Anda di halaman 1dari 226

Paket Unit Pembelajaran

PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)


MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

GENETIKA
Penulis:
Any Suhaeny, M.Si
Savina Melia, M.Si

Penyunting:
Arief Husein Maulani, M.Si
Apon Purnamasari, M.Pd

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

KATA SAMBUTAN

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya menyambut baik terbitnya Paket Unit Pembelajaran dalam rangka


pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berfokus pada upaya mencerdaskan peserta didik melalui
pembelajaran berorientasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Program
berbasis zonasi ini dilakukan mengingat luasnya wilayah Indonesia dan
kualitas pendidikan yang belum merata, sehingga peningkatan pendidikan
dapat berjalan secara masif, merata, dan tepat sasaran.

Paket unit pembelajaran ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan


Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau higher order thinking skills (HOTS).
Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar.

Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas
yang diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud
meliputi kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).

iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Semoga Paket Unit Pembelajaran ini dapat digunakan dengan baik


sebagaimana mestinya sehingga dapat menginspirasi guru dalam
mengembangkan materi dan melaksanakan proses pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi yang bermuara pada
meningkatnya kualitas lulusan peserta didik.

Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019


Direktur Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan,

Dr. Supriano, M.Ed.


NIP. 196208161991031001

iv
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian
Nasional (UN).

Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan


Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), berupaya meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas lulusan peserta
didik dengan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi.
Program ini dikembangkan dengan menekankan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan pemerataan mutu pendidikan,


maka pelaksanaan Program PKP dilakukan dengan mempertimbangkan
aspek kewilayahan (Zonasi). Melalui zonasi ini, pengelolaan komunitas guru
seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA/SMK dan SLB, dan
Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) dilaksanakan dengan
memperhatikan keragaman mutu pendidikan.

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada


seluruh tim penyusun yang berasal dari Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
bidang Kelautan dan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(LPPPTK KPTK), Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan
Perguruan Tinggi serta semua pihak yang telah berkontribusi dalam
mewujudkan penyelesaian Paket Unit Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt.
senantiasa meridai upaya yang kita lakukan.

Wassalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Direktur Pembinaan Guru


Pendidikan Menengah dan
Pendidikan Khusus,

Ir. Sri Renani Pantjastuti, M.P.A.


NIP. 196007091985032001

vi
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

DAFTAR ISI

Hal

KATA SAMBUTAN __________________________________III


KATA PENGANTAR __________________________________ V
DAFTAR ISI ______________________________________ VII
PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN ________________ 1
UNIT PEMBELAJARAN 1 SUBSTANSI GENETIK _____________ 3
UNIT PEMBELAJARAN 2 PEWARISAN SIFAT PADA MAKHLUK
HIDUP ______________________________________ 71
UNIT PEMBELAJARAN 3 HEREDITAS PADA MANUSI _______ 137
PENUTUP _______________________________________ 213
DAFTAR PUSTAKA _________________________________ 215

vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

viii
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

PENGANTAR PAKET UNIT PEMBELAJARAN

Paket unit enam disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi
guru yang tersusun atas Unit Substansi Genetik, Unit Pewarisan Sifat, dan
Unit Hereditas pada Manusia. Melalui paket unit tersebut diharapkan guru
mendapatkan tambahan pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke
peserta didiknya sesuai capaian kompetensi dasar (KD), terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga
dikemas aplikatif sehingga guru dan peserta didik dapat menerapkan dasar-
dasar pengetahuan genetika dalam kehidupan sehari-hari.

Paket unit genetika terdiri dari tiga unit pembelajaran. Masing-masing unit
memuat sepuluh komponen yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN,
aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik genetika
masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat kesesuaian dengan strategi
pembelajaran yang digunakan.

1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran yang di rekomendasikan dalam Kurikulum 2013.

Keberhasilan Saudara dalam memahami paket ini, dapat direfleksi melalui


instrumen pada umpan balik setelah melalui serangkaian proses penelaahan
yang akan dimatangkan selanjutnya melalui serangkaian implementasi di
kelas masing-masing.

2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Substansi Genetik
Penulis:
Savina Melia, M.Si.

Penyunting:
Any Suhaeny, M.Si.

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR _______________________________ 6
DAFTAR TABEL _________________________________ 7
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK _________ 11
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ________________________________________ 12
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 15
A. Tes DNA _____________________________________________________________________ 15
B. Bank DNA ___________________________________________________________________ 17
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 18
A. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2016 ________________________________ 18
B. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2017 ________________________________ 20
C. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2018 ________________________________ 22
BAHAN PEMBELAJARAN _________________________ 24
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 24
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 29
Lembar Kerja Peserta Didik 1 ______________________________________________________ 29
Lembar Kerja Peserta Didik 2 ______________________________________________________ 30
C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 32
Kromosom, Gen, dan DNA __________________________________________________________ 33
DNA dan RNA ________________________________________________________________________ 35
Replikasi DNA _______________________________________________________________________ 37
RNA ___________________________________________________________________________________ 38
Sintesis Protein ______________________________________________________________________ 39
Kode Genetik ________________________________________________________________________ 42

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________44


A. Pembahasan Soal-soal ______________________________________________________ 44
B. Pengembangan Soal HOTS _________________________________________________ 49
C. Refleksi Pembelajaran ______________________________________________________ 55
KESIMPULAN _________________________________57
UMPAN BALIK_________________________________59

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Tes DNA ________________________________________________________________ 15


Gambar 2. Bank DNA ______________________________________________________________ 17
Gambar 3. Hubungan DNA dengan Kromosom _________________________________ 33
Gambar 4. Alel warna mata pada Drosophila sp. ________________________________ 35
Gambar 5. Nukleotida _____________________________________________________________ 36
Gambar 6. Replikasi DNA _________________________________________________________ 38
Gambar 7. Nukleotida RNA _______________________________________________________ 38
Gambar 8. Proses Transkripsi ____________________________________________________ 40
Gambar 9. Proses Translasi_______________________________________________________ 41
Gambar 10. Kode Genetika _______________________________________________________ 42

6
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Beberapa karakteristik pasangan kromosom homolog _____________ 35

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

8
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

PENDAHULUAN

Sub unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik substansi genetik. Melalui pembahasan materi yang
terdapat pada subunit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik substansi genetik dalam kehidupan sehari-hari,
soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam
menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam subunit ini dikembangkan dengan tujuan
agar guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan
substansi genetik, melakukan aktivitas praktik substansi genetik, sekaligus
mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Topik substansi genetik yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas
subtopik struktur dan fungsi kromosom, gen, dan DNA, perbandingan DNA
dan RNA, sintesis protein, kode genetik, dan analisis keterkaitan materi
genetik dalam penurunan sifat pada makhluk hidup. Selain itu, unit ini
dilengkapi dengan dua buah LKPD, yaitu 1) Mengkaji topik substansi genetik;

9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dan 2) Ekstraksi DNA sederhana. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar


guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

10
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

KOMPETENSI DASAR DAN PERUMUSAN IPK

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar di


kelas XII. Kompetensi dasar tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa
target kompetensi. Target kompetensi menjadi patokan penguasaan
kompetensi oleh peserta didik.

No. Kompetensi Dasar Target Kompetensi Kelas


3.3 Menganalisis 1. Menganalisis hubungan struktur XII
hubungan struktur dan fungsi gen dalam penerapan
dan fungsi gen, prinsip pewarisan sifat pada
DNA, kromosom makhluk hidup
dalam penerapan 2. Menganalisis hubungan struktur
prinsip pewarisan dan fungsi DNA dalam penerapan
sifat pada makhluk prinsip pewarisan sifat pada
hidup makhluk hidup
3. Menganalisis hubungan struktur
dan fungsi kromosom dalam
penerapan prinsip pewarisan sifat
pada makhluk hidup

4.3 Merumuskan urutan Merumuskan urutan proses sintesis XII


proses sintesis protein dalam kaitannya dengan
protein dalam penyampaian kode genetik
kaitannya dengan
penyampaian kode
genetik (DNA-RNA-
Protein)

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi dasar dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian


kompetensi. Indikator ini menjadi acuan bagi guru untuk mengukur
pencapaian kompetensi dasar. Kompetensi Dasar 3.3 dan 4.3 di kelas XII
dikembangkan menjadi 10 indikator untuk ranah pengetahuan dan 4
indikator untuk ranah keterampilan.

IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3 Menganalisis hubungan 4.3 Merumuskan urutan proses
struktur dan fungsi gen, sintesis protein dalam
DNA, kromosom dalam kaitannya dengan penyampaian
penerapan prinsip kode genetik (DNA-RNA-
pewarisan sifat pada Protein)
makhluk hidup

IPK Pendukung: IPK Pendukung:

3.3.1 Membedakan gen, DNA, 4.3.1 Menunjukkan pengkodean


dan kromosom urutan basa nitrogen DNA ke
dalam basa nitrogen RNA pada
3.3.2 Mendeskripsikan struktur,
proses transkripsi
sifat, dan fungsi gen, DNA,
4.3.2 Menunjukkan pengkodean
dan kromosom
urutan basa nitrogen mRNA

3.3.3 Mendeskripsikan menjadi rangkaian asam

hubungan antara gen, amino pada proses translasi

DNA, dan kromosom


dalam proses pewarisan
sifat

12
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
3.3.4 Mengurutkan proses
tahapan sintesis protein

3.3.5 Menjelaskan proses


replikasi dan transkripsi
DNA

3.3.6 Menjelaskan kode


genetika

IPK Kunci: IPK Kunci:

3.3.7 Menganalisis hubungan 4.3.3 Merumuskan urutan proses


antara struktur dan fungsi sintesis protein dalam
gen dalam proses kaitannya dengan
penurunan sifat pada penyampaian kode genetik
makhluk hidup

3.3.8 Menganalisis hubungan


antara struktur dan fungsi
DNA dalam proses
penurunan sifat pada
makhluk hidup

3.3.9 Menganalisis hubungan


antara struktur dan fungsi
kromosom dalam proses
penurunan sifat pada
makhluk hidup

13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
IPK Pengayaan: IPK Pengayaan:

3.3.10 Memprediksi susunan 4.3.4 Menentukan susunan asam


asam amino yang amino hasil pengkodean
terbentuk dalam sintesis urutan nukleotida pada DNA
protein atau RNA

14
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Tes DNA

Tes DNA atau tes genetika adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui informasi genetika seseorang. Dengan tes DNA, seseorang bisa
mengetahui garis keturunan dan juga risiko penyakit tertentu.

Gambar 1 Tes DNA


Sumber: http://bogor.tribunnews.com/2016/09/13

DNA (deoxyribonucleic acid ) membentuk materi genetika yang terdapat di


dalam tubuh tiap orang, yang diwarisi dari kedua orang tua. Semua orang
memiliki 46 kromosom di dalam sel. Kromosom-kromosom tersebut
tersusun dari DNA, sedangkan bagian pendek dari DNA dikenal dengan
sebutan gen. Gen mengandung informasi yang dibutuhkan untuk membentuk
berbagai protein yang menyusun jaringan tubuh dan membantu berbagai
proses dalam tubuh. Terkadang gen bisa berubah dan menyebabkan Anda
terkena sebuah penyakit atau berisiko mengalami kelainan.

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Oleh karena itu, jika ingin mengetahui informasi genetik dalam tubuh Anda,
maka Anda bisa melakukan tes DNA. Setidaknya, tes DNA dapat memprediksi
risiko kanker atau penyakit tertentu, baik pada diri Anda maupun pada anak
Anda nantinya, serta mampu menurunkan risiko terkena kanker atau
penyakit tersebut.

Beberapa contoh pemeriksaan DNA diantaranya:


 Uji Pra-implantasi embrio
 Uji Pra-kelahiran
 Memantau bayi yang baru dilahirkan
 Diagnosis kelainan genetika
 Uji pembawa atau carrier testing
 Uji prediksi kelainan genetik
 Uji forensik

Ada beragam jenis penyakit genetika yang dapat dideteksi melalui tes DNA.
Berikut adalah beberapa contohnya, di antaranya:
 Defisiensi alfa 1-antitrypsin (A1AT)
 Talasemia
 Penyakit Crohn
 Fibrosis kistik
 Kanker payudara, ovarium, dan prostat
 Intoleransi laktosa
 Anemia sel sabit
 Sindrom Down

Tes DNA sebagai pemeriksaan genetika umumnya dilakukan melalui


pengambilan sampel darah atau jaringan. Sebagian besar sampel
menggunakan darah dari pembuluh darah, namun ada juga yang
memanfaatkan sampel air liur atau dengan menyeka bagian dalam mulut.

16
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Untuk janin dalam kandungan, tes DNA dilakukan dengan mengambil cairan
amnion atau air ketuban melalui prosedur amniosentesis, atau
dengan chorionic villus sampling yang mengambil sampel jaringan plasenta.

B. Bank DNA

Bank DNA adalah tempat penyimpanan DNA, biasanya digunakan


untuk penelitian. The NIAS DNA Bank, misalnya, mengumpulkan DNA dari
berbagai organisme agrikultural, seperti beras dan ikan, untuk penelitian
ilmiah. Sebagian besar DNA yang disediakan oleh bank DNA digunakan untuk
studi dan percobaan untuk mengembangkan spesies pertanian lebih
produktif atau yang lebih ramah lingkungan. Beberapa bank DNA juga
menyimpan DNA spesies langka atau terancam punah untuk menjamin
kelangsungan hidup mereka.

Bank DNA pertama di Asia ditetapkan di Lucknow City Of India Dan


merupakan Bank DNA Kedua yang ada di dunia.

Gambar 2. Bank DNA


Sumber: Bioversity/ILRI, by kind permission of RDA genebank, National Agrobiodiversity Center,
Suwon, Republic of Korea

17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal UN topik Substansi Genetik pada Kompetensi


Dasar 3.3 Menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen, DNA, kromosom
dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada makhluk hidup
(Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan
sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain
itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan
mengembangkan soal yang setipe pada topik Substansi Genetik.

A. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2016

No. Soal
1 Basa Nitrogen menyusun DNA dan RNA. Peran dari DNA adalah ….
A. Menyampaikan informasi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya
B. Mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein
C. Mengangkut polipeptida ke luar dari membran sel
D. Sebagai pelaksana dalam sintesis protein
E. Merangkai polipeptida di dalam inti sel
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Pemahaman (C2)

Indikator yang : Mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi


bersesuaian gen, DNA, dan kromosom

Diketahui : Basa nitrogen menyusun DNA dan RNA

Ditanyakan : Peran dari DNA

Materi yang dibutuhkan : DNA dan RNA

18
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

No. Soal
2 Di bawah ini adalah tahap-tahap sintesis protein:
(1) DNA membentuk RNA duta di dalam inti sel
(2) Asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma
(3) RNA duta keluar dari inti sel
(4) Terbentuk polipeptida
(5) Asam-asam amino terangkai di dalam ribosom.
Urutan tahapan sintesis protein adalah ….
A. 1–2–3–4–5
B. 1–3–2–4–5
C. 1–3–2–5–4
D. 2–3–1–4–5
E. 2–4–5–1–3
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Penerapan (C3)

Indikator yang : Mengurutkan proses tahapan sintesis


bersesuaian protein

Diketahui : Tahap-tahap sintesis protein

Ditanyakan : Urutan tahapan sintesis protein

Materi yang dibutuhkan : Sintesis protein

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2017

No. Soal
1 Berikut ini adalah gambar struktur DNA.

Pernyataan yang berkaitan dengan struktur tersebut adalah ….


A. Apabila 6 adalah adenin, 7 adalah timin
B. 5, 6, 8, dan 7 adalah basa nitrogen dari golongan pirimidin
C. 2 dan 4 merupakan senyawa fosfat
D. Satu nukleotida ditunjukkan oleh 1-2-6-7
E. 1 dan 3 merupakan senyawa gula deoksiribosa
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Analisis (C4)

Indikator yang : Mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi


bersesuaian gen, DNA, dan kromosom

Diketahui : Gambar struktur DNA

Ditanyakan : Pernyataan yang berkaitan dengan struktur


DNA

Materi yang dibutuhkan : DNA dan RNA

20
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

No. Soal
2 RNA ada 3 macam, yaitu r-RNA, m-RNA, dan t-RNA. Ketiganya
mempunyai komponen penyusun yang sama, tetapi fungsinya
berbeda. Fungsi m-RNA adalah ….
A. Melakukan translasi dengan membawa pesan dari DNA
B. Membantu DNA membentuk DNA baru di dalam inti sel
C. Membawa pesan dari DNA dan disampaikan ke ribosom
D. Menerjemahkan maksud r-RNA untuk dibuatkan rangkaian
polinukleotida
E. Menggabung-gabungkan asam amino dari t-RNA untuk dirangkai
menjadi protein
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Pemahaman (C2)

Indikator yang : Mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi


bersesuaian gen, DNA, dan kromosom

Diketahui : Ketiga macam RNA (r-RNA, m-RNA, dan t-


RNA) mempunyai komponen penyusun
yang sama, tetapi fungsinya berbeda.

Ditanyakan : Fungsi m-RNA

Materi yang dibutuhkan : DNA dan RNA

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Contoh Soal UN Biologi SMA Tahun 2018

No. Soal
1 Perhatikan gambar DNA berikut ini!

Pernyataan yang tepat berkaitan untai DNA tersebut adalah …


A. X dan Y adalah basa nitrogen dari golongan pirimidin
B. X terikat pada senyawa fosfat
C. X adalah guanin, dan Y adalah adenin
D. Pasangan Y tidak harus T (timin)
E. Jumlah nukleotida pada rantai DNA tersebut adalah 4
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Analisis (C4)

Indikator yang : Mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi


bersesuaian gen, DNA, dan kromosom

Diketahui : Gambar struktur DNA

Ditanyakan : Pernyataan yang berkaitan dengan struktur


DNA

Materi yang dibutuhkan : DNA dan RNA

22
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

No. Soal
2 DNA dalam inti mempunyai kemampuan bereplikasi dan
menghasilkan DNA baru yang berfungsi untuk ….
A. Melakukan translasi, dengan membentuk m-RNA
B. Melakukan transkripsi dengan membentuk r-RNA
C. Menyusun rangkaian asam amino yang diperlukan
D. Melakukan transkripsi dengan membentuk m-RNA
E. Membentuk DNA baru yang sangat persis dengan dirinya
Identifikasi

Kelas / Semester : XII Semester 1

Level Kognitif : Pemahaman (C2)

Indikator yang : Mendeskripsikan struktur, sifat, dan fungsi


bersesuaian gen, DNA, dan kromosom

Diketahui : DNA dalam inti mempunyai kemampuan


bereplikasi dan menghasilkan DNA baru.

Ditanyakan : Fungsi DNA baru yang dihasilkan DNA


dalam inti

Materi yang dibutuhkan : DNA dan RNA

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik Substansi Genetik. Bahan pembelajaran dikembangkan
dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha memfasilitasi
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini berisikan rincian
aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang digunakan, dan
bahan bacaannya.

Alokasi waktu yang dirancang untuk pembelajaran ini 3 kali pertemuan,


masing-masing 2 jam pelajaran (@45 menit). Hasil belajar yang diharapkan
dapat dicapai peserta didik dari pembelajaran ini adalah pemahaman konsep
substansi genetik dan aplikasinya dalam kehidupan. Dengan proses belajar
yang dilakukan dalam unit ini, diharapkan kemampuan peserta didik dalam
hal pengamatan, pengambilan data, analisis data, memprediksi, dan menarik
kesimpulan meningkat.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
Substansi Genetik. Aktivitas pembelajaran topik Substansi Genetik
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Contoh yang
diberikan langsung pada kegiatan inti pembelajaran dengan sintaks/tahap
pembelajaran sesuai model dan indikator pembelajaran.

