Disusun Oleh :
Nama: Ana Pujiati
Nim : 2020011383
3) Riwayat keluarga
4) Kelompok etnik
8. Penatalaksanaan
a. Terapi Diabetes Melitus
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler
serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar
glukosa dalam darah normal (euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan series pada pola aktivitas pasien(Rendi dan Margareth, 2012).
b. Beck (2011) menjelaskan bahwa tujuan diet nutrisi ini antara lain:
1) Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang
normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-gejalanya.
2) Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. tindakan ini
bersama-sama dengan normalisasi kadar glukosa darah, akan membantu
mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang mencakup penyakit mikrovaskuler
3) Memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai sehingga
memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan
4) Memulihkan dan mempertahankan berat badan yang normal
badan dan berat badan yang diturunkan tidak boleh dibiarkan naik kembali.
Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan tidak
prinsip:
dosisi tinggi. Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih
kelebihan, yaitu diet ini lebih fleksibel dan bervariasi ketimbang diet tipe
bebas gula.
TB (Cm)-100
1. Implementasi/Penatalaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri, dan
tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan
pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan lain.
Agar lebih jelas dan akurat dalam melakukan implementasi, diperlukan
perencanaan keperawatan yang spesifik dan operasional.
2. Evaluasi/Catatan Perkembangan
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan
memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Jika
tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan
keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan
perubahanintervensi
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh :
Nama: Ana Pujiati
Nim : 2020011383
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 57 tahun 1 bulan 26 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT
Alamat tinggal : Kp/ Ds Cayur Kec. Kronjo Kabupaten
Tangerang No. HP/telepon : 081311125832
No.RM : 587878
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus tipe
II Tanggal Pengakajian : 25 Januari 2023
Tanggal Masuk : 25 Januari 2023
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Sesak nafas meningkat sejak 1 jam yang lalu, demam, mual, dan
pusing,Dada sakit
2. Riwayat kesehatan sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 Januari 2023 sekitar pukul
10.00 WIB, Ny. S mengeluh mual, masih pusing, lemah dan tidak nafsu
makan
3. Riwayat kesehatan dahulu
Ny. S memiliki riwayat DM tipe II sejak 7 tahun yang lalu control tidak
teratur,Dan Hipertensi .
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
Ny. R, dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit
keturunan seperti hipertensi, PJK, stroke, dan lain-lain, keluarga juga
mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit
menular seperti HIV, AIDS, Hepatitis, dan lain-lain.
C. Pola Aktivitas Sehari-hari
a. Pola Nutrisi : Selama sehat Ny.S makan 3 kali dengan nasi, lauk
pauk, dan jarang memakan buah-buahan dan sayuran. Minum selama
sehat sekitar 1600 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny. S
menurun, diet ML DD 1700 kkal yang diberikan tidak pernah habis,
minum sekitar 1500 ml setiap harinya.
b. Pola tidur : Selama sehat Ny. S tidur siang ±1 jam sehari, tidur malam
± 6-7 jam setiap harinya. Ny. S mengatakan tidurnya nyenyak. Selama
sakit Ny. S tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang
lebih 5 jam sehari. Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan
sering terbangun karena mual dan pusing
c. Pola Mandi : Selama sehat Ny.S mandi 2 kali sehari, pagi dan sore.
Selama sakit Ny. S mandi 1 kali sehari , hanya pagi saja. Pasien
mengataka mandi dibantu oleh keluarga di tempat tidur, pasiem hanya
di lap dengan handuk basah yang di lakukan oleh keluarga di atas
tempat tidur.
d. Pola Eliminasi : Selama sehat Ny A BAB 1 kali sehari dengan
kosistensi lembek, Ny.S mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny A bisa
BAB dan BAK ke wc sendiri. Selama sakit Ny. S BAB 2 hari sekali
dengan kosistensi keras. Tn. S keluarga mengatakan Ny.S BAK
sekitar 3000 cc setiap harinya yang ditampung dengan ember.
e. Pola Aktifitas: Selama sehat Ny S sering beraktifitas di rumah saja
untuk melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Ny. S
mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit Ny. S hanya bisa
di atas tempat tidur, tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.
D. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Klien tampak lemah terbaring di tempat tidur
b. Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
RR : 24x/menit
N : 96x/menit
o
S : 36,5 C
c. Antropometri
TB : 153 cm
BB : 62 kg
d. Head to Toe
Kepla dan wajah : Kepaala tidak ada benjolan, wajah tampak
pucat Rambut : Hitam berminyak
Telinga :Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
pendengaran baik
Mata : Mata simetris kiri dan akanan, konjungtiva anemis, skler
tidak ikterik, reflek pupil baik
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, penciuman baik bisa
membedakan bau
Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat, mulut kurang bersih, ada
plak gigi, reflek mengunyah baik, reflek menelan baik.
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar gettah bening, reflek baik
Toraks : Pada pemmerksaan paru-paru, Inpeksi : Simetris kiri dan
kanan, palpasi : Fremitus kiri dan kanan perkusi : terdengar
sonor, auskultasi : bronkovesikuler.
Pada pemeruksaan jantung
Inpeksi : iktus tidak terlihat, palpasi : Iktus terba, perkusi :
batas jantung normal, auskultasi : suara jantung normal
Abdomen :Pemeriksaan abdomen, inpeksi :simetris kiri dan kanan,
palpasi : distensi abdomen nyeri tekan, perkusi : tympani,
auskultasi : bising, usus normal.
