Anda di halaman 1dari 10

EKSPLORASI PANGAN FUNGSIONAL PADA KESEHATAN DAN

PROSPEK PERKEMBANGANNYA

A. PENDAHULUAN undangan yang berlaku pada saat proses


pengolahan pangan. Masalah kurang
Orang-orang yang bijaksana sering
terjaminnya keamanan pangan inilah
mengatakan bahwa "kesehatan adalah
menjadi salah satu penyebab yang
harta yang paling berharga dalam hidup
mendorong masyarakat konsumen lebih
ini". Sehat dan bugar adalah dua kunci
memilih makanan alamiah (natural food)
yang sebaiknya dimiliki oleh setiap orang
untuk dikonsumsi agar memperoleh
agar hidup ini menjadi lebih bermakna.
kesehatan yang lebih baik dimasa
Untuk mewujudkannya antara lain dapat
mendatang. Namun, perlu diingat menurut
kita lakukan melalui pengaturan makanan
Raghuver dan Tandon (2009) bahwa diet
(Astawan, 2011).
adalah hanya salah satu aspek dari
Seiring dengan kemajuan dibidang pendekatan pola hidup yang komprehensip
budidaya pertanian, penanganan untuk memperoleh kesehatan yang baik,
pascapanen dan teknologi pengolahan termasuk didalamnya yaitu latihan-latihan
pangan, disatu sisi, dipasaran saat ini secara regular, mengurangi rasa stress,
cukup tersedia bahan pangan dan hasil menjaga berat badan dan praktek lainnya
olahannya yang beragam baik jenis yang positif terhadap kesehatan. Bila
maupun mutunya. Di sisi lainnya, aspek semua hal-hal tersebut dilakukan maka
keamanan bahan pangan dan hasil pangan fungsional baru dapat memperbaiki
olahannya sangat mengkhawatirkan kesehatan dan menguragi resiko penyakit.
masyarakat konsumen. Hal ini disebabkan
Dalam kehidupan modern ini,
karena masih intensifnya penggunaan
filosofi makan telah mengalami
pestisida dalam mengendalikan hama dan
pergeseran, di mana makan bukanlah
penyakit tanaman pangan dan penggunaan
sekadar untuk kenyang, tetapi yang lebih
bahan kimia yang terlarang serta
utama adalah untuk mencapai tingkat
penggunaan dosis bahan tambahan pangan
kesehatan dan kebugaran yang optimal.
(BTP) yang melebihi ambang batas yang
Menurut Winarno dkk.(1995) dan Astawan
diijinkan sesuai peraturan perundang-
(2011) fungsi pangan dikelompokkan
menjadi tiga fungsi yaitu fungsi primer tuntutan terhadap ketiga fungsi bahan
(primary function), fungsi sekunder pangan tersebut akan semakin tinggi pula.
(secondary function) dan fungsi tertier
Tujuan dari penulisan artikel ini
(tertiary function). Fungsi primer adalah
adalah untuk mengeksplorasi pangan
fungsi pangan yang utama bagi manusia
fungsional yang bergerak dalam kesehatan
yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat-zat
dan juga prospek perkembangannya dalam
gizi tubuh, sesuai dengan jenis kelamin,
memberikan kontribusi dalam kehidupan
usia, aktivitas fisik, dan bobot tubuh.
sehari-hari.
Selain memiliki fungsi primer, bahan
pangan sebaiknya juga memenuhi fungsi B. PEMBAHASAN

