dan batas normal Memutar posisi pasien setiap dua
jaringan subkutan Susunan dalam batas jam sekali, berdasarkan jadwal
Batasan Karakteristik : normal khusus
Kerusakan jaringan Perfusi jaringan baik Memantau area kulit yang
(kornea, membrane Integritas kulit baik kemerahan atau rusak
mukosa, kulit, dan Memantau pergerakan dan aktifitas
subkutan) b) Penyembuhan luka : pasien
Kehilangan jaringan tahapan kedua Memantau status nutrisi pasien
Definisi : tingkat Memantau sumber tekanan dan
regenerasi dari sel dan geseran
jaringan setelah dilakukanb) Perawatan Luka (3660)
penutupan
Indikator : Aktifitas :
Granulasi dalam keadaan Mengganti balutan plester dan
baik debris
Bekas luka dalam keadaan Mencukur rambut sekeliling daerah
baik yang terluka, jika perlu
Penurunan ukuran luka Mencatat karakteristik luka
termasuk warna, bau dan ukuran
Membersihkan dengan larutan
saline atau nontoksik yang sesuai
Memberikan pemeliharaan kulit
luka bernanah sesuai kebutuhan
Mengurut sekitar luka untuk
merangsang sirkulasi
Menggunakan unit
TENS (Transcutaneous Elektrikal
Nerve Stimulation) untuk
peningkatan penyembuhan luka
yang sesuai
Menggunakan salep yang cocok
pada kulit/ lesi, yang sesuai
Membalut dengan perban yang
cocok
Mempertahankan teknik
pensterilan perban ketika merawat
luka
Memeriksa luka setiap mengganti
perban
Membandingkan dan
mencatat secara teratur perubahan-
perubahan pada luka
Menjauhkan tekanan pada luka
Mengajarkan pasien dan anggota
keluarga prosedur
perawatan luka
c) Posisi
Aktivitas :
Menyediakan tempat tidur yang
terapeutik
Memelihara kenyamanan tempat
tidur
Menempatkan dalam posisi yang
terapeutik
Posisi dalam mempersiapkan
kesajajaran tubuh
Kelumpuhan/menyokong bagian
tubuh
Memperbaiki bagian tubuh
Menghindari terjadinya amputasi
dalam posisi fleksi
Memposisikan untuk mengurangi
dyspnea (mis. posisi semi
melayang), jika diperlukan
Memfasilitasi pertukaran
udara yang bagus untuk bernafas
Menyarankan untuk peningkatan
rentang latihan
Menyediakan pelayanan
penyokong untuk leher
Memasang footboard untuk tidur
Gunakan teknik log roll untuk
berputar
Meningkatkan eliminasi urin, jika
diperlukan
Menghindari tempat yang akan
melukai
Menopang dengan backrest, jika
diperlukan
Memperbaiki kaki 20 derajat diatas
jantung, jika diperlukan
Menginstruksikan kepada pasien
bagaimana menggunakan posisi
yang bagus dan gerak tubuh yang
bagus dalam beraktifitas
Mengontrol sistem pelayanan untuk
mengatur persiapan
Memelihara posisi akan integritas
dari sistem
Memperbaiki kepala waktu tidur,
jika diperlukan
Mengatur indikasi kondisi kulit
Membantu imobilisasi setiap 2 jam,
sesuai jadwal
Gunakan alat bantu layanan untuk
mendukung kaki (mis. Hand roll
dan trochanter roll)
Menggunakan alat-alat yang
digunakan berulang ditempat yang
mudah dijangkau
Menempatkan posisi tempat tidur
yang nyaman agar mudah dalam
perpindahan posisi
Menempatkan lampu ditempat yang
mudah dijangkau
INTERVENSI
3) TerapiIntravena
Aktivitas :
c) Posisi
Aktivitas :