DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Industri yang Lebih
Baik, serta Mendukung Pertanian Berkelanjutan” ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Tahap Persiapan Bersama Pancasila dan
Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan mengenai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke dua
bagi para pembaca dan juga bagi kami para penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Hepi Hapsari, Ir., MS.,
selaku dosen mata kuliah Tahap Persiapan Bersama Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah meberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan memperluas wawasan di bidang ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
untuk mendukung penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami akan menerima kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya kami dapat menulis makalah dengan lebih baik.
7 Desember 2020
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
BAB III............................................................................................................................11
PEMBAHASAN..............................................................................................................11
BAB IV............................................................................................................................12
KESIMPULAN................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelaparan didefinisikan sebagai kondisi kurangnya konsumsi pangan
kronik (Lenhart 1989; Ngongi 1999). Permasalahan kelaparan merupakan hal
yang kompleks karena berhubungan dengan persoalan kekurangan kalori pada
manusia. The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO)
mendefinisikan kelaparan sebagai kondisi kekurangan makanan atau kekurangan
gizi, karena konsumsi kalori yang terlalu sedikit untuk menyediakan jumlah
minimum energi makanan yang diperlukan setiap individu untuk menjalani
kehidupan yang sehat dan produktif, mengingat jenis kelamin orang tersebut,
usia, tinggi badan, dan tingkat aktivitas fisik.
Pada tahun 2000, FAO memperkirakan ada sekitar 840 juta orang yang
menderita kelaparan dan kurang gizi, diantaranya 799 juta berada di negara
berkembang, 30 juta di negara transisi (dari berkembang ke maju) dan 11 juta di
negara industri. Antara tahun 1990-1992 dan tahun 1998-2000 jumlah penderita
kelaparan dan kurang gizi hanya berkurang 2,5 juta tiap tahunnya. BaHkan di
negara berkembang tertentu jumlah tersebut tidak berkurang tetapi bertambah.
Kelaparan dan kurang gizi banyak membunuh anak dan orang dewasa. Setiap
harinya diperkirakan 24 ribu jiwa meninggal dunia, diantaranya setiap tujuh detik
meninggal satu orang anak (FAO 2003).
iv
menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Hal Inl akan menyebabkan kurangnya
keterampilan dan produktifitas yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan
ekonomi suatu negara (FAO 2004).
v
1.3 Maksud dan Tujuan
Dalam menyusun makalah ini tentunya ada maksud dan tujuan yang ingin
dicapai oleh penulis agar penulisan ini mempunyai hasil yang optimal.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penelitian
adalah sebagai berikut :
vi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah merupakan mata pelajaran yang memiliki fokus
pada pembentukan warga negara untuk memahami dan mampu melaksanakan
hak-hak serta kewajibannya agar menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang sekaligus telah tercantum pada Pancasila dan UUD
1945. Selain itu, menurut Azis Wahab (Cholisin, 2000:18) menyatakan bahwa
PPKn merupakan suatu media pengajaran yang mampu meng-Indonesiakan para
pelajar secara sadar, cerdas, serta penuh tanggung jawab. Karena itu, program
PPKn secara luas mencakup konsep-konsep ketatanegaraan, politik dan hukum
negara, serta teori umum lainnya yang sekiranya sesuai dengan target tersebut.
vii
mengenai pemerintahan dan kewarganegaraan yang berkaitan dengan kewajiban,
hak, dan hak-hak istimewa warga negara. Pengertian ini menunjukkan bahwa
civics merupakan cabang dari ilmu politik, sebagaimana yang telah tertuang
dalam Dictionary of Education” (Ubaedillah, 2015, hlm. 13).