sekunder yaitu memiliki penampakan dan Pemahaman Pangan Fungsional


cita rasa yang baik. Sebab, bagaimanapun
Dasar pertimbangan konsumen di
tingginya kandungan gizi suatu bahan
negara-negara maju dalam memilih bahan
pangan akan ditolak oleh konsumen bila
pangan, bukan hanya bertumpu pada
penampakan dan cita rasanya tidak
kandungan gizi dan kelezatannya, tetapi
menarik dan memenuhi selera
juga pengaruhnya terhadap kesehatan
konsumennya. Itulah sebabnya kemasan
tubuhnya (Goldberg, 1994). Kenyataan
dan cita rasa menjadi faktor penting dalam
tersebut menuntut suatu bahan pangan
menentukan apakah suatu bahan pangan
tidak lagi sekedar memenuhi kebutuhan
akan diterima atau tidak oleh masyarakat
dasar tubuh (yaitu bergizi dan lezat), tetapi
konsumen. Dengan makin meningkatnya
juga dapat bersifat fungsional. Dari sinilah
kesadaran masyarakat akan pentingnya
lahir konsep pangan fungsional (fungtional
hidup sehat, maka tuntutan konsumen
foods), yang akhir-akhir ini sangat populer
terhadap bahan pangan juga kian bergeser.
di kalangan masyarakat dunia. Konsep
Bahan pangan yang kini mulai banyak
pangan fungsional sebenarnya sudah ada
diminati konsumen bukan saja yang
sejak lama. Menurut Subroto (2008)
mempunyai komposisi gizi yang baik serta
sekitar 2.500 tahun yang lalu Hippocrates
penampakan dan cita rasa yang menarik,
pernah berkata ”Let your food be your
tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis
medicine and let your medicine be your
tertentu bagi tubuh. Fungsi yang demikian
food” (gunakanlah makanan sebagai
dikenal sebagai fungsi tertier. Semakin
obatmu dan obatmu sebagai makanan).
tinggi tingkat kemakmuran dan kesadaran
Dalam filosofi Hippocrates tersebut, pada
seseorang terhadap kesehatan, maka
konsentrasi tertentu, makanan bisa menjadi
obat dan obat bisa menjadi makanan. proses penuaan. The International Food
Namun, pada konsentrasi tinggi (berlebih Information mendefinisikan pangan
atau overdosis), makanan dan obat justru fungsional sebagai pangan yang
dapat menjadi racun bagi tubuh kita. memberikan manfaat kesehatan di luar zat-
zat dasar. Menurut konsensus pada The
Ada beberapa istilah untuk
First International Conference on East-
makanan yang berpengaruh baik
West Perspective on Functional Foods
terhadap.kesehatan yaitu : :Functional
tahun 1996, pangan fungsional adalah
food, Nutraceutical, Pharma food,
pangan yang karena kandungan komponen
Designer food, Vita food, Phytochemical,
aktifnya dapat memberikan manfaat bagi
Food aceutical, Health food, Natural food
kesehatan, di luar manfaat yang diberikan
dan Real food.
oleh zat-zat gizi yang terkandung di
Sampai saat ini belum ada definisi dalamnya. (Astawan, 2011). Definisi
pangan fungsional yang disepakati secara pangan fungsional menurut Badan POM
universal. Berikut disajikan beberapa adalah pangan yang secara alamiah
definisi atau pengertian tentang pangan maupun telah melalui proses, mengandung
fungsional. Di Jepang tahun.1991 makanan satu atau lebih senyawa yang berdasarkan
fungsional didefinisikan sebagai FOSHU kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai
(Foods for Spesified Health Used) yaitu fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang
makanan yang memiliki efek spesifik bermanfaat bagi kesehatan. Serta
terhadap kesehatan karena ada kandungan dikonsumsi sebagaimana layaknya
senyawa kimia tertentu pada bahan makanan atau minuman, mempunyai
makanan. Menurut Goldberg (1994) karakteristik sensori berupa penampakan,
pangan fungsional adalah makanan (bukan warna, tekstur dan cita rasa yang dapat
kapsul, pil atau tepung) berasal dari diterima oleh konsumen. Selain tidak
ingredient alami. Dapat dan harus memberikan kontra indikasi dan tidak
dikonsumsi sebagai bagian dari diet harian memberi efek samping pada jumlah
dan memiliki fungsi tertentu bila dicerna, penggunaan yang dianjurkan terhadap
membantu mempercepat proses tertentu metabolisme zat gizi lainnya.
dalam tubuh seperti : meningkatkan
Dari beberapa definisi yang telah
mekanisme pertahanan secara biologis,
diuraikan di atas dapatlah dikatakan bahwa
mencegah penyakit tertentu, penyembuhan
pada dasarnya pangan fungsional adalah
dari penyakit spesifik, mengendalikan
pangan yang karena kandungan komponen
kondisi fisik dan mental, dan menghambat
aktifnya diluar kandungan zat gizinya 2. Pangan fungsional tradisional:
dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, merupakan pangan fungsional yang
merupakan bagian dari diet sehari-hari dan diolah secara tradisional mengikuti
memiliki sifat sensoris yang dapat cara pengolahan yang diturunkan
diterima. dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Menurut Astawan
Jenis-Jenis Pangan Fungsional
(2011) beberapa contoh pangan
Jenis-jenis pangan fungsional tradisional Indonesia yang
secara umum dibagi berdasarkan dua hal, memenuhi persyaratan pangan
yaitu berdasarkan sumber pangan dan cara fungsional adalah: minuman beras
pengolahannya (Subroto,2008) kencur, temulawak, kunyit-asam,

