Anda di halaman 1dari 7

 Definisi Olahan Makanan dan Minuman Fungsional

Pangan fungsional merupakan pangan dan bahan makanan yang dapat memberikan
manfaat selain fungsi nutrisi dasar makanan untuk sekelompok orang tertentu.

 Pengertian Pangan Fungsional

Secara umum makanan fungsional didefinisikan sebagai makanan yang selain


bergizi juga mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan seseorang, karena di
dalam makanan tersebut terkandung komponen atau zat-zat tertentu yang mempunyai
aktivitas fisiologis yang sangat baik untuk kesehatan tubuh.

Di Indonesia, makanan fungsional juga dikenal dengan istilah makanan


kesehatan. Suplemen makanan kesehatan adalah makanan dalam bentuk kapsul,
tablet, bubuk, atau cairan yang mengandung zat gizi dan phytochemical, suatu bentuk
alternatif untuk makanan kesehatan.

Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara
alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang
berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang
bermanfaat bagi kesehatan. Serta dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau
minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan
cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen.

Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada
jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya.terdapat
golongan senyawa yang dianggap punya nilai fungsional adalah serat pangan (deitary
fiber), Oligosakarida, gula alkohol (polyol), asam lemak tidak jenuh jamak
(polyunsaturated fatty acids = PUFA), peptida dan protein tertentu, glikosida dan
isoprenoid, polifenol dan isoflavon, kolin dan lesitin, kolin dan lesitin, phytosterol,
vitamin dan mineral.

 Syarat Pangan Fungsional

Syarat Umum

Jepang merupakan negara pertama yang mengembangkan makanan fungsional


serta membuat peraturan dan prosedur registrasi terhadap Foods for Specified Health
Use (FOSHU). Menurut para ilmuwan negeri matahari terbit itu, suatu produk pangan
dapat dikategorikan sebagai makanan fungsional bila memenuhi persyaratan:

 Produk tersebut harus berupa produk pangan (bukan kapsul, tablet atau powder)
yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami pada bahan pangan.
 Produk tersebut dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.
 Produk tersebut mempunyai fungsi tertentu pada saat dicerna serta memberikan
peranan tertentu dalam proses metabolisme di dalam tubuh, antara lain memperkuat
mekanisme pertahanan tubuh atau meningkatkan kekebalan terhadap suatu
penyakit, mencegah timbulnya penyakit tertentu (contoh : penyakit jantung, kanker,
osteoporosis, dll), membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit, menjaga
kondisi fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan.
Syarat di Jepang
Di Jepang, Kementerian Kesehatan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan menyatakan
bahwa suatu pangan bisa disebut sebagai pangan fungsional jika memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Pangan tersebut harus dapat meningkatkan fungsi diet dan kesehatan.
2. Nilai positif gizi dan kesehatan harus terbukti kuat dengan hasil penelitian secara
empiris.
3. Anjuran konsumsi dari pangan tersebut harus mendapatkan persetujuan dari ahli
gizi dan kesehatan.
4. Pangan dan komponen ingredien yang terkandung di dalamnya harus aman sesuai
dengan diet seimbang.
5. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus terkarakterisasi secara jelas
dalam hal sifat fisik dan kimia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (metode
yang digunakan untuk menganalisa dari sifat tersebut harus disertakan dengan
jelas).
6. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya tidak boleh menurunkan nilai gizi
dari pangan tersebut.
7. Pangan tersebut harus dikonsumsi sesuai dengan asupan dan cara yang normal.
8. Pangan tersebut tidak boleh dalam bentuk tablet, kapsul, atau serbuk.
9. Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus berasal dari komponen alami.

 Kriteria Yang Harus Dipenuhi Agar Menjadi Pangan Fungsional

Kriteria yang harus dipenuhi agar menjadi pangan fungsional antara lain:
1. Sensory (warna dan penampilannya yang menarik dan cita rasanya yang enak)
2. Nutritional (bernilai gizi tinggi)
3. Physiological (memberikan pengaruh fisiologis yang menguntungkan bagi tubuh).

 Fungsi pangan fungsional

Beberapa fungsi fisiologis yang diharapkan dari pangan fungsional antara lain adalah:
1. pencegahan dari timbulnya penyakit,
2. meningkatnya daya tahan tubuh,
3. regulasi kondisi ritme fisik tubuh,
4. memperlambat proses penuaan, dan
5. menyehatkan kembali (recovery).

