Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pangan Fungsional.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
pelajaran PKWU. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Pangan Fungsional bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maesaroh, S.Pd, selaku guru mata pelajaran
PKWU yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 25 Januari 2022


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
1. Definisi Pangan Fungsional.....................................................................................................6
2. Syarat Pangan fungsional.........................................................................................................6
3. Kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional................................................8
4. Fungsi pangan fungsional........................................................................................................8
5. Jenis pangan fungsional...........................................................................................................8
6. Contoh makanan fungsional..................................................................................................10
7. Cara membuat makanan agar lebih fungsional......................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.....................................................................................................................12
B. SARAN.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia ini menunjukkan bahwa


berbagai upaya yang dilakukan berbagai bangsa untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatannya pada awalnya berbasis pada sumber daya alam yang
ada di sekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita. Mereka telah
mempunyai pengalaman panjang dan turun temurun dalam menyeleksi berbagai
sumber daya hayati di sekitarnya, yang mereka anggap dan yakini bermanfaat
bagi peningkatan kesehatan dan terapi penyakit.

Seperti halnya kebiasaan nenek moyang dulu, saat ini ada kecenderungan
orang mengonsumsi makanan tidak hanya semata-mata mempertimbangkan segi
gizi dan rasanya, tetapi juga pengaruh makanan tersebut pada kesehatan
tubuhnya. Makanan yang dikonsumsi harus diusahakan juga dapat menjaga
kesehatan dan kebugaran, serta menurunkan efek negatif bagi tubuh
pengonsumsinya (Muchtadi dan Wijaya, 1996). Ini dasar dari apa yang disebut
sebagai makanan fungsional.

Kemajuan iptek pangan dan farmasi yang pesat telah memberikan bukti
ilmiah bahwa sebagian besar jenis-jenis pangan yang diyakini nenek moyang kita
bermanfaat untuk peningkatan kesehatan dan pengobatan. Sebagain besar zat-zat
bioaktif bahan-bahan tersebut juga telah dapat diidentifikasi dan diisolasi.
Kemajuan ini mendorong lahirnya berbagai produk pangan fungsional dengan
berbagai klaim khasiat dan manfaatnya. Di masa datang kita tentu tidak ingin
menggantungkan diri pada produk pangan fungsional yang diproduksi di
mancanegara tetapi bahan bakunya berasal dari kita, atau diproduksi dengan
lisensi/paten dari mancanegara padahal komponen bioaktifnya berasal dari
sumber daya hayati pangan kita.
Tujuan penulisan makalah ini agar masyarakat menyadari bahwa bahan
pangan yang ada disekitar kita merupakan bahan pangan fungsional yang dapat
memberikan dampak positif bagi tubuh.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi pangan fungsional ?


2. Apa syarat makanan yang dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional ?
3. Apa kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional ?
4. Apa fungsi pangan fungsional ?
5. Apa saja jenis pangan fungsional ?
6. Apa saja contoh makanan fungsional ?
7. Bagaimana cara membuat makanan agar lebih fungsional ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Pangan Fungsional


Secara umum makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang
selain bergizi juga mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang,
karena di dalam makanan tersebut terkandung komponen atau zat-zat tertentu
yang mempunyai aktivitas fisiologis yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Di Indonesia, makanan fungsional juga dikenal dengan istilah makanan


kesehatan. Suplemen makanan kesehatan adalah makanan dalam bentuk kapsul,
tablet, bubuk, atau cairan yang mengandung zat gizi dan phytochemical, suatu
bentuk alternatif untuk makanan kesehatan.

Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang


secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih
senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi
sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori
berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh
konsumen. Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek
samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi
lainnya.terdapat golongan senyawa yang dianggap punya nilai fungsional adalah
serat pangan (deitary fiber), Oligosakarida, gula alkohol (polyol), asam lemak
tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), peptida dan protein
tertentu, glikosida dan isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan lesitin, kolin
dan lesitin, phytosterol, vitamin dan mineral.

