Anda di halaman 1dari 13

ILMU USAHA TANI

MANAJEMEN SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI DALAM

USAHA TANI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Usaha Tani yang dibimbing oleh

Dr.Ir.Yuniar Hajar P,M.MA

Nama Kelompok :
1. Rio Adin Pradana
NPM : 18.60118.100011
2. Nanda Gusti Ardiya Putra
NPM : 18.60118.100010

UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
OKTOBER 2018
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................4
1.1 Latar belakang...................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................4
1.3 Manfaat.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................5
2.1 Pengertian Pangan dan Gizi..............................................5
2.2 Konsumsi pangan dan Gizi...............................................7
2.2.1 Keragaman Pangan..................................................8
2.2.2 Keamanan Pangan....................................................8
2.2.3 Mutu Gizi.................................................................9
2.2.4 Konsumsi Pangan Individu....................................10
2.2.5 Konsumsi Pangan Keluarga...................................11
2.2.5 Konsumsi Pangan Masyarakat...............................12
BAB III PENUTUP..................................................................13
1.Kesimpulan.........................................................................13
2. Saran...................................................................................13

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas berkat

dan rahmatnya, kita dapat menyusun maakalah mengenai ”Penilaian

status Gizi, Masalah Gizi, dan Faktor yang mempengaruhi status

Gizi” ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun mengingat semakin

meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan industri yang

meningkatkan kadar kerusakan lingkungan.

Akhirnya apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik

dari segi isi maupun penulisan. Jadi besar harapan kami sudilah

pembaca memberikan kritik dan saran yang konstruktif sehingga

dapat masukan demi perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pangan dan gizi, adalah sesuatu gabungan kata yang sulit
dipisahkan, karena berbicara gizi haruslah menyangkut pangan dan
bahan makanan, dan ini tidak berarti bahwa bahan pangan yang tidak
bergizi menjadi tidak penting artinya. Peningkatan produksi pangan
haruslah dikaitkan dengan program kecukupan pangan dan gizi, bukan
saja untuk memenuhi kecukupan nasional tetapi juga bagi seluruh
golongan rawan pangan dan gizi di Indonesia. Masalah ini perlu
mendapat perhatian dan diharapkan ada pemikiran mengenai bagaimana
cara pemerataan pangan dan gizi.
Perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggungjawab bersama
antara pemerintah bersama masyarakat, sesuai dengan peraturan
pemerintah (PP) No. 68 Tahun 2002 tentang ketahanan pangan, yang
secara spesifik mengatur bahwa pemerintah menyelenggarakan
pengeturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap
ketersediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
beragam,bergizi, berimbang, aman, merata dan terjangkau oleh daya
beli masyarakat. Di sisi lain masyarakat berperan dalam
menyelenggarakan produksi, penyediaan, perdagangan, dan distribusi
sekaligus sebagai konsumen.
Keragaman konsumsi pangan masyarakat Indoneaia dengan
indicator skor Pola Pangan Harapan (PPH), menunjukkan bahwa skor
mutu konsumsi pangan penduduk Indonesia periode 2005 – 2009 terjadi
fluktuasi. Hal ini diindikasikan terjadinya penurunan skor PPH dari 81,9
pada tahun 2008 menjadi 75,7 pada tahun 2009. Penurunan mutu
konsumsi pangan penduduk menunjukkan kurangnya kesadaran
masyarakat akan pangan yang beragam, bergizi, berimbang dan aman.