 Jenis Pangan Fungsional

Jenis-Jenis Makanan Fungsional, Secara umum, jenis-jenis makanan fungsional


dibagi berdasarkan dua hal, yaitu berdasarkan sumber makanan dan cara pengolahan.

 Berdasarkan Sumber Makanan

Berdasarkan sumbernya, makanan fungsional digolongkan menjadi dua, yaitu


makanan fungsional nabati dan makanan fungsional hewani.
1. Makanan fungsional nabati merupakan makanan fungsional yang bersumber
dari bahan tumbuhan. Contohnya kedelai, beras merah, tomat, bawang putih,
brokoli, jeruk, anggur, dan teh.
2. Makanan fungsional hewani merupakan makanan fungsional yang bersumber
dari bahan hewan. Contohnya ikan, daging sapi, serta susu dan produk-produk
olahannya.

 Berdasarkan Cara Pengolahannya

Berdasarkan cara pengolahannya, makanan fungsional digolongkan menjadi


tiga kelompok, yaitu alami, tradisional, dan modern.
1. Makanan fungsional alami merupakan makanan fungsional yang sudah
tersedia di alam tanpa perlu pengolahan sama sekali. Contohnya buah-buahan
dan sayuran segar yang bisa langsung dimakan.
2. Makanan fungsional tradisional merupakan makanan fungsional yang diolah
secara tradisional mengikuti cara pengolahan yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Contohnya tempe, dadih, yoghurt, beras merah, susu,
dan teh.
3. Makanan fungsional modern, yaitu makanan fungsional yang dibuat khusus
menggunakan resep-resep baru. Contohnya produk-produk makanan yang
ditujukan khusus untuk diabetesi seperti Diabetasol dan Diabetamil. Makanan
fungsional modern yang sengaja dibuat untuk tujuan khusus umumnya
diproduksi melalui salah satu pendekatan.

 Contoh Makanan Fungsional

o Makanan fungsional alami, yaitu : buah-buahan dan sayuran segar yang bisa
langsung dimakan.
o Makanan fungsional tradisional, yaitu : tempe, dadih, yoghurt, beras merah, susu,
dan teh.
o Makanan fungsional modern, yaitu:

1. pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida;


2. breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan;
3. mi instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral;
4. permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida;
5. pasta yang diperkaya dietary fiber;
6. sosis yang diperkaya dengan oligosakarida, serat atau kalsium kulit telur;
7. minuman yang mengandung suplemen dietary fiber, mineral dan vitamin;
8. cola rendah kalori dan cola tanpa kafein;
9. sport drink yang diperkaya protein;
10. minuman isotonic dengan keseimbangan mineral;
11. minuman untuk pencernaan;minuman pemulih energi secara kilat dll.
 Cara Membuat Makanan Agar Lebih Fungsional

Beberapa cara untuk membuat makanan agar lebih fungsional yaitu:


 Mensubtitusi bahan penyebab masalah kesehatan (misal: minyak yang diganti
dengan minyak yang tidak tercerna yaitu olestra), mencampur bahan awal dengan
bahan yang lebih menyehatkan.
 Mengurangi komponen yang membahayakan misal: penggunaan garam, bahan
tambahan makanan maupun lemak.
 Memperkaya dengan komponen gizi yang diperlukan oleh tubuh tapi terdapat
dalam jumlah minimal dalam produk tersebut.

 Evaluasi Akhir

Setelah berakhirnya proses pengolahan dan juga usaha makanan fungsional yakni
Omelette Eggs with Potato ‘N Tomato, maka sudah berakhir pula tahapan produksi serta
pemasaran dari sebuah alur kewirausahaan pengolahan makanan dan minuman
fungsional.

Alur kewirausahaan pengolahaan makanan dan minuman fungsional sebenarnya dimulai


dari tahap perencanaan bisnis, dimana pada tahapan ini semua alur bisnis dirancang dan
diperhitungkan dengan matang-matang. Tujuan dari tahap perencanaan bisnis ini adalah
agar kelak ketika dalam tahapan eksekusi, semuanya berjalan dengan lancar dan
diharapkan sesuai dengan target dan tujuan awal, yang mana tentunya tujuan dan target
awal itu adalah impian dari setiap wirausahawan.

