FUNCTIONAL FOOD/ HEALTH FOOD Pokok bahasan Bahan Pangan Fungsional
• Pengerti pangan fungsional
• Fungsi pangan fungsional • Jenis pangan fungsional • Syarat pangan fungsional • Cara mengkonsumsi pangan fungsional PENGERTIAN • Pangan yg krn kandungan komponen aktifnya dpt memberikan manfaat bagi kesehatan, di luar manfaat yg diberikan oleh zat-zat gizi yg terkandung di dalamnya (The First International Conference on East-West Perspective on Functional Foods tahun 1996) • Pangan yg memberikan manfaat kesehatan di luar zat-zat gizi dasar, The International Food Information (IFIC) PENGERTIAN • Pangan fungsional adalah makanan dan bahan pangan yang dapat memberikan manfaat tambahan di samping fungsi gizi dasar pangan tersebut dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.
• Pangan fungsional merupakan pangan alami (sebagai
contoh, buah-buahan dan sayur-sayuran) atau pangan olahan yang mengandung komponen bioaktif sehingga dapat memberikan dampak positif pada fungsi metabolisme manusia. PENGERTIAN
Pangan dapat dikatakan memiliki sifat fungsional jika
terbukti dapat memberikan satu atau lebih manfaat terhadap target fungsi tubuh (selain fungsi gizi normalnya) dengan cara yang relevan dapat memperbaiki status kesehatan dan kebugaran serta menurunkan risiko penyakit (konsensus “Scientific Concepts of Functional Foods in Europe” yang dikeluarkan oleh European Commission Concerted Action on Functional Food Science in Europe (FUFOSE). PENGERTIAN Pangan yg secara alamiah atau telah mengalami proses, mengandung satu atau lebih senyawa yg berdasarkan kajian- kajian ilmiah dianggap mempunyai fungs-fungsi fisiologis tertentu yg bermanfaat bagi kesehatan, dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur & cita rasa yg dapat diterima konsumen, tdk memberikan kontraindikasi & tdk memberikan efek samping pd jumlah penggunaan yg dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya (Badan POM, 2001). FUNGSI UTAMA PANGAN • Fungsi Pertama : sebagai asupan zat gizi yang sangat esensial untuk keberlangsungan hidup manusia.
• Fungsi kedua : sebagai sensori atau pemuasan
sensori seperti rasa yang enak, rasa, dan tekstur yang baik.
• Fungsi ketiga :secara fisiologis menjadi regulasi
bioritme, sistem saraf, sistem imunitas, dan pertahanan tubuh. FUNGSI UTAMA PANGAN • Pangan fungsional dapat digolongkan ke dalam pangan yang termasuk pada fungsi ketiga. Contoh dari pangan fungsional dapat berupa pangan konvensional yang difortifikasi, diperkaya, disuplementasi, atau ditambahkan nilai manfaatnya.
• Substansi yang terdapat di dalamnya dapat berupa zat
gizi esensial untuk memelihara fungsi normal tubuh dan pertumbuhan, serta komponen bioaktif yang dapat memberikan hasil positif pada kesehatan maupun efek fisiologis yang dikehendaki. SEJARAH • Konsep pangan fungsional pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1984 dengan istilah FOSHU yang merupakan singkatan dalam bahasa Inggris Food for Special Dietary Uses yang berarti pangan yang dikhususkan untuk diet tertentu. • Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya populasi orang tua di Jepang yang berpotensi terhadap peningkatan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, hipertensi, osteoporosis, dan kanker. SEJARAH • Berlatar belakang hal tersebut, maka Kementerian Pendidikan Jepang pada tahun 1984 mencanangkan proyek pengembangan dan penelitian yang memfokuskan pada sifat fungsional pada pangan. • Proyek tersebut merupakan proyek penelitian mengenai pangan fungsional yang pertama kali di dunia dengan melibatkan berbagai peneliti dari latar belakang disiplin ilmu seperti ilmu gizi, farmakologi, psikologi, dan kedokteran. SEJARAH
• Produk pangan yang disetujui untuk mendapatkan klaim
dan logo FOSHU oleh Kementerian Kesehatan, Pekerjaan, dan Kesejahteraan Jepang. • Hingga akhir tahun 2007, Jepang sudah memberikan label FOSHU pada 755 produk pangan. • Klaim kesehatan untuk produk FOSHU di Jepang diklasifikasikan menjadi delapan kelompok yang memberikan efek kesehatan untuk kondisi IG (Indeks Glikemik), tekanan darah, serum kolesterol, glukosa darah, absorpsi mineral, kesehatan gigi, lemak netral pada darah, serta kesehatan tulang. SYARAT UMUM • Merupakan makanan atau minuman (bukan kapsul, tablet, atau serbuk) yang mengandung senyawa bioaktif tertentu yang berasal dari bahan alami.