4
Kurangnya kesadaran masyarakat tersebut ditunjukkan oleh dominasi
konsumsi energy kelompok padi-padian sebesar 61,8 persen artinya
masih lebih besar 11,8 persen dari proporsi ideal sebesar 50 persen,
diikuti dengan semakin meningkatnya konsumsi terigu yang
menrupakan bahan pangan impor. Sementara itu, konsumsi pangan
yang lainnya masih belum memenuhi komposisi ideal yang dianjurkan.
Tercukupnya pangan merupakan factor utama bagi kehidupan.
Karena manusia tidak bias bertahan hidup jikalau sudah tidak ada
makanan. Bukan hanya tercukupnya pangan saja, tetapi gizi yang
terkandung dalam pangan tersebut harus diperhatikan, agar orang yang
mengkonsumsinya dapat memperoleh kecukupan gizi yang semestinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pangan dan gizi?
2. Apa yang dimaksud dengan konsumsi pangan?

1.3 Manfaat
Untuk mengetahui apa itu pengertian pangan dan gizi
Untuk mengetahui konsumsi pangan dan gizi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pangan dan Gizi


Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati air, baik yang dioalah maupun tidak diolah, yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan
dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman ( UU RI
No. 1996 tentang pangan )
Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzali” yang artinya
makanan dan manfaat untuk kesehatan. Untuk hidup an
meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 6
kelompok zat gizi (karbohidrat, protein , lemak, vitamin, mineral
dan air) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga
kekurangan.

 Fungsi Pangan
Fungsi pangan yang utama bagi manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan zat-zat gizi tubuh, sesuai dengan jenis
kelamin , usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh. Fungsi
pangan yang demikian dikenal dengan istilah fungsi primer
(primary function). Selain memiliki fungsi primer, bahan
pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi sekunder
(secondary function), yaitu memiliki penampakan dan cita
rasa yang baik. Seiring dengan makin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, maka
tuntunan konsumen terhadap bahan pangan juga kian
bergeser.
6
Bahan pangan yang kini mulai banyak diminati konsumen
bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta
penampakan dan cita rasa yang menarik, tetapi juga harus
memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh. Fungsi yang
demikian dikenal sebagai fungsi tertier (tertiary function).
Saat ini banyak dipopulerkan bahan pangan yang
mempunyai fungsi sosiologis tertentu dalam tubuh, misalnya
untuk menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar
kolesterol, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan
penyerapan kalsium, dan lain-lain. Dasar pertimbangan
konsumen di Negara-negara maju dalam memilih bahan
pangan, bukan hanya bertumpu pada kandungan gizi dan
kelezatannya, tetapi juga pengaruhnya terhadap kesehatan
tubuhnya. Saat ini pangan telah diandalkan sebagai
pemelihara kesehatan dan kebugaran tubuh.

 Fungsi Gizi
Ada enam macam zat gizi yang kita kenal yaitu :
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Dalam
tubuh, makanan yang kita makan akan diurai menjadi zat
gizi, zat gizi ini kemudian akan diserap oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya masing-masing. Fungsi zat gizi dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Zat penghasil energy atau tenaga
2. Zat pembangun dan pemelihara sel dan jaringan tubuh
3. Zat pengatur proses tubuh.

7
Zat penghasil energy atau disebut juga zat tenaga adalah
fungsi zat gizi yang pertama. Zat gizi dalam makanan yang
menjadi sumber energy disebut zat energy, yaitu meliputi
karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi penghasil energy ini
sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok yaitu
seperti nasi. Roti, kentang, dsb.
Fungsi zat gizi yang kedua, yaitu sebagai zat
pembangun dan pemelihara sel daringan tubuh atau disebut
juga zat pembangun. Zat gizi yang berperan disini adalah
protein dan mineral. Protein dan mineral diperlukan untu
membangun sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel
yang telah rusak.
Jenis makanan penghasil zat pembangun adalah ikan, telur,
susu, kacang-kacangan,dll. Manfaatnya untuk memperbarui
sel-sel tubuh yang rusak dan digantikan dengan yang baru.
Fungsi zat gizi yang terakhir, yaitu sebagai pengatur
proses dalam tubuh atau disebut juga zat pengatur. Zat gizi
yang berperan dalam proses pengaturan tubuh adalah
protein, vitamin, mineral, dan air. Makanan penghasil zat
pengatur adalah sayuran, dan buah-buahan.