1. Berdasarkan Sumber Pangan dadih (fermentasi susu khas


Sumatera Barat), dali (fermentasi
Pangan fungsional digolongkan
susu kerbau khas Sumatera Utara),
menjadi dua, yaitu pangan fungsional
sekoteng atau bandrek, tempe, tape
nabati merupakan pangan fungsional
dan jamu.
bersumber dari bahan tumbuhan
3. Pangan fungsional modern
(contohnya kedelai, beras merah, tomat,
merupakan pangan fungsional yang
anggur dan bawang putih) dan pangan
dibuat khusus menggunakan resep-
fungsional hewani merupakan pangan
resep baru. Beberapa contoh
fungsional bersumber dari bahan hewan
pangan fungsional modern menurut
(contohnya ikan, daging dan susu).
Astawan (2011) adalah:
2. Berdasarkan Cara Pengolahannya a. Pangan tanpa lemak, rendah
kolesterol dan rendah
Pangan fungsional digolongkan
trigliserida.
menjadi tiga kelompok yaitu :
b. Breakfast cereals dan
1. Pangan fungsional alami:
biskuit yang diperkaya serat
merupakan pangan fungsional yang
pangan.
sudah tersedia di alam tanpa perlu
c. Mi instan yang diperkaya
pengolahan sama sekali.
dengan berbagai vitamin
Contohnya buah-buahan dan sayur-
dan mineral.
sayuran segar yang bisa langsung
d. Permen yang mengandung
dimakan.
zat besi, vitamin, dan
fruktooligosakarida.
e. Pasta yang diperkaya serat asam amino, peptida dan protein,
pangan. glikosida, alkohol, isoprenoid dan vitamin,
f. Sosis yang diperkaya kolin, bakteri asam laktat (BAL), mineral,
dengan oligosakarida, serat polyunsaturated fatty acids (PUFA),
atau kalsium kulit telur. fitokemikal dan antioksidan (Goldberg,
g. Minuman yang 1994). Selanjutnya menurut Subroto
mengandung suplemen (2008) komponen bioaktif yang ada pada
serat pangan, mineral dan pangan fungsional adalah : karotenoid
vitamin. (beta-karoten, lutein dan likopen), serat
h. Cola rendah kalori dan cola pangan (serat tak larut, beta-glukan, serat
tanpa kafein. terlarut), asam lemak [Mono unsaturated
i. Sport drink yang diperkaya fatty acids (MUFA), Poly unsaturated fatty
protein. acids PUFA)], flavonoid (antosianin,
j. Minuman isotonik dengan flavanol, flavanon, flavonol,
keseimbangan mineral. proantosianidin), isothiosianat (sulforafan),
k. Minuman untuk mineral (Ca, Mg, K, Se), asam fenolat
pencernaan. (as.kafeat, as.ferulat), stanol/sterol
l. Minuman pemulih energi tanaman (stanol/sterol bebas, stanol/sterol
secara kilat. ester), polyol (gula alkohol ; xylitol,
m. Teh yang diperkaya dengan sorbitol, manitol, laktitol), prebiotik
kalsium [inulin, FOS (fructooligosacharida),
polidekstrosa], probiotik (khamir,
Komponen Bioaktif Pangan Fungsional
Lactobacilli), fitoestrogen (isoflavon,
terhadap Kesehatan
lignan), protein kedelai, sulfida/thiol
Komponen bioaktif adalah (diallyl sulphida, allyl methyl trisulphida,
senyawa aktif dalam pangan fungsional dithiolthion) dan vitamin (A, B1, B2, B3,
yang bertanggung jawab atas B5, B6, B9, B12, Biotin, C, D dan E).
berlangsungnya reaksi-reaksi metabolisme Antioksidan yang ada pada buah dan
yang menguntungkan kesehatan (Subroto, sayuran antara lain vitamin C, vitamin E,
2008). Di Jepang pada tahun 1991 The karotenoid, glukosinolat dan polifenol
Japanese of Health and Welfare telah (Blasa et al. 2010).
mengidentifikasi ingredien yang
Berikut ini dijelaskan beberapa
memperbaiki kesehatan yaitu: serat
contoh komponen bioaktif yaitu serat
pangan, oligosakarida, gula alkohol, asam-
pangan, pati resisten, inulin, hiperkolesterol. Serat pangan di dalam
fruktooligosakarida (FOS), antioksidan, kolon akan terfermentasi menghasilkan
PUFA, probiotik, prebiotik dan simbiotik asam lemak rantai pendek [short chain
serta efeknya terhadap kesehatan. fatty acids (SCFA)], diantaranya asetat,
propionat dan butirat yang dilaporkan
Serat Pangan dan Pati Resisten
dapat mencegah kenaikan kolesterol
Serat pangan merupakan bagian (propionat) atau mencegah kanker kolon
dari tanaman yang tidak bisa dicerna oleh (butirat). Kapasitas pengikatan air yang
