DISUSUN OLEH:
NESTI
CINDY
RIKA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga kelompok kami dapat menyusun
makalah Mata Kuliah Kulinari Diatetik ini dengan judul “KETERAMPILAN
DAN SENI PENGOLAHAN MAKANAN”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “KETERAMPILAN DAN SENI
PENGOLAHAN MAKANAN”
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
BAB 3 PENUTUP
3.1 Simpulan.........................................................................................25
3.2 Saran...............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................27
II
BAB 1
PENDAHULUAN
2
BAB 2
KETERAMPILAN DAN SENI PENGOLAHAN MAKANAN
Makanan pokok adalah jenis makanan yang dikonsumsi dalam porsi yang
banyak, menjadi sumber karbohidrat, memiliki rasa yang netral,
mengenyangkan, dan didapatkan dari hasil alam daerah setempat1. Makanan
pokok memainkan peran penting dalam keberlanjutan kehidupan manusia dan
budaya makan di berbagai etnik. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
makanan pokok:
3
2. Jagung: Di Benua Amerika, penduduknya menjadikan jagung sebagai
salah satu makanan pokok sehari-hari. Jagung dapat dengan mudah
ditemukan di Amerika Serikat. Penyebaran jagung sebenarnya datang dari
Amerika Tengah. Karena jumlah jagung melimpah di Amerika Serikat,
negara tersebut menjadi produsen dan pengekspor jagung terbesar.
4
4. Beras: Beras merupakan makanan pokok di Asia. Penduduk di Asia
menjadi konsumen tertinggi beras. Di tahun 2018-2020, jumlah konsumsi
beras di Asia mencapai 77,2 kg per orang dalam satu tahun. Hal ini
dipengaruhi oleh banyaknya petani yang berada di Asia, yang juga
memproduksi beras sekitar 90% dari produksi beras dunia.
Makanan pokok ini berperan dalam menyediakan energi dan nutrisi yang
diperlukan bagi tubuh manusia. Pengelompokkan makanan pokok dapat
berdasarkan sumbernya, baik dari pangan nabati (seperti nasi, jagung, dan
gandum) maupun pangan hewani (seperti telur, susu, daging, dan ikan).
Dalam pola makan sehari-hari, kita memerlukan berbagai zat gizi untuk
menjaga kesehatan tubuh. Zat gizi ini dapat dikelompokkan menjadi
makronutrien dan mikronutrien. Mari kita jelaskan lebih lanjut:
1. Makronutrien:
o Karbohidrat: Karbohidrat adalah sumber utama energi bagi tubuh.
Ini terdiri dari dua jenis: amilum (dapat dicerna) yang ditemukan
dalam beras, jagung, dan gandum, serta selulosa (tidak dapat
dicerna) yang ada dalam sayuran dan buah-buahan.
o Protein: Protein berperan dalam pertumbuhan, perbaikan sel, dan
fungsi tubuh. Sumber protein meliputi daging, ikan, telur, dan
produk susu.
o Lemak: Lemak memberikan energi dan membantu penyerapan
vitamin. Ada lemak jenuh (ditemukan dalam daging dan produk
5
susu), lemak tak jenuh tunggal (ditemukan dalam minyak zaitun),
dan lemak tak jenuh ganda (ditemukan dalam ikan dan kacang-
kacangan).
2. Mikronutrien:
o Vitamin: Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan dalam
jumlah kecil. Beberapa contoh vitamin:
Vitamin A: Penting untuk penglihatan dan sistem
kekebalan tubuh. Ditemukan dalam wortel, bayam, dan
hati.
Vitamin C: Berperan sebagai antioksidan dan membantu
penyerapan zat besi. Terdapat dalam jeruk, stroberi, dan
paprika.
Vitamin D: Penting untuk kesehatan tulang. Dapat
diperoleh dari sinar matahari dan makanan seperti ikan
salmon dan telur.
o Mineral: Mineral adalah unsur kimia yang diperlukan dalam
jumlah kecil. Beberapa contoh mineral:
Zat Besi: Penting untuk pembentukan sel darah merah.
Ditemukan dalam daging merah dan kacang-kacangan.
Kalsium: Mendukung kesehatan tulang dan gigi. Terdapat
dalam produk susu dan sayuran hijau.
6
1. Kebutuhan Kalori:
o Sehat: Kebutuhan kalori individu yang sehat tergantung pada usia,
berat badan, dan tingkat aktivitas. Penghitungan kalori dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus seperti Mifflin Equation
atau Ireton Jones.
o Sakit: Pada kondisi sakit, kebutuhan kalori dapat berubah.