24
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Stimulation 1. Guru membuka pelajaran dengan 20’
(Pemberian menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari
Rangsangan) dan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa.
3. Guru menayangkan video atau slide yang
menunjukkan ciri-ciri penampakan fisik yang
diwariskan orang tua kepada anak atau
keturunannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat
inkuiri kepada siswa misalnya sebagai berikut:
a. Pernahkah ada orang yang mengatakan
bahwa mata Anda mirip dengan ayah atau
ibu?
b. Pernahkan Anda memperhatikan
penampakan beberapa anggota keluarga
Anda seperti misalnya warna kulit, tipe
rambut, bentuk alis, tinggi badan, dan lain-
lainnya yang mencirikan penampakan fisik?
c. Adakah persamaan atau perbedaannya?
d. Secara harfiah, orang tua tidak memberikan
secara langsung warna mata, kulit, bahkan
bentuk alisnya. Jadi apa sebenarnya yang
diwariskan orang tua kepada anak atau
keturunannya?
Problem 1. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, 25’
Statement setiap kelompok diberi tugas untuk mencari
(Identifikasi informasi dan membuat peta pemikiran tentang
masalah) konsep-konsep berikut ini :
1) Kromosom, Gen, dan DNA
2) DNA dan RNA

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
3) Replikasi DNA
4) Sintesis protein
5) Kode genetik
2. Guru memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah-masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran (konsep), kemudian salah
satunya dipilih dan disusun dalam bentuk
praduga (konjektur). Penyusunan praduga
tersebut dihubungkan dengan materi
percobaan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
Data Collection 1. Setiap kelompok siswa melakukan eksplorasi 45’
(Pengumpulan dari berbagai sumber untuk menemukan data-
data) data yang mereka perlukan sesuai dengan tugas
kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini
berlangsung sampai pembelajaran pertama
selesai.

2. Besar kemungkinan siswa belum menemukan


semua data yang berhubungan dengan tugas
kelompoknya, oleh karena itu di akhir pelajaran
guru mengingatkan kepada siswa untuk
melanjutkan observasi dan pengumpulan
datanya diluar jam pelajaran. Ingatkan juga
kepada siswa bahwa mereka secara
berkelompok harus menganalisis data yang
berhasil mereka temukan agar dapat
disimpulkan. Selanjutnya mereka diminta
untuk membuat laporan hasil penemuan
konsepnya

26
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Data Collection 1. Guru mengundang siswa per kelompok 30’
(Pengumpulan untuk melakukan kegiatan dan percobaan
data) dengan menggunakan LKS yang telah
disiapkan.

2. Siswa mengumpulkan data dari hasil


pengamatan selama kegiatan dan
percobaan, serta menggunakan data
tersebut untuk melengkapi data yang telah
mereka peroleh dalam kegiatan
pembelajaran pertama untuk membuktikan
kebenaran praduga yang telah disusun.

Data Processing Setelah data yang terkumpul dirasakan 35’


(Pengolahan mencukupi, setiap kelompok siswa
data) menganalisis data yang mereka peroleh dengan
cara mengkaji, dan memilih data mana saja
yang sesuai dengan tugasnya dan menyajikan
data tersebut dalam bentuk gambar dan
deskripsi. Dalam kegiatan ini waktu yang
diperlukan juga tergantung dari kecepatan
bekerja kelompok siswa.

Verification Setelah data selesai dianalisis dan disajikan 25’


(Pembuktian) dalam bentuk gambar dan deskripsi, tugas
selanjutnya yang harus dilakukan setiap
kelompok siswa adalah melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk
membuktikan kebenaran praduga dengan data
hasil temuan melalui percobaan. Dengan
demikian setiap siswa dapat dengan mudah
mengemukakan konsep-konsep yang mereka
temukan.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Verification Kegiatan presentasi kelompok dilakukan pada 65’
(Pembuktian) pembelajaran ketiga. Setiap kelompok diminta
untuk mempresentasikan tugas kelompoknya
berupa konsep-konsep yang mereka temukan.
Untuk mengaktifkan seluruh siswa, guru dapat
mendesain kegiatan ini dengan cara misalnya
sebagai berikut. Ketika presentasi kelompok
setiap anggota kelompok harus maju ke depan
untuk bersama-sama
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.
Dalam presentasinya setiap anggota kelompok
punya peran tertentu, ada yang berperan
sebagai penyaji, moderator, notulen dan
anggota kelompok. Setiap kelompok punya
waktu kurang lebih sepuluh menit untuk
presentasi hasil.

Generalization Di akhir presentasi setiap kelompok dilakukan 25’


(Kesimpulan) diskusi kelas untuk membahas konsep-konsep
yang kurang dipahami kelompok siswa lainnya.
Setelah semua kelompok melakukan
presentasi, guru melakukan reviu konsep-
konsep substansi genetika untuk memastikan
bahwa konsep-konsep yang siswa temukan
sudah benar dan untuk memberikan penguatan
kepada siswa.

28
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1

Judul: Mengkaji Topik Substansi Genetik

Tujuan:

Untuk mengkaji topik Substansi Genetik melaui diskusi kelompok.

Cara Kerja:

1. Perhatikan bahan diskusi berikut ini!

Bahan Diskusi

1) Semua manusia mempunyai DNA yang sama terdiri dari 4 nukleotida


yaitu A, C, G, T. Juga mempunyai 20 asam amino yang sama yang
menyusun protein pada setiap manusia. Mengapa antar satu manusia
dengan manusia lainnya bisa berbeda?

2) Perhatikan tabel berikut.

Tentukanlah asam amino yang akan tersusun, jika urutan basa


nitrogen template DNA adalah TGC TCG CAT!

2. Setelah berdiskusi dalam kelompok, uraikan jawaban Anda dengan


dalam bentuk deskripsi atau gambar.

3. Setelah melakukan kegiatan di atas, Anda diminta untuk membuat jurnal


belajar yang mendeskripsikan pelajaran penting apa, permasalahan yang
mengemuka, dan solusi yang diperoleh.

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Lembar Kerja Peserta Didik 2

Judul: Ekstraksi DNA Sederhana

Tujuan:

Setelah melakukan kegiatan ini, Anda diharapkan dapat:


1. Memahami gambaran umum struktur DNA
2. Mengetahui proses isolasi DNA sederhana dari sel-sel buah

Alat dan Bahan:

1. Alat
a. Beaker glass
b. Pengaduk kaca (spatula)
c. Corong plastik
d. Blender
e. Gelas ukur
f. Tabung reaksi
g. Rak tabung reaksi
h. Reaksi pipet tetes
i. Sendok plastik kecil
j. Gelas air minum plastik bekas
2. Bahan
a. Buah semangka
b. Buah pisang
c. Buah pir
d. Buah papaya
e. Alkohol absolut 95%
f. Detergen (Attack, Sunlight, Krim Ekonomi)
g. Garam dapur (NaCl)

30
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

h. Kertas saring

Cara Kerja:

1. Memblender potongan buah dengan menambahkan 20 ml air untuk


mempermudah pengambilan sampel.
2. Menyaring dengan kertas saring dan menampung hasil saringan
dalam gelas air minum plastik bekas.
3. Mengambil 30 ml hasil saringan lalu dimasukkan ke dalam beaker
glass.
4. Menambahkan detergen sebanyak satu sendok teh (sendok plastik
kecil).
5. Mengaduk hingga 15 menit, diusahakan tidak berbuih.
6. Menambahkan satu sendok spatula garam dapur dan mengaduknya
kembali hingga larut.
7. Menyaring campuran tersebut kembali dengan menggunakan kertas
saring.
8. Mengambil 12 ml hasil saringan dan memasukkannya dalam
tabung reaksi masing-masing 4 ml setiap ulangan.
9. Menambahkan alkohol dingin dengan hati-hati melalui dinding
tabung Menunggu sampai 10 menit, dan mengamati terjadinya
perubahan dan mencatat.

Bahan Diskusi:
1. Jelaskan tahapan-tahapan dalam proses isolasi DNA!
2. Jelaskan fungsi detergen, garam, dan alkohol dingin dalam proses
isolasi DNA!
3. Deskripsikan struktur DNA secara singkat!
4. Apakah gumpalan putih yang terpisah di bagian atas mengandung
DNA murni? Jelaskan!
5. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah Anda lakukan!

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Pernahkah ada orang yang mengatakan bahwa mata Anda mirip dengan ayah
atau ibu? Atau pernahkan Anda memperhatikan penampakan beberapa
anggota keluarga Anda seperti misalnya warna kulit, tipe rambut, bentuk alis,
tinggi badan, dan lain-lainnya yang mencirikan penampakan fisik? Adakah
persamaan atau perbedaannya? Secara harfiah, orang tua tidak memberikan
secara langsung warna mata, kulit, bahkan bentuk alisnya. Jadi apa
sebenarnya yang diwariskan orang tua kepada anak atau keturunannya?

Pada zaman dahulu, banyak orang percaya bahwa hanya lingkungan di luar
tubuhlah yang membantu membentuk ciri-ciri calon bayi. Banyak yang
mengira bahwa ciri-ciri keturunan adalah hasil dari pencampuran sederhana
cairan yang berasal dari ibu dan ayah. Ada juga yang berpendapat bahwa
beberapa makhluk hidup berasal dari benda atau makhluk mati seperti
belatung berasal dari daging yang membusuk atau katak yang berasal dari
lumpur.

Pada awal abad ke-19, para ilmuwan menyatakan bahwa anak mewarisi ciri-
ciri dari faktor-faktor yang dibawa di dalam sel dari ayah (sperma) dan ibu
(telur). Pada tahun 1860-an, Gregor Mendel menemukan beberapa hukum
dasar genetika melalui serangkaian percobaan persilangan. Setiap individu
mempunyai sifat yang beragam. Sifat ini diturunkan dari induk ke
keturunannya melalui perkawinan/persilangan/pembastaran. Sifat ini
dibentuk oleh faktor pembawa sifat keturunan yang disebut gen. Gen terletak
dalam inti sel. Untuk sel yang tidak berinti, gen terletak pada nukeloid, yaitu
daerah nukleus yang mengandung materi genetik. Gen baru diketemukan
oleh Crick dan Watson pada tahun 1953. Modul pewarisan ini membahas
tentang Gen, DNA dan kromosom dan keterkaitan materi genetik dalam
proses penurunan sifat pada makhluk hidup.

32
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Kromosom, Gen, dan DNA

Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang tersusun dari DNA dan
molekul lain di mana informasi genetik tersimpan sel. Kromosom terdiri atas
dua bagian, yaitu sentromer yang merupakan pusat kromosom berbentuk
bulat dan lengan kromosom (arm) yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Sifat-sifat kromosom adalah: (a). Hanya
terlihat pada waktu sel membelah. (b). Mempunyai ukuran panjang antara
0,2 – 40 m (mikron). (c). Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu
kromosom dan tidak terletak di dalam inti sel. (d). Kromosom sel eukariotik,
jumlahnya bervariasi menurut jenis organisme dan terdapat di dalam
nukleus. (e). Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari protein,
DNA, dan RNA. (f). Protein terdiri dari histon dan nonhiston. (g). Memiliki
beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.

Gambar 3. Hubungan DNA dengan Kromosom


Sumber: Campbell, et al. 2006

Gen merupakan unit hereditas suatu organisme hidup, dan tersimpan dalam
kedudukan tertentu pada kromosom. Gen ini berupa kode dalam material

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

genetik organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada
beberapa virus. Ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan internal atau
eksternal seperti perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Gen
berupa daerah urutan basa nukleotida baik yang mengkode suatu informasi
genetik (ekson) dan juga daerah yang tidak mengkode informasi genetik
(intron). Hal ini penting untuk pembentukan suatu protein yang fungsinya
diperlukan di tingkat sel, jaringan, organ atau organisme secara keseluruhan.

Kromosom secara sederhana dapat diibaratkan dengan untaian manik-


manik. Untaian manik-manik diibaratkan kromosom, dengan manik-manik
sebagai gen. Untaian manik-manik yang serupa dapat menjadi pasangannya
yang homolog (Tabel 1). Gen-gen pada posisi yang sama (lokus) di sepasang
kromosom yang homolog tersebut menentukan sifat makhluk hidup.

Gen yang dominan (diberi simbol dengan huruf kapital) selalu muncul
sebagai sifat yang nampak. Gen yang resesif (diberi simbol dengan huruf
kecil) hanya bisa muncul sebagai sifat yang nampak bila berpasangan dengan
gen yang resesif lagi. Jadi, genotip AA atau Aa akan muncul sebagai fenotip A.
Sedangkan gen a hanya akan muncul sebagai fenotip a bila genotipnya aa.
Organisme yang mempunyai dua gen yang sama pada satu lokus (AA atau aa)
disebut homozigot, sedangkan yang mempunyai pasangan gen alternatif (Aa)
disebut heterozigot. Gen alternatif (A atau a) disebut alel.

Sebuah alel adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk-bentuk alternatif
sebuah gen yang dapat berada pada satu lokus. Sebuah alel adalah salah satu
bentuk varian gen pada lokus tertentu, atau lokasi, pada suatu kromosom.
Alel berbeda menghasilkan variasi dalam pewarisan sifat seperti warna
rambut, warna mata atau golongan darah. Seperti terlihat pada gambar 4
yang menggambarkan adanya varian gen untuk warna mata pada Drosophila
sp.

34
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Tabel 1. Beberapa karakteristik pasangan kromosom homolog

Pasangan
Diagram
kromosom

Genotip aa Bb
Homozigot Heterozigot

Status gen Resesif B = dominan


b = resesif

Fenotip a B

Gambar 4. Alel warna mata pada Drosophila sp.


Sumber: Campbell, et al. 2009

DNA dan RNA

DNA adalah suatu polimer yang dibangun dari empat jenis monomer yang
berbeda yang dinamakan dengan nukleotida. Informasi yang dimiliki gen
diwariskan dalam bentuk urutan nukelotida spesifik masing-masing gen.

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DNA (deoxyribo-nucleic acid, asam deoksiribo-nukleat) merupakan


persenyawaan kimia yang paling penting pada makhluk hidup, yang
membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk hidup
dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya. (Suryo,
2004:57). DNA merupakan suatu polimer nukleotida berupa rantai ganda
yang berpilin (double heliks).

Molekul nukleotida terbentuk dari gula ribosa/deoksiribosa, basa nitrogen,


dan gugus phospat (gambar 3). Basa nitrogen terdiri atas purin (Adenin/A
dan Guanin/G) dan Pirimidin (Sitosin/C dan Timin/T). A selalu berpasangan
dengan T, C selalu berpasangan dengan G. Nukleotida diibaratkan sebuah
tangga dimana: “Anak tangganya” adalah susunan basa nitrogen ( A – T dan C
– G) dan Kedua “ibutangganya” adalah gula ribose/deoksiribosa. Model DNA
pertama kali dibuat pada tahun 1953 oleh James D. Watson dari Amerika
Serikat dan Francis Crick dari Inggris, seperti terlihat pada gambar 5 di
bawah.

Gambar 5. Nukleotida
Sumber: Campbell, et al. 2009

DNA mempunyai fungsi sebagai berikut: (a) Menyampaikan informasi


genetik kepada generasi berikutnya, karena DNA mampu melakukan proses

36
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

replikasi. (b) sebagai cetakan (template) untuk kode asam amino pada
DNA/kodon. (c) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sel.

Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah suatu tahapan penggandaan DNA yang terjadi pada
saat sebelum pembelahan sel (interfase tahap sintesis DNA). Replikasi
dilakukan dalam upaya membentuk DNA yang sama pada sel hasil
pembelahannya. Dalam proses replikasi DNA diperlukan enzim helikase, DNA
polimerase, ligase, ATP, GTP, CTP dan TTP. Enzim helikase berfungsi sebagai
pembuka rantai ganda heliks. Enzim DNA polimerase akan membentuk DNA
baru dari satu rantai tunggal DNA. Enzim DNA ligase berperan dalam
melekatkan setiap fragmen Okazaki yang merupakan rantai pasangan semula
yang tidak berhubungan menjadi satu rantai yang utuh. Replikasi diawali
dengan sintesis RNA primer. Arah replikasi 5’---- 3’.

Beberapa model replikasi DNA, yaitu


a. Teori konservatif: Pita DNA rangkap heliks tidak berpisah, langsung
menjadi cetakan bagi pita DNA baru. Akhirnya terbentuk dua pita
rangkap heliks yang sama seperti asalnya.
b. Teori semi konservatif: Pita DNA rangkap heliks memisahkan diri
menjadi dua pita tunggal yang berperan sebagai pola cetakan. Setiap pita
lama membentuk pita baru pasangannya, akhirnya terbentuk dua pita
rangkap heliks yang sama seperti asalnya.
c. Teori dispersive: Pita DNA heliks rangkap terputus-putus atas beberapa
potongan. Setiap potongan berpola sebagai pola cetakan, membentuk
DNA baru pasangannya. Akhirnya terbentuk pita rangkap heliks yang
sama seperti asalnya.

Penjelasan tentang model replikasi tersebut dapat dilihat pada gambar 6


berikut ini.

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Replikasi DNA


Sumber: Campbell, et al. 2009

RNA

RNA merupakan polinukleotida, namun ukurannya jauh lebih pendek dari


polinukleotida penyusun DNA. RNA hanya terdiri dari satu rantai. Gula
pentosa yang menyusun RNA adalah gula ribosa. Basa nitrogen yang
menyusun RNA adalah: a. Purin yang terdiri dari adenin (A) dan guanin (G),
b. Pirimidin yang terdiri dari sitosin (C) dan urasil (U) RNA dibentuk oleh
DNA di dalam inti sel.

Gambar 7. Nukleotida RNA


Sumber: Campbell, et al. 2009

Macam-macam RNA:
1) RNA messenger (RNA duta) berfungsi membawa informasi genetik dari
DNA berupa pesan dari inti sel ke ribosom di sitoplasma. Pesan pesan ini

38
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

berupa triplet basa nitrogen yang ada pada RNA duta yang disebut
kodon. Kodon pada RNA duta merupakan komplemen dari kodogen,
yaitu urutan basa- basa nitrogen/nukelotida pada DNA yang dipakai
sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta oleh DNA di
dalam inti sel, disebut transkripsi. Contoh:
Kodogen (DNA) = ACG TGG ATA CCT
Kodon (triplet basa RNA d) = UGC ACC UAU GGA

2) RNA transfer (RNA pembawa asam amino dalam bentuk aminoasil


tRNA). RNA pembawa berfungsi mengenali kodon dan menerjemahkan
menjadi asam amino di ribosom. Penerjemahan kode pada mRNA oleh
tRNA dikenal dengan nama translasi. Urutan basa nitrogen pada RNA
transfer disebut antikodon. Bentuk RNA transfer seperti daun semanggi
dengan 4 ujung yang penting, yaitu: 1) Ujung pengenal kodon yang
berupa triplet basa yang disebut antikodon. 2) Ujung perangkai asam
amino yang berfungsi mengikat asam amino. 3) Ujung pengenal enzim
yang membantu mengikat asam amino. 4) Ujung pengenal ribosom.
Contoh: Apabila kodon dalam RNA duta mempunyai urutan UGC ACC
UAU GGA maka antikodon yang sesuai pada RNA transfer adalah ACG
UGG AUA CCU.

3) Ribosom RNA (RNAr) berfungsi sebagai tempat pembentukan protein.


Ribosom terdiri dari 2 sub unit, yaitu: 1) Sub unit kecil yang berperan
dalam mengikat RNA duta. 2) Sub unit besar yang berperan untuk
mengikat RNA transfer yang sesuai.

Sintesis Protein

Sintesis protein merupakan suatu proses yang komplek, termasuk di


dalamnya penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sintesis
protein melibatkan DNA, RNA, ribosom, asam amino, dan enzim. Sintesis

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

protein membutuhkan bahan dasar asam amino, dan berlangsung di dalam


inti sel dan ribosom (sitoplasma).

Tahap-tahap sintesis protein dibagi menjadi 2 yaitu: Transkripsi dan


Translasi.
a. Transkripsi
1) Berlangsung dalam inti sel.
2) Dimulai dengan membukanya rantai DNA heliks ganda membentuk
gelembung transkripsi. Dengan demikian RNA polimerase berikatan
dengan DNA.
3) Pita DNA yang berfungsi sebagai pencetakan RNA disebut pita
template atau antisense dan pita DNA yang tidak mencetakan RNA
disebut dengan pita sense.
4) Pita RNA dibentuk sepanjang pita DNA pencetak (template) dengan
urutan basa nitrogennya komplementer dengan basa nitrogen yang
ada pada pita cetakan DNA.
5) Pita RNA yang telah selesai menerima pesan genetik dari pita DNA
pencetak segera meninggalkan inti nukleus menuju ke ribosom,
tempat sintesis protein dalam sitoplasma. Pita RNA menempatkan diri
pada leher ribosom.