Menurut pendapat Westheimer dan Kahne (dalam Print & Lange, 2012,
pp. 114–115), untuk membentuk warga negara yang demokratis PKn perlu
mengutamakan tiga visi dalam upaya menciptakan warga negara yang aktif dalam
demokrasi yaitu; pertama, warga negara yang mampu bertanggung jawab secara
pribadi serta bertanggung jawab dalam komunitasnya; kedua, partisipasi warga
negara, dan; ketiga, keadilan dan orientasi sosial yang menekankan hukum
perubahan sosial. Dengan demikian, komponen dasar dalam pengembangan PKn
yaitu civic knowledge, civic skills dan civic disposition. (Beanson, 1998, pp. 1–7).
viii
teknologi. PPKn memiliki peran yang strategis untuk mendukung pemerintah
maupun negara Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi
keadilan sosial, ketahanan ekonomi, keberlanjutan lingkungan hingga
pemerintahan yang demokratis.
ix
meningkatkan perkembangan industri yang inklusif dan berkelanjutan serta
mendorong investasi. Adapun 17 tujuan SDGs yaitu:
11. Membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan
berkelanjutan
x
14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya
laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan
xi
anak-anak, wanita, serta lansia. Begitu pula dengan terbatasnya subsidi pangan,
meningkatnya harga-harga pangan, menurunnya pendapatan ril dan tingginya
tingkat pengangguran yang turut menjadi faktor utama penyebab terjadinya
kelaparan
xii
adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan
bencana lainnya, serta memperbaiki kualitas lahan dan tanah secara
progresif.
xiii
BAB III
PEMBAHASAN
Kelaparan kondisi hasil dari kurangnya konsumsi pangan yang dibutuhkan
oleh masyrakat. Jika berkepanjangan kelaparan berakibat buruk terhadap
kesehatan masyarakat dan menyebabkan tingginya pengeluaran masyarakat untuk
kesehatan.
Pada saat ini Indonesia tetap harus menghadapi permasalahan gizi yang
berdampak cukup serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) dan
menimbulkan permasalahan-permasalahan yang antara lain kegagalan
pertumbuhan, berat badan lahir rendah, pendek, kurus dan gemuk.
xiv
Upaya untuk perbaikan gizi dapat dilakukan pada seluruh kehidupan mulai dari
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia dengan kepada kelompok rawan,
seperti bayi dan balita, remaja perempuan, dan ibu hamil dan menyusui.
xv
B. Target dan tujuan ke-2 SDGs
TUJUAN
Tujuannya yaitu mengakhiri kelaparan dengan mencapai ketahanan pangan
lau memperbaiki nutrisi dan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan.
Tujuan ini sejalan dengan prioritas pembangunan Indonesia yang termaktub ke
dalam prioritas ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja yang ada di
Indonesia.
TARGET
xvi
adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir, dan
bencana lainnya, serta memperbaiki kualitas lahan dan tanah secara
progresif.
Mengadopsi ukuran yang dapat menentukan fungsi yang layak bagi pasar
komoditi pangan serta turunannya dan memfasilitasi akses terhadap
informasi pasar, termasuk juga persediaan pangan dalam rangka untuk
membatasi pergolakan ekstrim harga bahan pangan.
xvii
C. Hubungan Kelaparan dengan Pertumbuhan Penduduk
xviii
D. Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kelaparan di Suatu Wilayah
Kasus kelaparan sampai sekarang menjadi salah satu permasalahan yang tak
kunjung selesai. Negara maju sekalipun kasus kelaparan masih menjadi kasus
yang serius. Hal pertama terjadi kasus kelaparan ini adalah minimnya bahan
makanan atau mungkin adanya kesenjangan sosial terhadap pola distribusi
makanan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi kelaparan di suatu wilayah:
A. Perlambatan Ekonomi
xix
bagian di Afrika yaitu Sudan Selatan, Somalia dan Mali, jutaan jiwa telah
dikabarkan meninggal dunia pada kasus kelaparan ini.
