Topik 1
Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien
Diabetes Melitus
PENDAHULUAN
A.
B.
TUJUAN PEMBELAJARAN
C.
URAIAN MATERI
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang melekat pada seseorang yang juga dapat
erperan dalam meningkat risiko terkena penyakit DM tipe 2. Faktor risiko tersebut
antara lain:
1. Usia ≥ 45 tahun
2. Riwayat anggota keluarga yang menderita DM
3. Adanya obesitas
4. Riwayat gangguan toleransi glukosa
Tahun Akademik 2019/2020 | Topik 1 8
Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien
Diabetes Melitus
Modul
Dietetik Penyakit Tidak Menular
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
paisen diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi :
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut
2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
secara komprehensif.
Penatalaksanaan DM meliputi 5 pilar yaitu edukasi, perencanaan makan
atau diet, aktivitas fisik, obat dan atau insulin, serta pemantauan glukosa secara
mandiri. Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan pola hidup sehat
(terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi
farmakologis dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. Obat
anti hiperglikemia oral dapat diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi.
Pada keadaan emergensi dengan dekompensasi metabolik berat, misalnya:
ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, atau adanya
ketonuria, harus segera dirujuk ke Pelayanan Kesehatan Sekunder atau tersier.
Berikut ini penatalaksanaan DM:
1. Asuhan Gizi
Merujuk pada Perkeni (2015), penyebutan istilah asuhan gizi pada penyakit
DM menggunakan intilah terapi nutrisi medic karena melibatkan secara
menyeluruh anggota tim medis (dokter, agli gizi, perawat, petugas kesehatan
yang lain, pasien dan keluarganya). Pada topik ini Anda akan mempelajari
asuhan gizi terstandar pada pasien DM sesuai dengan 4 langkah PAGT
yaitu asesmen gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, serta monitoring dan
evaluasi.
a. Asesmen Gizi
Tujuan dari asesmen gizi adalah mengidentifikasi masalah gizi, faktor
penyebab melalui pengumpulan, verifikasi dan interpretasi data secara
sistematis. Berikut ini kompunen data asesmen gizi:
✓ Riwayat terkait Gizi dan Makanan (FH)
Data riwayat terkait gizi dan makanan yang dikumpulkan dari pasien
DM meliputi:
Parameter Keterangan
FH.1.1 Asupan energi Meliputi jenis, jumlah,
FH.1.2 Asupan makanan & minuman pola, dan variasi
FH.1.3 Asupan enteral & parenteral makanan
FH.1.4 Asupan substansi bioaktif
FH.1.5 Asupan zat gizi makro Meliputi asupan lemak
dan kolesterol, asupan
protein, karbohidrat,
dan serat/
Tahun Akademik 2019/2020 | Topik 1 10
Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien
Diabetes Melitus
Modul
Dietetik Penyakit Tidak Menular
Parameter Keterangan
FH.1.6 Asupan zat gizi mikroMeliputi vitamin dan mineral
FH.2.1 Riwayat diet Meliputi makanan dan minuman
yang biasa dikonsumsi, riwayat
gizi dahulu
FH.3.1 Suplemen obat dan Obat yang dikonsumsi saat ini,
jamu baik obat yang diresepkan
maupun obat bebas
Obat alternative berkaitan gizi
FH.4.1 Pengetahuan Ukur tingkat pengetahuan pasien
makanan dan zat gizi terkait makanan dan zat gizi
FH.4.2 Perilaku dan Menggali nilai-nilai pribadi pasien
kepercayaan atau keluarga, motivasi,
kecemasan, kesiapa merubah
perilaku terkait gizi, kesukaan
makanan
FH.5.1 Kepatuhan Kepatuhan menjalankan diet,
kunjungan ke dietisien,
monitoring secara mandiri
FH.5.2 Perilaku Perilaku menolak atau
menolak/menghindari menghindari makanan
makanan
FH.5.4 Perilaku makan Lama makan, perilaku menerima
makanan terbatas, keinginan
untuk mencoba makanan baru
FH.6.4 Ketersediaan suplai Akses suplai terkait makanan
terkait makanan dan dan sat gizi
gizi
FH.7.3 Aktivitas fisik Kumpulkan riwayat aktivitas fisik,
jenis dan frekuensi aktifitas fisik
yang dilakukan, konsistensi dan
durasi melakukan aktivitas fisik,
berapa lama menghabiskan
waktu menonton TV,
✓ Antropometri (AD)
Data antropometri yang dikumpulkan adalah komposisi/pertumbuhan
tubuh (AD.1.1). kumpulkan data tinggi badan, berat badan saat ini,
berat badan biasanya, perubahan berat badan, hitung IMT yang
merupakan indikator gizi yang dapat digunkanan untuk identifikasi
masalah gizi area domain klinis pada pasien DM. data IMT
merupakan salah satu parameter yang menjadi sasaran
pengendalian DM yang ditetapkan Perkeni.