Gambar 8. Proses Transkripsi


Sumber: Campbell, et al. 2009

40
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

6) RNA yang ada dalam sitoplasma bersiap-siap untuk berperan dalam


proses translasi (sintesis protein).
Proses transkripsi lebih jelas dapat dilihat pada gambar 8.

b. Translasi
1) RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa
nitrogen pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen
pada kodon RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan
dengan UAC pada antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh
RNAt adalah metionin. Dengan demikian nama asam amino
merupakan terjemahan dari basa-basa nitrogen yang ada pada RNAd.

2) Ribosom dengan RNAd bergerak satu kodon.


3) Sebuah asam amino ditambahkan pada rantai polipeptida.
4) Asam amino yang pertama (metionin) segera lepas dari RNAt kembali
ke sitoplasma untuk mengulang fungsinya dengan cara yang sama.
RNAt berikutnya datang untuk berpasangan dengan kodon RNAd
berikutnya.

Gambar 9. Proses Translasi


Sumber: Campbell, et al. 2009

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Proses keseluruhan ini berkesinambungan sampai terbentuk polipeptida


tertentu yang terdiri dari asam amino dengan urutan basa nitrogen tertentu.

Kode Genetik

Kode genetik, yaitu instruksi berupa kode-kode yang menentukan macam


protein yang akan dibuat. Instruksi melalui kode genetik berupa kodon pada
RNA tersebut ditranskripsi dari DNA dengan bantuan RNA polimerase.

Ciri-ciri kodon menurut Nirenberg, dkk (1961), yaitu:


a. Terdiri dari triplet, artinya 3 basa membentuk kodon
b. Non overlapping, artinya susunan 3 basa pada kodon tidak dibaca ulang
sebagai kodon berikutnya (tumpang tindih).
c. Degenerate, artinya 1 asam amino mempunyai kodon lebih dari satu.
d. Universal, artinya kode yang sama berlaku untuk semua makhluk hidup.

Gambar 10. Kode Genetika


Sumber: Campbell, et al. 2009

42
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Ciri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino, macam, dan urutan
asam amino yang membangunnya. Umumnya terdapat 20 macam asam
amino di alam yang akan membentuk protein sebagai kodon yang tersusun
dari 4 macam basa nitrogen berjumlah 64. Dengan demikian terdapat kodon-
kodon sinonim (degenerate), artinya satu asam amino dikode lebih dari satu
kodon.

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian Pengembangan Penilaian ini berisi 2 hal. Pertama, pembahasan soal-


soal UN topik Substansi Genetik; dan kedua, pengembangan soal-soal yang
menguji keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Dengan adanya
pembahasan soal-soal UN diharapkan baik guru maupun peserta didik dapat
memprediksi pola yang soal UN yang muncul dan dapat mengerjakannya
dengan benar. Keberadaan pengembangan soal HOTS diharapkan dapat
meningkatan keterampilan guru untuk membuat soal-soal yang menguji
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik.

A. Pembahasan Soal-soal

Berikut adalah soal-soal UN topik Substansi Genetik yang muncul di 3 tahun


terakhir beserta pembahasannya.

1. Basa Nitrogen menyusun DNA dan RNA. Peran dari DNA adalah ….
A. menyampaikan informasi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya
B. mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein
C. mengangkut polipeptida ke luar dari membran sel
D. sebagai pelaksana dalam sintesis protein
E. merangkai polipeptida di dalam inti sel

Pembahasan:
DNA mempunyai peran atau fungsi sebagai berikut:
1) Menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya,
karena DNA mampu melakukan proses replikasi.
2) sebagai cetakan (template) untuk kode asam amino pada
DNA/kodon.

44
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

3) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sel.

Jawaban: A

2. Di bawah ini adalah tahap-tahap sintesis protein:


1) DNA membentuk RNA duta di dalam inti sel
2) Asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma
3) RNA duta keluar dari inti sel
4) Terbentuk polipeptida
5) Asam-asam amino terangkai di dalam ribosom
Urutan tahapan sintesis protein adalah ….
A. 1–2–3–4–5
B. 1–3–2–4–5
C. 1–3–2–5–4
D. 2–3–1–4–5
E. 2–4–5–1–3

Pembahasan:
Berikut ini merupakan tahap-tahap dan proses sintesis protein.

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Urutannya:
 DNA membentuk RNA duta di dalam inti sel
 RNA duta keluar dari inti sel
 Asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma
 Asam-asam amino terangkai didalam ribosom
 Terbentuk polipeptida

Jawaban: C

3. Berikut ini adalah gambar struktur DNA.

Pernyataan yang berkaitan dengan struktur tersebut adalah ….


A. Apabila 6 adalah adenin, 7 adalah timin
B. 5, 6, 8, dan 7 adalah basa nitrogen dari golongan pirimidin
C. 2 dan 4 merupakan senyawa fosfat
D. Satu nukleotida ditunjukkan oleh 1-2-6-7
E. 1 dan 3 merupakan senyawa gula deoksiribosa

Pembahasan:
Satu nukleotida terdiri atas 1 gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1
basa nitrogen. Nomor 1 dan 3 merupakan senyawa fosfat. Nomor 2 dan 4
merupakan senyawa gula deoksiribosa. Nomor 6 dan 7 juga 5 dan 8
adalah pasangan basa nitrogen, sehingga salah satu nya harus basa
pirimidin dan basa purin. Pasangan adenin adalah timin, dimana adenin
merupakan basa purin dan timin merupakan basa pirimidin.

Jawaban: A

46
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

4. RNA ada 3 macam, yaitu r-RNA, m-RNA, dan t-RNA. Ketiganya


mempunyai komponen penyusun yang sama, tetapi fungsinya berbeda.
Fungsi m-RNA adalah ….
A. Melakukan translasi dengan membawa pesan dari DNA
B. Membantu DNA membentuk DNA baru di dalam inti sel
C. Membawa pesan dari DNA dan disampaikan ke ribosom
D. Menerjemahkan maksud r-RNA untuk dibuatkan rangkaian
polinukleotida
E. Menggabung-gabungkan asam amino dari t-RNA untuk dirangkai
menjadi protein

Pembahasan:
Macam-macam RNA yang berperan dalam sintesis protein:
1) RNA messenger (m-RNA) berfungsi membawa informasi genetik dari
DNA berupa pesan dari inti sel ke ribosom di sitoplasma. Pesan-
pesan ini berupa kodon yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa
pembentukan m-RNA oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi.
2) RNA transfer (t-RNA) berfungsi mengenali kodon dan
menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom. Penerjemahan
kode pada m-RNA oleh t-RNA dikenal dengan nama translasi. Urutan
basa nitrogen pada RNA transfer disebut antikodon.
3) Ribosom RNA (RNAr) membantu membentuk ribosom, organel di
mana protein dirakit. Fungsi dari rRNA adalah sebagai tempat
dimana polipeptida disintesis dalam mekanisme translasi.

Jawaban: C

5. Perhatikan gambar DNA berikut ini!

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Pernyataan yang tepat berkaitan untai DNA tersebut adalah …


A. X dan Y adalah basa nitrogen dari golongan pirimidin
B. X terikat pada senyawa fosfat
C. X adalah guanin, dan Y adalah adenin
D. Pasangan Y tidak harus T (timin)
E. Jumlah nukleotida pada rantai DNA tersebut adalah 4

Pembahasan:
 X adalah guanin
 Y adalah adenin
 Adenin dan guanin adalah golongan purin
 X terikat pada senyawa Gula Pentosa
 pasangan Y harus T (Timin) karena Y adalah adenin
 jumlah nukleotida pada rantai DNA tersebut adalah 8.

Jawaban: C

6. DNA dalam inti mempunyai kemampuan bereplikasi dan menghasilkan


DNA baru yang berfungsi untuk ….
A. Melakukan translasi, dengan membentuk m-RNA
B. Melakukan transkripsi dengan membentuk r-RNA
C. Menyusun rangkaian asam amino yang diperlukan

48
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

D. Melakukan transkripsi dengan membentuk m-RNA


E. Membentuk DNA baru yang sangat persis dengan dirinya

Pembahasan:
mRNA merupakan untai tunggal panjang yang terdiri atas ratusan
nukleotida. mRNA dibentuk oleh DNA melalui proses transkripsi didalam
inti sel. mRNA memiliki urutan basa nitrogen sesuai dengan pasangan
komplementer salah satu untai DNA (untai sense).

Jawaban: D

B. Pengembangan Soal HOTS

Di bagian ini akan disajikan contoh pengembangan soal HOTS yang diawali
dengan membuat kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal tersebut saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi yang diuji, lingkup materi, dan
indikator soal. Penyusunan soal dilakukan di format kartu soal yang sudah
disediakan.

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Langkah-langkah menyusun soal HOTS :


1. Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dibuat soal HOTS
2. Menyusun kisi-kisi soal
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
4. Menulis butir pertanyaan. Butir-butir pertanyaan ditulis agar sesuai
dengan kaidah penulisan butir soal
5. Membuat pedoman penskoran dan kunci jawaban.

Soal HOTS dikembangkan dari indikator soal yang berada pada level kognitif
C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Level kognitif C4
mengukur kemampuan menganalisis, mengurai suatu masalah menjadi
bagian-bagian lebih kecil, mengelompokkan, membandingkan, menentukan
hubungan. Level kognitif C5 mengukur kemampuan mengevaluasi,
menyimpulkan berdasarkan suatu kriteria, memutuskan, memprediksi. Level
kognitif C6 mengukur kemampuan membuat sesuatu yang baru dari yang
sudah ada.

Soal yang baik adalah soal yang tidak sekedar mengandung unsur mengingat
(recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite), namun yang diperlukan adalah bagaimana siswa
mampu:
1. Mentransfer satu konsep ke konsep lainnya
2. Memproses dan menerapkan informasi
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.

Adapun karakteristik soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah:


1. Meminimalkan aspek mengingat dan memahami
2. Berbasis permasalahan kontekstual
3. Adanya stimulus yang menarik.

50
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

Stimulus dapat berupa gambar, tabel, grafik, wacana dll: menuntut


kemampuan mencari hubungan, menganalisis, menyimpulkan dan
menciptakan serta terkait langsung dengan pertanyaan.
4. Kebaruan

Dalam mengembangkan soal HOTS pertama kali dilakukan analisis lingkup


materi yang disusun berdasarkan analisis KD. Pada mata pelajaran Biologi
topik substansi genetik ini diambil dari KD 3.3. Menganalisis hubungan
struktur dan fungsi gen, DNA, kromosom dalam penerapan prinsip pewarisan
sifat pada makhluk hidup.

Dalam merumuskan kalimat indikator soal, perlu diperhatikan bahwa


indikator soal memuat 3 komponen. Komponen tersebut adalah subjek,
perilaku yang diukur, dan stimulus/konteks/kondisi. Subjek yang dimaksud
adalah peserta didik. Perilaku yang akan diukur diambil dari kata kerja
operasional seperti menganalisis, membandingkan, memutuskan,
menginterpretasi, dan sebagainya. Stimulus/konteks/kondisi yang disajikan
bisa berupa gambar, diagram, grafik, tabel, teks, dan sebagainya.

Berikut ini contoh kisi-kisi pengembangan soal HOTS beserta kartu soal:

KISI-KISI SOAL HOTS

1. Jenis Sekolah : SMA


Kelas : XII
Mata Pelajaran : Biologi

Kompetensi Lingkup Indikator Soal Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3.3 Menganalisi Genetika Substan Disajikan urutan 1 L3 Pilihan
s hubungan si basa nitrogen pada Ganda
struktur dan genetik rantai DNA,
fungsi gen, peserta didik
DNA, dapat
kromosom memprediksi
dalam urutan basa

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kompetensi Lingkup Indikator Soal Nomor Bentuk


No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal
penerapan nitrogen pada
prinsip RNAd
pewarisan
sifat pada
makhluk
hidup

Kartu Soal

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIologi Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan struktur
dan fungsi gen, Diketahui rantai antisense sebagai berikut
DNA, kromosom Nomor
CAT CGA AAT GGC
dalam penerapan Soal
prinsip pewarisan Apabila terjadi transkripsi maka urutan basa nitrogen RNAd yang
sifat pada makhluk 1 terbentuk adalah ….
hidup
LINGKUP MATERI A. GTU GTC TTU CCG
Genetika B. CAU CGA UUA GGC
C. CTU CGA TTU GGC
MATERI
D. GUA GCU UUA CCG
Substansi genetik Kunci
Jawaban

INDIKATOR SOAL D
Disajikan urutan
basa nitrogen pada
rantai DNA, peserta
didik dapat
memprediksi
urutan basa
nitrogen pada RNAd

52
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

2. Jenis Sekolah : SMA


Kelas : XII
Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Lingkup Indikator Nomor Bentuk
No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 3.3 Menganalisi Genetika Substansi Disajikan 1 L3 Uraian
s hubungan genetik urutan basa
struktur dan nitrogen pada
fungsi gen, rantai sense
DNA, dan
kromosom antisense,
dalam peserta didik
penerapan dapat
prinsip memprediksi
pewarisan asam amino
sifat pada yang akan
makhluk terbentuk
hidup

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013


Kelas : XII Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Biologi Nama Penyusun :

KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan struktur
dan fungsi gen, Perhatikan susunan basa nitrogen DNA dan tabel di bawah ini.
DNA, kromosom Nomor
dalam penerapan Soal Sense: GGC CAT AGG TCG
prinsip pewarisan Antisense: CCG GTA TCC AGC
sifat pada makhluk 1
hidup Nama Asam Amino Kode Kodon
LINGKUP MATERI Glisin GGC
Genetika Glutamin CAA
Histidin CAU
MATERI Prolin CCG
Arginin AGG
Substansi genetik
Serin UCG

INDIKATOR SOAL Rangkaian asam amino yang akan terbentuk dari proses transkipsi
Disajikan urutan dan translasi pada rantai DNA diatas adalah ….
basa nitrogen pada
rantai sense dan
antisense, peserta
didik dapat
memprediksi asam
amino yang akan
terbentuk

Pedoman Penskoran

Kunci Jawaban Skor


1. Cara mentranslasikan kode-kode tersebut adalah dengan 1
menggunakan mRNA
2. mRNA dari DNA tersebut adalah GGC CAU AGG UCG 1

3. Translasi dari DNA di atas adalah glisin – histidin – arginin – serin 1


Total Skor 4

Nilai = Skor yang diperoleh x 100


Total skor maksimal

54
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran


materi substansi genetik. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat mengarahkan


dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang disajikan?
Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang digunakan?
(Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik menguasai
kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang telah
dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih siswa
berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model pembelajaran,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang akan
dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam mengatasi masalah
dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan pada
bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan pembelajaran
yang telah dikembangkan ?

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat


meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai kompetensi
dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya? (Jika tidak
seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian aktivitas
pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?

56
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

KESIMPULAN

Sub unit ini dikembangkan dari pasangan kompetensi dasar mata pelajaran
biologi kelas XII, yaitu 3.3. Menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen,
DNA, kromosom dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada makhluk
hidup; dan 4.3. Merumuskan urutan proses sintesis protein dalam kaitannya
dengan penyampaian kode genetik (DNA-RNA-Protein). Dari pasangan
kompetensi dasar tersebut diturunkan 10 indikator pencapaian kompetensi
dimensi pengetahuan dan 4 indikator pencapaian komeptensi dimensi
keterampilan.

Substansi genetik berisi sajian materi yang kontekstual dengan kehidupan


sehari-hari yang dicontohkan dengan mudahnya pengamatan terhadap sifat
fisik makluk hidup yang dapat diwariskan. Ditambah dengan isu kekinian
seperti tes DNA dan bank DNA. Keberadaan muatan konteks yang erat
dengan kehidupan sehari-hari dapat memotivasi guru dan peserta didik
untuk belajar dan cepat memahami.

Pembelajaran untuk mencapai target kompetensi dilaksanakan dalam 3 kali


pertemuan. Model pembelajaran yang digunakan adalah Discovery learning
yang merupakan model pembelajaran yang mendorong keterampilan
berpikir tingkat tinggi apabila diterapkan dengan benar. Pertemuan pertama
terdiri dari 3 aktivitas pembelajaran, pertemuan kedua terdiri dari 3 aktivitas
pembelajaran, dan pertemuan ketiga terdiri dari 2 aktivitas pembelajaran.
Kegiatan belajar juga didukung oleh aktivitas mengunakan lembar kerja
peserta didik yang dirancang untuk mengembangkan konsep secara mandiri
dan melatih keterampilan peserta didik untuk menelusuri informasi dalam
rangka memecahkan masalah.

Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait substansi genetik yang muncul
di ujian nasional tahun 2016, 2017, dan 2018. Disediakan pula pembahasan

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

soalnya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk memahami


pemecahan soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin muncul di
UN. Sebagian soal sudah terkategori HOTS tapi model soal serupa setiap
tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik dan membuat soal
HOTS yang berbeda dari soal yang pernah muncul di UN.

58
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik

UMPAN BALIK

Untuk mengukur pemahaman Saudara terhadap sub unit ini, silakan mengisi
lembar persepsi pemahaman di format yang tersedia. Berdasarkan hasil
pengisian instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman
beserta umpan baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini
dengan objektif dan jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria
yang menurut saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Sub Unit


No Aspek Kriteria
1 2 3 4
Memahami indikator yang telah dikembangkan
1.
berdasarkan Kompetensi Dasar.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Merasa bahwa tahapan aktivitas pembelajaran dapat
3
mengembangkan HOTS peserta didik.
Memahami tahapan aktivitas yang disajikan dengan
4
baik.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
Memami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
9
baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
10
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
: Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara membelajarkannya,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS.
< 70
Saudara perlu membaca ulang subunit ini dan mendiskusikannya dengan dengan
fasilitator di MGMP sampai Saudara memahaminya.
: Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
70-79
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum dipahami
dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
80-89
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara dapat
> 90
menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan subunit
ini.

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
: Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara membelajarkannya,
mengembangkan penilaian dan melaksanakan penilaian berorientasi HOTS.
< 70
Saudara perlu membaca ulang subunit ini dan mendiskusikannya dengan dengan
fasilitator di MGMP sampai Saudara memahaminya.
: Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
70-79
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum dipahami
dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
80-89
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara dapat
> 90
menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk membelajarkan subunit
ini.