• Harus merupakan bahan yang dikonsumsi dari bagian
diet sehari-hari.
• Memiliki fungsi tertentu setelah dikonsumsi, seperti
meningkatkan mekanisme pertahanan biologis, mencegah dan memulihkan penyakit tertentu, mengontrol fisik dan mental, serta memperlambat proses penuaan SYARAT DI JEPANG Kriteria PANGAN FUNGSIONAL Di Jepang:
•Pangan tersebut harus dapat meningkatkan fungsi diet dan kesehatan.
•Nilai positif gizi dan kesehatan harus terbukti kuat dengan hasil penelitian secara empiris.
•Anjuran konsumsi dari pangan harus mendapatkan persetujuan
dari ahli gizi dan kesehatan.
•Pangan dan komponen ingredien yang terkandung di dalamnya harus aman
sesuai dengan diet seimbang. SYARAT DI JEPANG • karakterisasi jelas dalam hal sifat fisik dan kimia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (metode yang digunakan harus disertakan)
• Ingredien pangan yang terdapat di dalamnya tidak boleh
menurunkan nilai gizi dari pangan tersebut.
• Dikonsumsi sesuai dengan asupan dan cara yang normal.
• Tidak boleh dalam bentuk tablet, kapsul, atau serbuk.
• Ingredien pangan yang terdapat didalamnya harus berasal dari
komponen alami. Syarat Fungsi Fisiologis
(1)pencegahan dari timbulnya penyakit
(2)meningkatnya daya tahan tubuh, (3)regulasi kondisi ritme fisik tubuh, (4)memperlambat proses penuaan, dan (5) menyehatkan kembali (recovery). KLASIFIKASI
Berdasarkan Beberapa Prinsip (Juvan et al. 2005):
•Berdasarkan golongan dari pangan tersebut (produk susu dan turunannya, minuman, produk sereal, produk kembang gula, minyak, dan lemak). •Berdasarkan penyakit yang akan dihindari atau dicegah (diabetes, osteoporosis, kanker kolon). • Berdasarkan efek fisiologis (imunologi, ketercernaan, aktivitas anti-tumor).
• Berdasarkan kategori komponen bioaktif (mineral,
antioksidan, lipid, probiotik).
• Berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia
(warna, kelarutan, tekstur).
• Berdasarkan proses produksi yang digunakan
(kromatografi, enkapsulasi, pembekuan). Penggolongan Golongan senyawa yang dianggap mempunyai fungsi- fungsi fisiologis tertentu di dalam pangan fungsional adalah senyawa-senyawa alami di luar zat gizi dasar yang terkandung dalam pangan yang bersangkutan, yaitu: (1) serat pangan, (2) Oligosakarida, (3) gula alkohol (polyol), (4) asam lemak tidak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids = PUFA), (5) peptida dan protein tertentu, (6) glikosida dan isoprenoid, (7) polifenol dan isoflavon, (8) kolin dan lesitin, (9) bakteri asam laktat, (10) phytosterol, dan (11) vitamin dan mineral tertentu.
Meskipun mengandung senyawa yang
bermanfaat bagi kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk yang berasal dari senyawa alami (Badan POM, 2001). KLASIFIKASI FUNGSI Fungsi spesifik terhadap kesehatan Komponen ingredien utama Oligosakarida, laktosa, bifidobakteria, Pangan untuk memodifikasi kondisi bakteri asam laktat, serat pangan, saluran pencernaan (gastrointestinal) dekstrin yang tercerna, polidekstrol, guar gum, biji pelapis psillium, dsb.) Pangan yang berhubungan dengan level Kitosan, protein kedelai, natrium alginat kolesterol darah yang terdegradasi Pangan yang berhubungan dengan level Dekstrin yang tidak tercerna, albumin gula darah gandum, polyphenol dari jambu dan teh, L-arabiosa, dsb. Pangan yang berhubungan dengan Laktotripeptida, kasein dodekaneptida, tekanan darah asam geniposidik, peptide sarden, dsb. KLASIFIKASI FUNGSI Fungsi spesifik terhadap kesehatan Komponen ingredien utama Pangan yang berhubungan dengan Paratinosa, maltitiosa, erithritol, dsb. kesehatan gigi Pangan yang berhubungan dengan Natrium alginat yang dapat terdegradasi, kondisi saluran pencernaan serat pangan dari dedak biji psyllium, dsb. (gastrointestinal) serta hubungannya dengan kolesterol dan triasilgliserol Pangan yang berhubungan dengan Kalsium sitrat malat, kasein fosfopeptida, absorpsi mineral besi hem, frakuto-oligosakarida, dsb.
