DISUSUN
OLEH
Kelompok 5
Tingkat 2 Kelas B
PO76304201060 NURHIDAYANTI
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, pencipta
alam semesta dan segala isinya. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai PENDAPATAN DAN KONSUMSI PANGAN DAN GIZI.
Kami harap makalah ini bisa diterima dan juga bermanfaat untuk orang
lain. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen serta
teman-teman sekalian agar bisa membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.Akhir kata, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
dan semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 3
BAB II ............................................................................................................................ 4
PENUTUP ................................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi merupakan usaha untuk
mengembangkan kegiatan ekonomi guna mempertinggi tingkat
pendapatan. Pembangunan ekonomi, dalam jangka panjang
bertujuan untuk mencapai kenaikan pendapatan nyata perkapita,
kesempatan kerja yang lebih luas, mengurangi perbedaan
perkembangan pembangunan dan kemakmuran antar daerah,
serta merubah struktur perekonomian supaya seimbang. Sebagai
ukuran kemajuan ekonomi tersebut sering dipergunakan Produk
Nasional Bruto (Gross National Product, GNP) atau pendapatan
perkapita. Tujuan pembangunan untuk menaikkan tingkat
kesejahteraan hidup masyarakat yang dapat digambarkan melalui
pendapatan nyata perkapita, sedangkan mutu kehidupan tercermin
dari tingkat dasar pola konsumsi yang meliputi unsur pangan,
sandang, pemukiman, kesehatan dengan tujuan mempertahankan
derajat hidup manusia secara wajar.
Pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap kebutuhan
pangan, sesuai dengan pertambahan jumah penduduk. Kebutuhan
pangan di Indonesia hampir dapat dipenuhi semua, dari potensi
domestik, kecuali untuk komoditas pangan asal daging impor dan
kedelai yang masih mengalami defisit, sedangkan untuk beras,
jagung, kacang maupun ubi, telor, daging ayam, dan susu
mengalami surplus yang tinggi. Tujuan tulisan ini untuk mengetahui
petumbuhan ekonomi dan kebutuhan pangan di Indonesia.
Pemerintah dapat mempertahankan dan berupaya terus memacu
pembangunan ketahanan pangan, melalui program yang benar-
benar mampu memperkokoh untuk ketahanan pangan, sekaligus
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tingkat
1
pendapatan rumah tangga dapat mencerminkan menjadi salah satu
ukuran kemampuan dalam mengakses konsumsi pangan yang
dibutuhkan beserta keragamannya. Pertumbuhan komoditi pangan
yang paling tinggi setiap tahun adalah komoditi beras, sedangkan
kontribusi daging sapi dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
menduduki urutan yang kedua setelah daging unggas.
Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi mempunyai hubungan
yang erat, hal ini sesuai dengan yang dikatakan Muana (2005)
penghasilan seseorang merupakan faktor utama yang menentukan
pola konsumsi. Kadariah (2002) mengatakan pendapatan dan
kekayaan merupakan faktor penentuan utama dalam berkonsumsi.
Menurut Sukirno (2001) dalam menyusun pola konsumsi, pada
umumnya seseorang akan mendahulukan kebutuhan pokok,
sedangkan kebutuhan tersier dipenuhi pada saat tingkat
penerimaan pendapatan meningkat.
Winardi (2002), mengemukakan: “ Pola konsumsi masyarakat
ditentukan oleh tingkat pendapatan, semakin tinggi pendapatan
masyarakat, maka semakin baik juga pola konsumsi, hal ini
dikarenakan masyarakat mempunyai kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi” . Sedangkan Darlina (1992) dari hasil
penelitiannya menjelaskan bahwa, makin besar pendapatan yang
diperoleh maka pengeluaran untuk konsumsi makin besar pula.
Setiap kenaikan pendapatan 1 persen maka akan diikuti
meningkatnya Pengeluaran konsumsi sebesar 0,54%.6
Pembahasan mengenai masalah perilaku erat hubungannya
dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan
manusia. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan
produk atau jasa, termasuk proses kebutuhan yang mendahului
dan menyusuli tindakan ini.
2
Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang
harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan
merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut
dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996).
Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang
Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi
manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting
bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih
kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-
stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga
terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang
kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan
stabilitas Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep dasar ekonomi pangan?
2. Jelaskan pengertian pendapatan dan pola konsumsi pangan?
3. Jelaskan hubungan antara pendapatan dengan pola konsumsi
pangan dan gizi?
4. Apakah ketersediaan pangan diIndonesia mencukupi kebutuhan
atau pola konsumsi masyarakat sesuai pendapatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar ekonomi pangan
2. Untuk mengetahui pengertian pendapatan dan pola konsumsi
3. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dengan pola
konsumsi pangan dan gizi
4. Untuk mengetahui ketersediaan pangan diindonesia mencukupi
kebutuhan atau pola konsumsi masyarakat sesuai pendapatan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Seseorang atau sekelompok masyarakat bila tidak makan
dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan kematian.
