UNDANG-UNDANG PANGAN
Dosen Pembimbing:
Oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
penulis beri judul “Undang-Undang Pangan”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi. Makalah ini penulis susun agar
para pembaca bisa menambah pengetahuannya tentang Sistem Pangan dan Gizi.
Penulis
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan primer dari manusia
selain sandang dan papan. Pangan memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia, oleh karena itu dibutuhkan suatu jaminan bahwa
pangan yang dikonsumsi sehari-hari oleh manusia memiliki tingkat
keamanan yang tinggi, sehingga manusia dapat bebas dari serangan
penyakit atau bahaya yang berasal dari makanan. Pemerintah menyadari
pentingnya keamanan pangan yang dikonsumsi oleh manusia sehingga
menetapkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 yang mengatur
pangan di Indonesia. Disamping itu terdapat Peraturan Pemerintah Nomor
28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, memberikan
wewenang kepada Badan POM untuk melakukan pengawasan keamanan,
mutu dan gizi pangan yang beredar.
Berbicara masalah pangan yang aman, bermutu dan bergizi
seimbang tidak terlepas dari faktor keamanan pangan. Masalah keamanan
pangan memang menjadi isu strategis saat ini. Keamanan pangan
merupakan sebuah isu yang harus diperhatikan secara seksama untuk
menjaga tingkat kesehatan dari masyarakat. Dalam Pasal 1 angka 5
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, yang dimaksud
dengan keamanan pangan adalah:
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang mengganggu
,merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Undang-undang Pangan?
4
2. Apa saja isi dari Undang-Undang Pangan?
3. Bagaimana Azas,Tujuan,dan Lingkungan Peraturan dari undang-
undang pangan?
4. Bagaimana menyusun Perencanaan Pangan yang sesuai dengan
Undang-undang Pangan?
5. Bagaimana Ketersediaan Pangan menurut Undang-Undang Pangan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Undang-Undang
Pangan
2. Untuk mengetahui apa saja isi dari Undang-Undang Pangan
3. Untuk mengetahui apa saja azas,tujuan,dan lingkungan peraturan dari
undang-undang pangan
4. Untuk mengetahui cara menyusun Perencanaan pangan yang sesuai
dengan undang pangan
5. Untuk mengetahui ketersediaan pangan menurut undang-undang
pangan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Undang-undang Pangan
6
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan, bahan
baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
7
B. Isi Undang-Undang Pangan
Berikut adalah isi UU 18 tahun 2012 tentang Pangan:
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan
tambahan Pangan, bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.
2. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri
menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat
dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem
Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
3. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam
memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat
menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat
perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia,
sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.
4. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara
sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan
terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
5. Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali,
dan/atau mengubah bentuk Pangan.
6. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil
produksi dalam negeri dan Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila
kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan.
8
7. Cadangan Pangan Nasional adalah persediaan Pangan di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk konsumsi manusia dan untuk
menghadapi masalah kekurangan Pangan, gangguan pasokan dan harga,
serta keadaan darurat.
8. Cadangan Pangan Pemerintah adalah persediaan Pangan yang dikuasai dan
dikelola oleh Pemerintah.
9. Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi adalah persediaan Pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh pemerintah provinsi.
10. Cadangan Pangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah persediaan
Pangan yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota.
11. Cadangan Pangan Pemerintah Desa adalah persediaan Pangan yang
dikuasai dan dikelola oleh pemerintah desa.
12. Penyelenggaraan Pangan dilakukan dengan berdasarkan asas
1. kedaulatan
2. kemandirian
3. ketahanan
4. keamanan
5. manfaat
6. pemerataan
7. berkelanjutan dan
8. keadilan.
9
3. mewujudkan tingkat kecukupan Pangan, terutama Pangan Pokok
dengan harga yang wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
4. mempermudah atau meningkatkan akses Pangan bagi masyarakat,
terutama masyarakat rawan Pangan dan Gizi
5. meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar
dalam negeri dan luar negeri
6. meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang Pangan
yang aman, bermutu, dan bergizi bagi konsumsi masyarakat
7. meningkatkan kesejahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya
Ikan, dan Pelaku Usaha Pangan
8. melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya Pangan
nasional.
1. perencanaan Pangan
2. Ketersediaan Pangan
3. keterjangkauan Pangan
4. konsumsi Pangan dan Gizi
5. Keamanan Pangan
6. label dan iklan Pangan
7. pengawasan
8. sistem informasi Pangan
9. penelitian dan pengembangan Pangan
10. kelembagaan Pangan
11. peran serta masyarakat
12. penyidikan.
10
D. Perencanaan Pangan
Perencanaan Pangan dilakukan untuk merancang Penyelenggaraan
Pangan ke arah Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanana
Pangan.Perencanaan Pangan harus memperhatikan:
E. Ketersediaan Pangan
Perencanaan Pangan dilakukan untuk merancang Penyelenggaraan
Pangan ke arah Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan
Pangan.
Perencanaan Pangan harus memperhatikan:
a. pertumbuhan dan sebaran penduduk
b. kebutuhan konsumsi Pangan dan Gizi
c. daya dukung sumber daya alam, teknologi, dan kelestarian lingkungan
d. pengembangan sumber daya manusia dalam Penyelenggaraan Pangan
e. kebutuhan sarana dan prasarana Penyelenggaraan Pangan
f. potensi Pangan dan budaya lokal
g. rencana tata ruang wilayah
h. rencana pembangunan nasional dan daerah.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dibutuhkan suatu jaminan bahwa pangan yang dikonsumsi sehari-hari
oleh manusia memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sehingga manusia
dapat bebas dari serangan penyakit atau bahaya yang berasal dari makanan.
Sehingga Pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012
yang mengatur pangan di Indonesia.
Disamping itu terdapat Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, memberikan wewenang kepada
Badan POM untuk melakukan pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan
yang beredar.
Undang-Undang yang ditetapkan telah mengatur tentang pangan dan
kriterinya mulai dari proses produksi, kebermanfaatan hingga kemerataan dan
tersedianya panan tersebut di Indonesia. Hal inilah yang menjadi dasar atau
acuan kita sebagai masyarakat untuk menjalankan dan melaksanakannya
sebagaimana perundang-undangan tersebut ditetapkan.
B. Saran
Perlu dilihat dan ditinjau kembali apakah Undang-Undang tersebut efektif
dan berlajalan baik pada masyarakat dan masalah apa yang muncul sebagai
dampak negative undang-undang tersebut untuk menimalisir segala
kemungkinan terburuk di masa depan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13