60
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Penulis:
Any Suhaeny, M.Si

Penyunting:
Arief Husein Maulani, M.Si

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

DAFTAR ISI
Hal

DAFTAR ISI __________________________________ 65


DAFTAR GAMBAR ______________________________ 66
DAFTAR TABEL ________________________________ 66
PENDAHULUAN _______________________________ 67
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 68
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi ______________________________ 68
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ________________________________________ 68
APLIKASI DI DUNIA NYATA ______________________ 70
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 72
BAHAN PEMBELAJARAN _________________________ 77
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 77
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1 _________________________________________ 80
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2 _________________________________________ 82
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3 _________________________________________ 84
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 87
LKPD 1. Prinsip Pewarisan Sifat ___________________________________________________ 87
LKPD 2. Persilangan Monohibrid __________________________________________________ 89
LKPD 3. Persilangan Dihibrid ______________________________________________________ 92
LKPD 4. Interaksi Gen ______________________________________________________________ 95
C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 97
Hukum Mendel ______________________________________________________________________ 97
Interaksi Gen ______________________________________________________________________ 107
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 115
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 115
B. Mengembangkan Soal HOTS ______________________________________________ 125
C. Refleksi Pembelajaran ____________________________________________________ 129
KESIMPULAN ________________________________ 131
UMPAN BALIK _______________________________ 133

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR GAMBAR
Hal

Gambar 1. Variasi pada manusia _________________________________________________ 70


Gambar 2. Bunga Linaria maroccana ____________________________________________ 87
Gambar 3 Cara Persilangan Monohibrid ________________________________________ 90
Gambar 4. Cara Persilangan Dihibrid ____________________________________________ 93
Gambar 5. Bentuk Pial pada Ayam _______________________________________________ 95
Gambar 6. Gregor Mendel ________________________________________________________ 97
Gambar 7. Proses Penyilangan ___________________________________________________ 98
Gambar 8. Alel pada Warna Bunga_____________________________________________ 101
Gambar 9. Persilangan Monohibrid ____________________________________________ 102
Gambar 10. Rasio Genotip dan Fenotip pada Persilangan Monohibrid ____ 103
Gambar 11. Persilangan Dihibrid ______________________________________________ 105
Gambar 12. Diagram Persilangan pada Peristiwa Polimeri _________________ 109
Gambar 13. Persilangan pada Peristiwa Kriptomeri _________________________ 110
Gambar 14. Diagram Persilangan pada Kriptomeri __________________________ 111
Gambar 15. Diagram Persilangan Parental ___________________________________ 112
Gambar 16. Diagram Persilangan pada Peristiwa hipostasis dan epistasis 113
Gambar 17. Diagram Persilangan pada Peristiwa Komplementer __________ 114

DAFTAR TABEL
Hal

Tabel 1. Desain Aktivitas Pembelajaran _________________________________________ 78


Tabel 2. Hasil penyilangan yang dilakukan oleh Mendel ______________________ 99
Tabel 3. Hubungan antara jumlah sifat beda dengan jumlah kombinasi gen
pada gamet yang dihasilkan F1, genotip dan fenotip F2 _______________ 106
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS ____________________________________________________ 126

66
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik genetika. Melalui pembahasan materi yang terdapat
pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan
materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator
yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar
peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga
mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara


mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik pewarisan sifat dalam kehidupan sehari-hari,
soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan dalam
menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran, Lembar
Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan
prinsip pewarisan sifat, melakukan aktivitas praktik persilangan monohibrid
dan dihibrid, sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan
berpikir tingkat tinggi.

Topik pewarisan sifat yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas
subtopik karakteristik hukum Mendel, persilangan antar sifat beda, dan
interaksi gen. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu
1) Prinsip Pewarisan Sifat; 2) Persilangan monohibrid; 3) Persilangan
Dihibrid; dan 4) Interaksi Gen. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar
guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar dan


Target Kompetensi kelas XII:

KOMPETENSI DASAR TARGET KD


KD PENGETAHUAN
Menerapkan prinsip Menerapkan prinsip pewarisan sifat
3.5 pewarisan sifat makhluk hidup makhluk hidup berdasarkan hukum
berdasarkan hukum Mendel Mendel
KD KETERAMPILAN
1. Menyajikan hasil penerapan hukum
Menyajikan hasil penerapan Mandel dalam perhitungan peluang
hukum Mandel dalam dari persilangan makhluk hidup di
perhitungan peluang dari bidang pertanian
4.5
persilangan makhluk hidup di 2. Menyajikan hasil penerapan hukum
bidang pertanian dan Mandel dalam perhitungan peluang
peternakan dari persilangan makhluk hidup di
bidang peternakan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
IPK Pendukung : IPK Pendukung :
3.5.1. Menjelaskan prinsip 4.5.1 Menerapkan hukum Mendel
pewarisan sifat pada makhluk dalam perhitungan peluang
hidup dari persilangan makhluk
3.5.2. Menjelaskan pola pewarisan hidup di bidang pertanian atau

68
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

INDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
sifat pada makhluk hidup peternakan
berdasarkan Hukum Mendel
3.5.3. Menjelaskan proses
persilangan pada makhuk
hidup berdasarkan sifat beda
3.5.4. Menjelaskan interaksi gen
pada pewarisan sifat makhluk
hidup
IPK Kunci : IPK Kunci :
3.5.5. Menerapkan Hukum Mendel 4.5.2 Menyajikan hukum Mendel
pada proses persilangan pada dalam perhitungan peluang
makhluk hidup dari persilangan makhluk
3.5.6. Menetukan macam-macam hidup di bidang pertanian atau
interaksi gen yang terjadi peternakan
pada makhuk hidup
IPK Pengayaan : IPK Pengayaan :
3.5.7. Menganalisis Hukum Mendel 4.5.3 Mengintegrasikan hukum
dalam perhitungan peluang Mendel dalam perhitungan
dari persilangan makhluk peluang dari persilangan
hidup makhluk hidup di bidang
3.5.8. Menganalisis interaksi gen pertanian atau peternakan
dalam proses persilangan
makhluk hidup
3.5.9. Menganalisis prinsip
pewarisan sifat pada proses
pemuliaan makhluk hidup

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA


Salah satu keistimewaan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa adalah
keanekaragaman yang dimiliki oleh makhluk hidup. Keanekaragaman yang
sangat tinggi di antara makhluk hidup tidak hanya ada di level kingdom, akan
tetapi keanekaragaman tersebut terdapat di level spesies. Di antara spesies
yang sama dapat kita temukan variasi yang sangat banyak. Cobalah Saudara
amati orang-orang di sekitar Saudara, perhatikan warna kulit mereka, warna
rambut, bentuk wajah, bentuk mata, bentuk hidung dan yang lainnya. Mereka
memiliki karakteristik yang berbeda-beda, yang diturunkan dari orangtua
mereka.

Gambar 1. Variasi pada manusia


Sumber: www.flickr.com/photos/57570482@N06/5299266966

Dapatkah Saudara menjelaskan manfaat nyata dari pewarisan sifat pada


makhluk hidup? Contohnya adalah varietas hibrida pada tanaman. Varietas
hibrida ini dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya kombinasi yang
baik dari induk-induk yang disilangkan. Contohnya varietas hibrida pada
tanaman padi. Sifat-sifat yang dimiliki tanaman ini diperoleh dari bibit-bibit
yang memiliki sifat-sifat unggul. Seperti pada artikel dibawah ini.

70
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Padi Hibrida, Teknologi Cerdas? Petani Sejahtera!

Penyusutan lahan pertanian sebesar 50.000 hingga 100.000 hektare


pertahun (Pikiran Rakyat, 13 Juni 2016) menjadi suatu kendala untuk
meningkatkan ketahanan pangan, eksfensifikai atau perluasan lahan
pertanian merupakan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah.
Pengoptimalisasian produksi padi di area yang ada dengan berbagai cara
menjadi pilihan terakhir. Bagaimana kita melakukannya? Dengan menanam
padi hibrida terbukti efektif.
Kenapa Padi Hibrida? Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua
padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat
maka hibrida turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih
tinggi daripada kedua tetua tersebut (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,
Kementrian Pertanian). Keunggulan padi hibrida adalah hasil produksi lebih
(9-10 ton/hektar) tinggi daripada padi unggul biasa dan tanaman lebih
seragam. Dengan hasil produksi yang tinggi tentu dapat mengoptimalkan
area pertanian yang ada, sehingga jumlah jual petani lebih tinggi.

Bahan bacaan tersebut disarikan dari:

https://www.kompasiana.com/satriowd/585297d3727e610a5b183ab3/pa
di-hibrida-teknologi-cerdas-petani-sejahtera, tanggal akses 25 Mei 2019.

Persilangan ini tentunya juga berdasarkan pada penemuan yang dilakukan


Mendel tentang hukum pewarisan sifat. Pertanyaan yang muncul adalah
bagaimana terjadinya pemindahan sifat dari suatu generasi ke generasi
sehingga terdapat persamaan antar keturunan demi keturunan serta
mengapa dan bagaimana proses terjadinya variasi antar makhluk hidup?
Pada konteks pewarisan sifat pada makhluk hidup, variasi terjadi karena
adanya sifat-sifat yang diturunkan yang berasal dari kedua orang tua.

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN
Berikut ini contoh soal-soal UN topik Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
pada Kompetensi Dasar 3.5 Menerapkan prinsip pewarisan sifat makhluk
hidup berdasarkan hukum Mendel (Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-
soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta
didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup.

1. Contoh Soal UN Tahun 2015/2016

No. Soal
1 Interaksi 2 gen terjadi pada jengger ayam. Gen K mengatur jengger ros,
gen P mengatur jengger Pea. Bila gen R dan P bertemu fenotip walnut.
Bila gen r dan p bertemu terbentuk fenotip single. Disilangkan ayam
ros (RRpp) dengan ayam pea (rrPP) menghasilkan ayam walnut
(RrPp). Bila sesama F1 disilangkan, perbandingan fenotip pada F2
adalah ....
a. 3 walnut : 1 pea
b. 12 walnut : 3 ros : 1 pea
c. 9 walnut : 3 ros : 4 pea
d. 9 walnut : 3 ros : 3 pea : 1 single
e. 15 walnut : 1 single

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalis/C4)

Indikator yang 3.5.9 Menganalisis interaksi gen dalam perhitungan


:
bersesuaian peluang pada persilangan makhluk hidup
Persilangan ayam ros (RRpp) dengan ayam pea
Diketahui :
(rrPP) menghasilkan ayam walnut (RrPp).

72
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Ditanyakan : perbandingan fenotip pada F2 pada persilangan


sesama F1

Materi yang : Interaksi Gen


dibutuhkan

2. Contoh Soal UN Tahun 2016/2017

No. Soal
1 Pada percobaan Mendel tanaman kapri dengan fenotip tinggi dan
bunga di ketiak batang (TTBB) disilangkan dengan tanaman kapri
dengan fenotip pendek dan bunga di ujung batang (ttbb). Jika F1
mengalami penyerbukan sendiri, berapa peluang munculnya genotip
TtBb?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 50%
e. 75%

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.5.7. Menganalisis Hukum Mendel dalam


Indikator yang : perhitungan peluang dari persilangan
bersesuaian
makhluk hidup
Diketahui : Persilangan pada tanaman kapri

Ditanyakan : Peluang munculnya genotip

Materi yang : Persilangan dihibrid


dibutuhkan

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No. Soal
2 1. Perhatikan persilangan Epistasis berikut!

Jika hasil persilangan menghasilkan F1 berwarna hitam kemudian


disilangkan dengan gandum berwarna putih dengan genotip hhkk,
kemungkinan fenotip keturunan adalah …
a. 3 hitam : 1 putih
b. 3 putih : 1 hitam
c. 2 hitam : 2 putih
d. 2 hitam : 1 kuning : 1 putih
e. 1 hitam : 2 kuning : 1 putih

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

Indikator yang : 3.5.8 Menganalisis interaksi gen dalam perhitungan


bersesuaian peluang pada persilangan makhluk hidup

Diketahui : Persilangan 2 sifat pada jengger ayam

Ditanyakan : Rasio fenotip F2

Materi yang : Interaksi gen


dibutuhkan

3. Contoh Soal UN Tahun 2017/2018

No. Soal
1 Tikus rambut hitam ekor panjang (HHPP) disilangkan dengan tikus
rambut ekor pendek (hhpp). Pada F2, berapa kemungkinan munculnya

74
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

tikus yang mempunyai fenotip yang sama dengan induk yang dominan
apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 56,25%
e. 100%

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.5.7 Menganalisis Hukum Mendel dalam


Indikator yang : perhitungan peluang dari persilangan
bersesuaian
makhluk hidup
Diketahui : Persilangan dihibrid pada tikus

Ditanyakan : Peluang munculnya fenotif yang sama dengan induk

Materi yang : Persilangan dihibrid


dibutuhkan

No. Soal
2 Perhatikan diagram persilangan berikut!

Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah …


a. 3 : 2 : 3
b. 6 : 2 : 8
c. 9 : 3 : 4
d. 9 : 4 : 3
e. 12 : 3 : 1

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.5.8 Menganalisis interaksi gen dalam perhitungan


Indikator yang :
bersesuaian peluang pada persilangan makhluk hidup
Diketahui : Persilangan dihibrid pada Linaria marocana

Ditanyakan : Ratio fenotip F2 Linaria marocana

Materi yang : Persilangan dihibrid


dibutuhkan

76
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik pewarisan sifat pada makhluk hidup. Bahan
pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik
dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan
pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan
peserta didik yang digunakan , dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik
pewarisan sifat pada makhluk hidup. Sebelum menguraikan aktivitas
pembelajaran, terlebih dahulu disusun desain aktivitas pembelajaran yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai
masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi empat skenario pembelajaran. Pengembangan skenario
pembelajaran mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses
(Permendikbud nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas
pembelajaran untuk masing-masing pertemuan.

77
Tabel 1. Desain Aktivitas Pembelajaran

Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis Alokasi


Media
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian Waktu
3.5.1 Menjelaskan prinsip  Prinsip 1. Observasi bagan 1. Tes 1. Lembar 6 x 45’
pewarisan sifat pada Pewarisan persilangan Pengetahuan Kerja
makhluk hidup Sifat tanaman kapri a. Tes tulis Peserta Dilaksana
3.5.2 Menjelaskan pola  Hukum 2. Mengidentifikasi PG Didik kan
pewarisan sifat pada Mendel pola penurunan b. Tes tulis 2. Kancing dengan 3
makhluk hidup  Persilangan sifat pada tanaman Uraian genetika pertemua

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


berdasarkan Hukum monohibrid kapri Terbuka n (@ 2 JP)
Mendel  Persilangan 3. Mengaitkan 2. Observasi
3.5.3 Menjelaskan proses dihibrid hubungan pola kegiatan

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi


persilangan pada  Interaksi Gen penurunan sifat praktik
makhuk hidup  Penerapan dengan Hukum 3. Observasi
berdasarkan sifat pewarisan Mendel keterampilan
beda makhluk 4. Diskusi tentang presentasi
3.5.4 Menjelaskan interaksi hidup dalam proses persilangan 4. Penilaian
gen pada pewarisan pemuliaan berdasarkan sifat produk
sifat makhluk hidup makhluk beda pada makhluk
3.5.5 Menerapkan Hukum hidup hidup
Mendel pada proses 5. Praktik persilangan
persilangan pada satu sifat beda/
makhluk hidup monohibrid
3.5.6 Menentukan macam- menggunakan
macam interaksi gen kancing genetika
yang terjadi pada 6. Praktik persilangan
78
Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis Alokasi
Media
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian Waktu
makhuk hidup dua sifat beda/
3.5.7 Menganalisis Hukum dihibrid
Mendel dalam menggunakan
perhitungan peluang kancing genetika
dari persilangan 7. Membuat bagan
makhluk hidup persilangan
3.5.8 Menganalisis monohibrid dan
interaksi gen dalam dihibrid
perhitungan peluang 8. Observasi interaksi
pada persilangan gen pada makhluk
makhluk hidup hidup

Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup


3.5.9 Menganalisis prinsip 9. Menentukan
pewarisan sifat pada macam-macam
proses pemuliaan interaksi gen
makhluk hidup 10. Membuat bagan
persilangan yang
dipengaruhi
interaksi gen

Unit Pembelajaran
11. Observasi proses
pemuliaan tanaman
12. Menganalisis proses
pemuliaan tanaman
berdasarkan Hukum
Mendel
79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Pernahkah Saudara membandingkan wajah Saudara dengan wajah orang tua


dan saudara-saudara yang lain? Apakah mirip dengan ayah atau mirip ibu?
Apakah bentuk hidung dan warna kulit Saudara sama dengan saudara-sauara
yang lain? Saat Saudara membandingkan wajah dengan wajah orang tua dan
saudara, besar kemungkinan Saudara akan melihat banyak kesamaan.
Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor yang
diwariskan yang menentukan suatu sifat. Oleh karena itu sangat penting bagi
kita untuk mempelajari mengeani bagaimana suatu sifat diturunkan dari
orang tua kepada keturunannya. Selain itu pengenalan terhadap penurunan
sifat pada makhluk hidup akan bermanfaat untuk proses pewarisan yang
akan dibahas pada aktivitas pembelajaran selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi persilangan tanaman, 2) Identifikasi pola pewarisan
sifat pada tanaman; dan 3) Mengaitkan hubungan pola penurunan sifat
dengan Hukum Mendel.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.5.1., 3.5.2., 3.5.3., dan
4.5.1 yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas
1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi;
dan 5) mengomunikasikan.

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan proses pewarisan sifat melalui bagan persilangan tanaman
b. Membedakan genotif, fenotip, dan gamet melalui pengamatan bagan
persilangan tanaman
c. Mengidentifikasi pola pewarisan sifat pada tanaman melalui bagan
persilangan tanaman
d. Mengaitkan hubungan pola pewarisan sifat dengan Hukum Mendel
melalui studi literatur

80
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

e. Mempresentasikan hubungan pola pewarisan sifat dengan Hukum


Mendel

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Gambar sebuah keluarga dan bagan persilangan tanaman
2. LKPD 1
3. Buku Sumber

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan gambar sebuah keluarga besar contohnya keluarga Gen
Halilintar.
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
gambar tersebut.
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar tersebut.
d. Peserta didik menyebutkan hasil brainstorming dan dicatat oleh guru di
papan tulis.
e. Mendiskusikan hasil brainstorming, kemudian mengkonfirmasi dan
menyepakati bagaimana proses pewarisan sifat pada makhluk hidup.
f. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
g. Menayangkan gambar bagan persilangan tanaman kapri
h. Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari bagan tersebut, dan
mempersilakan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. (menanya)
i. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan studi pustaka untuk
menjawab pertanyaan dalam LKPD 1. (mengamati, mengumpulkan
informasi)
j. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait
dengan hasil studi pustaka dan menjawab beberapa pertanyaan dalam
LKPD 1. (mengasosiasi)

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

k. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil pengamatannya


dengan kelompok lain melalui kegiatan diskusi kelas.
(mengomunikasikan)

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Perhatikan foto keluarga Saudara. Apakah wajah Saudara mirip dengan ayah
atau mirip ibu? Apakah bentuk hidung dan warna kulit Saudara sama dengan
saudara-sauara yang lain? Saat Saudara membandingkan wajah dengan
wajah orang tua dan saudara, Saudara akan melihat pola dari persamaan
yang diturunkan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya faktor-
faktor yang diwariskan yang menentukan suatu sifat. Oleh karena itu sangat
penting bagi kita untuk mempelajari mengenai bagaimana suatu sifat
diturunkan dari orang tua kepada keturunannya. Selain itu pengenalan
terhadap penurunan sifat pada makhluk hidup akan bermanfaat untuk
proses pewarisan yang akan dibahas pada aktivitas pembelajaran
selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi persilangan tanaman dengan beberapa sifat beda, 2)
Menerapkan persilangan monohibrid; dan 3) Menerapkan persilangan
dihibrid
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.5.4., 3.5.6., dan 4.5.1
yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas 1)
mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Melakukan praktik persilangan satu sifat beda (monohibrid) melalui
praktik menggunakan kancing genetika

82
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

b. Melakukan praktik persilangan dua sifat beda (dihibrid) melalui praktik


menggunakan kancing genetika
c. Mempresentasikan hasil persilangan melalui diskusi kelas
d. Merumuskan diagram punnet berdasarkan hasil praktik persilangan
melalui diskusi kelas

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Gambar/ bagan persilangan tanaman
2. LKPD 2 dan 3
3. Buku Sumber
4. Perangkat Kancing genetika

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan gambar berbagai warna bunga pukul empat hasil
persilangan
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
gambar tersebut.
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar tersebut.
d. Mengarahkan peserta didik untuk merumuskan masalah berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5
orang.
f. Membagikan LKPD 2 (Persilangan monohibrid) dan LKPD 3 (Persilangan
dihibrid).
g. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan praktik persilangan
monohibrid menggunakan kancing genetika untuk menjawab pertanyaan
dalam LKPD 2 dan 3. (mengamati, mengumpulkan informasi)

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

h. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait


dengan hasil studi pustaka dan menjawab beberapa pertanyaan dalam
LKPD 2 dan 3. (mengasosiasi)
i. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil pengamatannya
dengan kelompok lain melalui kegiatan diskusi kelas.
(mengomunikasikan)

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Keanekaragaman gen adalah keanekaragaman individu dalam satu jenis


mahluk hidup. Setiap organisme dikendalikan oleh sepasang factor
keturunan (gen). Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukan dengqan
adanya variasi dalam satu jenis. Variasi mahluk hidup dapat terjadi akibat
perkawinan sehingga susunan gen keturunannya berbeda dari susunan gen
induknya . Pernahkah Saudara membandingkan keanekaragaman pada ayam,
terdapat perbedaan bentuk dan ukuran tubuh, warna bulu dan bentuk pial
(jengger) pada ayam? Hal ini terjadi karena adanya interaksi gen. Oleh
karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai bagaimana
interaksi gen mempengaruhi variasi suatu makhluk hidup. Selain itu
pengenalan terhadap interaksi gen akan bermanfaat untuk proses pewarisan
yang akan dibahas pada aktivitas pembelajaran selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi macam-macam interaksi gen, 2) Menerapkan interaksi
gen pada persilangan; dan 3) Menganalisis proses pemuliaan tanaman
melalui persilangan
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.5.5, 3.5.7., 3.5.8., 3.5.9.,
dan 4.5.2 yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi
aktivitas 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4)
mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.

