Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELLITUS

DI SUSUN OLEH :

1. ANGGUN SAPITRI
2. DWI INDAH SETIAMURTI
3. ELSI PUSPITA
4. GITA RIZKI ANDRINI
5. JULIUS SAPUTRA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN LAHAT
TAHUN AJARAN 2019/2020
A. DEFINISI

Diabetes Melitus (DM)

Adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,dengan tanda-tanda hiperglikemia dan


glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
kuranganya insulin efektif didalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat
yang biasanya disertai juga gangguan metabolism lemak dan protein ( Askandar, 2000 ).

Diabetes melitus

Adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin atau insensitifitas
sel terhadap insulin (Corwin, 2001).

Klasifikasi diabetes mellitus (Smeltzer,2002)

1) Klasifikasi Klinis :
a. DM
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses auto imun
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer untuk mengjambat produksi glukosa oleh
hati :
 Tipe II dengan obesitas
 Tipe II tanpa obesitas

b. Gangguan Toleransi Glukosa


c. Diabetes Kehamilan
2) Klasifikasi resiko statik :
a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
B. Etiologi
Diabetes adalah suatu penyakit yang disebabkan karena peningkatan kadar gula dalam darah
(hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin absolut ataupun relatif. Namun dari beberapa kasus
juga ditemukan beberapa penyebab terjadinya diabetes antara lain :

a. Virus dan Bakteri


Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme
infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus
ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta.
Diabetes mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga
bakteri cukup berperan menyebabkan DM.

b. Bahan Toksik atau Beracun


Bahan beracun yang mampu merusak sel beta secara langsung adalah alloxan, pyrinuron
(rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari
singkong.

c. Genetik atau Faktor Keturunan


Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diawariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga
penderita DM (diabetisi) memiliki kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan
dengan anggota keluarga yang tidak menderita DM. Para ahli kesehatan juga menyebutkan DM
merupakan penyakit yang terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi
penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang membawa gen untuk
diwariskan kepada anak-anaknya. (Soegondo S, dkk. 2007)
Penyebab lainnya dikategorikan berdasarkan tipe Diabeter yaitu :
a. Diabetes Tipe I :
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik
ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
2) Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya
seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan
insulin endogen.
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
b. Diabetes Tipe II :
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
2) Obesitas
3) Riwayat keluarga

C. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin (Price &Wilson
,2006)
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis osmotic yang
meningkatkan pengeliuran urin (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal,mata kabur, impotensi, peruritas vulva
Criteria diagnosis DM : (Sudoyo Aru, dkk 2009 )
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/Dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa
memperhatikan waktu
3. Gejala klasik DM+ glukosa plasma ≥126mg/Dl (7,0 mmo/L) puasa di artikan pasien tidak
mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
4. Glukosa plasma 2 jam pada TTGO ≥ 200 MG / Dl (11,1 mmol/L) TTGO dilakukan dengan
standar WHO, Menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus
dilarutkan kedalam air
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1994) : (Sudoyo Aru, dkk 2009)
1. 3 (hari) sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang cukup )
2. Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai mala hari) sebelum pemeriksaan minum air putih tanpa
gula tetap diperbolehkan
3. Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4. Diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram / kgBB (anak-anak), dilarutkan
dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit
5. Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam setelah minum
larutan glukosa selesai
6. Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7. Selama proses pemeriksaan subyek yang di periksa tetap istirahat dan tidak merokok

Pemeriksaan penunjang (Sudoyo dkk, 2009)


1. Kadar glukosa darah
Tabel : kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode ezimatik sebagai patokan
penyaring
Kadar Glukosa Darah sewaku (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum pasti DM
Plasma vena >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100
Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)
Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum pasti DM
Plasma vena >120 110-120
Darah Kapiler >110 90-110

2. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
 Glukosa plasma sewaktu >200mg / dl (11,1 mmol/L)
 Glukosa plasma puasa > 140mg / dl (7,8 mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
3. Tes Laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tediagnostik, tes pemantauan terapi dan tes
untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes Saring
Tes-tes saring pada DM adalah :
 GDP,PDS
 Tes Glukosa Urin :
- Tes konvensional (metode reduksi / Benedich)
- Tes Carik Celup (metode glucose oxidase / hexokinase
5. Tes diagnostic
Tes-tes diagnostic pada DM adalah : GDP, GDS,GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post Prandial ),
Glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes monitoring terapi DM adalah :
- GDP : Plasmavena, darahkapiler
- Gd2 PP : Plasma vena
- A1c : darah vena, darah kapiler
7. Tes untuk mendeteksi komplikasi
Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
- Mikroalbuminuria : urin
- Ureum , Kreatinin, Asam Urat
- Kolesterol total : plasma vena (puasa )
- Kolesterol LDL : plasma vena (puasa )
- Kolesterol HDL : plasma vena (puasa )
- Trigliserida : plasma vena (puasa )

Penatalksanaan (Isselbacher,2000)
Insulin pada DM tipe 2 diperlukan pada keadaan :
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
3. Ketoasidosis diabetic (KAD) atau Hiperglikemia hiperosmolar non ketotik (HONK)
4. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
5. Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
6. Stress berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, Stroke)
7. Kehamilan dengan DM /Diabetes mellitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
8. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
9. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO

D. Masalah yang lazim muncul (Nanda,2015)


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan keseimbangan insulin,
makanan dan aktivitas jasmani
2. Resiko Syok
3. Kerusakan integritas jaringan b.d nekrosis kerusakan jaringan (nekrosis luka gangrene)
4. Resiko infeksi
5. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sfingter kuat dan poliuri
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah keparifer, proses
penyakit (DM)
7. Resiko ketidakseimbangan eletrolit
8. Keletihan