Parameter Keterangan
CH.3.1 Riwayat sosial ✓ Situasi rumah
✓ Dukungan sosial dan
kesehatan
✓ Pekerjaan
✓ Agama
✓ Keterlibatan pasien DM
dalam kelompok sosial
d) Stress Metabolik
Penambahan 10-30% tergantung dari beratnya stress metabolic
(sepsis, operasi, trauma)
e) Berat Badan
✓ Pasien DM yang gemuk, kebutuhan energi dikurangi sekitar
20-30% tergantung kepada tingkat kegemukan.
✓ Pasien DM kurus, kebutuhan energi ditambah sekitar 20-30%
sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan berat badan.
2) CS.2.1 Estimasi kebutuhan zat gizi makro
a) Karbohidrat dianjurkan sebesar 45-65% dari kebutuhan energi
total
b) Lemak dianjurkan sekitar 20-25% dari kebutuhan energi total
c) Protein dianjurkan sebesar 10-20% dari kebutuhan energi total
3) CS.5.1 Rekomendasi berta badan/IMT
Perhitungan berat badan ideal (BBI) menggunakan rumus Broca
yang dimodifikasi.
Bagi pria dengan ringgi badan <160 cm dan wanita <150 cm, rumus
dimodifikasi menjadi:
b. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis giz sangat
spesifik dan bersifat sementara sesuai dengan respon pasien.
Pernyataan diagnosis gizi berdasarkan PAGT selalu menggunakan format
problem-Etiologi-Sign atau Symptom (PES) dengan termininology (istilah)
yang sudah ditetapkan. Masalah gizi yang ditemukan pada pasien DM
dapat terjadi pada domain asupan, klinis dan perilaku. Anda dapat
mempelajari masalah gizi berikut ini pada masing-masing domain,
termasuk menelusuri etiologi yang tepat serta menentukan parameter
Sign atau Symptom yang sesuai sebagai bukti adanya masalah gizi pada
kasus yang ditangani.
Berikut ini masalah gizi yang dapat dialami pada pasien DM:
Doman Masalah Gizi
NI-1.2 Kekurangan intake eneri
NI-1.3 Kelebihan intake energi
NI-2.2 Kelebihan intake oral
NI-3.1 Kekurangan intake cairan
NI-5.6.2 Kelebihan intake lemak
Asupan
NI-5.7.2 Kelebihan intake protein
NI-5.8.1 Kekurangan intake karbohidrat
NI-5.8.2 Kelebihan intake karbohidrat
NI-5.8.4 Intake karbohidrat tidak konsisten
NI-5.8.5 Kekurangan intake serat
NC-1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi
khusus
NC-2.3 Interaksi obat dan makanan
Klinis
NC-3.1 Berat badan kurang/underweight
NC-3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan
NC-3.3 Overweight/obesitas
NC-3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan
NB-1.1 Pengetahuan kurang terkait makanan & zat gizi
NB-1.3 Belum siap untuk diet.merubah perilaku
NB-1.5 Gangguan pola makan
NB-1.7 Pemilihan makana yang salah
Perilaku
NB-2.1 Aktivitas fisik kurang
NB-2.3 Ketidakmampuan mengatur diri sendiri
NB-2.4 Ketidakmampuan menyiapkan makanan
terganggu
c. Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk
mengubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan
individu. Intervensi gizi terdari dari dua komponen, yaitu perencanaan dan
implementasi.
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, ahi gizi menetapkan tujuan diet pada
intervensi gizi yang akan dilakukan. Tujuan diet untuk pasien DM
adalah:
✓ Mempertahankan kadar glukosa darah hingga mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat
penurun glukosa oral, dan aktivitas fisik.