84
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Melakukan observasi macam-macam interaksi gen melalui gambar
b. Mengidentifikasi macam-macam interaksi gen melalui studi pustaka
c. Mempresentasikan hasil identifikasi tentang interaksi gen melalui
window shopping
d. Menganalisis interaksi gen pada proses persilangan melalui proses
persilangan beberapa sifat beda
e. Membuat bagan persilangan yang melibatkan interaksi gen
f. Menganalisis proses pemuliaan makhluk hidup melalui studi pustaka

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Gambar macam-macam contoh interaksi gen
2. LKPD 4
3. Buku Sumber

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan gambar macam-macam contoh interaksi gen
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
gambar macam-macam contoh interaksi gen tersebut.
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar tersebut.
d. Mengarahkan peserta didik untuk merumuskan masalah berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e. Memfasilitasi peserta didik untuk mengumpulkan informasi melui studi
pustaka untuk menjawab rumusan masalah.
f. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil pengamatannya
dengan kelompok lain melalui kegiatan window shopping

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

g. Mendiskusikan hasil pengamatan, kemudian mengkonfirmasi dan


menyepakati macam-macam interaksi gen pada makhluk hidup.
h. Memberikan LKPD 4 mengenai interaksi gen
i. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan studi pustaka untuk
menjawab LKPD 4 tersebut. (mengamati, mengumpulkan informasi)
j. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis kasus pada jenis-jenis pial
ayam di dalam LKPD 4. (mengasosiasi)
k. Memfasilitasi peserta didik untuk mempresentasikan hasil analisisnya
melalui diskusi kelas. (mengkomunikasikan)
l. Mendiskusikan hasil analisis, kemudian mengkonfirmasi dan menyepakati
hasil analisis mengenai interaksi gen.

86
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Prinsip Pewarisan Sifat, 2)
LKPD 2. Persilangan Monohibrid; 3) LKPD 3. Persilangan Dihibrid, dan 4)
LKPD 4. Interaksi Gen.

LKPD 1. Prinsip Pewarisan Sifat

Perhatikan bahan diskusi berikut ini!

Gambar 2. Bunga Linaria maroccana


Sumber : http://theseedsite.co.uk/profile454.html, tanggal akses 21 Juni 2019

Jawablah pertanyaan berikut !


1. Mengapa warna bunga Linaria maroccana berbeda?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. Dapatkah Saudara melihat fenotip yang ada pada tanaman tersebut?
Jika ya, sebutkan!
………………………………………………………………………………………………………….

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Dapatkah Saudara melihat genotip yang ada pada tanaman bunga


tersebut? Jika ya, sebutkan!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan perbedaan fenotip dan genotip!
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
5. Bagaimanan penentuan suatu gen disebut resesif atau disebut
dominan? Apa dasarnya?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
6. Bagaimana hubungan antara gamet, genotip, fenotip, gen dan alel?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
7. Jika bunga warna ungu dikawinkan dengan bunga warna putih.
Tentukan jenis persilangannya dan alasannya?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
8. Bagaimana hubungan persilangan mono hibrid dengan Hukum Mendel?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
9. Bagaimana hubungan persilangan dihibrid dengan Hukum Mendel
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
10. Mengapa perkawinan individu akan menghasilkan variasi pada
keturunannya?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

88
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

LKPD 2. Persilangan Monohibrid

Pendahuluan

Beberapa kali eksprimen penyilangan kacang polong (Pisum sativum) secara


galur murni, Gregor Mendel selalu memperoleh hasil yang bervariasi dengan
angka-angka perbandingan fenotip tertentu. Dari hasil eksperimen tersebut
Mendel menyusun hipotesis yang antara lain menyatakan bahwa tiap sifat
organisme dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu berasal
dari induk jantan, satu lagi berasal dari induk betina.

Tujuan

Setelah melakukan kegiatan ini, Anda diharapkan dapat:


1. Menentukan angka-angka perbandingan fenotip pada monohibrid dan
dihibrid;
2. Membuat diagram persilangan pada monohibrid dan dihibrid; dan
3. Menyimpulkan hasil persilangan monohibrid dan dihibrid.

Alat dan bahan

1. Kancing genetika (model gen) warna merah , 100 butir.


2. Kancing genetika (model gen) warna putih , 100 butir.
3. Wadah 2 buah

Cara kerja

a. Sediakan model gen warna merah dan putih masing-masing 100 butir.
Model gen warna merah diberi kode M, dan model gen warna putih
diberi kode m. Selanjutnya model gen warna merah (M) dipasang-

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

pasangkan dengan model gen warna putih (m), sehingga diperoleh


model individu bergenotip Mm sebanyak 100 buah.
b. Tandai wadah A sebagai induk jantan dan wadah B sebagai induk betina.
Masukkanlah ke dalam wadah A dan B masing-masing 50 buah Mm.
Kemudian setiap genotip Mm dipisahkan lagi sehingga diperoleh model
gamet M 50 butir, dan model gamet m 50 butir. Akhirnya dalam masing-
masing wadah A dan B terdapat 50 butir gamet M dan 50 gamet m. Untuk
lebih jelasnya lihat gambar berikut ini.

Gambar 3 Cara Persilangan Monohibrid

c. Kocoklah wadah A dan B itu sehingga isinya tercampur aduk dengan


benar.
d. Dengan mata tertutup, ambillah secara acak serentak model gamet
wadah A dan wadah B masing-masing sebutir berulangkali semapai
habis.
e. Amatilah model gamet yang terambil, kemudian catatlah kode rangkaian
model gamet itu dalam tabel hasil pengamatan.

Hasil pengamatan

Catatan : Jika dalam kegiatan ini diperoleh angka perbandingan yang tidak
merupakan bilangan bulat, maka bulatkan ke angka yang paling mendekati.

90
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Pertanyaan

a. Bagaimanakah perbandingan genotip pada persilangan monohibrid


dari hasil kegiatan Anda?
b. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada persilangan monohibrid, jika
sifat merah (M) dominan terhadap sifat putih (m) dari hasil kegiatan
Anda?
c. Bagaimanakah perbandingan fenotip pada persilangan monohibrid
tersebut, jika terjadi peristiwa intemedier?
d. Buatlah diagram persilangan pada monohibrid tersebut, jika individu-
individu itu bergenotip MM dan mm mulai F1 hingga F2 ( gen M
dominan terhadap gen m). Bagaimana perbandingan fenotip F1 dan
F2-nya?
e. Apa yang dapat disimpulkan dari persilangan monohibrid tersebut di
atas? Jelaskan!

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 3. Persilangan Dihibrid

Pendahuluan

Beberapa kali eksprimen penyilangan kacang polong (Pisum sativum) secara


galur murni, Gregor Mendel selalu memperoleh hasil yang bervariasi dengan
angka-angka perbandingan fenotip tertentu. Dari hasil eksperimen tersebut
Mendel menyusun hipotesis yang antara lain menyatakan bahwa tiap sifat
organisme dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan (gen), satu berasal
dari induk jantan, satu lagi berasal dari induk betina.

Tujuan

Setelah melakukan kegiatan ini, Anda diharapkan dapat:


1. Menentukan angka-angka perbandingan fenotip pada monohibrid dan
dihibrid;
2. Membuat diagram persilangan pada monohibrid dan dihibrid; dan
3. Menyimpulkan hasil persilangan monohibrid dan dihibrid.

Alat dan bahan

1. Kancing genetika (model gen) warna merah , 100 butir.


2. Kancing genetika (model gen) warna putih , 100 butir.
3. Kancing genetika (model gen) warna hitam , 100 butir.
4. Kancing genetika (model gen) warna kuning , 100 butir.
5. Wadah 2 buah
6. Balok genetika

Cara Kerja

Pakai kancing genetika

92
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

a. Masukkan ke dalam wadah A dan B, masing-masing 50 butir model gen


warna merah. 50 butir model gen warna putih, 50 butir model gen warna
hitam, dan 50 butir model gen warna kuning. Model gen warna merah
(M) untuk sifat bungan warna merah. Model gen warna putih (m) untuk
sifat bunga warna putih. Model gen warna hitam (B) untuk sifat nuah
besar. Model gen warna kuning (b) untuk sifat buah kecil.
b. Tandai wadah A sebagai induk jantan, dan wadah B sebagai induk betina.
c. Dalam masing-masing wadah A dan B, gabung-gabungkanlah model gen
M dan B, sehingga menjadi model gamet MB sebanyak 25 buah, gen M
dan b, sehingga menjadi gamet Mb sebanyak 25 buah, gen m dan B,
sehingga menjadi mB sebanyak 25 buah, dan akhirnya gen m dan b,
sehingga menjadi gamet mb sebanyak 25 buah. Untuk lebih jelasnya,
lihat gambar berikut ini.

Gambar 4. Cara Persilangan Dihibrid

d. Kocoklah wadah A dan B itu hingga isinya tercampur aduk benar.


e. Dengan mata tertutup, ambillah secara serentak model gamet dari wadah
A dan wadah B masing-masing sebuah berulangkali sampai habis.
f. Isilah tabel di bawah ini sebagai hasil kegiatan.

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Menggunakan Balok Genetika

a. Lemparkan kedua balok genetika secara bersamaan dan perhatikan


permukaan yang menghadap ke atas ketika kedua balok itu jatuh di meja.

b. Bila permukaan balok yang satu memperlihatkan merah penuh dan biru
penuh berarti MB, dan bila permukaan balok yang satu lagi
memperlihatkan merah tidak penuh dan biru tidak penuh berarti mb.
Hasil persilangan berarti MmBb. Isikan hasil persilangan ini ke tabel
hasil kegiatan.
c. Lakukan pelemparan balok sampai ± 100 kali, setiap kali melemparkan
isikan hasil persilangan ke dalam tabel hasil kegiatan.

Pertanyaan

1. Bagaimanakah perbandingan genotip pada persilangan dihibrid dari


hasil kegiatan Anda?
2. Bagaimanakah perbandingan fenotifnya pada persilangan dihibrid, jika
sifat merah (M) dominan terhadap sifat putih (m), dan sifat besar (B)
dominan terhadap sifat kecil (b) dari hasil kegiatan Anda?
3. Buatlah diagram persilangan pada dihibrid tersebut jika individu-
individu itu bergenotip MMBB dan mmbb mulai F1 hingga F2 (gen M
dominan terhadap gen m, gen B dominan terhadap gen b.
Bagaimanakah perbandingan fenotif F1 dan f2-nya?
4. Apa yang dapat disimpulkan dari persilangan dihibrid tersebut di atas?
Jelaskan!

94
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

LKPD 4. Interaksi Gen

Perhatikan bahan diskusi berikut ini!

Gambar 5. Bentuk Pial pada Ayam

Kasus 1 : Pada persilangan induk ayam pial gerigi/rose dan ayam pial
bilah/single mengahsilkan ayam pial gerigi. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pal gerigi dengan ayam pial bilah dengan perbandingan
3 : 1.
Kasus 2 : Pada persilangan induk ayam pial biji/pea dan ayam pial
bilah/single menghasilkan ayam pial pea. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pial biji/pea dengan ayam pial bilah/single dengan
perbandingan 3 : 1.
Kasus 3 : Pada persilangan induk ayam pial biji/pea dan ayam pial gerigi
menghasilkan ayam pial sumpel/walnut. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pial sumpel/walnut, ayam pial biji/pea, ayam pial
gerigi/rose dan ayam pial bilah/single dengan perbandingan 9:3:3:1

Jawablah pertanyaan berikut !

1. Berdasarkan kasus tersebut, termasuk ke dalam persilangan


monohibrid atau dihibrid?

…………………………………………………………………………………………………………...

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Bagaimana Saudara bisa menjelaskan persilangan berdasarkan kasus-


kasus tersebut? Bagaimana hipotesis Saudara?

…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

3. Bagaimana hubungan antara proses pewarisan sifat dan interaksi gen


pada proses pemuliaan makhluk hidup? Contohnya pembuatan padi
hibrida atau jangung hibrida.

…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………

96
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

C. Bahan Bacaan

Hukum Mendel

Johann Mendel lahir tanggal 22 Juli 1822


di kota kecil Heinzendorf di Silesia,
Austria. (Sekarang kota itu bernama
Hranice wilayah Republik Ceko.) Johann
Gregor Mendel adalah orang yang sampai
kini dianggap sebagai peletak dasar ilmu
keturunan atau genetika. Semasa
hidupnya, beliau senang melakukan
percobaan di kebunnya untuk
menyelidiki bagaimana sifat-sifat
tanaman induk diturunkan kepada
Gambar 6. Gregor Mendel
keturunannya.
Hasil percobaannya diumumkan pada tahun 1865, dan sejak tahun itu
ilmu tentang keturunan tumbuh dengan teori-teori yang lebih ilmiah.
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh
keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk
keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam
hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah
yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat
memperhitungkan sifat atau karakter dari keturunan dan keturunan tersebut
diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa.

97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 7. Proses Penyilangan


Sumber: Campbell, et al. 2011

Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja
pada waktu tertentu, tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan secara
keseluruhan. Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa,
kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti
tumbuhan langka. Seperti pada gambar 4, Mendell melakukan penyilangan
terhadap kacang polong. Dari berbagai hasil penelitiannya, Mendell
mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti seperti yang
ditunjukan dalam tabel 2 berikut ini.

98
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Tabel 2. Hasil penyilangan yang dilakukan oleh Mendel

Mendel menyilangkan tumbuhan tinggi dengan tumbuhan pendek dengan


menaruh tepung sari dari yang tinggi pada bunga pohon yang pendek,
demikian sebaliknya. Mendel mengharapkan bahwa semua keturunan
generasi pertama hasil persilangan itu akan berupa pohon berukuran
sedang atau separuh tinggi dan separuh pendek. Namun ternyata, semua
keturunan generasi pertama berukuran tinggi.
Rupanya sifat pendek telah hilang sama sekali. Lalu Mendel membiarkan
keturunan generasi pertama itu berkembang biak sendiri menghasilkan
keturunan generasi kedua. Kali ini, tiga perempat berupa tumbuhan tinggi
dan seperempat tumbuhan pendek. Ciri-ciri yang tadinya hilang muncul
kembali. Dia menerapkan prosedur yang sama pada enam ciri lain. Dalam
setiap kasus, satu dari ciri-ciri yang berlawanan hilang dalam keturunan

99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

generasi pertama dan muncul kembali dalam seperempat keturunan generasi


kedua.
Dari percobaan tersebut, Mendel melahirkan hukum mengenai pewarisan
sifat yang dikenal dengan Hukum Mendel. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai
Hukum Pertama Mendel.
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari
Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

1. Hukum Mendel Pertama

Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Dia


menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu
dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam
bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut pembawa sifat keturunan atau
gen) menentukan ciri- ciri yang akan muncul pada keturunan. Sekarang,
konsep ini disebut Hukum Mendel Pertama yaitu Hukum Segregasi Bebas.
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua
gen yang merupakan pasangan alel itu akan memisah sehingga tiap-tiap
gamet menerima satu gen dari alelnya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
a) Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada
karakter yang sama. Ini adalah konsep mengenai alel.
b) Setiap individu diploid (2n) memiliki sepasang gen, satu dari induk
jantan dan satu dari induk betina.
c) Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan
akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak terekspresikan, tetap akan
diwariskan pada gamet yang dibentuk.

100
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 8. Alel pada Warna Bunga

Alel untuk warna bunga berada pada lokus gen yang sama pada pasangan
kromosom homolog.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri
yang dominan sedangkan lainnya resesif. Induk galur murni dengan ciri
dominan mempunyai sepasang gen dominan (PP) dan dapat memberi hanya
satu gen dominan (P) kepada keturunannya. Induk galur murni dengan ciri
yang resesif mempunyai sepasang gen resesif (pp) dan dapat memberi hanya
satu gen resesif (p) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama
menerima satu gen dominan dan satu gen resesif (Pp) dan menunjukkan ciri-
ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan
keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat
mengandung satu gen dominan (P) atau gen resesif (p). Oleh karenanya, ada
empat kombinasi yang mungkin: PP, Pp, pP dan pp. Tiga kombinasi yang
pertama menghasilkan tumbuhan dengan sifat dominan, sedangkan
kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan sifat resesif.
Percobaan Mendel yang dipaparkan adalah satu contoh persilangan
monohibrid (gambar 2.4). Hasil dari percobaan ini menunjukkan sifat warna
ungu dominan terhadap sifat warna putih. Oleh karena itu, simbol sifat ini
dilambangkan dengan P (huruf pertama dari purple) untuk yang dominan
dan p untuk yang resesif. Dalam percobaan ini, Mendel menggunakan
individu dari galur murni, yaitu individu yang selalu menurunkan sifat
kepada keturunannya yang sama dengan sifat induknya. Sifat ini
dimungkinkan jika individu itu homozigot. Ketika pembentukan gamet (sel

101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kelamin), kromosom terpisah dari pasangannya, sehingga tiap gamet hanya


memiliki setengah dari jumlah kromosom yang dimiliki individu.

Gambar 9. Persilangan Monohibrid


Sumber : Campbell, et al. 2011

Dengan demikian setiap gamet memperoleh gen separuh dari jumlah yang
dimiliki individu. Jadi, setiap gamet memiliki satu lambang, yaitu P atau p.
Oleh karena itu genotip semua keturunan pertama (F1) adalah Pp sehingga
sifatnya yang nampak (terekspresikan) adalah warna ungu. Untuk
memperoleh keturunan kedua (F2), dilakukan perkawinan sesama
keturunan pertama (F1). Genotip dari semua keturunan pertama adalah Pp,
sehingga genotip pada masing-masing gamet (♂ dan ♀) adalah P dan p.
Gamet ini akan menghasilkan keturunan kedua (F2) dengan genotip PP
(25%), Pp (50%), dan pp (25%) dan fenotip F2 adalah warna bunga ungu
(75%) dan putih (25%) seperti yang terlihat pada gambar 10 berikut ini.

102
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 10. Rasio Genotip dan Fenotip pada Persilangan Monohibrid


Sumber : Campbell, et al. 2011

2. Hukum Mendel Kedua

Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk biji (bulat atau
keriput) dan warna biji (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang
selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning)
dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau).
Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama.
Jadi, semua tumbuhan generasi pertama mempunyai benih kuning bulat.
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa ada 16 kombinasi gen pada keturunan ke
dua (F2). Dari 16 kombinasi ini, bulat kuning ada 9, bulat hijau ada 3, kisut
kuning ada 3, dan kisut hijau ada 1. Dengan demikian perbandingan kuning :
bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1. Perbandingan ini
akan terpenuhi pada pembastaran dihibrid jika dua sifat tanda beda dalam
keadaan dominan penuh dan kedua gen tersebut tidak terpaut satu sama lain.
Kacang polong yang semuanya bulat dan kuning pada turunan pertama
menunjukkan bahwa sifat bulat dominan terhadap kisut dan kuning dominan

103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

terhadap hijau. Jadi kacang polong yang berbiji bulat kuning dapat
dilambangkan dengan YYRR dan yang kisut hijau dengan yyrr.
Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan
yang sama muncul lagi. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri
tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan
dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Dalam
pembentukan gamet, gen-gen membentuk kombinasi secara bebas. Hal ini
menunjukkan bahwa sepasang gen tidak dipengaruhi oleh pasangan gen
lainnya. Peristiwa ini biasa disebut hukum Mendel II atau hukum
berpasangan secara bebas.

Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan
gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan
bahwa gen yang menentukan seperti tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Eksperimen Mendel (gambar
2.6) menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel
reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul
dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap
generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di
dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam
generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri resesif itu akan muncul
lagi.

104
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 11. Persilangan Dihibrid


Sumber: Campbell, et al. 2011

Polihibrid

Polihibrid adalah persilangan dua individu yang sejenis dengan tiga sifat
beda atau lebih. Apakah prinsip-prinsip Mendel juga berlaku pada polihibrid?
Pada dasarnya polihibrid sama dengan dihibrid. Sebagai contoh, persilangkan
individu dengan tiga sifat beda, yang dinyatakan dengan AABBCC dominan
terhadap aabbcc. Keturunan F1 memiliki genotip yang sama yaitu AaBbCc.
Kemungkinan kombinasi gen pada gamet-gamet yang dihasilkannya adalah:
ABC, ABc, Abc, abc, aBC, abC, AbC, abc. Jadi diperoleh 8 macam kombinasi gen
pada gamet- gamet. Dengan demikian, jika gamet-gamet ini mengadakan
persilangan di antara sesamanya maka akan dihasilkan 82 kombinasi gen
pada F2, yaitu 64 macam kombinasi.
Berapa macam kombinasi gen pada gamet-gamet yang dihasilkan F1, dan
berapa jumlah kombinasi gen yang terjadi pada F2 jika terjadi persilangan
antara sesama F1 secara matematik dapat kita ramalkan sebagai berikut.
Jumlah sifat beda dinyatakan dengan angka pangkat dari bilangan pokok 2.

105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Misalnya, macam kombinasi gen pada gamet-gamet yang dihasilkan F1 pada


3 sifat beda adalah 23 yaitu 8 macam kombinasi gen. Dengan demikian
kombinasi gen pada F2 hasil persilangan antara sesama F1 adalah 82 yaitu
64 kombinasi. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan kemungkinan kombinasi
gen yang terjadi pada gamet-gamet yang dihasilkan F1 dan kombinasi gen
(genotip) serta fenotip pada F2’.

Tabel 3. Hubungan antara jumlah sifat beda dengan jumlah kombinasi gen pada
gamet yang dihasilkan F1, genotip dan fenotip F2

Untuk memudahkan pemisahan fenotip, berikut ini diberikan contoh


persilangan pentahibrid dengan menggunakan segi tiga pascal dalam
menentukan perbandingan fenotip F2.

Segi tiga pascal

Prosedurnya
1. Angka segitiga pascal itu digunakan sebagai ratio banyaknya
2. Tentukan Konstanta 3 (mutlak)
3. Kalikan angka segitiga pascal dengan bilangan Konstanta

106
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

4. Pangkatkan konstanta itu sesuai hibridnya , semakin kebelakang


semakin turun
5. Banyaknya pangkat juga bisa untuk menentukan banyaknya gen
dominan

Contoh :

Hasil Perkawinan F2 monohibrid Mendel


1. Jumlah Sifat beda 1 (monohibrid)
2. Ambil angka segitiga pasca 1 : 1
3. Kalikan dengan konstanta nya
4. 1 X 31 : 1 X 30
5. Hasilnya 3 : 1

Interaksi Gen

Pada tahun 1906, W. Bateson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada
persilangan F2 dapat menghasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka
menyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong
dengan bunga merah yang serbuk sarinya bulat. Rasio fenotipe dari
keturunan ini menyimpang dari hukum Mendel yang seharusnya pada
keturunan kedua (F2) perbandingan rasionya 9 : 3 : 3 : 1.
Tahun 1910 T.H. Morgan, seorang sarjana Amerika dapat memecahkan
misteri tersebut. Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung
banyak gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari Hukum II
Mendel. Pada lalat buah, sampai saat ini telah diketahui kira-kira ada 5.000
gen, sedangkan lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom saja.
Berarti, pada sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja, melainkan
puluhan bahkan ratusan gen. Pada umumnya, gen memiliki pekerjaan
sendiri- sendiri untuk menumbuhkan sifat, tetapi ada beberapa gen yang

107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan sifat. Gen
tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom
yang berbeda.
Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe yang
keturunannya menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut
penyimpangan semu hukum Mendel. Jika pada persilangan dihibrid, menurut
Mendel perbandingan fenotipe F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1, pada penyimpangan
semu perbandingan tersebut dapat menjadi (9 : 3 : 4), (9 : 7), atau (12 : 3 : 1).
Perbandingan tersebut merupakan modifikasi dari 9 : 3 : 3 : 1. Interaksi gen
yang menyebabkan terjadinya penyimpangan hukum Mendel terdapat 4
bentuk, yaitu polimeri, kriptomeri, epistasis, hipostasis, dan komplementer.

1. Polimeri

Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang
berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ
tubuh yang sama dari suatu organisme disebut polimeri.
Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle, menyilangkan gandum berbiji
merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi
tidak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa
dominan tidak penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio
fenotipe 15 merah dan 1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1,
berwarna merah ada 4 variasi yaitu merah tua, merah sedang, merah muda,
dan merah muda sekali, sedangkan berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka
percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut adalah dihibrida dan
dua pasang alel yang berlainan tadi sama-sama mempengaruhi sifat yang
sama yaitu warna bunga.
Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan M2, alel
yang mengakibatkan tidak terbentuknya warna diberi simbol m1 dan m2,
maka dapat digambarkan dalam diagram persilangan sebagai berikut.

108
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 12. Diagram Persilangan pada Peristiwa Polimeri

2. Kriptomeri

Kriptomeri adalah gen dominan yang seolah-olah tersembunyi apabila


berdiri sendiri-sendiri dan pengaruhnya baru tampak apabila bersama-sama
dengan gen dominan lainnya. Correns pernah menyilangkan tumbuhan
Linaria maroccana berbunga merah galur murni dengan yang berbunga putih
juga galur murni. Diperoleh F1 semua berbunga ungu, sedangkan F2 terdiri
atas tanaman Linaria maroccana berbunga ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 13. Persilangan pada Peristiwa Kriptomeri

Berdasarkan penyelidikan terhadap plasma sel bunga Linaria, ternyata


warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan
plasma sel yang bersifat asam, sedangkan dalam lingkungan basa akan
memberikan warna ungu. Tetapi apabila dalam plasma sel tidak terdapat
antosianin, dalam lingkungan asam atau basa tetap akan membentuk warna
putih.
Apabila:
A = ada bahan dasar pigmen antosianin,
a = tidak ada bahan dasar pigmen antosianin,
B = reaksi plasma sel bersifat basa, dan
b = reaksi plasma sel bersifat asam.

Gen A dominan terhadap a, dan gen B dominan terhadap b, sehingga diagram


persilangannya dapat digambarkan, seperti pada diagram berikut.
Perhatikan diagram peristiwa kriptomeri pada Linaria maroccana yang
menghasilkan kombinasi ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4.

110
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 14. Diagram Persilangan pada Kriptomeri

Individu genotipe F2 mempunyai:


a) A.B (antosianin dalam lingkungan basa) warna bunganya ungu
sebanyak 9 kombinasi.
b) A.bb (antosianin dalam lingkungan asam) warna bunganya merah
sebanyak 3 kombinasi.
c) aaB. dan aa bb (tidak mengandung antosianin) warna bunganya putih
sebanyak 4 kombinasi.

3. Epistasis dan Hipostasis

Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen. Pada
peristiwa ini suatu gen akan menutupi gen lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutup gen lainnya disebut epistasis dan gen yang tertutup itu disebut
hipostasis.
Peristiwa ini terjadi baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada
tumbuhan, peristiwa epistasis dan hipostasis dijumpai pada warna kulit
gandum dan warna kulit labu squash, sedangkan pada hewan dapat dijumpai
bulu mencit. Pada manusia, peristiwa tersebut juga dapat dijumpai misalnya
pada warna mata.

111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Nelson Ehle mengadakan percobaan persilangan dengan objek tanaman


gandum. Gandum berkulit biji hitam disilangkan dengan gandum berkulit
putih kuning. Hasilnya (F1) 100% berkulit biji hitam. Pada F2 diharapkan
akan dihasilkan keturunan dengan fenotipe 75% hitam dan 25% kuning,
tetapi ternyata tidak demikian, hasil yang diperoleh mempunyai
perbandingan sebagai berikut 12 hitam : 3 kuning : 1 putih. Persilangan ini
mirip prinsip Mendel yaitu (9 + 3) : 3 : 1.
Setelah dianalisis, ternyata gen yang menimbulkan pigmentasi hitam dan
kuning berdiri sendiri-sendiri dan keduanya merupakan faktor dominan
terhadap faktor putih. Jadi, gen H (hitam) dominan terhadap h (putih) gen K
(kuning) dominan terhadap k (putih). Perhatikan diagram persilangan antara
gandum berkulit biji hitam HHkk dengan gandum berkulit biji kuning hhKK
berikut!

Gambar 15. Diagram Persilangan Parental

Genotipe F1 Hhkk fenotipenya adalah hitam. Ini menunjukkan bahwa faktor


H menutup faktor K, faktor H disebut epistasis dan faktor K disebut
hipostasis. Jika F1 mengadakan meiosis akan menghasilkan gamet Hk, Hk,
hK, dan hk, sehingga kemungkinan kombinasi F2 adalah seperti diagram
berikut. Peristiwa hipostasis dan epistasis menghasilkan kombinasi yaitu
hitam : kuning : putih = 12 : 3 : 1.

112
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gambar 16. Diagram Persilangan pada Peristiwa hipostasis dan epistasis

Keterangan:
Semua kombinasi yang mengandung H, fenotipenya adalah hitam. Kombinasi
yang mengandung faktor dominan K hanya menampakkan warna kuning jika
bersama faktor H. Kemungkinan kombinasi 1/16 adalah kombinasi dua
faktor resesif dari kedua pasangan alel hhkk. Individu ini tidak mengandung
faktor dominan dan menampakkan warna putih. Ini adalah jenis homozigot
baru yang hanya mungkin timbul dari persilangan dihibrid.

4. Komplementer

Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme adalah saling mendukung
munculnya suatu fenotipe atau sifat. W. Bateson dan R.C. Punnet yang
bekerja pada bunga Lathyrus adoratus menemukan kenyataan ini.
Mereka melakukan persilangan sesama bunga putih dan menghasilkan
keturunan F2 bunga berwana ungu seluruhnya. Pada persilangan bunga-
bunga berwarna ungu F2, ternyata dihasilkan bunga dengan warna putih
dalam jumlah yang banyak dan berbeda dengan perkiraan sebelumnya, baik
hukum Mendel atau sifat kriptomeri.
Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh keduanya mengungkapkan ada
dua gen yang berinteraksi memengaruhi warna bunga, yakni gen yang
mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang mengaktifkan bahan
tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling
melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga
dengan warna putih (tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen,
tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada bahan pengaktif pigmennya.

113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Begitupun sebaliknya, apabila tidak ada pengaktif pigmen maka pigmen yang
telah ada tidak akan dimunculkan dan tetap menghasilkan bunga tanpa
pigmen (berwarna putih). Persilangan yang dilakukan oleh Bateson dan
Punnet dapat diamati pada diagram berikut ini.
Sifat yang dihasilkan oleh interaksi gen yang saling melengkapi dan bekerja
sama ini dinamakan dengan komplementer. Ketidakhadiran sifat dominan
pada suatu pasangan gen tidak akan memunculkan sifat fenotipe dan hanya
akan muncul apabila hadir bersama - sama dalam pasangan gen
dominannya. Contoh: Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli.

Gambar 17. Diagram Persilangan pada Peristiwa Komplementer

114
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik pewarisan sifat yang muncul di UN
tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS
yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh
Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu
mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil
mengembangkan soal yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi
yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik pewarisan sifat pada makhluk hidup merupakan topik yang muncul
pada soal UN di tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN,
topik ini termasuk yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup
nasional. Berikut ini pembahasan soal-soalnya.

Soal UN Tahun 2015/2016

1. Interaksi 2 gen terjadi pada jengger ayam. Gen K mengatur jengger ros,
gen P mengatur jengger Pea. Bila gen R dan P bertemu fenotip walnut.
Bila gen r dan p bertemu terbentuk fenotip single. Disilangkan ayam ros
(RRpp) dengan ayam pea (rrPP) menghasilkan ayam walnut (RrPp). Bila
sesama F1 disilangkan, perbandingan fenotip pada F2 adalah ....
a. 3 walnut : 1 pea
b. 12 walnut : 3 ros : 1 pea
c. 9 walnut : 3 ros : 4 pea
d. 9 walnut : 3 ros : 3 pea : 1 single
e. 15 walnut : 1 single
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :

115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

P Ayam Ros (RRpp) x Ayam Pea (rrPP)

F1 Walnut (RrPp) x Walnut (RrPp)

F2 RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
Walnut Walnut Walnut Walnut
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
Walnut Ros Walnut Ros
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
Walnut Walnut Pea Pea
rp RrPp Rrpp rrPp Rrpp
Walnut Ros Pea Single

Perbandingan fenotip pada F2 adalah walnut 9 : Ros 3 : Pea 3 : single 1

2. Disilangkan semangka bulat rasa manis (BBMM) dengan semangka


lonjong rasa hambar (bbmm). Apabila F1nya dihilangkan dengan
individu bergenotif Bbmm menghasilkan 96 buah. Jumlah keturunan
berbuah bulat rasa hambar adalah …
a. 6
b. 12
c. 18
d. 36
e. 54
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
P BBMM x bbmm
(bulat, manis) ( lonjong, hambar)

F1 BbBm x Bbmm
(bulat, manis)

116
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Gamet BM Bm bM bm
F2 BBMm BBmm BbMm Bbmm
Bm
Bulat, Manis Bulat, hambar Bulat, manis Bulat, hambar
BbMm Bbmm bbMm bbmm
bm
Bulat, manis Bulat, hambar Lonjong, manis Lonjong, hambar

Perbandingan Bulat manis : Bulat hambar : Lonjong manis : Lonjong


hambar = 3:3:1:1. Jumlah keturunan buah bulat hambar adalah 3/8 x 96
= 36 buah
3. Disilangkan kapri bulat kuning (BBKK) dengan kapri hijau (bbkk). Bulat
(B) dominan terhadap keriput (b), kuning (K) dominan terhadap hijau
(k). Apabila F1 disilangkan sesamanya, pada F2 dihasilkan 1280 tanaman
kapri, perkiraan tanaman kapri bulat kuning yang dihasilkan adalah
sejumlah …
a. 150
b. 250
c. 600
d. 720
e. 740
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
P Bulat, kuning (BBKK) x (bbkk) keriput, hijau

F1 (BbKk) x (BbKk)
Bulat, kuning

F2
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKK BbKK BbKk
Bulat, Bulat, Bulat, kuning Bulat, kuning
kuning kuning
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bulat, Bulat, hijau Bulat, kuning Bulat, hijau
kuning
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bulat, Bulat, keriput, keriput,

117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

kuning kuning kuning kuning


bk BbKk Bbkk bbKk bbkk
Bulat, Bulat, hijau keriput, keriput, hijau
kuning kuning
Perbandingan fenotip pada F2 adalah Bulat, kuning 9 : Bulat, hijau 3 : keriput,

kuning 3 : keriput, hijau 1. Maka jumlah tanaman kapri bulat kuning adalah
9/16 x 1280 = 720 buah kapri.

Soal UN Tahun 2016/2017

1. Pada percobaan Mendel tanaman kapri dengan fenotip tinggi dan bunga di
ketiak batang (TTBB) disilangkan dengan tanaman kapri dengan fenotip
pendek dan bunga di ujung batang (ttbb). Jika F1 mengalami penyerbukan
sendiri, berapa peluang munculnya genotip TtBb?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 50%
e. 75%
Kunci Jawaban : c
Pembahasan :
P tinggi, bunga di ketiak (TTBB) x (ttbb) pendek, bunga di ujung

F1 (TtBb) x (TtBb)
Tinggi, bunga di ketiak

F2 Gamet TB Tb tB tb
TB TTBB TTBb TtBB TtBb
tinggi, ketiak tinggi, ketiak tinggi, ketiak tinggi, ketiak
Tb TTBb TTbb TtBb Ttbb
tinggi, ketiak tinggi, ujung tinggi, ketiak tinggi, ujung
tB TtBB TtBb ttBB ttBb
tinggi, ketiak tinggi, ketiak pendek, pendek, ketiak
ketiak
tb TtBb Ttbb ttBb ttbb
tinggi, ketiak tinggi, ujung pendek, pendek, ujung
ketiak

118
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

Berdasarkan tabel di atas, maka peluang munculnya genotip TtBb adalah


4/16 = 25%
2. Varietas jeruk besar masam (BBmm) disilangkan dengan jeruk kecil
manis (bbMM). Keturunan F1 semuanya besar manis. Apabila F1
disilangkan sesamanya dan menghasilkan 1408 keturunan, maka F2
yang bergenotip homozigot dominan adalah …
a. 88
b. 176
c. 264
d. 352
e. 440
Kunci Jawaban : a
Pembahasan :
P besar, masam (BBmm) x (bbMM) kecil, manis

F1 (BbMm) x (BbMm)
besar, manis

F2
Gamet BM Bm bM bm
BM BBMM BBMm BbMM BbMm
besar, manis besar, manis besar, manis besar, manis
Bm BBMm BBmm BbMm Bbmm
besar, manis besar, masam besar, manis besar, masam
bM BbMM BbMm bbMM bbMm
besar, manis besar, manis kecil, manis kecil, manis
bm BbMm Bbmm bbMm bbmm
besar, manis besar, masam kecil, manis kecil, masam

Perbandingan fenotip pada F2 adalah besar manis 9 : besar masam 3 :


kecil manis 3 : kecil, masam 1. Maka jumlah tanaman kapri bulat kuning
adalah 1/16 x 1408 = 88 buah.

119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Perhatikan persilangan Epistasis berikut!

Jika hasil persilangan menghasilkan F1 berwarna hitam kemudian


disilangkan dengan gandum berwarna putih dengan genotip hhkk,
kemungkinan fenotip keturunan adalah …
a. 3 hitam : 1 putih
b. 3 putih : 1 hitam
c. 2 hitam : 2 putih
d. 2 hitam : 1 kuning : 1 putih
e. 1 hitam : 2 kuning : 1 putih
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
P HHkk x hhKK
(hitam) ( kuning)

F1 HhKk x hhkk
(hitam) (putih)

F2 Gamet HK Hk hK hk
HhKk Hhkk hhKk hhkk
hk
Hitam Hitam Kuning putih
Perbandingan fenotip pada F2 adalah hitam 2 : kuning 1 : putih 1

120
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

4. Perhatikan persilangan berikut!

Jika keturunan F1 (RrPp=walnut) disilangkan sesamanya (RrPp),


kemungkinan fenotip yang muncul dari persilangan tersebut adalah …
a. 9 walnut : 3 ros : 3 biji : 1 bilah
b. 9 walnut : 3 ros : 3 bilah : 1biji
c. 9 walnut : 3 biji : 3 bilah : 1 ros
d. 9 biji : 3 walnut : 3 ros : 1 bilah
e. 9 ros : 3 walnut : 3 biji : 1 bilah
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
P Ayam Ros (RRpp) x Ayam Pea (rrPP)

F1 Walnut (RrPp) x Walnut (RrPp)

F2 RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
Walnut Walnut Walnut Walnut
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
Walnut Ros Walnut Ros
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
Walnut Walnut Pea Pea
rp RrPp Rrpp rrPp Rrpp
Walnut Ros Pea Single
Perbandingan fenotip pada F2 adalah walnut 9 : Ros 3 : biji 3 : bilah 1

5. Linaria maroccana berbunga merah (AAbb) disilangkan dengan yang


berbunga putih (aaBB) menghasilkan F1 berbunga ungu (AaBb). F1
disilangkan sesamanya, maka ratio fenotip F2 adalah …
a. Ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
b. Ungu : merah : putih = 9 : 4 : 3

121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Ungu : merah : putih = 9 : 3 : 3


d. Merah : putih : ungu = 9 : 3 : 4
e. Putih : merah : ungu = 9 : 3 : 4
Kunci Jawaban :
Pembahasan :
P (AAbb) x (aaBB)
merah putih

F1 (AaBb) x (AaBb)
ungu

Gamet AB Ab aB ab
F2 AB AABB AABb AaBB AaBb
ungu ungu ungu ungu
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ungu merah ungu merah
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ungu ungu putih putih
ab AaBb Aabb aaBb aabb
ungu merah putih putih
Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah 9 : 4 : 3
6. Perhatikan persilangan kriptomeri dibawah ini!