2. Syarat Pangan fungsional

 Syarat umum

Jepang merupakan negara pertama yang mengembangkan makanan


fungsional serta membuat peraturan dan prosedur registrasi terhadap Foods for
Specified Health Use (FOSHU). Menurut para ilmuwan negeri matahari terbit itu,
suatu produk pangan dapat dikategorikan sebagai makanan fungsional bila
memenuhi persyaratan:

(1) Produk tersebut harus berupa produk pangan (bukan kapsul, tablet atau
powder) yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami pada bahan
pangan.

(2) Produk tersebut dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.

(3) Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna serta
memberikan peranan tertentu dalam proses metabolisme di dalam tubuh,
antara lain memperkuat mekanisme pertahanan tubuh atau meningkatkan
kekebalan terhadap suatu penyakit, mencegah timbulnya penyakit tertentu
(contoh : penyakit jantung, kanker, osteoporosis, dll), membantu
mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit, menjaga kondisi fisik dan
mental, serta memperlambat proses penuaan.

 Syarat di Jepang

Di Jepang, Kementerian Kesehatan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan


menyatakan bahwa suatu pangan bisa disebut sebagai pangan fungsional jika
memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Pangan tersebut harus dapat meningkatkan fungsi diet dan kesehatan.


2. Nilai positif gizi dan kesehatan harus terbukti kuat dengan hasil penelitian
secara empiris.
3. Anjuran konsumsi dari pangan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari
ahli gizi dan kesehatan.
4. Pangan dan komponen ingredien yang terkandung di dalamnya harus aman
sesuai dengan diet seimbang.
5. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus terkarakterisasi secara jelas
dalam hal sifat fisik dan kimia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif
(metode yang digunakan untuk menganalisa dari sifat tersebut harus
disertakan dengan jelas)
6. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya tidak boleh menurunkan nilai
gizi dari pangan tersebut.
7. Pangan tersebut harus dikonsumsi sesuai dengan asupan dan cara yang
normal.
8. Pangan tersebut tidak boleh dalam bentuk tablet, kapsul, atau serbuk.
9. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus berasal dari komponen
alami.

3. Kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional


Kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional antara lain:
1. Sensory (warna dan penampilannya yang menarik dan cita rasanya yang
enak),
2. Nutritional (bernilai gizi tinggi), dan
3. Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi
tubuh).

4. Fungsi pangan fungsional


Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan fungsional antara
lain adalah:
1. pencegahan dari timbulnya penyakit,
2. meningkatnya daya tahan tubuh,
3. regulasi kondisi ritme fisik tubuh,
4. memperlambat proses penuaan, dan
5. menyehatkan kembali (recovery).

5. Jenis pangan fungsional

 Jenis-Jenis Makanan Fungsional

Secara umum, jenis-jenis makanan fungsional dibagi berdasarkan dua hal,


yaitu berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahan.

a. Berdasarkan Sumber Makanan


Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional digolongkan menjadi dua,
yaitu makanan fungsional nabati dan makanan fungsional hewani.

1. Makanan fungsional nabati merupakan makanan fungsional yang bersumber


dari bahan tumbuhan. Contohnya kedelai, beras merah, tomat, bawang putih,
brokoli, jeruk, anggur, dan teh.

2. Makanan fungsional hewani merupakan makanan fungsional yang bersumber


dari bahan hewan. Contohnya ikan, daging sapi, serta susu dan produk-produk
olahannya.

b. Berdasarkan Cara Pengolahannya

Berdasarkan cara pengolahannya, makanan fungsional digolongkan


menjadi tiga kelompok, yaitu alami, tradisional, dan modern.

1. Makanan fungsional alami merupakan makanan fungsional yang sudah


tersedia di alam tanpa perlu pengolahan sama sekali. Contohnya buah-buahan
dan sayuran segar yang bisa langsung dimakan.

2. Makanan fungsional tradisional merupakan makanan fungsional yang diolah


secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Contohnya tempe, dadih, yoghurt, beras
merah, susu, dan teh.

3. Makanan fungsional modern, yaitu makanan fungsional yang dibuat khusus


menggunakan resep-resep baru. Contohnya produk-produk makanan yang
ditujukan khusus untuk diabetesi seperti Diabetasol dan Diabetamil. Makanan
fungsional modern yang sengaja dibuat untuk tujuan khusus umumnya
diproduksi melalui salah satu pendekatan berikut.