Genetelia : Terpasang kateter
Ekstermitas : Ekstermitas atas :kekuatan otot anggota gerak sebelah
kanan dan kiri baik, terpasang infus
bawah : kekuatan otot kaki, sebelah kanan dan kiri baik,
tidak ada edema.
Data Psikologis
a. Status emosional : Ny. S baik,
b. Kecemasan : Ny. S merasa cemas dengan penyakitnya dan ingin
cepat sembuh
c. Pola koping : Cukup baik, yaitu dengan cara berdo’a agar cepat
sembuh
d. Gaya dan komunikasi : terarah dan jelas
e. Konsep diri : baik, yaitu pasien menerima dan menyadari yang
dialaminya adalah cobaan dari Allah SWT
E. Data Ekonomi Sosial : Ny. S bekerja sebagai ibu rumah tangga setiap
harinya. dengan penghasilan bergantung pada suami yang bekerja sebagai
pekerja bangunan. Ny. S di rawat di RSUD KRMT WONGSONEGORO
dengan jaminan BPJS kelas 2.
F. Data Spiritual : Dalam keadaan sakit Ny. S tidak beribadah, pasien hanya
berdoa sambil tidur di atas tempat tidurnya. Ny. S selalu berdoa agar cepat
sembuh dari penyakitnya.
G. Pemeriksaan Laboratorium/ Pemeriksaan penunjang dan Program
Pengobatan
Hasil pemeriksaan kimia klinik : didapatkan GDS 572 mg/dl (nr < 200),
Konstipasi
Kelemahan otot
abdomen
- Ny. S mengeluh perutnya
terasa tegang dan sakit
Data Objektif :
-Ny. S tampak mengeluh
sambil memegang perutnya
-Perut tampak teegang, tampk
mual
- Diet Ny. S tidak habis
- Ny. S mendapat obaat pencahar
supositoria
Data Subjektif :
Peningkatan kelemahan Keletihan
- Ny. S mengatakan merasa lelah,
fisik
- Ny. S mengeluh tidurnya tidak
nyenyak dan sering terbangun
- Ny. S mengatakan tidak
mampu beraktivitas seperti
biasanya dan selalu dibantu oleh
keluarga
Data Objektif :
- Pasien tampak kelelahan
- pasien tampak lesu
- pasien tampak kurang
berkonsentrasi, kurang minat
terhadap sekitar
- Pasien tampak mengantuk
- aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga
- diet pasien tidak habis
b. Diagnosa Keperwatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.
Ketidakmampuan mengabsorpsi makanan
Keletihan b.d. Peningkatan kelemahan fisik
Konstipasi b.d kelemahan otot abdomen
2. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakseimbangan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi Manajemen Nutrisi
nutrisi kurang dari
selama 3x24 jam, diharapkan a. Identifikasi alergi dan a. Dapat diketahui
kebutuhan tubuh b.d.
ketidakseimbangan nutrisi intoleransi makanan apakah pasien
ketidakmampuan
kurang dari kebutuhan tubuh b. Identifikasi kebutuhan mempunyai riwayat
mengabsorpsi
teratasi dengan kriteria hasil : kalori dan nutrient alergi terhadap
makanan
a. Adanya peningkatan berat c. Monitor berat badan makanan tertentu
badan sesuai dengan d. Berikan makanan yang dan untuk mecegah
tujuan tinggi kalori dan terjaddinya alergi
b. Berat badan ideal sesuai protein pada pasien
dengan tinggi badan e. Berikan makanan b. Mengetahui
c. Mampu mengidentifikasi tinggi serat penyebab
kebutuhan nutrisi f. Ajarkan diet yang pemasukan yang
d. Tidak ada tanda-tanda diprogramkan kurang sehingga
malnutrisi g. Kolaborasi dengan dapat menentukan
e. Tidak terjadi penurunan ahli gizi untuk intervensi yang
berat badan yang berarti menentukan jumlah sesuai dan efektif
kalori dan jenis c. Untuk menilai
nutrient yang malnutrisi protein-
dibutuhkan pasien kalori
d. Makanan yang tinggi
kalori dan protein
dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi
e. Pemberian makanan
tinggi serat
mencegah terjadinya
konstipasi
f. Diet yang telah
diprogramkan
membantu dalam
memenuhi
kebutuhan nutrisi
pada pasien
g. Membantu dalam
proses penyembuhan
Konstipasi b.d. Setelah dilakukan tindakan Manajemen Konstipasi Manajeman Konstipasi
Kelemahan otot selama 1 x 24 jam diharapkan Observasi a.Agar mengetahui
abdomen konstipasi dapat teratasi a.Periksa tanda dan tindakan apa yg akan
dengan kriteria hasil : gejala dilakukan
a. Memperthankan bentuk Terapeutik b.makanan tinggi serat
fases lunak setiap 1-3 hari a.Anjurkan diet tinggi untuk membantu
b. Bebas dari ketidaknyaman serat mengatasi konstipasi
dan konstipasi b.Lakukan masage c.Agar otot abdomen
c. Mengidentifikasi indikator abdomen, jika perlu menjadi rileks
untuk mencegah c.Lakukan evakuasi fases d.Untuk membantu
konstipasi secara manual, jika pasien mengeluarkan
d. Fases lunak dan berbentuk perlu fases
Edukasi e.agar pasien
a.Jelaskan etiologi mengetahui penyebab
masalah dan alasan masalah yang
tindakan dialaminya
b.Ajarkan cara mengtasi f.Obat pencahar
konstipasi/impaksi membantu merangsang
Kolaborasi pasien untuk BAB
a.penggunaan obat
pencahar, jika perlu