E. Discharge Planning
1. Lakukan olaraga secara rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda waktu makan karena hal ini akan
menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan ) kadar gula darah
4. Pelajari mencegah infeksi : kebersihan kaki, hindari perlukaan
5. Perbanyak konsumsi makanan yang banyak mengandung serat, seperti sayuran dan sereal
6. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak kolestrol LDL. Antara
lain : daging merah produk susu, kuning telur, mentega, saus salad, dan makanan pencuci mulut
berlemak lainnya
7. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam
F. Patofisiologi

Penyeakit Obesitas
Autoimun Gaya Hidup,Usia
(genetic) Riwayat Keluarga DM
Pola makan
Infusiensi Insulin
Resistensi Insulin
DM tipe I

DM Tipe II

Penggunaan
Otot & Hati

Produksi Glukosa Hati

Glukosa Glukoneogenesis pancreas berhenti


Intrasel memproduksi insulin
Peningkatan hiperglekimia
Pembentukan metabolism protein
ATP terganggu dan lemak Keseimbangan kalori Glukosuria komplikasi
mikrovaskuler
folipagi Diueresis ostomik
Lemak Cadangan Lemak retinopati nefropati neuropati
dan Protein Polidipsi poliuria
Ketidaksemibang parastesia sesibilitas
Intoleransi
Aktivitas an nutrisi kurang
BB menurun dari dehidrasi Gangguan nyeri,suhu menurun
pola tidur
Ketidaksemibang Risiko
an nutrisi kurang Resiko
Kekurangan infeksi
dari
Volume Cairan
ASKEP TEORTIS

1. PENGKAJIAN
Pengumpulan merupakan upaya untuk mendapatkan data yang penting tentang pasien kegiatan
pengumpulan data ini dimulai pada saat pasien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus
selama proses perawatan pengumpulan data yang meliputi biodata,riwayat kesehatan,keluhan
utama,sifat keluhan,riwayat kesehatan masa lalu,pemeriksaan fisik,pola kegiatan sehari hari,hal
yang perlu dikaji pada klien dengan diabetes melitus.
a) Aktivitas dan istirahat
Kelemahan dan istirahat, kelemahan, susah berjalan/bergerak, keram otot, gangguan istirahat
pola tidur, tackhikardi/tachipnea, pada waktu melawan aktivitas dan koma
b) Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri kesemutan pada ektremitas bawah luka
yang sukar sembuh, kulit kering merah dan bola mata cekung.
c) Eliminasi
Poliuri, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d) nutrisi
nausea, vomitus, berat badan menurun, tusgor kulit jelek, mual/muntah.
e) Neurosensorik
sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, dan bingung.
f) respirasi
teacmpnea, kusmaul, wheezing, sesak nafas.
g) nyeri
pembengkakan perut, meringis.
h) keamanan
kulit rusak, desi/ulkus menurunnya kekuatan umum.
seksualitas
adanya peradangan pada daerah vagina, serta organism menurun dan terjadi impoten pada pria
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan gangguan keseimbangan
insulin, makanan dan aktivitas jasmani.
b) Resiko syok dan ketidak mampuan elektrolik kedalam sel tubuh impovelmia
c) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan rekrosis kekurangan jaringan
(nekrosis luka ganggren).
d) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma pada jaringan proses penyakit(DM)
e) Refensi urine berhubungan dengan incompuit pengosongan kandung kemih sfingter kuat
dan voliuri.
f) Ketidak efektifan perfusi jaringan, perifer berhubungn dengan penurunan sirkulasi darah
kaperifer, proses penyakit DM
g) Resiko ketidak seimbangan eliktrout berhubungan dengan gejala poliuri dan dehidrasi
h) Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi enerhgi metabolic
PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang 1. Nutrisional status 1. kaji adanya alergi
dari kebutuhan berhubungan 2. Nutrisional status, makanan
dengan gangguan keseimbangan food and fluid intake 2. kolaborasi dengan ahli
insulin, makanan dan aktivitas, 3. Nusrisional status,
gizi untuk menentukan
jasmani. nutrient intake
jumlah kalori dan
Kriteria hasil :
yang di butuhkan
 adanya peningkatan
pasien
berat badan sesuai
3. berikan makanan yang
dengan tujuan
 BB ideal sesuai
terpilih ( sudah di

dengan tinggi badan konsultasikan dengan


 tidak ada tanda tanda ahli gizi )
mainutrisi
 menunjukan
peningkatan fungsi
penerapan dari
menelan
 tidak terjdi
penurunan berat
badan yang berarti

2 Resiko syok berhubungan dengan 1. syok prevention 1. Monitor status


ketidakmampuan eliktrolit ke 2. syok management sirkulasi bp warna
dalam sel tubuh hipovelimi Kriteria hasil : kulit,suhu,denyut
 nadi dalam batas jantung,hk, dan ritme
yang di harapkan
nadi perifer dan
 irama jantung dalam
kapiler refili.
batas yang di
2. Monitor suhu dan
harapkan
pernapasan
 frekuensi nafas
3. Tempatkan pasien
dalam yang
iharapkan pada posisi supine,kaji
 irama bernapas elevasi untuk
dalam batas yang peningktan periode
diharapkan dengan tepat.
 natrium serum dbn
 kalium serum dbn
 florida serum dbn
 kalsium serum dbn
 magnepium ferum
dbn
10. ph darah serum
dbn
Hidrasi :
 indicator
 mata cekung tidak
ditemukan demam
tidak ditemukan td
dbn