✓ Mempertahankan kadar lipid serum normal
✓ Mempertahankan atau mencapai berat badan normal
✓ Menghindari atau menangani komplikasi akut seperti hipoglikemia
✓ Meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh melalui asupan
gizi yang optimal
Agar tujuan tersebut dapat tercapai, maka perlu ditetapkan strategi
intervensi gizi. Prinsip pengaturan makan pada penderita DM tidak
berbeda dengan prinsip pengaturan makan pada orang sehat. Istilah
yang sering digunakan adalah “prinsipp tepat 3 J” yaitu tepat jumlah
energi dan zat gizi, tepat jenis bahan makanan dan atau makanan,
serta tepat jadwal makan.
Berikut ini syarat diet DM tipe 2 yang harus dipenuhi dalam strategi
intervensi:
a) Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal.
b) Protein dianjurkan 10 – 20% dari kebutuhan energi total.
✓ Pada pasien dengan nefropati diabetik, asupan protein 0,8 g/kg
BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi total. 65%
diantaranya protein bernilai biologic tinggi
✓ Pasien yang sudah menjalani hemodialysis, asupan protein 1 –
1,2 g/kg BB perhari.
c) Lemak diberikan sekitar 20 – 25% dari kebutuhan energi total.
✓ Lemak jenuh < 7% kebutuhan energi total
✓ Lemak tidak jenuh ganda < 10% dari kebutuhan energi total
✓ Selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal
✓ Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari
✓ Apabila peningkatan LDL merupakan masalah gizi utama, diet
dianjurkan mengikuti diet dislipidemia tahap II dengan anjuran
lemak jenuh <7% dari kebutuhan energi total, dan kandungan
kolesterol 200 mg/hari.
Indikator/
Parameter
Evaluasi Pelaksanaan Target
yang
dimonitor
Asupan Membandingkan Setiap hari Kebutuhan energi,
asupan oral protein, lemak,
(energi, protein, karbohidrat
lemak, karbohidrat)
dengan kebutuhan
Biokimia Membandingkan Setiap bulan ✓ Kadar glukosa
hasil pemeriksaan atau darah puasa 80 –
kadar glukosa darh tergantung 130 mg/dl
puasa, kadar indikasi ✓ Kadar glukosa
glukosa daraj 2 jam medis darah 2 jam PP <
PP, kadar glukosa 180 mg/dl
darah sewaktu ✓ Kadar glukosa
dengan standar darah sewaktu <
normal 200 mg/dl
Indikator/
Parameter
Evaluasi Pelaksanaan Target
yang
dimonitor
Antropometri Membandingkan 1 minggu IMT: 18,5 - < 23
berat badan kg/m2
dengan berat
badan idel
Membandingkan
status gizi dengan
standar normal
2. Edukasi
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting
dari pengelolaan DM secara holistik. Edukasi diabetes adalah pendidikan
dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM
yang bertujuan untuk mengubah perilaku yang diperlukan agar mencapai
3. Jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe
2 apabila tidak disertai adanya nefropati. Kegiatan jasmani sehari-hari dan
latihan jasmani dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu
selama sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar
latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
Kegiatan sehari-hari bukan termasuk dalam latihan jasmani, meskipun
dianjurkan untuk tetap aktif sehari-hari, Latihan jasmani yang dianjurkan
berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-
70% denyut jantung maksimal) seperti: jalan cepat, bersepeda santai,
jogging, dan berenang. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran,
juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivtas insulin
sehingga akan memperbaiki kendali kadar glukosa darah.
Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah sebelum
latihan jasmani. Apabila kadar glukosa darah <100 mg/dl, pasien harus
mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu dan bila > 250 mg/dl dianjurkan
untuk menunda latihan jasmani karena akan membahayakan. Pada kondisi
DM tidak terkendali, olahraga akan menyebabkan terjadinya peningkatan
glukosa darah dan benda keton yang dapat berakibat fatal. Latihan jasmani
pada pasien DM dilakukan pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250
mg/dl.
4. Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral
dan bentuk suntikan. Jenis obat hipoglikemia oral diberikan untuk memicu
sekresi insulin (sulfonilurea, glinid), menambah sensitivitas terhadap insulin
(biguanid, tiazolidindion), dan menghambat glukosidase alfa.
LATIHAN
RINGKASAN
KUNCI JAWABAN
1. D
2. C
3. A
4. D
5. C
6. B
7. A
8. D
9. E
GLOSARIUM