DISUSUN OLEH :
JOHN RAFAEL SINAGA
062230450923
DOSEN PEMBIMBING :
Marta Tika Handayani, S. TP.,M. Sc
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
menguntungkan bagi konsumen karena manfaat yang dapat diambil, tetapi juga
merupakan peluang bagi industri pangan dan menguntungkan pemerintah.
Keuntungan dari konsumen bisa dilihat
dari manfaat pangan fungsional bagi kesehatan. Pangan fungsional dapat
digunakan sebagai pangan untuk mencegah berbagai penyakit misalnya obesitas,
diabetes, hipertensi, jantung koroner dan kanker. Dampak lain yang tidak
langsung antara lain dapat meningkatkan imunitas, memperlambat penuaan dan
meningkatkan penampilan fisik (“awet muda”). Bagi industri pangan, permintaan
yang tinggi akan pangan fungsional berarti sebuah peluang untuk meningkatkan
keuntungan dengan melakukan inovasi pengembangan produk dan formulasi
makanan sesuai dengan permintaan pasar. Beragamnya masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat juga berarti semakin luas segmen pasar dengan
kebutuhan pangan fungsional tertentu. Pemerintah juga
diuntungkan oleh perkembangan pangan fungsional. Paling tidak ada tiga
komponen yang memungkinkan timbulnya keuntungan bagi pemerintah menurut
Marsono (2007) yaitu: (i) kesempatan kerja dengan berkembangnya industri
pangan fungsional, (ii) pengurangan biaya pemeliharaan kesehatan masyarakat
dan (iii) peningkatan pendapatan (pajak) dari industri pangan fungsional
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktiukum ini adalah untuk mengetahui pengaruh temperatur
terhadap ekstraksi pada teh dan bunga telang dan pengaruh pH terhadap ekstrasi
pada bunga telang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Menurut peneliti Jepang, suatu produk harus memenuhi beberapa
persyaratan untuk dianggap sebagai makanan fungsional:
(1) harus merupakan makanan yang berasal dari bahan alami (bukan
dalam bentuk kapsul, tablet atau bubuk), (2) dapat dan sesuai untuk digunakan
sebagai bagian dari diet atau menu sehari-hari, (3) memiliki fungsi tertentu bila
dicerna. dan mungkin berperan dalam proses tubuh tertentu seperti:
memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, mencegah penyakit tertentu,
membantu memulihkan kondisi tubuh setelah terkena penyakit tertentu, menjaga
kondisi fisik dan mental serta memperlambat proses penuaan. Berdasarkan konsep
yang dikembangkan oleh para ilmuwan, jelaslah bahwa makanan dengan efek
kesehatan tidak sama dengan suplemen makanan atau obat-obatan. Pangan
fungsional dapat dimakan tanpa takaran tertentu, dapat dinikmati seperti makanan
pada umumnya, enak dan bergizi (Astawan, 2011).
Peran pangan fungsional dalam tubuh hanya bergantung pada kandungan
gizi dan non gizi yang dikandungnya. Bahan-bahan tersebut biasanya berupa
bahan aktif yang dapat terdapat secara alami di dalam makanan melalui bahan
tambahan atau pengolahan dari luar (akibat reaksi kimia tertentu atau aktivitas
mikroba).
6
BAB III
METODELOGI
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari temperatur mempengaruhi ekstrasi
Hasil Keterangan
Merah kecolatan
Kuning Keemasan
Biru pekat
8
Bening
Pink keunguan
Ungu muda
9
4.2 Pembahasan
Komponen utama dalam teh adalah katekin, ada empat jenis katekin yaitu
epicatechin, epigallocatechin, epicatechin gallate dan epigallocatechin gallate.
Teh hijau memiliki lebih banyak senyawa katekin ini daripada teh hitam. Dalam
teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi theaflavin dan thearubigins.
Senyawa lain yang terkandung dalam teh adalah alkaloid kafein, yang bersama
dengan polifenol teh menciptakan rasa yang menyegarkan.
Hasil pertama yaitu suhu yang mempengaruhi ekstraksi bunga teh dan
telang terdapat perbedaan warna yang signifikan antara yang menggunakan air
panas dan air saja. Biasanya ekstraksi lambat sehingga warna yang dihasilkan
kuning keemasan. Mirip dengan bunga kupu-kupu, hasil penelitian menunjukkan
bahwa bunga ini diekstraksi dengan cepat dengan air panas, sehingga warna yang
dihasilkan adalah biru tua. Mereka menggunakan air biasa, bukan air baru, jadi
tidak ada perubahan warna. Perbedaan warna ini dikarenakan peningkatan suhu
dan waktu pemanasan dapat meningkatkan kadar komponen yang terekstraksi
karena peningkatan suhu dan waktu pemanasan meningkatkan laju ekstraksi.
Temuan lain adalah bahwa pH mempengaruhi ekstraksi yang dilakukan
pada bunga telang dengan menambahkan perasan jeruk nipis. Awalnya, bunga
telang yang diekstraksi dengan suhu tinggi menghasilkan warna biru tua,
sedangkan bunga telang yang direndam suhu rendah berwarna putih bening.
Kemudian sebagian mendapat pH asam untuk ekstraksi air suhu tinggi, sebagian
kecil lainnya untuk bunga telang diekstraksi dengan air suhu rendah. Terjadi
perubahan warna yaitu ekstraksi bunga telang dengan pH asam tinggi berubah
warna menjadi merah muda. Sedangkan pewarnaan ungu terjadi pada pH rendah.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan mengenai pengaruh temperatur dan
pH yang dilakukan pada teh dan bunga telang dapat disimpulkan bahwa benar
jika temperatur dan pH dapat mempengaruhi ekstraksi semakin tinggi temperatur
air akan membuat hasil ektrak berubah warna lebih pekat, sedangkan semakin
rendah temperatur air tidak dapat mengekstraksi teh dan bunga telang. Semakin
asam pH yang ditambahkan maka semakin besar pula perubahan warna pada
ekstrak bunga telang.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan memahami cara kerja praktikum pangan fungsional
terlebih dahulu dan mengikuti prosedur-prosedur yang ada.
11
DAFTAR PUSTAKA
Suter IK. 2011. Pangan Fungsional dalam Kesehatan Ayurveda. Makalah disajikan pada
Seminar Sehari dalam rangka Hari Ibu di Universitas Hindu Indonesia.
12
LAMPIRAN
13
Gambar 9. Bunga telang ph asam rendah Gambar 10. Hasil akhir
14
LAMPIRAN
*Perebusan air
15
*Hasi pengaruh temperature terhadap ekstraksi
16