ensim pencernaan dalam usus halus besar dari serat pangan dapat
manusia sehat terutama terdiri dari mengakibatkan digesta (isi usus) ruah dan
polisakarida bukan pati dan lignin (Trowel, berkadar air tinggi sehingga mencegah
1972 dalam Marsono, 2007). Serat pangan konstipasi maupun divertikulosis.
meliputi polisakarida, karbohidrat analog, Kemampuan mengikat molekul organik
oligosakarida, lignin, dan bahan yang dapat mengakibatkan terikatnya empedu
terkait dengan dinding sel tanaman (waxes, dan akhirnya dapat menurunkan kolesterol.
cutin, suberin). Karbohidrat analog yang Dengan demikian jelas bahwa serat pangan
dimaksudkan dalam definisi ini meliputi dapat mencegah diabetes type II,
dekstrin tak tercerna, pati resisten dan mencegah hiperkolesterolemia serta
senyawa karbohidrat sintetis menyehatkan kolon (mencegah konstipasi,
(polydekstrosa, metil selulosa dan divertikulosis dan kanker kolon)
hydroxypropylmethyl selulosa). Secara (Muchtadi, 2001; Kusharto, 2006;
fisiologis, pati resisten didefinisikan Marsono, 2007; Santosa, 2011) Pangan
sebagai jumlah dari pati dan hasil sumber serat pangan antara lain bekatul,
pencernaan pati yang tidak diserap di sayur, buah, serealia, dan rumput laut
dalam usus halus individu sehat (Marsono,
Inulin dan FOS
2007; Lattimer dan Haub, 2010). Efek
kesehatan dari makanan fungsional sumber Inulin merupakan oligosakarida
serat dan pati resisten sangat berhubungan yang mengandung fruktosa yang terdapat
dengan efek fisiologis serat pangan. Serat dalam tanaman. Senyawa tersebut terdiri
pangan memberikan viskositas yang tinggi dari unit-unit fruktosa (dengan ikatan â (2-
pada digesta. Sifat ini dapat mengurangi 1) glikosida dan gugus terminal berupa
absorpsi glukosa dan kolesterol, sehingga glukosa. Inulin tanaman mengandung 2-
konsumsi serat pangan yang tinggi dapat 150 unit fruktosa. FOS adalah
mencegah diabetes maupun oligosakarida mengandung 2-10 unit
fruktosa, dihubungkan dengan ikatan kanker, (ii) meningkatkan pertahanan
glikosidik. Inulin dan FOS tidak dicerna oksidasi, (iii) membantu menyehatkan
dalam usus halus, sehingga nilai kalorinya mata, (iv) membantu meningkatkan
rendah dan difermentasi oleh mikroflora di kesehatan prostat, serta membantu
dalam kolon serta menstimulir mencegah timbulnya penyakit jantung
bifidobacteria. Ikatan â (2-1) glikosida ini (Anonim, 2006 dalam Marsono, 2007).
tahan terhadap pencernaan ensim, dan
Antioksidan kelompok flavonoids
merupakan sifat yang spesifik pada inulin.
antara lain berupa senyawa-senyawa
Efek kesehatan inulin dan FOS antara lain:
antosianin, flavanols, flavonones,
mengurangi konstipasi, menambah
flavonols serta proanthocyanidin. Jenis
frekuensi ke belakang, melunakkan feses,
antioksidan ini banyak terdapat pada buah-
menaikkan kadar air feses, meningkatkan
buahan (berry, cerry, anggur dan apel), teh,
bifidobakteri, laktobasili serta menurunkan
coklat, bawang merah, brokoli dan kacang
Enterobakteri dan Clostridium perfringen.
tanah. Efek kesehatan yang bisa
Inulin dan FOS banyak terdapat dalam :
ditimbulkan menurut Marsono (2007)
bawang merah, bawang putih, pisang dan
antara lain : (i) meningkatkan pertahanan
asparagus (Marsono, 2007;
antioksidan tubuh, (ii) memperbaiki fungsi
Kusharto,2006).
otak, (iii) menjaga kesehatan jantung, (iv)
Antioksidan menetralkan radikal bebas. Isoflavon
(daidzein, genistein) banyak terdapat di
Banyak jenis antioksidan alami
dalam kedelai dapat membantu
terdapat di berbagai bahan pangan, antara
mempertahankan kesehatan tulang dan
lain kelompok karotenoid dan flavonoid
otak serta meningkatkan kekebalan.
(Marsono, 2007; Subroto, 2008). Ada
beberapa macam karotenoid, terdapat pada Prospek Perkembangan Pangan
bahan pangan misalnya wortel, labu Fungsional
kuning, ketela rambat (beta karoten), jeruk,
Di banyak negara pangan
telur, jagung (lutein, zeaxantine), serta