Fenomena gizi buruk sebagian besar terjadi akibat
kemiskinan, diperparah dengan perilaku para pemburu
keuntungan yang selama ini mengimpor besar-besaran aneka
bahan pangan, mulai dari beras, kedelai, gula, daging sampai
buah-buahan. Impor bahan pangan yang berlebihan dapat
menyengsarakan para petani, meningkatkan pengangguran,
menghamburkan devisa, dan membunuh sektor pertanian yang
mestinya menjadi keunggulan kompetitif bangsa (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012).
5
dapat disimpulkan bahwa dalam pendapatan pribadi telah
masuk juga pembayaran pindahan (Sukirno,2003:49).
2. Teori ekonomi
Teori ekonomi Menurut Murni (2006:54), konsumsi
merupakan pengeluaran masyarakat untuk membeli barang-
barang keperluan konsumsi. Banyak faktor yang mempengaruhi
konsumsi masyarakat antara lain kekayaan atau pendapatan
masyarakat, ekspektasi (ramalan masa depan), jumlah
penduduk, suku bunga, dan tingkat harga. Meskipun demikian,
pada fungsi konsumsi hanya memperlihatkan hubungan antara
variable konsumsi dan variabel pendapatan nasional atau
pendapatan disposabel.
Menurut Wiliam (2002:311), mengatakan bahwa konsumsi
secara umum adalah sebagai penggunaan barang-barang dan
jasa yang secara langsung akan memenuhi kebutuhan
manusia. Konsumsi sebagai pembelanjaan yang dilakukan oleh
seseoarang atas barang dan jasa dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pekerjaan
tersebut. Teori konsumsi Keynes menjelaskan adanya
hubungan antara pendapatan yang diterima saat ini
(pendapatan disposable) dengan konsumsi yang dilakukan saat
ini juga. Dengan kata lain pendapatan yang dimiliki dalam suatu
waktu tertentu akan mempengaruhi konsumsi yang dilakukan
oleh manusia dalam waktu itu juga. Apabila pendapatan
meningkat maka konsumsi yang dilakukan juga akan
meningkat, begitu pula sebaliknya.
Menurut Mankiw (2013:11), konsumsi (consumption) adalah
pembelanjaan rumah tangga untuk barang, dan jasa.
“ Barang” meliputi pembelanjaan rumah tangga untuk barang
awet, seperti mobil dan alat-alat rumah tangga, dan barang
6
tidak awet, seperti makanan dan pakaian , “ jasa” meliputi
barang-barang tidak kasat mata , seperti potong rambut, dan
layanan kesehatan. Pembelanjaan rumah tangga untuk
pendidikan juga termasuk kedalam konsumsi jasa.
7
e. Keadaan perekonomian Menurut Sudarman dan Algifari
(2006:305) selain pendapatan,
sesungguhnya pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, yaitu :
a. Tingkat kekayaan
b. Kondisi sosial ekonomi
c. Tingkat harga
d. Selera
e. Tingkat bunga
8
Y↑→C↑
Y ↓→C↓
Berkaitan dengan kedua variabel tersebut maka individu
berusaha meningkatkan pendapatannya guna memenuhi
semua kebutuhannya, maka dari itu usaha tersebut dapat
dilakukan apabila pendapatan yang bersangkutan dapat
ditingkatkan. Dalam hal ini kenaikan dalam konsumsi, sehingga
individu yang bersangkutan memiliki tabungan
(Boediono,2003:231).
9
Tingkat pendapatan kerap digunakan sebagai indicator
tingkat keberhasilan pembanguan ekonomi suatu Negara.
Namun bila dilihat lebih jauh peningkatan pendapatan tersebut
belum menjamin perbaikan kesejahteraan anggota masyarakat
luas karena tingkat pendapatan yang bervariasi antar rumah
tangga sesuai dengan tingkat penguasaan sumber daya dan
kemampuan mengelolanya. Tingkat pendapatan pun dapat
memengaruhi pola konsumsi pangan dan gizi.
Teori konsumsi dengan pendapatan relatif yang
dikemukakan oleh James Dusenberry menyatakan bahwa
pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan oleh
tingginya pendapatan yang pernah dicapainya. Jika pendapatan
tersebut berkurang, maka konsumen tidak akan banyak
mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk
mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, maka dilakukan
dengan mengurangi besarnya saving. Jika pendapatan mereka
bertambah maka konsumsi mereka akan bertambah juga
meskipun bertambahnya tidak terlalu besar.
Sedangkan saving akan bertambah dengan pesatnya,
kenyataan ini terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan
tertinggi yang telah kita capai akan tercapai kembali. Sesudah
puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka
tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan
bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain
pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat. (Reksoprayitno,
2009).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penduduk yang memiliki tingkat pendapatan berbeda akan
memiliki pola konsumsi yang berbeda pula. Oleh karena itu penting
untuk mengetahui bagaimana pola konsumsi pangan dari berbagai
tipe daerah dan golongan pengeluaran yang berbeda. Selain
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tingkat konsumsi pangan juga
dipengaruhi oleh letak strategis (kota dan desa) dan budaya daerah
setempat.
15
tabungannya pun akan semakin bertambah. dan sebaliknya
apabila tingkat pendapatan seseorang semakin kecil, maka
seluruh pendapatannya digunakan untuk konsumsi sehingga
tingkat tabungannya nol.
16
DAFTAR PUSTAKA
17