C. Perubahan Iklim
Cara termudah agar kita bisa mencegah terjadi kasus kelaparan dengan
cara membantu sesama sebagai bentuk kepedulian kita terhadap manusia,dengan
hal itu kita bisa merasakan alangkah indahnya jika kita mulai berbagi dengan
saudara-saudara kita dengan memberikan sedikit makan untuk mereka yang kini
sedang menahan rasa lapar diperutnya.
xx
Gizi buruk, kelaparan, dan malnutrisi merupakan masalah serius yang bisa
berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Ketahanan pangan dapat menjadi
solusi untuk mencegah permasalahan ini. Hal tersebut dapat dicapai dengan
memberdayakan keluarga petani yang merupakan kunci untuk mencegah
terjadinya gizi buruk, kelaparan, hingga malnutrisi.
Tanpa kita ketahui, makanan yang ada di meja makan kita sebagian besar
dihasilkan oleh pertanian keluarga. Pertanian keluarga menghasilkan 80 persen
makanan dunia dan merupakan sumber pekerjaan terbesar. Akan tetapi, di sisi
lain, banyak keluarga petani sangat miskin, mengalami permasalahan Kesehatan,
malnutrisi, serta kerawanan pangan.
Tidak hanya di Indonesia, sebagian besar dunia masih belum terlepas dari
ancaman rawan pangan dan kemiskinan. Ditambah lagi pengaruh perubahan iklim
membuat dunia semakin kesulitan pangan. Karena itu, FAO, Organisasi Pangan
Dunia, ikut berperan untuk bersama-sama memerangi kelaparan. FAO
menargetkan dalam 15 tahun ke depan tak ada lagi kelaparan bagi anak-anak,
perempuan, laki-laki dan siapa saja di seluruh dunia. FAO membuat 8 upaya
untuk mengentaskan kelaparan di dunia. Upaya-upaya tersebut antara lain
(2) Menyelamatkan ibu dan bayi karena ibu yang memiliki gizi baik akan
memiliki bayi yang lebih sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang jauh
lebih kuat.
(5) Pemberian nutrisi yang tepat kepada bayi dengan harapan dapat
meningkatkan 46 persen lebih banyak pendapatan seumur hidup di masa
depan.
xxi
(6) Menangani kekurangan zat besi pada anak akan dapat meningkatkan
produktivitas di tempat kerja sebesar 20 persen di masa depan.
(7) Mengurangi angka kematian bayi. Tanpa kelaparan, kematian anak terkait
nutrisi akan diakhiri. Selain itu, pada masa depan, dapat ditingkatkan tenaga
kerja sebesar 9,4 persen.
(8) Kesejahteraan sosial. Tidak adanya kasus kelaparan akan membangun negara
yang lebih aman, sejahtera, makmur, dan adil. Selain itu, pendidikan generasi
penerus juga lebih terjamin.
Diantaranya, makanan
sehat yang merupakan
istilah
pemasaran untuk
menyarankan efek
kesehatan manusia di
luar diet sehat normal
yang diperlukan untuk
nutrisi manusia.
Makanan fungsional
adalah makanan atau
xxii
minuman yang
diperkaya dengan nutrisi
atau zat tertentu (seperti
vitamin, mineral, serat,
dan probiotik) di luar
nutrisi alami
yang sudah ada di
makanan tersebut. Hal
ini ditujukan untuk
memberi nilai tambah
pada makanan
sehingga dapat
berpengaruh positif
terhadap kesehatan
melebihi
xxiii
nilai gizi dasar yang
sudah ada.
Makanan fungsional
mencakup produk
makanan yang sangat
luas. Mulai dari
makanan yang dibuat
dari bahan fungsional
tertentu (misalnya
produk susu yang
mengandung probiotik)
sampai makanan pokok
sehari-hari yang
diperkaya dengan
nutrisi tertentu (seperti
sereal yang diperkaya
xxiv
dengan asam folat,
minyak goreng
yang diperkaya dengan
vitamin A, telur yang
diperkaya dengan asam
lemak omega-
3, dan masih banyak
lagi).