fungsional telah berkembang sangat pesat.
tomat, semangka dan anggur (lycopene).
Hal tersebut dilandasi oleh beberapa alasan
Antioksidan kelompok karotenoid telah
yaitu: (i) meningkatnya kesadaran akan
diklaim memiliki efek menyehatkan antara
pentingnya makanan dalam pencegahan
lain (i) dapat menetralkan radikal bebas
atau penyembuhan penyakit (ii) tuntutan
yaitu suatu senyawa yang dapat merusak
konsumen akan adanya makanan yang
sel dan mengakibatkan timbulnya penyakit
memiliki sifat lebih, yaitu memiliki fungsional menjadi sangat penting. Pangan
kandungan ingridien fungsional, (iii) fungsional yang akan berkembang pesat
pengalaman masyarakat mengenai dimasa mendatang adalah yang erat
alternative medicine, (iv) studi kaitannya dengan pangan yang mampu
epidemiologi mengenai prevalensi menghambat proses penuaan,
penyakit tertentu yang ternyata meningkatkan daya immunitas tubuh,
dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan meningkatkan kebugaran, kecantikan
bahan yang dimakan oleh suatu populasi wajah dan penampilan, mendukung
(Marsono, 2007). relaxasi tidur dan istirahat, serta “good for
mood” (Suter, 2011).
Di Indonesia belum ada data
tentang besarnya produksi dan Pengembangan pangan fungsional
perdagangan pangan fungsional. Tetapi, di di suatu negara tidak saja menguntungkan
pasar banyak terlihat minuman fungsional bagi konsumen karena manfaat yang dapat
telah banyak ditawarkan. Produk-produk diambil, tetapi juga merupakan peluang
tersebut umumnya mengandung taurin, bagi industri pangan dan menguntungkan
kholin, madu, kafein ginseng dan pemerintah. Keuntungan dari konsumen
sebagainya yang diharapkan memberi efek bisa dilihat dari manfaat pangan fungsional
fisiologis pada tubuh. Minuman isotonik bagi kesehatan. Pangan fungsional dapat
yang memiliki kandungan elektrolit lebih digunakan sebagai pangan untuk
komplit dari pada air biasa juga menjadi mencegah berbagai penyakit misalnya
trend akhirakhir ini. Produk makanan/susu obesitas, diabetes, hipertensi, jantung
bayi telah banyak yang diperkaya dengan koroner dan kanker. Dampak lain yang
prebiotik sedangan susu untuk lansia tidak langsung antara lain dapat
diperkaya dengan Ca. meningkatkan imunitas, memperlambat
penuaan dan meningkatkan penampilan
Berdasarkan jenis-jenis penyakit
fisik (“awet muda”). Bagi industri pangan,
degeneratif (obesitas, diabetes, jantung
permintaan yang tinggi akan pangan
koroner, hypertensi dan kanker) yang
fungsional berarti sebuah peluang untuk
prevalensinya meningkat saat ini dan
meningkatkan keuntungan dengan
keinginan masyarakat untuk hidup lebih
melakukan inovasi pengembangan produk
sehat dan bugar melalui pengaturan pola
dan formulasi makanan sesuai dengan
makan, maka permintaan terhadap pangan
permintaan pasar. Beragamnya masalah
fungsional diprediksi akan meningkat.
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
Dengan demikian peranan pangan
juga berarti semakin luas segmen pasar pesat dimasa mendatang adalah yang erat
dengan kebutuhan pangan fungsional kaitannya dengan pangan yang mampu
tertentu. Pemerintah juga diuntungkan oleh menghambat proses penuaan,
perkembangan pangan fungsional. Paling meningkatkan daya immunitas tubuh,
tidak ada tiga komponen yang meningkatkan kebugaran, kecantikan
memungkinkan timbulnya keuntungan wajah dan penampilan, mendukung
bagi pemerintah menurut Marsono (2007) relaxasi tidur dan istirahat, serta “good for
yaitu: (i) kesempatan kerja dengan mood”. Dengan demikian, industri
berkembangnya industri pangan pengolahan pangan fungsional di
fungsional, (ii) pengurangan biaya Indonesia sangatlah prosfektif.
pemeliharaan kesehatan masyarakat dan Pengembangan industri pangan fungsional
(iii) peningkatan pendapatan (pajak) dari tidak hanya menguntungkan bagi industri,
industri pangan fungsional. tapi juga bagi masyarakat dan pemerintah.