Misalnya, pada pasien dengan luka bakar, kebutuhan kalori akan
meningkat untuk mempercepat penyembuhan1.
2. Kebutuhan Protein:
o Sehat: Protein penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.
Kebutuhan protein dapat dihitung berdasarkan berat badan dan
aktivitas. Contoh, pria usia 19-29 tahun membutuhkan sekitar 63
gram protein per hari.
o Sakit: Pada kondisi sakit, kebutuhan protein dapat meningkat,
terutama pada pasien yang mengalami trauma atau infeksi.
3. Kebutuhan Vitamin dan Mineral:
o Sehat: Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah kecil untuk
fungsi tubuh yang optimal. Contoh:
Vitamin A: Penting untuk penglihatan dan sistem
kekebalan tubuh.
Vitamin C: Berperan sebagai antioksidan dan membantu
penyerapan zat besi.
Zat Besi: Penting untuk pembentukan sel darah merah.
Kalsium: Mendukung kesehatan tulang dan gigi.
o Sakit: Pada kondisi tertentu, seperti diabetes mellitus, kebutuhan
vitamin dan mineral dapat berubah.
8
o Pastikan bahan makanan diperoleh dari sumber yang bersih dan
higienis. Cuci sayuran dan buah dengan air bersih sebelum
digunakan.
o Simpan bahan makanan dengan benar agar tidak terkontaminasi
oleh bakteri atau kuman.
5. Tanggal Kedaluwarsa:
o Periksa tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk. Jangan
gunakan bahan makanan yang sudah melewati tanggal
kedaluwarsa.
Penting untuk memahami teknik penyimpanan yang benar agar makanan tetap
segar, aman, dan berkualitas. Berikut adalah beberapa prinsip dan teknik yang
dapat membantu menjaga kualitas dan keamanan pangan:
9
o Makanan Panas: Pastikan makanan panas tetap panas (di atas
60°C) untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
3. Pemisahan Bahan Makanan Matang dan Mentah:
o Jangan menyimpan bahan makanan mentah bersama dengan yang
sudah matang. Ini mengurangi risiko kontaminasi silang.
4. Penggunaan Bahan Baku yang Aman:
o Pastikan bahan baku bebas dari kontaminan berbahaya seperti
pestisida, zat pengawet, dan bahan kimia lainnya.
5. Penyimpanan dalam Wadah yang Tertutup Rapat:
o Gunakan wadah plastik, kaca, atau aluminium yang kedap udara
untuk menghindari kontaminasi dan menjaga kesegaran makanan.
o Tandai tanggal penyimpanan pada wadah agar Anda tahu kapan
makanan harus dikonsumsi.
1. Merebus:
o Merebus adalah metode memasak dengan menggunakan air
mendidih. Ini adalah cara yang baik untuk mempertahankan
kandungan gizi, terutama pada sayuran dan biji-bijian.
o Pastikan waktu merebus tidak terlalu lama agar nutrisi tetap
terjaga.
2. Mengukus:
10
o Mengukus adalah metode memasak dengan uap air. Ini
memungkinkan makanan matang tanpa merusak vitamin dan
mineral.
o Sayuran, ikan, dan daging dapat diukus untuk menjaga kualitas
gizinya.
3. Memanggang:
o Memanggang adalah cara memasak yang baik karena
menghasilkan rasa khas dan mengurangi penggunaan minyak.
o Namun, sekitar 40% vitamin B dan mineral pada daging yang
dipanggang dapat hilang. Jadi, jangan terlalu sering memanggang
hingga makanan gosong.
4. Menumis:
o Menumis menggunakan sedikit minyak dan memasak dengan
cepat. Ini mempertahankan kandungan gizi dan rasa alami
makanan.
o Gunakan minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
5. Menggunakan Microwave:
o Memasak dengan microwave adalah metode yang mudah dan
aman. Ini mempertahankan kandungan gizi karena waktu memasak
yang singkat.
o Pastikan menggunakan wadah microwave yang aman dan sesuai.
11
2.2.4 Adaptasi Teknik Pengolahan Berdasarkan Kondisi Kesehatan
Individu
Pengolahan makanan yang tepat dapat memengaruhi kualitas dan nilai gizi
yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah beberapa contoh adaptasi teknik
pengolahan berdasarkan kondisi kesehatan individu:
12
Makanan yang diolah menggunakan garam natrium seperti
biskuit, crackers, krupuk, dan kue-kue asin.