Setelah melalui tahap atau proses perencanaan bisnis, dan ketika semua aspek sudah
diperhitungkan dengan matang-matang, maka biasanya para wirausahawan akan langsung
masuk ke tahap eksekusi, atau bisa disebut juga dengan tahap bisnis. Diantara banyak
jenis dari tahapan bisnis, yang paling menjadi momok utama adalah tahap produksi,
dimana pada tahap ini produk dibuat dan tahap ini pun akan menjadi penentuan apakah
produk tersebut memang layak dipasarkan atau tidak. Pada tahap ini, banyak sekali
faktor-faktor yang diperhitungkan, sehingga pada sebuah bisnis, tahap produksi adalah
tahapan yang paling banyak memakan waktu, tenaga, dan segalanya.

Jika memang tahap produksi sudah selesai, dan semuanya sudah terlaksana sesuai dengan
target dan guide-list atau panduan, barulah para wirausahawan akan masuk ke dalam
tahapan post-production. Tahapan ini terdiri dari banyak hal, mulai dari promosi,
pemasaran, sampai dengan penjualan. Sama halnya dengan apa yang sedang penulis
hadapi saat ini, penulis sudah melewati masa produksi dan sudah masuk ke dalam tahapan
post-production.

Sampai akhirnya ketika semua tahapan post-production sudah dilakukan, maka langkah
terakhir dari alur kewirausahaan adalah evaluasi. Pada tahapan evaluasi ini, semua hal
yang sudah dilakukan mulai dari tahapan produksi sampai post-production akan
direkapitulasi dan dibandingkan dengan rencana-rencana bisnis di awal alur
kewirausahaan. Lalu setelah proses membandingkan maka akan terjawab apakah usaha
kita ini telah melewati target, sama dengan target, atau justru di bawah target. Dari sana,
barulah seorang wirausahawan membuat strategi baru perencanaan bisnis mulai dari awal
lagi dan berpikir untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Itu adalah alur singkat dari proses bisnis seorang wirausahawan. Sekarang ini, saya,
penulis, ceritanya dihadapkan dengan situasi dimana saya adalah seorang wirausahawan
yang sudah melewati tahap produksi dengan pembuatan makanan fungsional yakni
Omelette Eggs with Potato ‘N Tomato. Maka dari itu, saat ini saya sudah memasuki
tahapan post-production dan juga pemasaran sehingga pada kesempatan ini pun saya akan
langsung membuat laporan evaluasi dari hasil produksi serta pemasaran saya. Maka dari
itu berikut ini adalah hasil evaluasi saya.

 Evaluasi Segi Manfaat, Fungsi, dan Estetika

Saat saya brainstorming untuk menentukan ide produksi, saya berpikiran kira-kira apa
makanan dan minuman yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, tapi bukan hanya
digemari namun juga bermanfaat, berfungsi, dan berkhasiat bagi tubuh mereka juga.

Alhasil setelah saya mencari ide dengan cara apapun, saya menemukan ide untuk
membuat makanan yakni Omelette Eggs with Potato ‘N Tomato.

Alasan saya memilih Omelette Eggs with Potato ‘N Tomato adalah dengan harapan
bahwa makanan ini dapat digemari oleh seluruh kalangan mulai dari anak kecil, remaja,
dewasa, bahkan sampai orang-orang yang sudah tua atau lansia. Mengapa bisa seperti
itu? sebabnya adalah karena makanan ini anti-mainstream. Indonesia mempunyai
budaya yang mana pilihan makanan utamanya adalah nasi, dan ketika saya membuat
makanan dengan bahan utama adalah kentang, yang saya harapkan adalah justru
timbulnya antusiasme orang-orang terhadap makana ini. Saya berharap orang-orang
bertanya, makanan apa ini? dan dari pertanyaan itu juga mereka akhirnya membeli
makanan ini. Kentang, telur, wortel, sungguh makanan yang sangatlah asing di
Indonesia, gayanya sangat kebarat-baratan, dan saat ini Indonesia sendiri sedang
bertumbuh, banyak kaum millennials yang berpatokan kepada luar negeri, dan karena
itu juga, saya berharap bahwa makanan ini akan sangat laku di pasaran, terutama di
kalangan anak muda.

Tidak hanya sampai di situ saja, seperti yang disebutkan pada bab-bab awal yang
membahas “Deskripsi Makanan Fungsional”, makanan ini adalah makanan yang
memiliki segudang manfaat, khasiat, dan juga fungsi untuk tubuh kita. Jadi diharapkan
selain mengikuti trend, kita juga bisa sehat dengan memakan makanan ini.