Jika F1 disilangkan dengan induk yang berbunga putih dengan genotif


aaBB maka perhitungan pada keturunan F2 adalah …
a. 4 ungu : 4 putih
b. 4 ungu : 4 merah
c. 3 ungu : 1 putih
d. 2 ungu : 2 merah
e. 2 ungu : 1 putih
Kunci Jawaban :
Pembahasan :
P AAbb x aaBB
(merah) ( putih)

122
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

F1 AaBb x aaBB
(ungu) (putih)

Gamet AB Ab aB ab
F2 AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
ungu ungu putih putih
Perbandingan genotif pada keturunan F2 adalah ungu 2 : putih 2

Soal UN Tahun 2017/2018

1. Tikus rambut hitam ekor panjang (HHPP) disilangkan dengan tikus


rambut ekor pendek (hhpp). Pada F2, berapa kemungkinan munculnya
tikus yang mempunyai fenotip yang sama dengan induk yang dominan
apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 56,25%
e. 100%
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
P (HHPP) x (hhpp)
hitam, panjang putih, pendek

F1 (HhPp) x (HhPp)

F2
Gamet HP Hp hP hp
HP HHPP HHPp HhPP HhPp
Hitam,panjang Hitam,panjang Hitam,panjang Hitam,panjang
Hp HHPp HHpp HhPp Hhpp
Hitam,panjang Hitam,pendek Hitam,panjang Hitam,pendek
hP HhPP HhPp hhPP hhPp
Hitam,panjang Hitam,panjang putih,panjang putih,panjang
hp HhPp Hhpp hhPp hhpp
Hitam,panjang Hitam,pendek putih,panjang putih, pendek

123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kemungkinan munculnya tikus yang mempunyai fenotip yang sama


dengan induk yang dominan adalah 1/16 x 100% = 6,25%

2. Perhatikan diagram persilangan berikut!

Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah …


a. 3 : 2 : 3
b. 6 : 2 : 8
c. 9 : 3 : 4
d. 9 : 4 : 3
e. 12 : 3 : 1
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
P (AAbb) x (aaBB)
merah putih
F1 (AaBb) x (AaBb)
ungu

Gamet AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
F2 ungu ungu ungu ungu
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ungu merah ungu merah
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ungu ungu putih putih
ab AaBb Aabb aaBb aabb
ungu merah putih putih
Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah 9 : 4 : 3

124
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

125
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS

Kompetensi yang Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Diuji Materi Kognitif Soal
1 Menerapkan prinsip Genetika Pewarisan Disajikan dengan kasus
pewarisan sifat Sifat pada penambahan berat tanaman,
makhluk hidup Makhluk peserta didik dapat
Hidup
berdasarkan hukum menganalisis proses 1 C4 PG

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan


Mendel pewarisan sifat berdasarkan
Hukum Mendel dalam
persilangan.

Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi


Disajikan dengan kasus populasi
tikus, peserta didik dapat
menganalisis proses pewarisan 2 C4 PG
sifat berdasarkan Hukum Mendel
dalam persilangan.
12
6
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman

Menerapkan prinsip RUMUSAN BUTIR SOAL


pewarisan sifat Nomor
makhluk hidup Berat buah labu ditentukan oleh beberapa gen yang
Soal
berdasarkan hukum dikenal dengan istilah poligeni. Labu dengan genotip
Mendel 1
LINGKUP AABbcc memiliki berat buah 27 gr sedangkan labu
MATERI dengan genotip AaBBCc memiliki berat buah 30 gr.
Genetika
Berdasarkan keterangan tersebut tentukanlah jumlah
MATERI
fenotip dari hasil persilangan kedua labu tersebut!
Pewarisan Sifat
INDIKATOR A. 2 fenotip
SOAL
Disajikan dengan
B. 4 fenotip
kasus penambahan Kunci
berat tanaman, Jawaban
peserta didik C. 5 fenotip
dapat mengaitkan B
proses pewarisan
sifat berdasarkan D. 6 fenotip
Hukum Mendel
dalam persilangan. E. 7 fenotip

127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman

Menerapkan RUMUSAN BUTIR SOAL


prinsip pewarisan Nomor
sifat makhluk Disilangkan tanaman kacang tahan penyakit dan
Soal
hidup berdasarkan berbuah jarang dengan yang tidak tahan penyakit dan
hukum Mendel 2
LINGKUP berbuah lebat. Hasil F1 semuanya tahan penyakit dan
MATERI berbuah lebat. Jika F1 disilangkan sesamanya, maka
Genetika
kemungkinan tumbuhan kacang yang lebih baik dari
MATERI
kedua induknya adalah...
Pewarisan Sifat
INDIKATOR A. 18,75%
SOAL
Disajikan dengan
kasus tanaman Kunci B. 25,00%
kacang, peserta Jawaban
didik dapat C. 56,25%
menganalisis C
proses pewarisan
sifat berdasarkan D. 75,00%
Hukum Mendel
dalam persilangan.

128
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran


materi ekosistem. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat


mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran
dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang
disajikan? Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi
terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan
awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang
telah dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih
siswa berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model
pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam
mengatasi masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan
pembelajaran yang telah dikembangkan ?

129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat


meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai
kompetensi dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya?
(Jika tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian
aktivitas pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?

130
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

KESIMPULAN
Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.5. Menerapkan prinsip
pewarisan sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel dan 4.5
Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel dalam perhitungan peluang dari
persilangan makhluk hidup di bidang pertanian dan peternakan.
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan perlu mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini belum
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Karena itu Saudara perlu mengembangkan indikator yang
mampu mengembangkan keterampilan tingkat tinggi (C4). Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk
mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa laporan
hasil persilangan dan interaksi gen.

Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik


memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik pewarisan sifat menggunakan pembelajaran
saintifik, dengan metode praktik dan diskusi melalui tiga kali pertemuan.
Seperti telah diketahui, model pembelajaran ini merupakan model yang
dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta
didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep
sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep
dengan merumuskannya terlebih dahulu.

Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik pewarisan sifat terdiri


atas: 1) Hukum Mendel; 2) Persilangan Monohibrid; 3) Persilangan Dihibrid;
dan 4) Interaksi Gen. Subtopik ini merupakan konten yang kaya akan
pengetahuan kontekstual bagi peserta didik. Artinya, Saudara dapat

131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mendorong serta memfasilitasi peserta didik untuk menemukan fenomena di


kehidupan sehari-hari yang berkaitan subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi
dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi klasifikasi dalam kehidupan sehari-
hari sehingga peserta didik dapat memahami prinsip dan juga manfaat dari
klasifikasi.

Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN


selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih didominasi
pada taraf level kogintif L3 penalaran (dari C3 – C4). Oleh karena itu, Saudara
perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami subtopik ini dengan baik
agar siap mengahadapi UN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan
soal-soal pengetahuan subtopik ini pada tingkat level berpikir yang lebih
tinggi lagi. Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik agar
dapat memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank soal yang
relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

132
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

UMPAN BALIK
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu
mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang telah
1.
dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
8
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
9
baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
10
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
: Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
< 70 penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
: Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
70-79
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
80-89
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
> 90
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

134
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

136
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN BIOLOGI


SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)

Hereditas pada Manusia


Penulis:
Any Suhaeny, M.Si

Penyunting:
Apon Purnamasari, M.Pd

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI _________________________________ 139


DAFTAR GAMBAR _____________________________ 141
DAFTAR TABEL _______________________________ 142
PENDAHULUAN ______________________________ 143
KOMPETENSI DASAR __________________________ 144
A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi _____________________________ 144
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 144
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 146
SOAL-SOAL UN/USBN _________________________ 148
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 153
A. Aktivitas Pembelajaran ___________________________________________________ 153
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1 _______________________________________ 156
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2 _______________________________________ 158
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3 _______________________________________ 160
Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-4 _______________________________________ 162
B. Lembar Kerja Peserta Didik ______________________________________________ 165
LKPD 1. Peta Silsilah ______________________________________________________________ 165
LKPD 2. Pola-pola Hereditas pada Manusia ____________________________________ 167
LKPD 3. Analisis Kasus Pola Hereditas pada Manusia _________________________ 170
LKPD 4. Peluang Penurunan Beberapa Sifat ___________________________________ 172
C. Bahan Bacaan ______________________________________________________________ 174
Prinsip Hereditas pada Manusia _________________________________________________ 174
Diagram Silsilah ___________________________________________________________________ 175
Penentuan Jenis Kelamin _________________________________________________________ 176
Pola Hereditas pada Manusia ____________________________________________________ 177
Golongan Darah ___________________________________________________________________ 192
PENGEMBANGAN PENILAIAN ____________________ 196
A. Pembahasan Soal-soal ____________________________________________________ 196

139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengembangan Soal HOTS _______________________________________________ 201


C. Refleksi Pembelajaran ____________________________________________________ 205
KESIMPULAN ________________________________207
UMPAN BALIK________________________________209

140
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Peta Silsilah keturunan Ratu Inggris, Ratu Victoria ______________ 147
Gambar 2. Simbol pada peta silsilah manusia _________________________________ 176
Gambar 3. Peta Silsilah Manusia ________________________________________________ 176
Gambar 4. Skema Penentuan Jenis Kelamin ___________________________________ 177
Gambar 5. Peta Silsilah Sifat Autosomal Dominan ____________________________ 178
Gambar 6. Peta Polidaktili _______________________________________________________ 180
Gambar 7. Sifat autosomal dominan yang berupa widow’s peak,
achondroplasia, dan progeria _____________________________________________ 181
Gambar 8. Pewarisan sifat autosomal resesif _________________________________ 181
Gambar 9. Albino dan cara pewarisannya _____________________________________ 183
Gambar 10. Jalur Metabolisme Asam Amino Fenilalanin _____________________ 183
Gambar 11. Kretinisme __________________________________________________________ 184
Gambar 12. Pewarisan Terpaut-X Dominan ___________________________________ 185
Gambar 13. Pewarisan Terpaut-X Dominan ___________________________________ 186
Gambar 14. Pewarisan Sifat Terpaut-X Resesif _______________________________ 187
Gambar 15. Diagram Kemungkinan Penderita Buta warna __________________ 188
Gambar 16. Peta Silsilah Hemofilia dari keturunan Ratu Victoria ___________ 190
Gambar 17. Pewarisan Terpaut Kromosom Y _________________________________ 190
Gambar 18. Diagram Silsilah Pewarisan Terpaut Kromosom Y _____________ 191
Gambar 19. Hipertrikosis _______________________________________________________ 191
Gambar 20. Contoh-contoh Kasus Pernikahan Darah Sistem ABO dan
Keturunannya ______________________________________________________________ 193

141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Desain Aktivitas Pembelajaran _______________________________________ 154


Tabel 2. Genotip dan Fenotip Hemofilia pada Wanita dan Laki-laki ________ 189
Tabel 3. Penggolongan Darah Sistem ABO ____________________________________ 192
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS ____________________________________________________ 202

142
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik genetika. Melalui pembahasan materi yang terdapat
pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan
materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator
yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar
peserta didik.
Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara
mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik pola hereditas pada manusia dalam kehidupan
sehari-hari, soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan
dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran,
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan
prinsip hereditas pada manusia, melakukan aktivitas analisis pola hereditas
pada manusia pada kehidupan sehari-hari, sekaligus mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Topik hereditas pada manusia yang dikembangkan pada bahan bacaan
terdiri atas subtopik prinsip hereditas pada manusia, peta silsilah, penentuan
jenis kelamin, pola-pola hereditas pada manusia dan golongan darah.
Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu 1) LKPD 1. Peta
Silsilah; 2) LKPD 2. Pola-pola Hereditas pada Manusia, 3) LKPD 3. Analisis
Kasus Pola Hereditas pada Manusia, dan 4) LKPD 4. Peluang penurunan
beberapa sifat pada pola hereditas manusia. LKPD dikembangkan secara
aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di kelas.

143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar dan


Target Kompetensi kelas XII:

KOMPETENSI DASAR TARGET KD


KD PENGETAHUAN
Menganalisis pola-pola Menganalisis pola-pola hereditas
3.7
hereditas pada manusia pada manusia
KD KETERAMPILAN
Menyajikan data hasil studi Menyajikan data hasil studi kasus
kasus tentang pola-pola tentang pola-pola hereditas pada
4.7
hereditas pada manusia dalam manusia dalam berbagai aspek
berbagai aspek kehidupan kehidupan

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

INDIKATOR PENCAPAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


KOMPETENSI (IPK) KOMPETENSI (IPK)
PENGETAHUAN KETERAMPILAN
IPK Pendukung : IPK Pendukung :
3.7.1. Menjelaskan pola hereditas 4.7.1 Menerapkan data hasil studi
pada manusia kasus tentang pola-pola
3.7.2. Menjelaskan peta silsilah hereditas pada manusia dalam
dalam proses penurunan sifat berbagai aspek kehidupan
pada manusia
3.7.3. Menjelaskan penentuan jenis
kelamin pada manusia
3.7.4. Mengidentifikasi macam-

144
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

macam pola hereditas pada


manusia
3.7.5. Mengklasifikasi pola hereditas
pada manusia berdasarkan
sifat penurunannya
IPK Kunci : IPK Kunci :
3.7.6. Menganalisis pola hereditas 4.7.2 Menyajikan data hasil studi
pada manusia menggunakan kasus tentang pola-pola
peta silsilah hereditas pada manusia dalam
berbagai aspek kehidupan
IPK Pengayaan : IPK Pengayaan :
3.7.7. Memprediksi peluang
penurunan beberapa sifat
pada pola hereditas manusia

145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

APLIKASI DI DUNIA NYATA

Telah banyak permasalahan yang menyangkut tubuh manusia, seperti


penyakit dan kelainan pada manusia dapat dipecahkan berkat genetika.
Penyelidikan pola-pola pewarisan sifat pada manusia tidak sama dengan
penyelidikan pola pewarisan sifat pada hewan maupun tumbuhan.
Pengamatan pada tumbuhan mudah dilakukan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Namun penggunaan manusia sebagai obyek penelitian oleh para
ahli seringkali mengalami kesulitan, antara lain :
1. Jarang sekali orang yang bersedia dijadikan sebagai obyek penelitian.
2. Sukar sekali penyelidik menganjurkan orang agar menuruti kemauannya.
Misalnya untuk kawin dengan seseorang yang sedang diselidiki.
3. Penyelidik mengalami kesukaran dalam mengamati pertumbuhan
karakter yang menjurus kepada kemauan peneliti.
4. Manusia termasuk jenis makhluk yang mempunyai keturunan relative
sedikit sehingga data yang didapat dari perbandingan karakter tertentu
sangat sedikit. Secara statistic hal ini kurang memenuhi syarat.
5. Umur manusia dan daur hidupnya panjang.
6. Manusia dibandingkan dengan hewan atau tumbuhan hamper tidak bias
dikontrol suasana lingkungannya.
Karena kesukaran tersebut di atas, maka dalam mempelajari genetika
manusia biasanya digunakan cara-cara lain, antara lain :
1. Pedigree (peta silsilah) ialah catatan asal usul suatu sifat dari nenek
moyang hingga anak cucu selama beberapa generasi berturut-turut.
2. Meneliti genetika pada hewanyang mungkin mempunyai sifat atau
karakter yang dapat diterapkan pada manusia
3. Mempelajari penurunan sifat pada anak kembar. Pada anak kembar
sering ditemukan adanya persamaan sifat sehingga dapat dipelajari
peristiwa penurunannya.

146
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Dapatkah Saudara menjelaskan manfaat nyata dari pengetahuan mengenai


hereditas pada manusia? Contohnya adalah peta silsilah untuk mengungkap
suatu penyakit menurun.
Salah satu yang sering dibahas adala penyakit Hemofilia. Hemofilia seringkali
disebut dengan The Royal Diseases atau penyakit kerajaan. Ini di sebabkan
Ratu Inggris, Ratu Victoria (1837 – 1901) adalah seorang pembawa
sifat/carrier hemofilia. Anaknya yang ke delapan, Leopold adalah seorang
hemofilia dan sering mengalami perdarahan. Keadaan ini di beritakan pada
British Medical Journal pada tahun 1868. Leopold meninggal dunia akibat
perdarahan otak pada saat ia berumur 31 tahun. Salah seorang anak
perempuannya, Alice, ternyata adalah carrier hemofilia dan anak laki-laki
dari Alice, Viscount Trematon, juga meninggal akibat perdarahan otak pada
tahun 1928.

Gambar 1. Peta Silsilah keturunan Ratu Inggris, Ratu Victoria


Sumber: www.biology-pages.info/Q/Queen_Victoria.html

Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai
bagaimana pola penurunan sisfat pada manusia menggunakan peta silsilah.

147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

SOAL-SOAL UN/USBN

Berikut ini contoh soal-soal UN topik hereditas pada manusia pada


Kompetensi Dasar 3.7 Menganalisis pola-pola hereditas pada manusia
(Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-soal ini disajikan agar dapat dijadikan
sebagai sarana berlatih bagi peserta didik untuk menyelesaikannya. Selain
itu, soal-soal ini juga dapat menjadi acuan ketika Saudara akan
mengembangkan soal yang setipe pada topik hereditas pada manusia.

1. Contoh Soal UN Tahun 2016

No. Soal
1 Seorang pria dengan keterbelakangan mental karena menderita FKU
(Fenilketonuria) menikah dengan seorang wanita normal homozigot.
Kemungkinan anak yang lahir dari pasangan tersebut adalah …
A. Semuanya normal
B. Semuanya FKU
C. 50% normal dan 50% FKU
D. Semua anak laki-laki FKU
E. Semua anak wanita FKU

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalis/C4)

Indikator yang 3.7.8 Memprediksi peluang penurunan beberapa


:
bersesuaian sifat pada pola hereditas manusia

Diketahui : Pernikahan pria FKU dengan wanita normal

Kemungkinan anak yang lahir dari pernikahan


Ditanyakan :
tersebut

Materi yang
: Hereditas Manusia
dibutuhkan

148
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

2. Contoh Soal UN Tahun 2017

No. Soal
1 Perhatikan peta silsilah golongan darah berikut!

Individu X memiliki golongan darah …


A. A heterozigot
B. B heterozigot
C. AB
D. B heterozigot
E. O

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.7.7. Menganalisis pola hereditas pada manusia


Indikator yang :
bersesuaian menggunakan peta silsilah
Diketahui 3.7.8.silsilah golongan darah
: Peta

Ditanyakan : Golongan darah individu

Materi yang : Hereditas pada Golongan Darah


dibutuhkan

No. Soal
2 Perhatikan peta silsilah berikut!

149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perkawinan antara ibu carier buta warna menikah dengan ayah


normal. Jika salah seorang anak laki-laki menikah dengan perempuan
carier, genotif yang berlabel 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah …
A. XY, XcbY, XXcb
B. XcbY, XY, XX
C. XY, XcbY, XX
D. XY, XcbY, XcbXcb
E. XY, XY, XcbXcb

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.7.7. Menganalisis pola hereditas pada manusia


Indikator yang :
bersesuaian menggunakan peta silsilah
Diketahui : Peta silsilah buta warna
3.7.8.
Ditanyakan : Genotif beberapa anaknya

Materi yang : Hereditas pada buta warna


dibutuhkan

No. Soal
3 Perhatikan bagan peta silsilah berikut!