Makanan dalam kaleng seperti sarden, sosis, dan sayuran
buah-buahan dalam kaleng.
Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, dan saus tomat.
o Cara Mengatur Diet:
Tambahkan bumbu alternatif seperti bawang merah/putih,
jahe, dan kencur.
Gunakan garam beryodium (30-80 ppm) tidak lebih dari 1
sendok teh/hari.
Konsultasikan penggunaan makanan/minuman suplemen
dengan dokter.
13
o Cara Mengatur Diet:
Pilih metode memasak yang rendah lemak seperti
mengukus, memanggang, atau merebus.
Beralih ke produk susu rendah lemak.
Perhatikan label makanan untuk menghindari makanan
tinggi lemak.
Dalam dunia kuliner, presentasi makanan memiliki peran yang sangat penting.
Bagaimana suatu hidangan disajikan secara visual dapat mempengaruhi selera
makan dan kesan pertama bagi para pelanggan. Berikut adalah beberapa prinsip
yang dapat membantu Anda menciptakan presentasi makanan yang menarik dan
menggugah selera:
1. Tablewares Trendy: Piring dan peralatan makan yang unik dan trendi
dapat menambah daya tarik hidangan. Misalnya, piring dengan tepi gerigi,
warna kontras, atau talenan kayu. Penggunaan peralatan yang berbeda dari
yang biasa akan membuat hidangan terlihat eksotis dan menonjol.
2. Titik Fokus: Seperti dalam seni, setiap hidangan memiliki titik fokus. Jika
Anda ingin menonjolkan dessert, pastikan cake atau pastry menjadi
elemen dominan. Buah-buahan, saus, atau hiasan lainnya hanya berperan
sebagai pendukung.
3. Bermain Dengan Tekstur: Kombinasi tekstur dan warna kontras pada
makanan dapat menciptakan pengalaman bersantap yang berkesan.
14
Misalnya, padukan kerenyahan kulit ayam panggang dengan saus creme
yang lembut dan berwarna merah, serta tambahan daun seledri yang hijau.
4. Pengaturan Ketinggian: Membuat bagian tertentu dari hidangan lebih
tinggi dapat menarik perhatian mata pelanggan. Anda bisa menumpuk
sayuran atau elemen utama untuk mencapai ketinggian yang diinginkan di
atas piring.
5. Penyajian dengan Garnish
Garnish dalam dunia kuliner adalah seni menghias hidangan dengan elemen-
elemen yang unik dan cantik. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai
garnish:
1. Tujuan Garnish:
o Membuat Tampilan Menarik: Garnish digunakan untuk
memperindah tampilan hidangan saat disajikan. Bentuk, warna,
dan susunan garnish dapat menarik perhatian dan membuat
hidangan terlihat lebih menggugah selera.
o Menggugah Selera: Garnish yang menarik dapat memancing
selera makan. Ketika mata melihat hidangan yang indah, otak akan
lebih tertarik untuk mencicipinya.
o Memberikan Aroma Khas: Beberapa garnish, seperti daun mint
atau bawang merah iris tipis, memberikan aroma khas yang
melengkapi rasa hidangan.
15
o Mengukirkan Pesan Khusus: Garnish dapat digunakan untuk
menuliskan kata-kata atau nama, memberikan sentuhan spesial
pada hidangan.
o Ekspresi Seni: Koki atau barista dapat mengekspresikan
kreativitas dan nilai seni melalui garnish yang mereka buat.
2. Bahan Garnish:
o Garnish dapat terbuat dari berbagai bahan yang bisa dimakan.
Beberapa contoh bahan yang sering digunakan:
Buah-buahan: Irisan jeruk, potongan stroberi, atau hiasan
dari kiwi.
Sayuran: Daun seledri, wortel parut, atau bawang hijau.
Herba: Daun mint, peterseli, atau rosemary.
Bahan Lain: Keju parmesan parut, coklat parut, atau
kacang-kacangan.
3. Kreativitas dalam Garnish:
o Koki dapat berkreasi dengan bentuk dan susunan garnish.
Misalnya, membuat bunga dari irisan mentimun atau mengukir
wortel menjadi bentuk yang menarik.
o Warna kontras juga penting. Misalnya, taburan paprika merah di
atas saus putih akan menciptakan efek visual yang menarik.
Ingatlah bahwa garnish bukan hanya tentang keindahan visual, tetapi juga tentang
memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi para penikmat hidangan.
Dengan sentuhan kreativitas, hidangan Anda akan lebih istimewa!