Selain kedelapan upaya tersebut, untuk meningkatkan kesejahteraan
pertanian keluarga dan memperkuat ketahanan pangan petani, dibutuhkan inovasi-
inovasi yang mendukung kebijakan dan lingkungannya. Inovasi dalam teknologi
dan dalam institusi. Inovasi tersebut dapat berupa upaya program makanan sehat
atau makanan fungsional bagi masyarakat oleh pemerintah.
Probiotik adalah istilah yang mengacu pada mikroorganisme yang
memberikan manfaat bagi manusia dan hewan. Mikroorganisme tersebut berperan
dalam keseimbangan mikroba usus dan juga berperan penting dalam menjaga
Kesehatan.
Vitamin merupakan komponen penting dalam bahan makanan yang
diperlukan dalam jumlah yang sedikit karena berfungsi untuk menjaga
kelangsungan hidup dan pertumbuhan.
Mineral terbagi menjadi dua jenis, yaitu makromineral dan micromineral.
Makromineral diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari 100 mg/hari seperti
natrium, kalium, fosfor, magnesium, klor, dan belerang. Sebaliknya, micromineral
diperlukan dalam jumlah yang lebih kecil dari 100 mg/hari seperti besi, yodium,
xxv
fluor, tembaga, unsur perunut seperti mangan, kromium, kobalt, molebdenum, dan
Selenium.
xxvi
BAB IV
KESIMPULAN
Kasus kelaparan masih menjadi salah satu permasalahan yang tak kunjung
selesai. Perlambatan ekonomi yang terjadi di suatu wilayah atau pun Negara
menjadi faktor utama yang membuat lemahnya perekonomian di wilayah tersebut.
Perubahan iklim turut menjadi penyebab terjadinya kasus kelaparan, dapat
dikatakan perubahan iklim yang terjadi di suatu wilayah dapat memperburuk
kemampuan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan makanan mereka, sebab
perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan ekstrem dapat melenyapkan hasil
panen yang merupakan pasokan makanan serta mata pencaharian masyarakat.
xxvii
Perubahan iklim yang tak bisa diprediksi turut menjadi alasan terbesar
kenapa kelaparan masih terjadi. Bahkan mungkin kita tidak menyadari adakah
orang di sekitar kita yang kini sedang kelaparan karna tak berdaya untuk membeli
makan. Kurangnya kepedulian inilah yang seringkali menjadi penyebab kelaparan
yang terjadi pada saudara-saudara kita yang merasakan. Gizi buruk, kelaparan,
dan malnutrisi merupakan masalah serius yang bisa berdampak buruk bagi
kesehatan masyarakat. Hal tersebut dapat dicapai dengan memberdayakan
keluarga petani yang merupakan kunci untuk mencegah terjadinya gizi buruk,
kelaparan, hingga malnutrisi. Tanpa kita ketahui, makanan yang ada di meja
makan kita sebagian besar dihasilkan oleh pertanian keluarga. Tidak hanya di
Indonesia, sebagian besar dunia masih belum terlepas dari ancaman rawan pangan
dan kemiskinan. Karena itu, FAO, Organisasi Pangan Dunia, ikut berperan untuk
bersama-sama memerangi kelaparan. Tanpa kelaparan, kematian anak terkait
nutrisi akan diakhiri. Selain itu, pada masa depan, dapat ditingkatkan tenaga kerja
sebesar 9,4 persen. Tidak adanya kasus kelaparan akan membangun negara yang
lebih aman , sejahtera, makmur, dan adil sesuai dengan Pancasila sila ke-5.
xxviii
DAFTAR PUSTAKA
SDGs. Apa Itu SDGs dan Tujuan SDGs. Retrievied December 7, 2020 from
https://www.sdg2030indonesia.org/page/8-apa-itu
Lenhart, A., Purcell, K., Smith, A., & Zickuhr, K. (2010). Social Media andYoung
Adults. Pew Internet & American Life Research Center
xxix