C. PENUTUP DAFTAR PUSTAKA

Adanya masalah keragu-raguan Astawan M. 2011. Pangan Fungsional


konsumen terhadap keamanan makanan untuk Kesehatan yang Optimal. Fakultas
dan minuman tertentu yang masih beredar Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
dipasaran saat ini dan peningkatan
Blasa M, Gennari L, Angelino D and
prevalensi penyakit degeneratif serta
Ninfali P. 2010. Fruit and Vegetable
besarnya biaya perawatan sakit merupakan
Antioxidants in Health. In :Watson
faktor yang sangat mendukung
RR and Freedy VR. (Ed.). Bioactive Foods
dikembangkannya pangan fungsional. Sifat
in Promoting Health. Fruit and
fungsional dari pangan fungsional
Vegetables. Elsevier Inc. New York.
ditentukan oleh komponen bioaktif yang
ada di dalamnya. Indonesia kaya akan Goldberg I. 1994. Introduction. In :

sumber bahan pangan dengan kandungan Goldberg I.(Ed.). Functional Foods.

komponen bioaktif yang potensial untuk Designer Foods, Pharmafoods,

dikembangkan. Teknologi pangan dan Nutraceuticals. Chapman & Hall, New

penelitian-penelitian yang terkait dengan York.

pangan fungsional sudah dikembangkan. Kusharto CM. 2006. Serat Makanan dan
Hal ini semua menjadi modal dasar untuk Peranannya Bagi Kesehatan. Jurnal Gizi
mengembangkan pangan fungsional. dan Pangan. 1 (2) : 45-54
Pangan fungsional yang akan berkembang
Lattimer JM and Haub MD. 2010. Effects Widyakarya Nasional Khasiat
of Dietary Fiber and Its Components on Makanan Tradisional, Kantor
Metabolic Health. Nutrients, 2 : 1266- Menteri Negara Urusan Pangan RI, Jakarta
1289.

Marsono Y. 2007. Prospek


Pengembangan Makanan Fungsional.
Makalah disampaikan pada Seminar
Nasional dalam rangkan “National Food
Technology Competation (NFTC)”

Muchtadi D. 2001. Sayuran Sebagai


Sumber Serat Pangan Untuk Mencegah
Timbulnya Penyakit Degeneratif.
Jurnal Teknol dan Industri Pangan. 12 (1) :
61-71

Raghuver C and Tandon RV. 2009.


Consumtion of Functional Food and Our
Concerns. Review Article. Pak J
Physiol . 5(1) : 76-83

Santosa A. 2011. Serat Pangan (Dietary


fiber) dan Manfaatnya Bagi Kesehatan.
Magistra. 75 : 35 - 40

Subroto MA. 2008. Real Food, True


Health. Makanan Sehat Untuk Hidup
Lebih Sehat.PT AgroMedia Pustaka,
Jakarta.

Suter IK. 2011. Pangan Fungsional dalam


Kesehatan Ayurveda. Makalah disajikan
pada Seminar Sehari dalam rangka Hari
Ibu di Universitas Hindu Indonesia.

Winarno FG, Puspitasari NL dan


Kusnandar F.. 1995. Prosiding

Anda mungkin juga menyukai