16
pendukung, sehingga bahan utama tetap mendominasi dan diberi garnish
sebagai pelengkap dekorasi saat mendominasi dan diberi garnish sebagai
pelengkap dekorasi saat penataan di atas piring. (Gisslen, Professional
Cooking, 1946). Maksud hiasan (garnish) pada suatu hidangan adalah untuk
memberi daya tarik serta keindahan pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini
akan mempengaruhi penglihatan kita, sehingga menimbulkan selera yang
akhirnya berkeinginan untuk segera mencicipi hidangan yang disajikan.
Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan
suatu warisan dari leluhur kita. Misalnya, bentuk hiasan buah-buahan untuk
sesaji di Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Menurut
Idayati & Pratiwi (2008) Jenis – jenis garnish ada 2 yaitu
1. Simple Garnish, adalah garnish yang terdiri dari satu bahan atau lebih,
biasanya terbuat dari sayur dan buah - buahan, cereal atau
makananmakanan yang sudah jadi, seperti crouton, bread, tart, dan
sebagainya.
2. Composite Garnish, adalah garnish yang terdiri dari bermacammacam
bahan sebagai hiasan yang sesuai dengan makanan dasar. Bahan-bahan
tersebut harus mempunyai perpaduan rasa dan aroma dengan makanan
pokok atau bahan satu dengan yang lainnya.
Bahan – Bahan Garnish
Menurut Idayati & Pratiwi (2008) Dalam garnish terdapat 2 tipe yaitu
edible garnish dan non edible garnish.
1. Edible Garnish : hiasan yang terbuat dari bahan makanan (raw material)
yang dapat dimakan dan dicerna seperti, Buah, sayuran, Roti, Pasta,
Bijibijian dan lain-lain. Dalam garnish ini harus berkualitas terutama
disajikan pada hotel bintang 5 dan kebersihan untuk garnish tersebut.
2. Non Edible Garnish : hiasan yang dibuat atau ditambahkan yang tidak
dapat dimakan dan dicerna seperti, Bunga, Hiasan buatan, keranjang
rotan. Dalam tipe garnish ini harus dipastikan kebersihan dan kualitas
bahan untuk dijadikan garnish dan aman untuk makanan. dan banyak lagi.
17
Bahan garnish yang terbuat dari sayuran seperti Tomat, wortel, timun,
paprika cabai merah, selada dan masih banyak lagi. Sementara bahan dari
buah seperti anggur, apel, ceri, strawberry, jeruk dan lemon. Ada juga
bahan bahan selain sayur dan buah yang dapat dimakan seperti roti tawar,
jelly, abon, krim, butter cream dan lain-lain. Begitu juga Syarat-syarat
dalam garnish untuk penyajian makanan adalah Bahan yang dipakai harus
bahan yang segar, dapat dimakan, Tidak berulat dan bersih. Dalam
kebersihan garnish juga harus diperhatikan terutama garnish yang bisa
dimakan, Harus mengetahui jenis makanan yang akan dihias, sehingga
bahan yang akan dipakai sesuai bahan yang akan dimasak.
3. Warna Garnish: Penggunaan warna yang mencolok dan menarik, Alat-alat
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan agar hasilnya bagus dan rapi,
indah, dan mempesona, Besar hiasan dan hidangan yang akan dihias harus
seimbang dengan besar ruangan dan tahu persis dimana hiasan itu akan
diletakkan, Makanan harus kelihatan menarik dan tekstur lebih baik,
Memberi variasi makanan yang memang, mempunyai warna yang kurang
menarik agar lebih terlihat menarik. Dalam dunia seni masak memasak,
bukan saja rasa enak yang menjadi tujuan utamanya, faktor keindahan dan
keserasian juga memegang peranan penting. Maksud hiasan (garnish)
pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan
pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini akan mempengaruhi penglihatan
kita, sehingga menimbulkan selera yang akhirnya berkeinginan untuk
segera mencicipi hidangan yang disajikan.
18
2.3.3 Pentingnya Penataan Hidangan Sesuai Kebutuhan Individu
(Anak-Anak, Lansia, Penderita Penyakit Tertentu).
19
o Porsi Terkendali: Lansia cenderung memiliki nafsu makan yang
berkurang. Berikan porsi yang sesuai agar mereka tetap
mendapatkan nutrisi yang cukup.