Jadi kesimpulannya, saya sudah memperhitungkan dengan matang-matang dalam


pemilihan makanan dan minuman fungsional ini, dan saya berani membuktikan bahwa
perhitungan saya akan benar. Karena setelah proses evaluasi dari segi manfaat, fungsi,
dan estetika, saya tahu bahwa makanan dan minuman ini adalah jenis pangan yang
fungsional, yang bermanfaat. Ditambah dengan citra estetikanya yang mana
makanannya mengundang rasa luar negeri sedangkan minumannya justru mengundang
rasa dalam negeri, hal ini seperti perpaduan yang pas dan lidah dari masyarakat
Indonesia pasti akan menyukainya.

 Evaluasi Segi Keuangan

Untuk dari segi keuangannya, itu dibagi dari aspek harga jual dan harga produksi serta
keuntungan yang dihasilkan setelah proses penjualan produk. Suatu produk dapat
dikatakan murah atau di bawah harga pasar apabila harga jualnya tidak terlalu berbeda
dengan harga produksinya atau bisa dibilang pengusaha tidak mengambil untung yang
terlalu banyak. Namun itupun tidak bisa divalidasi, karena sebenarnya yang membuat
sebuah produk itu dikatakan murah hanya dapat dilihat dari pasar mana yang
wirausahawan itu targetkan.

Pada produksi saya kali ini, karena ini adalah jenis produksi Home-Production atau
yang sering disebut dengan produksi rumahan, maka dengan cerdik saya bisa mengakali
harga produksi saya, karena semua bahan-bahan pokok yang dibutuhkan sudah bisa
didapatkan dari hasil yang ada di rumah, misalkan seperti kentang, wortel, jahe, dan
juga sereh, semua itu bisa didapatkan di pekarangan rumah saya. Lalu telur, madu, dan
sebagainya, saya pun sudah mempunya partner tersendiri untuk hal tersebut. Maka dari
itu sudah dipastikan bahwa harga produksi saya bisa dibilang akan cukup murah.

Ditambah pasar yang saya tuju bukanlah korporasi atau sebagainya, konsumen yang
saya tuju adalah mereka-mereka yang saat ini sedang melakukan kegiatan mereka dari
rumah, seperti para pelajar, orang tua, dan sebagainya. Maka dari itu, saya pun bisa
bilang bahwa harga jual saya akan jauh di bawah pasaran dibandingkan competitor-
kompetitor lainnya.

Saya juga tidak akan mengambil terlalu banyak untung, karena yang saya harapkan
adalah penjualan saya ini ramai dengan kuantitasnya. Jadi meskipun saya tidak
mengambil untung yang banyak, tapi ketika produk saya banyak yang membeli, maka
keuntungan tersebut akan datang juga kepada saya.

Mungkin proses perhitungan ini memakan waktu dan data yang cukup banyak, tetapi
dari hasil research yang saya cari, untuk makanan fungsional yakni Omelette Eggs with
Potato ‘N Tomato itu semua dapat dihargakan setara dengan Rp45.000,00, dan saya,
sebagaimana sudah saya sebutkan akan berbeda jauh dengan harga di pasaran, saya akan
menjual produk makanan saya ini dengan harga jual (jika dibuatkan analogi seperti itu)
adalah Rp25.000,00. Sangat turun dari harga pasar bukan?

Jadi memang strategi ini saya gunakan dengan harapan bahwa penjualan produk dapat
efektif dan terjual banyak kuantitasnya sehingga penurunan harga jual di bawah harga
pasar tersebut pun tidak akan terlalu mempengaruhi stabilitas keuangan dalam bisnis
saya.

Jadi kesimpulannya adalah, produk makanan fungsional yakni Omelette Eggs with
Potato ‘N Tomato ini adalah produk usaha yang LAYAK untuk dibuat sebuah usaha,
dengan segudang manfaat, fungsi, dan khasiat yang diberikan akan membuat orang
tersebut selalu sehat.

Kemudian dari segi estetika yang sangat menarik baik dari segi latar belakangnya
ataupun visualnya akan menambah ketertarikan orang untuk membelinya. Setelah itu
dengan harga jual yang jauh di bawah harga pasaran untuk sebuah makanan fungsional
yakni Omelette Eggs with Potato ‘N Tomato alias TERJANGKAU, maka sudah
dipastikan bahwa selain layak, produk ini juga akan DIMINATI dan DISUKAI oleh
konsumen-konsumen baik yang sudah mengenal usaha ini ataupun belum ketika
makanan ini akan dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai