Anda di halaman 1dari 6

MAKANAN FUNGSIONAL

KELOMPOK 2 :
 SASHI SALMA DYTA
 MONICA OCTAVIANTI
 SYIFA AFRIDHA
 SITI MAILAH
 SITI NUR AZIZA
MAKANAN FUNGSIONAL

MAKANAN FUNGSIONAL
Makanan atau pangan fungsional adalah makanan yang lahir dari bahan
makanan yang didalamnya terkandung zat gizi dan senyawa bioaktif yang
sangat berperan dalam menjaga kesehatan tubuh. Maka dari itu, makanan
fungsional adalah makanan atau pangan yang secara alami ataupun sudah
melewati proses pengolahan yang memiliki fungsi untuk menjaga metabolisme
tubuh manusia.
Makanan fungsional bisa dimakan sebagai makanan yang sudah terbebas dari
zat-zat kimia yang berbahaya, salah satunya adalah zat pestisida. Makanan
yang terhindar dari pestisida tidak akan membahayakan tubuh, bahkan dapat
membuat tubuh menjadi lebih sehat
Saat ini, makanan fungsional dapat dikenal dengan beberapa istilah, yaitu :
Functional food, Nutraceutical, Pharma food, Designer food, Vita food,
Phytochemical, Food Aceutical, Health food, Natural food, dan Real food.
Meskipun makanan fungsional memiliki banyak istilah, tetapi hingga saat ini
belum ada istilah makanan fungsional yang disepakati.
Pengertian Makanan Fungsional Menurut Para Ahli
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Makanan fungsional adalah pangan secara alamiah dan buatan mengandung
satu atau lebih senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan.
1. Menurut Astawan
Astawan mengatakan bahwa makanan fungsional adalah makanan yang
didalamnya terdapat kandungan komponen aktif yang bisa memberikan
dampak positif bagi kesehatan, di luar dari manfaat yang diberikan oleh zat-
zat gizi yang terkandung didalamnya.
Menurut Dokumen Konsensus Scientific Concepts of Functional Foods
in Europe
Dokumen konsensus ini diterbitkan oleh European Commission Concerted
Action on Functional Food Science in Europe (FUFOSE). Berdasarkan
dokumen ini, makanan fungsional adalah makanan yang terbukti dapat
memberikan satu atau lebih manfaat yang dapat dirasakan oleh tubuh,
menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, serta mengurangi risiko penyakit.
2. Menurut Nenden Indrayati A
Makanan fungsional adalah makanan atau pangan yang secara alamiah atau
yang sudah diproses, dengan mengandung satu atau lebih senyawa yang
berdasarkan penelitian-penelitian ilmiah yang dianggap memiliki berbagai
macam fungsi fisiologis tertentu yang berdampak baik bagi kesehatan
manusia.
3. Menurut Goldberg
Goldberg menyatakan bahwa makanan fungsional adalah makanan (bukan pil,
tepung atau kapsul) yang asalnya dari bahan-bahan alami. Makanan ini dapat
melancarkan proses-proses dalam tubuh, seperti menjaga kondisi fisik dan
mental, menyembuhkan penyakit, dan mencegah penyakit.
Fungsi Makanan Fungsional
Menurut Astawan, makanan fungsional memiliki tiga fungsi, yaitu sensory,
nutritional, dan physiological.
1) Sensory
Fungsi makanan fungsional yang pertama adalah sensory atau
makanan yang memiliki warna dan penampilan menarik serta cita
rasa dari makanan tersebut sangat lezat. Makanan dengan tampilan
menarik akan terlihat sangat enak untuk dinikmati, sehingga ada
gizi yang masuk ke dalam tubuh. Selain itu, tekstur makanan juga
termasuk ke dalam sensory
2) Nutritional
Setiap manusia pasti perlu memerlukan gizi untuk menunjang
kehidupannya. Pada fungsi ini, makanan mengandung gizi yang lebih
tinggi daripada makanan sejenisnya. Gizi-gizi yang terkandung di dalam
makanan akan memberikan dampak positif yang dapat dirasakan oleh
setiap tubuh manusia.
3) Physiological
Makanan dapat memberikan pengaruh fisiologis yang bisa dirasakan oleh
tubuh, seperti sistem imunitas tubuh terjaga dengan baik, sistem saraf
dapat berfungsi dengan semestinya, menunda proses penuaan, dan
mencegah munculnya penyakit.
MANFAAT MAKANAN FUNGSIONAL
• Mencegah kekurangan nutrisi
• Mencegah penyakit
• Mendorong pertumbuhan perkembang anak
JENIS – JENIS MAKANAN FUNGSIONAL
Terdapat dua jenis makanan fungsional, yaitu :
I. BERDASARKAN SUMBERNYA
A. Makanan Sumber Nabati

 Anggur
 Tomat
 Beras merah
 Kacang kedelai

B. Makanan Sumber Hewani

 Ikan salmon
 ikan tuna
 ikan bandeng
 daging sapi
 daging kambing

II. BERDASARKAN CARA PENGELOLAHANNYA


A. Makanan fungsional konvensional
Makanan fungsional konvensial adalah makanan utuh yang sudah
mengandung berbagai nutrisi penting, seperti serat, lemak sehat, vitamin,
mineral, dan antioksidan, dalam jumlah yang cukup.
Contoh makanan fungsional konvensional adalah:

 Buah-buahan, seperti kiwi, pir, apel, pisang, dan jeruk


 Sayur-sayuran, seperti brokoli, kembang kol, bayam, dan kangkung
 Kacang-kacangan, seperti almond, mete, pistachio, macadamia, dan
kacang Brazil
 Biji-bijian, seperti biji labu, biji rami, dan biji chia
 Legume, seperti kacang hitam, buncis, dan lentil
 Biji-bijian utuh, seperti oat, barley, buckwheat, dan beras merah
 Makanan laut, seperti ikan salmon, ikan sarden, ikan teri, dan ikan
makerel
 Makanan fermentasi, seperti tempe, kimchi, kefir, dan kombucha
 Rempah-rempah, seperti kunyit, kayu manis, jahe, dan cabai
 Minuman, seperti kopi, teh hijau, dan teh hitam
B. Makanan fungsional modifikasi
Makanan fungsional modifikasi adalah makanan yang telah diolah dan
diperkaya dengan nutrisi tambahan, seperti vitamin, mineral, serat, atau
probiotik, untuk menambah manfaat makanan tersebut bagi kesehatan.
Contoh makanan fungsional modifikasi adalah:

 Susu yang diperkaya dengan kalsium


 Yogurt yang diperkaya dengan vitamin D
 Jus kemasan yang diperkaya dengan vitamin C
 Susu almond, susu kacang mete, atau susu beras yang diperkaya
dengan vitamin D dan kalsium
 Roti dan pasta yang diperkaya dengan zat besi
 Sereal dan granola yang diperkaya dengan vitamin B12
PEMBUATAN ATAU PRODUKSI MAKANAN FUNGSIONAL
Produk makanan dapat dibuat menjadi fungsional dengan menggunakan
beberapa pendekatan:
– Menghilangkan komponen yang diketahui atau diidentifikasi
menyebabkan efek merugikan saat dikonsumsi.
– Menghilangkan komponen yang diketahui atau diidentifikasi
menyebabkan efek merugikan saat dikonsumsi.
– Meningkatkan konsentrasi komponen yang secara alami terdapat dalam
bahan makanan sampai pada kadar dimana dapat menghasilkan fungsi
yang diinginkan (contoh: fortifikasi dengan zat gizi mikro untuk
mencapai konsumsi harian yang lebih tinggi dari rekomendasi asupan
yang dianjurkan namun sesuai dengan anjuran pedoman diet untuk
mengurangi resiko penyakit) atau meningkatkan konsentrasi komponen
non gizi pada tingkat yang diketahui dapat meningkatkan manfaat yang
diinginkan.
– Menambahkan komponen yang tidak umum terdapat pada sebagian
besar bahan makanan, tidak selalu berupa zat gizi makro atau zat gizi
mikro namun mempunyai efek yang telah terbukti menguntungkan
(contoh: vitamin non antioksidan, atau prebiotik fruktan).
– Mengganti komponen, biasanya komponen zat gizi makro (contoh:
lemak), yang umumnya dikonsumsi secara berlebih sehingga dapat
menyebabkan efek yang merugikan, diganti dengan komponen yang
mempunyai efek menguntungkan bagi kesehatan [contoh: chicory inulin
seperti Rafticream (ORAFTI, Tienen, Belgium)].
– Meningkatkan bioavibilitas atau stabilitas dari komponen yang diketahui
dapat menghasilkan efek fungsional atau menurunkan resiko yang
merugikan dari bahan makanan.
Secara praktis, makanan fungsional dapat berupa:
– Bahan makanan alami, tanpa mengalami proses pengolahan atau
modifikasi
– Bahan makanan yang salah satu komponennya ditingkatkan melalui
kondisi khusus, perkembangbiakan atau secara bioteknologi
– Penambahan komponen untuk menghasilkan potensi menguntungkan
dari bahan makanan
– Menghilangkan komponen dalam bahan makanan dengan
menggunakan teknologi atau bioteknologi untuk menghasilkan potensi
yang menguntungkan yang sebelumnya tidak tersedia
– Mengganti komponen dalam bahan makanan dengan komponen lain
yang lebih menguntungkan
– Memodifikasi komponen dalam bahan makanan secara enzimatis,
kimiawi atau teknologi tertentu untuk menghasilkan potensi yang
menguntungkan
– Memodifikasi bioavalibilitas komponen makanan
– Kombinasi dari teknik-teknik di atas

PENTINGNYA MAKANAN FUNGSIONAL


 Makanan ini tidak hanya memasok vitamin dan mineral yang
dibutuhkan tubuh, tetapi juga mendukung Kesehatan secara
keseluruhan
 Faktany, mereka dapat membantu mengisi kekosongan dalam
pola makan harian untuk mencegah kekurangan nutrisi, serta
meningkatkan Kesehatan dengan meningkatkan asupan nutrisi
penting seperti vitamin, mineral, serat lemak sehat jantung atau
probiotik

Anda mungkin juga menyukai