2.2 Konsumsi Pangan dan Gizi


Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan,
secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi sesorang atau
kelompok atau sekelompok orang yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis adalah upaya untuk memenuhi
keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh zat zat gizi
yang diperlukan tubuh.

8
2.2.1 Keragaman Pangan
Sekarang pola konsumsi pangan masih sangat mengutamakan
beras. Kenyataan ini menunjukkan bahwa pola konsumsi
pangan rakyat, dan dengan demikian keadaan perekonomian
sebgai keseluruhan, sangat tergantung pada satu jenis pangan.
Pola konsumsi pangan yang terlalu tergantung pada satu jenis
pangan dapat menimbulkan beberapa masalah. Pertama,
keadaan pangan akan selalu rawan karena apabila terjadi
kekurangan dalam jenis pangan ini akan timbul kerisauan
didalam masarakat. Lagi pula dalam keadan masih ada impor,
kemampuan Negara untuk mencukupinya akan sangat
teergantung dari persediaan beras disementara Negara
pengespor beras. Kedua , pola konsumsi pangan
mengutamakan satu jenis pangan tidak dapat menjamin
keseimbangan gizi yang memadai.

2.2.2 Keamanan Pangan


Keamanan pangan merupakan aspek yang sangat penting
dalam kehidupan sehari hari. Kurangnya perhatian terhadap
hal ini, telah sering mengakibatkan trjadinya dampak berupa
penurunan kesehatan konsumenya, mulai dari keracunan
makanan akibat tidak higienisnya proses penyiapan dan
penyajian sampai resiko munculnya penyakit kanker akibat
penggunaan bahan tambahan.
(a)Beberapa masalah keamanan pangan meliputi beberapa
hal diantaranya :
1. Masih ditemukannya produk pangan yang tidak memenuhi
persyaratan mutu keamanan, misalnya penggunaan bahan

9
tambahan yang dilarang, cemaran kimia berbahaya,
cemaran pathogen, masa kadaluarsa dan sebagainya.
2. Masih banyaknya terjadi kasus keracunan karena makanan
yang sebagian besar belum dilaporkan dan belum
diidentifikasi penyebabnya.
3. Masih rendahnya pengetahuan, ketrampilan, dan
tanggungjawab produsen pangan tentang mutu dan
keamanan pangan, terutama pada industry kecil atau
industry rumah tangga.
4. Masih rendahnya kepedulian konsumen tentang mutu dan
keamanan pangan karena terbatasnya.

2.2.3 Mutu Gizi


Pangan yang sebaiknya dikonsumsi oleh individu, keluarga
dan masyarakat adalah pangan yang dari segi kualitas fisik
yang baik dan tidak trcemar oleh bahan-bahan kimia.
Kualitas pangan yang kurang baik diindonesia dikarenakan
organisasi-organisasi yang terkait seperti BPOM dan
MENKES tidak bekerja semestinya. Selain itu dimana dalam
pendistribusian pangan memakan waktu yang lama dan dari
distributor 1 kedistributor yang lain. Sehingga kualitas
pangan menurun baik dari fisik (kesegaran pangan) maupun
kandungan gizi yang ada dalam pangan. Dilain sisi tingkat
pendidikan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
kualitas pangan yang baik juga masih kurang. Padahal,
kualitas pangan sangat mempengaruhi kualitas sumber daya
manusia baik secara fisik dan kecerdasan.

10
2.2.4 Konsumsi pangan individu
Setiap individu memerlukan proporsi asupan gizi yang
bervariasi sesuai dengan berat badan, tinggi badan, dan
aktivitas sehari-hari. Hanya tiga macam zat gizi yang
berfungsi sebagai sumber energy bagi tubuh, yaitu
karbohidrat (pati, gula), protein dan lemak. Didalam tubuh,
karbohidrat, lemak dan protein, akan dioksidasi dalam sel
dengan bantuan enzim, koenzim (misalnya vitamin) dan
hormone. Prosesnya memerlukan oksigen dan hasil yang
diperoleh berupa karbondioksida, air dan energy.
AKG
adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi setiap
hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet
normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu, perlu di
pertimbangkan setiap factor yang berpengaruh terhadap
absorbs zat-zat gizi yang efisiensi penggunaannya didalam
tubuh. Untuk sebagian zat gizi, sebagian dari kebutuhan
mungkin dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suatu zat
yang didalam tubuh kemudian dapat diubah menjadi zat gizi
esensial.

2.2.5 Konsumsi Pangan Keluarga


Makanan keluarga adalah makanan yang dihidangkan
dalam suatu keluarga dari hari ke hari. Lengkap tidaknya
susunan makanan keluarga ini banyak tergantung pada
kemampuan keluarga itu sendiri untuk menyusun makanan,
kemampuan untuk mendapatkan bahan makanan yang
diperlukan, adat kebiasaan, dan sedikit banyak pengetahuan
dalam hal menyusun makanannya.

11
Susunan makanan yang dihidangkan untuk keluarga dari
hari ke hari lazimnya disebut menu makanan. Jadi menu ialah
kumpulan beberapa macam makanan atau masakan yang
disajikan untuk setiap kali makan. Menu yang sederhana
hanya terdiri dari makanan pokok, dan sedikit lauk pauk,
misalnya nasi dengan sayur. Menu yang lengkap, akan terdiri
dari : nasi, sayur , sebagai pembantu untuk membasahi nasi
yang umumnya dibuat dari sayuran, kemudian lauk yang
berupa ikan atau daging, serta buah-buahan pencuci mulut.
Menu yang disusun sedemikian itu sudah cukup memenuhi
syarat. Ini adalah menu untuk sekali makan.
Menu untuk 1 hari, akan terdiri dari hidangan berupa
makan pagi, makan siang, makan malam, dan kadang-kadang
kita makan juga makanan selingan. Menu sedemikian itu
lazim digunakan pada keluarga-keluarga dikota. Dipedesaan
biasanya keluarga-keluarga itu hanya makan dua kali sehari,
yaitu makan pagi dan makan sore. Perbedaan inii ada, karena
umumnya petani-petani berangkat kesawah, atau ke
kebunnya, pagi-pagi sekali dan baru kembali sore harinya.
Konsumsi pangan keluarga adalah kemampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh
anggota dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya.

2.2.6 Konsumsi pangan masyarakat


Pemenuhan gizi yang cukup juga harus diperoleh seluruh
masyarakat yang berekonomi rendah, menengah, sampai
yang berekonomi tinggi. Karena dengan gizi yang cukup
pada masyarakat dapat meningkatkan produktivitas kerja
yang berpengaruh terhadap perekonomian Negara.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dalam mengkonsumsi makanan, yang pertama harus dilakukan
memperhatikan kecukupan gizi yang akan diterima dalam tubuh,
oleh karena itu, kita harus memperhatikan berbagai hal yang
berhubungan mengenai makanan tersebut, yaitu mutu gizi yang ada
dalam makanan, kondisi fisiknya, harga dari makanan tersebut,
serta ketersediaan dan ketahanan pangan.

2. Saran
Pengetahuan masyarakat tentang pemilihan makanan yang baik
untuk mencapai hidup yang sangat dipengaruhi oleh beberapa
factor antara lain, ekonomi, social, budaya, kondisi kesehatan dan
lain-lain. Karena manusia tidak bias bertahan hidup jikalau sudah
tidak ada makanan. Bukan hanya tercukupnya pangan saja, tetapi
gizi yang terkandung dalam pangan tersebut harus diperhatikan,
agar orang yang mengkonsumsinya dapat memperoleh kecukupan
gizi yang semestinya.

13

Anda mungkin juga menyukai