3. Kerusakan integritas jaringan 1. Tissue integrity 1. Jaga kulit agar tetap


dengan nekrosis keruakan 2. Wound healing bersih
jaringan ( nekrosis luka primary and 2. Mobilisasi pasien (
ganggren ) secondary intention ubah posisi pasien
Kriteria hasil : etiap 2 jam )
 perfusi jaringan 3. Observasi
normal luka,lokasi,dimensi,ke
 tidak ada tanda dalaman luka,jaringan
tanda infeksi nekrotik,tanta tanda
 kekebalan dan infeksi local,format
tekstur jaringan traktus

 menunjukan 4. Ajarkan luka : dimensi

pemahaman dalam kedalaman

proses perbaikan luka,jaringan


kuit dan mencegah nekrosis,tanda tanda
terjadinya cidera infeksi local,farmasi
berulang traktus
 menunjukan
terjadinya proses
penyembuhan luka
4. Resiko infeksi berhubungan 1. Imunistatus 1. gunakan sabun anti
dengan trauma pada jaringan 2. Know ledge mikroba untuk cuci
proses penyakit ( diabetes infection control tangan
mellitus ) 3. Rist control 2. cuci tangan setiap
Kriteria hasil : sebelum dan sesudah
 klien bebas dari tindakan keerawatan
tanda dan gejala 3. monitor tanda dan
infeksi gejala infeksi
 mendiskripsikan sistematik dan local
proses penularan 4. batasi pengujung bila
penyakit,faktor perlu
yang
mempengaruh,penu
laran serta
penatalaksananan
ny
 menunjukan
kemampuan untuk
mencegah
timbulnya infeksi
 jumlah leokosit
dalam batas
normal.
 menunjukan
perilaku hidup
sehat
5. Retensi urine berhubungan 1. Urinary elimination 1. monitor tnda dan
dengan inkomplit pengosongan 2. Urinary kontinance gejala
kandung kemih sfingfer kuat Kriteria hasil : 2. intruksikan pada
dari poli urine  kandung kemih pasien dan keluarga
kosong secara untuk mencatat
penuh output urine
 tidak ada residu 3. monitor intake dan
>100-200 cc output
 bebas dari isk
 tidak ada spasme
bledder
 balance cairan
seimbang

C. Analisa data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1 DS: Riwayat DM Gangguan perfusi
jaringan
Kkeluhan dirasakan sejak satu
bulan yang lalu karena Disfungsi endotel
tertusuk paku. makrovaskuler
2. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun Aterosklerosis
lama kelamaan luka semakin Makroangiopati
bertambah parah.

Penyakit pembuluh
darah kapiler

DO:
1. Gula darah: 332 mg/dL.
2. Keluhan kaki kanan Ulkus
membusuk
3. Luka berbau, keluar nanah,
dan mengeluarkan darah.
Gangren
4. Kadang-kadang merasa
kesemutan pada di tangan dan
Gangguan perfusi
kaki.
jaringan
5. Kreatinin : 1,74 mg/dl
(Normalnya: 0,6-1,3 )
2 DS: Neuropati perifer Gangguan mobilitas fisik
1. Kadang-kadang merasa
kesemutan pada di tangan dan
kaki.
Neuropati
DO:
sensorik
1. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra
tampak ulkus, pus, dan
hiperemis. Hilang rasa
2. Luka berbau, keluar nanah,
dan mengeluarkan darah. Trauma :
tertusuk
paku

Ulkus

Gangguan mobilitas fisik


3 DS: Ulkus Gangguan pemenuhan
1. Pasien mengalami anoreksia nutrisi kurang dari
dan mual. kebutuhan tubuh
2. Pasien hanya makan 2-3
sendok. Kecemasan Keningkat
3. Berat badan menurun sejak
dua bulan ini

DO: -Pasien tampak lemah


- Hb: 7,7 % (normal:12-16)
- Konjungtiva anemis HCL
- BB :58 kg meningkat
(BB awal :63 kg,
TB: 160 cm)

Anoreksia
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi Kurang dari
Kebutuhan Tubuh

4 DS: Hiperglikemia Gangguan integritas


1. Keluhan kaki kanan jaringan
membusuk.
Aterosklerosis
2. Keluhan dirasakan sejak satu
bulan yang lalu karena
Nutrisi dan oksigen tidak
tertusuk.paku.
sampai ke jaringan
3. Kadang-kadang merasa
perifer
kesemutan pada di tangan dan
kaki.

DO: Gangguan integritas


1. Luka berbau, keluar nanah, jaringan
dan mengeluarkan darah.
2. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra
tampak ulkus, pus, dan
hiperemis.
3. Gula darah: 332 mg/dL.

5 DO : Insulin menurun Infeksi


1. Luka berbau, keluar nanah,
dan mengeluarkan darah.
2. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra Sel PNM tidak bekerja
tampak ulkus, pus, dan dengan baik
hiperemis.

DS:
1. Keluhan kaki kanan
membusuk
Fagositosis
2. Keluhan dirasakan sejak satu
Lambat terjadi
bulan yang lalu karena
tertusuk paku.
3. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun
lama kelamaan luka semakin Infeksi
bertambah parah.
6 DO: Hiperglikemi Gangguan pola tidur
1. Ekstremitas inferior dextra
tampak udem, pedis dextra
tampak ulkus, pus, dan
hiperemis.
2. Mata kelihatan cekung dan
Glukosoria
terlihat lingkaran hitam
disekitar mata.
DS:
1. Keluhan kaki kanan
membusuk Diaresis osmotik
2. Awalnya kaki kiri terluka
karena tertusuk kayu namun
lama kelamaan luka semakin
bertambah parah.
3. Pasien mengalami kesulitan Poliuria polidipsi
tidur sejak dirawat.