* Menghilangkan komponen yang diketahui dapat menyebabkan efek


buruk jika dikonsumsi, misalnya protein alergan (protein penyebab
alergi).
* Meningkatkan konsentrasi komponen yang memiliki efek baik terhadap
kesehatan, baik berupa komponen nutrisi maupun komponen non-
nutrisi (phytochemicals) yang secara alami sudah terdapat dalam
makanan tersebut.

* Menambahkan suatu komponen yang memiliki efek baik terhadap


kesehatan yang sebelumnya tidak terdapat dalam makanan tersebut.

* Mengganti suatu komponen dalam makanan yang diketahui memiliki


efek buruk terhadap kesehatan dengan komponen lain yang memiliki
efek menguntungkan.

* Meningkatkan ketersediaan atau stabilitas dari komponen suatu


makanan yang diketahui memiliki efek baik terhadap kesehatan

6. Contoh makanan fungsional

 Makanan fungsional alami, yaitu : buah-buahan dan sayuran segar yang bisa
langsung dimakan.
 Makanan fungsional tradisional, yaitu : tempe, dadih, yoghurt, beras merah,
susu, dan teh.
 Makanan fungsional modern, yaitu:
1. pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida;
2. breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan;
3. mi instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral;
4. permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida;
5. pasta yang diperkaya dietary fiber;
6. sosis yang diperkaya dengan oligosakarida, serat atau kalsium kulit telur;
7. minuman yang mengandung suplemen dietary fiber, mineral dan
vitamin;
8. cola rendah kalori dan cola tanpa kafein;
9. sport drink yang diperkaya protein;
10. minuman isotonic dengan keseimbangan mineral;
11. minuman untuk pencernaan;
12. minuman pemulih energi secara kilat;
13. teh yang diperkaya dengan kalsium, dan lain-lain.

7. Cara membuat makanan agar lebih fungsional

Beberapa cara untuk membuat makanan agar lebih fungsional yaitu:

 Mensubtitusi bahan penyebab masalah kesehatan (misal: minyak yang


diganti dengan minyak yang tidak tercerna yaitu olestra), mencampur bahan
awal dengan bahan yang lebih menyehatkan.
 Mengurangi komponen yang membahayakan misal: penggunaan garam,
bahan tambahan makanan maupun lemak.
 Memperkaya dengan komponen gizi yang diperlukan oleh tubuh tapi
terdapat dalam jumlah minimal dalam produk tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang selain bergizi juga mempunyai
pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang, karena di dalam makanan tersebut
terkandung komponen atau zat-zat tertentu yang mempunyai aktivitas fisiologis yang
sangat baik untuk kesehatan tubuh.

B. SARAN

Setelah mengetahui berbagai macam jenis pangan fungsional, diharapkan


pembaca memahami bahwa pangan fungsional ada disekitar kita dan mudah
didapatkan. Sehingga pembaca diharapkan mampu mengoptimalkan
mengkonsumsi pangan fungsional dibandingkan makanan yang tidak memberi
manfaat untuk tubuh seperti makanan siap saji.
DAFTAR PUSTAKA

http://artikelterbaru.com/kesehatan/makana-fungsional-20112830.html

http://artikelterbaru.com/kesehatan/makna-fungsional-20112830.html

http://www.kamusilmiah.com/pangan/pangan-tradisional-pengembangan-sebagai-
pangan-fungsional/

http://4healthyfood.blogspot.com/2008/05/pangan-Fungsional-dan -zat-fungsinya.html

http://www.pom.go.id.html
PANGAN FUNGSIONAL

Disusun oleh :

Arif Fadlur Rohman


Elvira Fitrayu Ardina
Fahlisa Nofitri
Muhammad Faisal
Stephania Gea

KELAS XII MIPA 1


GURU PEMBIMBING : MAESAROH, S.pd

TAHUN AJARAN
2022-2023

Anda mungkin juga menyukai