Pangan yang berhubungan dengan Isoflavon kedelai, protein berbasis susu,
osteogenesis dsb. Pangan yang berhubungan dengan Asam lemak rantai sedang, dsb. triasilgliserol Contoh-contoh komponen aktif yang terdapat secara alami dalam bahan pangan (1) nerodiol dan linalool pada teh hijau yang berperan untuk mencegah karies gigi dan mencegah kanker; (2) komponen sulfur pada bawang-bawangan yang berfungsi untuk mencegah agregasi platelet dan menurunkan kadar kolesterol; (3) kurkumin pada rimpang kunyit dan l-tumeron pada rimpang temulawak yang berkhasiat untuk pengobatan berbagai penyakit; (4) daidzein dan genestein pada tempe yang berperan untuk menurunkan kolesterol dan mencegah kanker; Contoh-contoh komponen aktif yang terdapat secara alami dalam bahan pangan (5) serat pangan (dietary fiber) dari berbagai sayuran, buah-buahan, serealia, dan kacang- kacangan yang berperan untuk pencegahan timbulnya berbagai penyakit yang berkaitan dengan proses pencernaan
(6) berbagai komponen volatil yang terdapat pada
bunga melati (jasmin), chrysant dan chamomile yang aromanya sering digunakan sebagai aroma terapi. Contoh komponen zat gizi yang sering ditambahkan ke dalam bahan makanan • vitamin A, vitamin E, beta-karoten, flavonoid, selenium, dan seng (zinc) yg telah diketahui peranannya sebagai antioksidan untuk mengatasi serangan radikal bebas yang menjurus kepada timbulnya berbagai penyakit kanker; • asam lemak omega-3 dari minyak ikan laut untuk menurunkan kolesterol dan meningkatkan kecerdasan otak, terutama pada bayi dan anak balita; Contoh komponen zat gizi yang sering ditambahkan ke dalam bahan makanan
• kalsium untuk menjaga kesehatan tulang dan
gigi, mencegah osteoporosis (kerapuhan tulang) dan tekanan darah tinggi; • asam folat untuk mencegah anemia dan kerusakan syarat; • zat besi untuk mencegah anemia gizi; • iodium untuk mencegah gondok dan kretinisme (kekerdilan); • oligosakarida untuk membantu pertumbuhan mikroflora yang dibutuhkan usus (bifido bacteria). • Contoh komponen aktif yang keberadaannya dalam bahan pangan akibat proses pengolahan adalah zat-zat tertentu pada produk fermentasi susu (yoghurt, yakult, kefir), fermentasi kedelai, dan lain-lain. Contoh pangan tradisional Indonesia yang memenuhi persyaratan pangan fungsional • minuman beras kencur, temulawak, kunyit- asam, serbat, sekoteng atau bandrek • dadih (fermentasi susu khas Sumatera Barat), dali (fermentasi susu kerbau khas Sumatera Utara), • tempe, tape, dan lain-lain. Contoh pangan tradisional yang memenuhi persyaratan pangan fungsional
• Contoh makanan tradisional mancanegara
yang dapat dikategorikan sebagai makanan fungsional adalah: yoghurt, kefir, koumiss, dan lain-lain. Beberapa contoh pangan fungsional modern • pangan tanpa lemak, rendah kolesterol dan rendah trigliserida; • breakfast cereals dan biskuit yang diperkaya serat pangan; • mi instan yang diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral; • permen yang mengandung zat besi, vitamin, dan fruktooligosakarida; • pasta yang diperkaya dietary fiber; • sosis yang diperkaya dengan oligosakarida, serat atau kalsium kulit telur; Beberapa contoh pangan fungsional modern • cola rendah kalori dan cola tanpa kafein; • sport drink yang diperkaya protein; minuman isotonic dengan keseimbangan mineral; • minuman untuk pencernaan; • minuman pemulih energi secara kilat; • teh yang diperkaya dengan kalsium, dan lain- lain.