gengguan pola tidur

Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(NANDA) (NOC) (NIC)
Resiko Ketidakstabilan
1) Tingkat glukosa darah a) Managemen Hiperglikemia
Kadar Glukosa Darah Defenisi : keadaan dimana Aktifitas ;
berhubungan tingkat glukosa di plasma  Memantau peningkatan gula darah
dengan Asupan dan urin dalam rentang  Memantau gejala hiperglikemia,
Makanan, normal poliuria, polidipsi, poliphagi, dan
Ketidakadekuatan Indikator : kelelahan.
Monitor Glukosa Darah,  Glukosa darah dalam  Memantau urin keton
Kurangan Ketaatan batas normal  Memberikan insulin yang sesuai
Dalam Manajemen  Glukosa urin dalam batas  Memantau status cairan
Diabetes normal  Antisipasi situasi dalam
Definisi : resiko variasi  Urin keton persyaratan pemberian insulin
dari glukosa darah atau 2) Manajemen Diabetes  Membatasi gerakan ketika gula
tingkat gula dari rentang secara mandiri
darah diatas 250 mg/dl, terutama
normal Definisi : melakukan apabila terdapat urin keton
manajemen Diabetes  Mendorong pasien untuk
secara mandiri, memantau gula darah
pengobatan dan
b) Manajemen hipoglikemia (2130)
pencegahan tehadap Aktivitas :
perjalanan penyakit  Mengenali pasien dengan resiko
Indikator : hipoglikemia
 Memantau glukosa darah  Memantau gula darah
dalam batas normal
 Memantau gejala hipoglikemia
 Mengobati gejala dari seperti:tremor, berkeringat, gugup,
hiperglikemia tacikardi, palpitasi, mengigil,
 Mengobati gejala dari perubahan perilaku, coma.
hipoglikemia  Memberikan karbohidrat sederhana
3) Kurangnya pengetahuan yang sesuai
tentang manajemen diabetes
 Memberikan glukosa yang sesuai
4) Ketidakadekuatan dalam
 Melaporkan segera pada dokter
memantau gula darah
5) Pengetahuan tentang diet  Memberikan glukosa melalui IV
 Memperhatikan jalan nafas
 Mempertahankan akses IV
 Lindungi jangan sampai cedera
 Meninjau peristiwa terjadinya
hipoglikemia dan faktor
penyebabnya
 Memberikan umpan balik
mengenai manajemen hipoglikemia
 Mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai gejala, faktor resiko,
pencegahan hipoglikemia
 Menganjurkan pasien memakan
karbohidrat yang simple setiap
waktu

Ketidakseimbangan 1) Status nutrisi 1) Manajemen Nutrisi


Nutrisi : Kurang Dari Defenisi : sejauh mana Aktivitas :
Kebutuhan Tubuh tingkat nutrisi yang Mengkaji adanya pasien alergi
berhubungan dengan tersedia untuk dapat terhadap makanan
Ketidakmampuan Untuk memenuhi  Berkolaborasi dengan ahli gizi
Mengabsorbsi Nutrisi kebutuhan proses untuk menentukan jumlah kalori
Definisi : intake nutrisi metabolik. dan jenis gizi yang dibutuhkan
tidak mencukupi untuk Indikator : untuk memenuhi kebutuhan gizi
memenuhi kebutuhan  Intake nutrisi adekuat pasien
proses metabolik.  Intake makanan adekuat  Mengatur pola makan dan gaya
Batasan Karakteristik :  Intake cairan dalam batas hidup pasien
 Nafsu makan menurun normal  Mengajarkan pasien bagaimana
 Berat badan menurun  Energi cukup pola makan sehari- hari yang sesuai
(20% atau lebih dibawah  Indeks masa tubuh dalam dengan kebutuhan
ideal) batas normal  Memantau dan mencatat masukan
 Kelemahan/ kerapuhan2) Status nutrisi : asupan kalori dan nutrisi
pembuluh kapiler makanan dan cairan  Timbang berat badan pasien
 Penurunan berat badan Definisi : jumlah makanan dengan interval yang sesuai
dengan intake makanan dan cairan dalam tubuh  Memberikan informasi yang tepat
yang cukup selama waktu 24 jam. tentang kebutuhan nutrisi dan
 Kurangnya informasi Indikator : bagaimana cara memenuhinya
 Konjungtiva dan membran  Intake makanan melalui
 Membantu pasien untuk menerima
mukosa pucat oral adekuat program gizi yang dibutuhkan
 Tonus otot buruk
 Intake cairan melalui oral
2) Therapy nutrisi
 Melaporkan intake
adekuat Aktivitas :
makanan yang kurang
 Intake cairan melalaui  Memantau makanan dan minuman
dari kebutuhan makanan
intravena dalam batas yang dimakan dan hitung intake
yang tersedia
normal kalori sehari yang sesuai
3) Status nutrisi : intake  Memantau ketepatan anjuran diet
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Definisi : intake nutrisi sehari- hariyang sesuai
yang dibutuhkan untuk  Berkolaborasi dengan ahli gizi
memenuhi proses untuk menentukan jumlah kalori
metabolic dan jenis gizi yang dibutuhkan
Indikator : untuk memenuhi kebutuhan gizi
 Intake kalori dalam batas pasien
normal  Memberikan makanan sesuai
 Intake protein dalam batas dengan diet yang dianjurkan
normal  Memantau hasil labor Memberikan
 Intake lemak dalam batas  Mengajari kepada keluarga dan
normal pasien secara tertulis contoh diet
 Intake karbohidrat dalam yang dianjurkan
batas normal 3) Monitor Gizi
 Intake serat dalam batas Aktivitas :
normal  Memantau berat badan pasien
 Intake mineral dalam  Memantau turgor kulit
batas normal  Memantau mual dan muntah
 Memantau albumin, total protein,
Hb, hematokrit, dan elektrolit
 Memantau tingkat energi, lemah,
letih, rasa tidak enak
 Memantau apakah konjungtiva
pucat, kemerahan, atau kering
 Memantau intake nutrisi dan kalori

Kekurangan Volume a) Keseimbangan cairan 1) Manajemen Cairan


Cairan berhubungan Defenisi : keseimbangan Aktivitas :
dengan Kehilangan cairan di intraselluler dan  Mempertahankan keakuratan
Volume Cairan Secara ekstraselluler di dalam catatan intake dan output
Aktif tubuh  Memonitor status hidrasi
Definisi : penurunan Indikator : (kelembaban membran mukosa,
cairan Intravaskuler,  Tekanan darah dalam nadi, tekanan darah ortostatik ), jika
Interstisial, dan atau batas normal diperlukan
Intrasel. Diagnosis ini  Keseimbangan intake dan  Memonitor vital sign
mengacu pada dehidrasi output selama 24 jam  Memonitor hasil labor yang sesuai
yang merupakan  Turgor kulit baik dengan retensi cairan (BUN, Ht,
kehilangan cairan saja  Membran mukosa lembab osmolalitas urin)
tanpa perubahan dalam  Hematokrit dalam batas  Memonitor masukan makanan/
natrium. normal cairan dan hitung intake kalori
Batasan Karakteristik : harian
 Perubahan status mental b) Hidrasi  Berkolaborasi untuk pemberian
 Penurunan tekanan Definisi : kecukupan cairan IV
darah cairan di intraselluler dan
2) Monitor Cairan
 Penurunan volume/ ekstraselluler di dalam Aktivitas :
tekanan nadi tubuh  Menentukan faktor resiko dari
 Penurunan turgor kulit/ Indikator : ketidakseimbangan cairan
lidah  Turgor kulit baik (polyuria, muntah, hipertermi)
 Pengisian vena  Membran mukosa lembab  Memonitor intake dan output
menurun  Intake cairan dalam batas  Memonitor serum dan jumlah
 Membran mukosa/ kulit normal elektrolit dalam urin
kering  Pengeluaran Urin dalam  Memonitor serum albumin dan
 Peningkatan hematokrit batas normal jumlah protein total
meninggi  Memonitor serum dan osmolaritas
 Peningkatan denyut urin
nadi  Mempertahankan keakuratan
 Konsentrasi urine catatan intake dan output
meningkat  Memonitor warna, jumlah dan
 Kehilangan berat badan berat jenis urin.
seketika 3) Terapi Intravena
 Kehausan Aktivitas :
 Kelemahan  Periksa tipe, jumlah, expire date,
karakter dari cairan dan kerusakan
botol
 Tentukan dan persiapkan pompa
infuse IV
 Hubungkan botol dengan selang
yang tepat
 Atur cairan IV sesuai suhu ruangan
 Kenali apakah pasien sedang
penjalani pengobatan lain yang
bertentangan dengan pengobatan
ini
 Atur pemberian IV, sesuai resep,
dan pantau hasilnya
 Pantau jumlah tetes IV dan tempat
infus intravena
 Pantau terjadinya kelebihan cairan
dan reaksi yang timbul
 Pantau kepatenan IV sebelum
pemberian medikasi intravena
 Ganti kanula IV, apparatus, dan
infusate setiap 48 jam, tergantung
pada protocol
 Perhatikan adanya kemacetan aliran
 Periksa IV secara teratur
 Pantau tanda-tanda vital
 Batas kalium intravena adalah 20
meq per jam atau 200 meq per 24
jam
 Catat intake dan output
 Pantau tanda dan gejala yang
berhubungan dengan infusion
phlebitis dan infeksi lokal

Kerusakan Integritas
a) Integritas Jaringan a): Managemen Tekanan
Jaringan berhubungan kulit dan membran Aktifitas ;
dengan Perubahan mukosa  Memakaikan pasien pakaian yang
Sirkulasi, Kurang Defenisi : keutuhan tidak membatasi gerak
Pengetahuan, Faktor struktur dan fungsi  Menahan diri untuk melakukan
Mekanik (tekanan, fisiologis normal dari kulit tekanan pada bagian tubuh yang
benturan, gesekan) dan membrane mukosa sakit
Definisi : kerusakan Indikator :  Meninggikan ektremitas yang
pada selaput lendir,  Temperature kulit dalam terluka
kornea, kulit dan batas normal  Memutar posisi pasien setiap dua
jaringan subkutan  Susunan dalam batas jam sekali, berdasarkan jadwal
Batasan Karakteristik : normal khusus
 Kerusakan jaringan  Perfusi jaringan baik  Memantau area kulit yang
(kornea, membrane  Integritas kulit baik kemerahan atau rusak
mukosa, kulit, dan  Memantau pergerakan dan aktifitas
subkutan) b) Penyembuhan luka : pasien
 Kehilangan jaringan tahapan kedua  Memantau status nutrisi pasien
Definisi : tingkat  Memantau sumber tekanan dan
regenerasi dari sel dan geseran
jaringan setelah dilakukanb) Perawatan Luka (3660)
penutupan
Indikator : Aktifitas :
 Granulasi dalam keadaan  Mengganti balutan plester dan
baik debris
 Bekas luka dalam keadaan  Mencukur rambut sekeliling daerah
baik yang terluka, jika perlu
 Penurunan ukuran luka  Mencatat karakteristik luka
termasuk warna, bau dan ukuran
 Membersihkan dengan larutan
saline atau nontoksik yang sesuai
 Memberikan pemeliharaan kulit
luka bernanah sesuai kebutuhan
 Mengurut sekitar luka untuk
merangsang sirkulasi
 Menggunakan unit
TENS (Transcutaneous Elektrikal
Nerve Stimulation) untuk
peningkatan penyembuhan luka
yang sesuai
 Menggunakan salep yang cocok
pada kulit/ lesi, yang sesuai
 Membalut dengan perban yang
cocok
 Mempertahankan teknik
pensterilan perban ketika merawat
luka
 Memeriksa luka setiap mengganti
perban
 Membandingkan dan
mencatat secara teratur perubahan-
perubahan pada luka
 Menjauhkan tekanan pada luka
 Mengajarkan pasien dan anggota
keluarga prosedur
 perawatan luka
c) Posisi
Aktivitas :
 Menyediakan tempat tidur yang
terapeutik
 Memelihara kenyamanan tempat
tidur
 Menempatkan dalam posisi yang
terapeutik
 Posisi dalam mempersiapkan
kesajajaran tubuh
 Kelumpuhan/menyokong bagian
tubuh
 Memperbaiki bagian tubuh
 Menghindari terjadinya amputasi
dalam posisi fleksi
 Memposisikan untuk mengurangi
dyspnea (mis. posisi semi
melayang), jika diperlukan
 Memfasilitasi pertukaran
udara yang bagus untuk bernafas
 Menyarankan untuk peningkatan
rentang latihan
 Menyediakan pelayanan
penyokong untuk leher
 Memasang footboard untuk tidur
 Gunakan teknik log roll untuk
berputar
 Meningkatkan eliminasi urin, jika
diperlukan
 Menghindari tempat yang akan
melukai
 Menopang dengan backrest, jika
diperlukan
 Memperbaiki kaki 20 derajat diatas
jantung, jika diperlukan
 Menginstruksikan kepada pasien
bagaimana menggunakan posisi
yang bagus dan gerak tubuh yang
bagus dalam beraktifitas
 Mengontrol sistem pelayanan untuk
mengatur persiapan
 Memelihara posisi akan integritas
dari sistem
 Memperbaiki kepala waktu tidur,
jika diperlukan
 Mengatur indikasi kondisi kulit
 Membantu imobilisasi setiap 2 jam,
sesuai jadwal
 Gunakan alat bantu layanan untuk
mendukung kaki (mis. Hand roll
dan trochanter roll)
 Menggunakan alat-alat yang
digunakan berulang ditempat yang
mudah dijangkau
 Menempatkan posisi tempat tidur
yang nyaman agar mudah dalam
perpindahan posisi
 Menempatkan lampu ditempat yang
mudah dijangkau
INTERVENSI

DiagnosaKeperawatan KriteriaHasil IntervensiKeperawatan


(NANDA) (NOC) (NIC)
Resiko ketidakstabilan kadar Tingkat glukosa darah a) Managemen hiperglikemi
glukosa darah berhubungan Defenisi :keadaan aaktivitas :
dengan asupan makanan, ketidak dimana tingkat glukosa
adakuatan monitor glukosa darah, di plasma dan urin dalam  Memantau pening katan
kurangan ketaatan dalam rentang normal. guladarah
manajemen diabetes.  · Memantau gejala
Indikator : hiperglikemia, poliuria,
Definisi : resiko variasi dari polidipsi, poliphagi, dan
glukosa darah atau tingkat gula  Glukosa darah
kelelahan.
dalam batas
dari rentang normal  Memantau urin keton
normal
 Memberikan insulin yang
 Glukosa urin
sesuai
dalam batas
 Memantau status cairan
normal
 Antisipasi situasi dalam
urinketon
persyaratan pemberian
2) Manajemen diabetes insulin
secara mandiri.  Membatasi gerakan ketika
gula darah diatas 250
Definisi :Melakukan mg/dl, terutama apabila
manajemen diabetes
terdapat urin keton
secara mandiri,
 Mendorong pasien untuk
pengobatan dan
memantau gula darah
pencegahan tehadap
perjalanan penyakit. b) Manajemen hipoglikemia
(2130)aktivitas :
Indikator :
 Mengenali pasien dengan
 Memantau
resiko hipoglikemia
glukosa darah
 Memantau gula darah
dalam batas
 Memantau gejala
normal
hipoglikemia
 Mengobati gejala
seperti:tremor,
dari hiperglikemia
berkeringat, gugup,
 Mengobati gejala
tacikardi, palpitasi,
dari hipoglikemia
mengigil, perubahan
3) Kurangnya pengetahuan perilaku, coma.
tentang manajemen  Memberikan karbohidrat
diabetes sederhana yang sesuai
 Memberika nglukosa
4) Ketidakadekuatan dalam yang sesuai
memantau gula darah  Melaporkan segera pada
dokter
5) Pengetahuan tentang
 Memberikan glukos
diet
amelalui IV
 Memperhatikan jalan
nafas
 Mempertahankan akses
IV
 Lindungi jangan sampai
cedera
 Meninjau peristiwa
terjadinya hipoglikemia
dan faktor penyebabnya
 Memberikan umpan balik
mengenai manajemen
hipoglikemia
 Mengajarkan pasien
dankeluarga mengenai
gejala, faktor resiko,
pencegahan hipoglikemia
 Menganjurkan pasien
memakan karbohidrat
yang simple setiap waktu

Ketidakseimbangan Nutrisi 1) Status nutrisi 1) Manajemen Nutrisi


:Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan Defenisi :sejauh mana Aktivitas :
ketidakmampuan untuk tingkat nutrisi yang
tersedia untuk dapat  Mengkaji adanya pasien
mengabsorbsi nutrisi. alergi terhadap makanan
memenuhi
Definisi :Intake nutrisi tidak kebutuhan proses  Berkolaborasi dengan ahli
mencukupi untuk memenuhi metabolik. gizi untuk menentukan
kebutuhan proses metabolik. jumlah kalori dan jenis
gizi yang dibutuhkan
Batasan Karakteristik : untuk memenuhi
Indikator :
kebutuhan gizi pasien
 Nafsu makan menurun
 Intake nutrisi  Mengatur pola makan dan
 Berat badan menurun
adekuat gaya hidup pasien
(20% atau lebih dibawah
 Intake makanan  Mengajarkan pasien
ideal)
adekuat bagaimana pola makan
 Kelemahan/ kerapuhan  Intake cairan sehari- hari yang sesuai
pembuluh kapiler dalam batas dengan kebutuhan
 Penurunan berat badan normal  Memantau dan mencatat
dengan intake makanan  Energi cukup masukan kalori dan nutrisi
yang cukup  Indeks masa  Timbang berat badan
 Kurangnya informasi tubuh dalam pasien dengan interval
 Konjungtiva dan batas normal yang sesuai
membrane mukosa pucat  Memberikan informasi
2) Status nutrisi : Asupan
 Tonus otot buruk yang tepat tentang
makanan dan cairan
 Melaporkan intake kebutuhan nutrisi dan
makanan yang kurang dari Definisi :jumlah bagaimana cara
kebutuhan makanan yang makanan dan cairan memenuhinya
tersedia dalam tubuh selama  Membantu pasien untuk
waktu 24 jam. menerima program gizi
yang dibutuhkan
Indikator :
2) Therapy nutrisi
 Intake makanan
melalui oral Aktivitas :
adekuat
 Intake cairan  Memantau makanan dan
melalui oral minuman yang dimakan
adekuat
dan hitung intake kalori
 Intake cairan
melalui intravena sehari yang sesuai
dalam batas  Memantau ketepatan
normal anjuran diet untuk
memenuhi kebutuhan
3) Status nutrisi : intake
nutrisi sehari- hariyang
nutrisi
sesuai
Definisi : intake nutrisi  Berkolaborasi dengan ahli
yang dibutuhkan untuk gizi untuk menentukan
memenuhi proses jumlah kalori dan jenis
metabolic gizi yang dibutuhkan
untuk memenuhi
Indikator : kebutuhan gizi pasien
 Intake kalori  Memberikan makanan
dalam batas sesuai dengan diet yang
normal dianjurkan
 Intake protein  Memantau hasil labor
dalam batas Memberikan
normal  Mengajari kepada
 Intake lemak keluarga dan pasien secara
dalam batas tertulis contoh diet yang
normal dianjurkan
 Intake
3) Monitor Gizi
karbohidrat
dalam batas Aktivitas :
normal
 Intake serat  Memantau berat badan
dalam batas pasien
normal  Memantau turgor kulit
 Intake mineral  Memantau mual dan
dalam bat as muntah
normal  Memantau albumin, total
protein, Hb, hematokrit,
dan elektrolit
 Memantau tingkat
energi, lemah, letih, rasa
tidak enak
 Memantau apakah
konjungtiva pucat,
kemerahan, atau kering
 Memantau intake nutrisi
dan kalori

Kekurangan Volume Cairan a) Keseimbangan cairan 1) Manajemen Cairan


berhubungan dengan Kehilangan
Volume Cairan Secara Aktif Defenisi : keseimbangan Aktivitas :
cairan di intraselluler dan
Definisi : penurunan cairan ekstraselluler di dalam  Mempertahankan
Intravaskuler, Interstisial, dan atau tubuh keakuratan catatan intake
Intrasel. Diagnosis ini mengacu dan output
pada dehidrasi yang merupakan Indikator :  Memonitor status hidrasi
kehilangan cairan saja tanpa (kelembaban membrane
 Tekanan darah
perubahan dalam natrium. mukosa, nadi, tekanan
dalam batas
darah ortostatik ), jika di
BatasanKarakteristik : normal
perlukan
 Keseimbangan
 Memonitor vital sign
 Perubahan status mental intake dan output
 Memonitor hasil labor
 Penurunan tekanan darah selama 24 jam
yang sesuai dengan retensi
 Penurunan volume/  Turgor kulit baik
cairan (BUN, Ht,
tekanannadi  Membran osmolalitasurin)
 Penurunan turgor kulit/ mukosa lembab  Memonitormasukanmaka
lidah  Hematokrit nan/ cairandanhitung
 Pengisian vena menurun dalam batas intake kaloriharian
 Membranmukosa/ normal  Berkolaborasiuntukpemb
kulitkering eriancairan IV
 Peningkatan hematokri
2) Monitor Cairan
tmeninggi b) Hidrasi
 Peningkatandenyutnadi Aktivitas :
Definisi : kecukupan
 Konsentrasi urine
meningkat cairan di intraselluler dan  Menentukan faktor resiko
ekstraselluler di dalam dari ketidakseimbangan
 Kehilangan berat badan
tubuh cairan (polyuria, muntah,
seketika
hipertermi)
 Kehausan Indikator :
 Kelemahan  Memonitor intake dan
 Turgor kulit baik output
 Membran mukosa  Memonitor serum dan
lembab jumlah elektrolit dalam
 Intake cairan urin
dalam batas  Memonitor serum
normal albumin dan jumlah
 PengeluaranUrin protein total
dalam batas  Memonitor serum dan
normal osmolaritas urin
 Mempertahankan
keakuratan catatan intake
dan output
 Memonitor warna,
jumlah dan berat jenis
urin.

3) TerapiIntravena

Aktivitas :

 Periksa tipe, jumlah,


expire date, karakter dari
cairan dan kerusakan botol
 Tentukan dan persiapkan
pompa infuse IV
 Hubungkan botol dengan
selang yang tepat
 Atur cairan IV sesuai
suhu ruangan
 Kenali apakah pasien
sedang penjalani
pengobatan lain yang
bertentangan dengan
pengobatan ini
 Atur pemberian IV, sesuai
resep, dan pantau hasilnya
 Pantau jumlah tetes IV
dan tempat infus intravena
 Pantau terjadinya
kelebihan cairan dan
reaksi yang timbul
 Pantau kepatenan IV
sebelum pemberian
medikasi intravena
 Ganti kanula
IV, apparatus, dan
infusate setiap 48 jam,
tergantung pada protocol
 Perhatikan adanya
kemacetan aliran
 Periksa IV secarateratur
 Pantau tanda-tanda vital
 Batas kalium intravena
adalah 20 meq per jam
atau 200 meq per 24 jam
 Catat intake dan output
 Pantau tanda dan gejala
yang berhubungan
dengan infusion
phlebitis dan infeksi lokal

Kerusakan Integritas Jaringan a) Integritas Jaringan : a) ManagemenTekanan


berhubungan dengan Perubahan kulit dan membran
Sirkulasi, Kurang Pengetahuan, mukosa Aktifitas ;
Faktor Mekanik (tekanan,  Memakaikan
benturan, gesekan). Defenisi : keutuhan
struktur dan fungsi pasien pakaian yang tidak
Definisi : kerusakan pada selaput fisiologis normal dari membatasi gerak
lendir, kornea, kulit dan jaringan kulit dan membrane  Menahan diri untuk
melakukan tekanan pada
subkutan mukosa bagian tubuh yang sakit
 Meninggikan ektremitas
Batasan Karakteristik : Indikator :
yang terluka
 Kerusakan jaringan  Temperature  Memutar posisi pasien
(kornea, membrane kulit dalam batas setiap dua jam sekali,
mukosa, kulit, dan normal berdasarkan jadwal khusus
subkutan)  Susunan  Memantau area kulit yang
 Kehilangan jaringan dalambatas kemerahan atau rusak
normal  Memantau pergerakan
 Perfusi jaringan dan aktifitas pasien
baik  Memantau status nutrisi
 Integritas kulit pasien
baik  Memantau sumber
tekanan dan geseran

b) Perawatan Luka (3660)


b) Penyembuhan luka :
tahapan kedua Aktifitas :

Definisi : tingkat  Mengganti balutan plester


regenerasi dari sel dan dan debris
jaringan setelah  Mencukur rambut
dilakukan penutupan sekeliling daerah yang
terluka, jika perlu
Indikator :  Mencatat karakteristik
 Granulasidalamke luka ter masuk warna,
adaan bau dan ukuran
 Bekas luka dalam  Membersihkan dengan
keadaan baik larutan saline atau
 Penurunan nontoksik yang sesuai
ukuran luka  Memberikan
pemeliharaan kulit luka
bernanah sesuai
kebutuhan
 Mengurut sekitar luka
untuk merangsang
sirkulasi
 Menggunakan unit
TENS (Transcutaneous
Elektrikal Nerve
Stimulation) untuk
peningkatan
penyembuhan luka yang
sesuai
 Menggunakan salep
yang cocok pada kulit/
lesi, yang sesuai
 Membalut dengan
perban yang cocok
 Mempertahankan teknik
pensterilan perban ketika
merawat luka
 Memeriksa luka setiap
mengganti perban
 Membandingkan dan
mencatat secara teratur
perubahan-perubahan
pada luka
 Menjauhkan tekanan
pada luka
 Mengajarkan pasien dan
anggota keluarga
prosedur
 Perawatan luka

c) Posisi

Aktivitas :

 Menyediakan tempat tidur


yang terapeutik
 Memelihara kenyamanan
tempat tidur
 Menempatkan dalam
posisi yang terapeutik
 Posisi dalam
mempersiapkan
kesajajaran tubuh
 Kelumpuhan/menyokong
bagian tubuh
 Memperbaiki bagian
tubuh
 Menghindari terjadinya
amputasi dalam posisi
fleksi
 Memposisikan untuk
mengurangi dyspnea (mis.
posisi semi melayang), jika
diperlukan
 Memfasilitasi pertukaran
udara yang bagus untuk
bernafas
 Menyarankan untuk
peningkatan rentang
latihan
 Menyediakan pelayanan
penyokong untuk leher
 Memasang footboard untu
ktidur
 Gunakan teknik log roll
untuk berputar
 Meningkatkan eliminasi
urin, jika diperlukan
 Menghindari tempat yang
akan melukai
 Menopang dengan
backrest, jika diperlukan
 Memperbaiki kaki 20
derajat diatas jantung, jika
diperlukan
 Menginstruksikan kepada
pasien bagaimana
menggunakan posisi yang
bagus dan gerak tubuh
yang bagus dalam
beraktifitas
 Mengontrol system
pelayanan untuk mengatur
persiapan
 Memelihara posisi akan
integritas dari system
 Memperbaiki kepala
waktu tidur, jika
diperlukan
 Mengatur indikasi kondisi
kulit
 Membantu imobilisasi
setiap 2 jam, sesuai jadwal
 Gunakan alat bantu
layanan untuk mendukung
kaki (mis. Hand roll dan
trochanter roll)
 Menggunakan alat-alat
yang digunakan berulang
ditempat yang mudah
dijangkau
 Menempat kan posisi
tempat tidur yang nyaman
agar mudah dalam
perpindahan posisi
 Menempatkan lampu
ditempat yang mudah
dijangkau

Anda mungkin juga menyukai