3. Penderita Penyakit Tertentu:
o Diet Khusus: Penderita penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau
alergi memerlukan penataan hidangan yang memperhatikan
batasan tertentu. Misalnya, diet rendah garam atau rendah gula.
o Menghindari Pemicu: Beberapa penyakit memiliki pemicu
tertentu. Hindari makanan yang dapat memperburuk kondisi
kesehatan mereka.
o Konsultasi dengan Ahli Gizi: Penderita penyakit tertentu
sebaiknya berkonsultasi dengan ahli gizi untuk merancang menu
yang sesuai dengan kebutuhan medis mereka.
20
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam mengolah dan menyajikan makanan, terdapat berbagai aspek yang
perlu diperhatikan, mulai dari pemilihan bahan hingga teknik pengolahan dan
penyajian. Berikut adalah kesimpulan mengenai topik ini:
1. Pemilihan Bahan Makanan:
o Mengenal Jenis Bahan: Penting untuk memahami karakteristik
bahan makanan, baik nabati maupun hewani. Bahan nabati
meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia.
Bahan hewani mencakup ikan, daging, dan produk susu.
o Kualitas Bahan: Kualitas bahan makanan memengaruhi hasil akhir.
Pilih bahan segar dan berkualitas.
o Daya Awet: Bahan nabati cenderung lebih awet daripada bahan
hewani.
2. Teknik Pengolahan:
o Pengolahan Panas Basah: Metode seperti merebus, mengukus, dan
merebus dalam saus. Cocok untuk bahan nabati.
o Pengolahan Panas Kering: Metode seperti memanggang,
menggoreng, dan memanggang kering. Cocok untuk bahan hewani.
o Teknik Lain: Fermentasi, pengasapan, dan pengeringan juga
digunakan.
3. Penyimpanan Bahan Makanan:
o Tempat yang Tepat: Simpan bahan makanan di tempat yang sesuai
agar tetap segar dan aman.
o Suhu: Pastikan suhu penyimpanan sesuai dengan jenis bahan.
4. Pemersiapkan Bahan Makanan:
o Pencucian: Bersihkan bahan makanan dengan baik sebelum
pengolahan.
21
o Pengupasan dan Potongan: Sesuaikan dengan resep dan jenis
hidangan.
5. Seni Penyajian dan Garnish:
o Tampilan Menarik: Penyajian yang menarik mempengaruhi selera
makan. Gunakan garnish seperti sayuran segar, bunga, atau hiasan
lainnya.
o Porsi dan Warna: Perhatikan porsi dan kontras warna pada piring.
6. Kesehatan dan Syarat Gizi:
o Individu Sehat: Penyajian harus memperhatikan kebutuhan gizi
individu, termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan
mineral.
o Individu Sakit: Sesuaikan dengan kondisi kesehatan, misalnya diet
rendah garam atau lemak.
Dengan memahami semua aspek di atas, kita dapat menciptakan pengalaman
makan yang memuaskan, baik untuk individu sehat maupun yang sedang
dalam kondisi sakit.
3.2 Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai
mahasiswa kesehatan dapat memahami tentang KETERAMPILAN DAN SENI
PENGOLAHAN MAKANAN. Kami menyadari bahwa dalam membuat makalah
ini masih terdapat kesalahan/kekurangan kata-kata yang kurang tepat Kami minta
maaf.
22
DAFTAR PUSTAKA
Rasid, J., Wondal, R., & Samad, R. (2020). Kajian tentang Kegiatan Cooking Clas
s Dalam Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun.
Jurnal Ilmiah Cahaya Paud, 2(2), 82-91. Diakses pada tanggal 19 Februari
2024
Dwi, R. (2023). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XBG2 Mata Pelajaran
Boga Dasar Materi Garnish Makanan dan Minuman Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Numbered Head Together (NHT) di SMK Negeri
3 Banda Aceh. Jurnal Serambi Akademica, 11(6), 674-687. . Diakses pada
tanggal 19 Februari 2024
Fitria, R. L. Y., Putri, Y. S., Ernawati, E., Haniyah, H., Mardikaningsih, R.,
Retnowati, E., ... & Anjanarko, T. S. (2023). Pelatihan Garnish Sayur Bagi
Pemula Untuk Kader Tim Penggerak Pemberdayaan Dan Kesejahteraan
Keluarga Desa Wilayut. Kegiatan Positif: Jurnal Hasil Karya Pengabdian
Masyarakat, 1(3), 194-200. . Diakses pada tanggal 19 Februari 2024
Noviastuti, N., & Putranti, R. E. (2021). Penerapan Hygiene dan Sanitasi Dalam
Proses Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Baku Makanan Di Dapur
Cakra Kusuma Hotel Yogyakarta. Jurnal Nusantara, 4(2), 33-43. Diakses
pada tanggal 19 Februari 2024
24