Kemungkinan genotip x dan y adalah …


A. Aa dan Aa
B. Aa dan aa
C. AA dan aa
D. AA dan Aa

150
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

E. AA dan AA

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.7.7. Menganalisis pola hereditas pada manusia


Indikator yang :
bersesuaian dalam persilangan
Diketahui : Peta silsilah pada albino

Ditanyakan : Kemungkinan genotip

Materi yang : Hereditas pada albino


dibutuhkan
3. Contoh Soal UN Tahun 2018

No. Soal
1 Perhatikan bagan peta keluarga berikut!

Berdasarkan bagan tersebut, genotip individu (1) dan (2) adalah …


A. XX dan XbwY
B. XX dan XY
C. XXbw dan XbwY
D. XXbw dan XY
E. XbwXbw dan XbwY

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.7.7. Menganalisis pola hereditas pada manusia


Indikator yang :
bersesuaian menggunakan peta silsilah
Diketahui : Peta silsilah keluarga
3.5.3

151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ditanyakan : Genotip individu

Materi yang : Hereditas pada buta warna


dibutuhkan

No. Soal
3 Perhatikan peta silsilah keluarga berikut!

Berdasarkan bagan tersebut, kemungkinan genotip keturunan (1) dan


(2) adalah ..
A. XXbw dan XX
B. XXbw dan XbwXbw
C. XX dan XX
D. XX dan XXbw
E. XX dan XbwXbw

Identifikasi

Level Kognitif : Penalaran (Menganalisis/C4)

3.7.7. Menganalisis pola hereditas pada manusia


Indikator yang :
bersesuaian menggunakan peta silsilah
Diketahui : Peta silsilah keluarga
3.5.4
Ditanyakan : Genotip individu

Materi yang : Hereditas pada buta warna


dibutuhkan

152
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik klasifikasi makhluk hidup. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan , dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta untuk mencapai kompetensi pada topik hereditas
pada manusia. Sebelum menguraikan aktivitas pembelajaran, terlebih dahulu
disusun desain aktivitas pembelajaran yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, dapat terlihat aktivitas pembelajaran untuk mencapai
masing-masing indikator yang telah ditetapkan, yang dapat dicapai dalam
empat kali pertemuan. Aktivitas pembelajaran akan diuraikan lebih rinci,
menjadi dua skenario pembelajaran. Pengembangan skenario pembelajaran
mengacu pada kriteria yang ditetapkan pada Standar Proses (Permendikbud
nomor 22 tahun 2016). Berikut ini rincian aktivitas pembelajaran untuk
masing-masing pertemuan.

153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 1. Desain Aktivitas Pembelajaran

Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis Alokasi


Media
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian Waktu
3.7.1 Menjelaskan pola  Prinsip 1. Observasi peta 1. Tes 1. Lembar 8 x 45’
hereditas pada Heredita pada silsilah keluarga Pengetahuan Kerja
manusia Manusia kerajaan Inggris a. Tes tulis Peserta Diaksanak
 Peta Silsilah 2. Mengaitkan PG Didik an dengan
 Penentuan hubungan pola b. Tes tulis 2. Peta silsilah 4
3.7.2 Menjelaskan peta hereditas dengan Uraian 3. Gambar pertemua
Jenis Kelamin
silsilah dalam proses peta silsilah Terbuka Kelainan n (@ 2 JP)
 Pola-pola
penurunan sifat pada 3. Diskusi tentang 2. Observasi Genetik
Hereditas
manusia proses penentuan kegiatan 4. LKPD
pada manusia
3.7.3 Menjelaskan jenis kelamin pada praktik
 Golongan
penentuan jenis manusia 3. Observasi
Darah
kelamin pada manusia 4. Identifikasi sifat keterampilan
3.7.4 Mengidentifikasi sifat fisik yang presentasi
fisik yang diturunkan diturunkan pada 4. Penilaian
pada manusia manusia produk
3.7.5 Mengidentifikasi 5. Identifikasi macam-
macam-macam pola macam pola
hereditas pada hereditas
manusia 6. Klasifikasi pola-pola
hereditas pada
3.7.6 Mengklasifikasi pola
manusia
hereditas pada
berdasarkan sifat
manusia berdasarkan

154
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Indikator Pencapaian Materi/ Aktivitas Bentuk dan Jenis Alokasi


Media
Kompetensi Submateri Pembelajaran Penilaian Waktu
sifat penurunannya penurunannya
3.7.7 Menganalisis pola 7. Observasi pola
hereditas pada hereditas pada
manusia manusia dalam peta
menggunakan peta silsilah
silsilah 8. Analisis pola
3.7.8 Memprediksi peluang hereditas pada
penurunan beberapa manusia
sifat pada pola menggunakan peta
hereditas manusia silsilah
9. Memprediksi
peluang beberapa
sifat pada pola
hereditas manusia

155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-1

Penyelidikan pola-pola pewarisan sifat pada manusia tidak sama dengan


penyelidikan pola pewarisan sifat pada hewan maupun tumbuhan.
Pengamatan pada tumbuhan mudah dilakukan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Manusia bisa melakukan persilangan pada tumbuhan sesukanya.
Berbeda dengan manusia, perkawinan tidak bisa dilakukan sesuai dengan
tuntutan penelitian. Dari segi waktu generasi, lama hidup objek (manusia)
sama dengan lama objek peneliti, sehingga tidak mungkin dilakukan
pengamatan dari lahir sampai dewasa. Selain itu, banyaknya keturunan yang
dihasilkan tidak mungkin sebanyak pada tumbuhan atau hewan. Oleh karena
itu, dalam penelitian hereditas pada manusia digunakan alat bantu yang
disebut diagram silsilah (pedigree).
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengeani
bagaimana pola penurunan sisfat pada manusia menggunakan peta silsilah.
Selain itu pengenalan terhadap penurunan sifat pada manusia akan
bermanfaat untuk pola-pola hereditas pada manusia yang akan dibahas pada
aktivitas pembelajaran selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi peta silsilah, 2) Diskusi mengenai aplikasi peta silsilah;
dan 3) Mengaitkan hubungan pola penurunan sifat pada manusia dengan
peta silsilah.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.7.1., 3.7.2., dan 4.7.1
yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas 1)
mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.

156
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Menjelaskan proses pewarisan sifat pada manusia
b. Menjelaskan manfaat peta silsilah dalam proses pewarisan sifat pada
manusia
c. Mengartikan lambang-lambang yang ada pada peta silsilah
d. Mengaitkan hubungan pola pewarisan sifat pada manusia dengan peta
silsilah melalui studi literatur
e. Mempresentasikan hubungan pola pewarisan sifat pada manusia dengan
peta silsilah

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Gambar peta silsilah
2. LKPD 1
3. Buku Sumber

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan gambar peta silsilah
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
gambar peta silsilah tersebut. (mengamati)
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari bagan peta silsilah
tersebut, dan mempersilakan peserta didik untuk mengajukan
pertanyaan. (menanya)
d. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
e. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan studi pustaka untuk
menjawab pertanyaan dalam LKPD 1. (mengamati, mengumpulkan
informasi)

157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

f. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait


dengan hasil studi pustaka dan menjawab beberapa pertanyaan dalam
LKPD 1. (mengasosiasi)
g. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil pengamatannya
dengan kelompok lain melalui kegiatan presentasi kelompok.
(mengomunikasikan)
h. Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai kaitan
proses penurunan sifat pada manusia dengan peta silsilah.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-2

Pernahkah Saudara membandingkan wajah Saudara dengan wajah orang tua


dan saudara-saudara yang lain? Apakah mirip dengan ayah atau mirip ibu?
Apakah bentuk hidung dan warna kulit Saudara sama dengan saudara-sauara
yang lain? Saat Saudara membandingkan wajah dengan wajah orang tua dan
saudara, besar kemungkinan Saudara akan melihat banyak kesamaan.
Mengapa demikian? Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada
keturunannya mengikuti pola-pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut
mencakup fisik, fisiologis, dan psikologis. Termasuk penentuan jenis kelamin
pada manusia ditentukan oleh materi genetik yang berasal dari ayah dan ibu.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengeani
bagaimana suatu sifat diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.
Selain itu pengenalan terhadap penurunan sifat pada manusia akan
bermanfaat untuk pola-pola pewarisan sifat pada manusia yang akan dibahas
pada aktivitas pembelajaran selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi gambar beberapa sifat fisik, 2) Diskusi proses
penentuan jenis kelamin pada manusia, 3) Mengidentifikasi pola-pola

158
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

hereditas pada manusia; dan 4) Mengklasifikasi pola-pola hereditas pada


manusia berdasarkan penurunan sifatnya.
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.7.3., 3.7.4., 3.7.5, 3.7.6.,
dan 4.7.1 yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi
aktivitas 1) mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4)
mengasosiasi; dan 5) mengomunikasikan.

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Melakukan observasi penurunan sifat pada manusia melalui gambar
b. Menjelaskan proses penentuan jenis kelamin pada manusia melalui
diskusi
c. Mengidentifikasi pola-pola hereditas pada manusia melalui studi pustaka
d. Mengklasifikasi pola-pola hereditas pada manusia berdasarkan
penurunan sifatnya melalui diskusi kelompok
e. Mempresentasikan pola-pola hereditas pada manusia berdasarkan
penurunan sifatnya

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Gambar variasi pada manusia dan macam-macam penderita kelainan
genetik
2. LKPD 2
3. Buku Sumber

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan gambar variasi pada manusia dan macam-macam penderita
kelainan genetik
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
gambar tersebut. (mengamati)

159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Menginstruksikan peserta didik untuk mempelajari gambar tersebut, dan


mempersilakan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan. (menanya)
d. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
e. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan studi pustaka untuk
menjawab pertanyaan dalam LKPD 2. (mengamati, mengumpulkan
informasi)
f. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait
dengan hasil studi pustaka dan menjawab beberapa pertanyaan dalam
LKPD 2. (mengasosiasi)
g. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil pengamatannya
dengan kelompok lain melalui kegiatan diskusi kelas.
(mengomunikasikan)
h. Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai kaitan
proses penurunan sifat pada manusia dengan peta silsilah.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-3

Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola-


pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut mencakup fisik, fisiologis, dan
psikologis. Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut
dengan istilah hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat
bentuk-bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya. Bagi manusia
diperlukan pengumpulan sebanyak mungkin informasi tentang sifat tertentu
dalam keluarga untuk mengetahui pola pewarisan sifat. Setelah semua
terkumpul barulah disusun informasi tersebut menjadi pohon silsilah
keluarga yang mendeskripsikan hubungan timbal balik antara orang tua dan
anak dari generasi ke generasi. Hal ini disebabkan karena tidak mungkin
diadakan percobaan untuk mengetahui pola pewarisan sifatnya.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai
bagaimana pola-pola hereditas pada manusia diturunkan pada

160
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

keturunannya. Selain itu pengenalan terhadap pola-pola hereditas pada


manusia akan bermanfaat untuk memprediksi peluang penurunan gabungan
sifat pada manusia yang akan dibahas pada aktivitas pembelajaran
selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi kasus pola hereditas manusia, 2) Diskusi mengenai
pola-pola hereditas berdasarkan kasus; dan 3) Menganalisis pola hereditas
pada manusia menggunakan peta silsilah
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.7.7., dan 4.7.2 yang
dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas 1)
mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Melakukan observasi kasus penyakit hereditas pada manusia
b. Mengidentifikasi pola hereditas manusia berdsarkan kasus
c. Mempresentasikan hasil identifikasi kasus pola hereditas melalui diskusi
kelas
d. Menganalisis pola-pola hereditas berdasarkan peta silsilah
e. Mempresentasikan hasil analisis pola-pola hereditas berdasarkan peta
silsilah melalui diskusi kelas

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Kasus pola hereditas pada manusia
2. LKPD 3
3. Buku Sumber

161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan kasus pola hereditas pada manusia
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
kasus pola hereditas pada manusia tersebut. (mengamati)
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar tersebut. (menanya)
d. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
e. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan analisis untuk menjawab
pertanyaan dalam LKPD 3. (mengamati, mengumpulkan informasi)
f. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait
dengan hasil analisis untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam LKPD
3. (mengasosiasi)
g. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil analisisnya
dengan kelompok lain melalui kegiatan diskusi kelas.
(mengomunikasikan)
h. Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai
pemecahan kasus pola-pola hereditas pada manusia dengan peta silsilah.

Aktivitas Pembelajaran Pertemuan ke-4

Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut dengan
istilah hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-
bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya. Ada lima pola
pewarisan sifat yaitu autosomal dominan, autosomal resesif, terpaut
kromosom X dominan, terpaut kromosom X resesif, dan terpaut kromosom Y.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai
bagaimana peluang penurunan gabungan sifat pada manusia diturunkan
pada keturunannya. Selain itu pengenalan terhadap pola-pola hereditas pada
manusia akan bermanfaat untuk memperbaiki kualitas hidup manusia.

162
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas


berikut. 1) Observasi kasus beberapa sifat hereditas manusia, 2) Diskusi
mengenai menghitung peluang berdasarkan kasus beberapa sifat hereditas
manusia; dan 3) Memprediksi peluang penurunan beberapa sifat pada
keturunannya
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.7.8., dan 4.7.2 yang
dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas 1)
mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.

Tujuan Aktivitas Pembelajaran:


Setelah melakukan aktivitas, diharapkan peserta mampu:
a. Melakukan observasi kasus penurunan beberapa sifat pada manusia
b. Mengidentifikasi peluang penurunan beberapa sifat pada manusia
berdsarkan kasus
c. Mempresentasikan hasil identifikasi kasus peluang penurunan beberapa
sifat pada manusia melalui diskusi kelas
d. Melakukan prediksi peluang penurunan beberapa sifat pada pola
hereditas manusia dari orang tua kepada keturunannya
e. Mempresentasikan hasil prediksi peluang penurunan beberapa sifat pada
pola hereditas manusia dari orang tua kepada keturunannya melalui
diskusi kelas

Estimasi Waktu Aktivitas Pembelajaran : 2 x 45 Menit


Media, alat, dan bahan yang digunakan adalah:
1. Kasus penurunan beberapa sifat pada pola hereditas manusia dari orang
tua kepada keturunannya
2. LKPD 4
3. Buku Sumber

163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Apa yang Saudara lakukan:


a. Menayangkan kasus penurunan beberapa sifat pada pola hereditas
manusia
b. Menginstruksikan peserta didik untuk melakukan observasi terhadap
kasus peluang penurunan beberapa sifat pada pola hereditas manusia
tersebut. (mengamati)
c. Menginstruksikan peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait
gambar tersebut. (menanya)
d. Membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang
e. Memfasilitasi peserta didik untuk melakukan analisis untuk menjawab
pertanyaan dalam LKPD 4. (mengamati, mengumpulkan informasi)
f. Memfasilitasi peserta didik saat melakukan diskusi kelompok terkait
dengan hasil analisis untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam LKPD
4. (mengasosiasi)
g. Memfasilitasi peserta didik untuk membandingkan hasil analisisnya
dengan kelompok lain melalui kegiatan diskusi kelas.
(mengomunikasikan)
h. Memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan mengenai
pemecahan kasus perhitungan peluang penurunan beberapa sifat pada
pola hereditas manusia tersebut.

164
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Peta Silsilah; 2) LKPD 2. Pola-
pola Hereditas pada Manusia, 3) LKPD 3. Analisis Kasus Pola Hereditas pada
Manusia, dan 4) LKPD 4. Peluang penurunan beberapa sifat pada pola
hereditas manusia.

LKPD 1. Peta Silsilah

Pendahuluan

Diagram silsilah (pedigree) dapat didefinisikan sebagai suatu diagram yang


menunjukkan hubungan kekerabatan dan riwayat medis dalam sebuah
keluarga, yang disusun menggunakan simbol dan terminologi tertentu.

Tujuan
Untuk mengetahui peta silsilah dan penggunaannya melalui diskusi
kelompok.

Cara Kerja:
1. Perhatikan peta silsilah berikut ini!

165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Jawablah pertanyan-pertanyaan berikut! ( Diskusikan dalam kelompok)

a. Dari peta silsilah tersebut siapakah keturunan Ratu Victoria yang


menderita penyakit Hemofili?
b. Berdasarkan peta silsilah di atas, Ratu Victoria tidak menderita
hemofilia tetapi beberapa keturunannya mengidap penyakit ini.
Bagaimana hal ini bisa terjadi?
c. Berdasarkan peta silsilah di atas, bagaimana hubungan antara
penyakit hemofilia dengan jenis kelamin?
d. Bagaimana perbedaan mempelajari hereditas pada manusia dengan
pada mahluk lain?
e. Mengapa untuk menelusuri penurunan sifat pada manusia dibutuhkan
beberapa generasi?
f. Mengapa jenis kelamin manusia ditentukan oleh kromosom yang
diturunkan dari ayah?
g. Bagaimana menentukan gen penyebab kelainan pada peta silsilah?
h. Buatlah peta silsilah keluarga Saudara yang terkait dengan penurunan
sifat golongan darah!
i. Apakah kesimpulan yang bisa Saudara peroleh dari topik diskusi ini?

166
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

LKPD 2. Pola-pola Hereditas pada Manusia

Pendahuluan
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola-
pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut mencakup fisik, fisiologis, dan
psikologis. Sifat fisik adalah keadaan tubuh yang tampak, misalnya, bentuk
hidung dan bibir. Sifat fisiologis adalah kerja faal tubuh. Misalnya, alergi dan
hormonal. Sifat psikologis adalah sifat kejiwaan seseorang yang tampak dan
mudah diamati.
Tujuan
 Dapat mengetahui pola-pola hereditas pada manusia.
 Dapat mengklasifikasi poa-pola hereditas pada manusia berdasarkan
sifat penurunannya.
Cara Kerja
1. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar 2a Gambar 2b

Gambar 2c Gambar 2d

2. Jelaskan apa yang terjadi pada gambar2a s.d 2d di atas?

167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3. Perhatikan daftar pola-pola hereditas berikut!

a. Bentuk rambut h. Acrodonplasia


b. Botak i. Hypertrichosis
c. Hemofilia j. Thallasemia
d. Bentuk kuping k. Phenylketonuria
e. Buta warna l. Sindrom fragile-X
f. Lidah menggulung m. Jempol ditekuk
g. Polidactili n. Albino

4. Identifikasi pola-pola hereditas pada manusia ( no.1 dan 3)


berdasarkan sifat penurunannya pada tabel dibawah ini!

Autosom Genosom
No. Pola Hereditas X- X- Y-
Dominan Resesif
Dominan Resesif Resesif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Pertanyaan
1. Mengapa hemofili lebih banyak diderita laki-laki daripada perempuan?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
2. Bagaimana mekanisme dalam tubuh sehingga wanita yang mengalami
hemofilia homozigot mengalami letal?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

168
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

3. Mengapa penyakit yang disebabkan oleh gen terpaut sex kebanyakan


ada pada kromosom X, bukan Y?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
4. Bagaimana pola pewarisan sifat untuk golongan darah ABO, MN dan
rhesus?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
5. Didalam suatu keluarga, salah satu orang tuanya buta warna, tetapi
semua anaknya tidak buta warna. Jelaskan mengapa hal itu bisa terjadi?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
6. Bagaimanakah usaha yang dapat dilakukan agar tidak mempunyai
keturunan yang mempunyai kelainan genetik?
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….

169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 3. Analisis Kasus Pola Hereditas pada Manusia

Pendahuluan

Diagram silsilah (pedigree) dapat didefinisikan sebagai suatu diagram yang


menunjukkan hubungan kekerabatan dan riwayat medis dalam sebuah
keluarga, yang disusun menggunakan simbol dan terminologi tertentu. Telah
banyak permasalahan yang menyangkut tubuh manusia, seperti penyakit
dan kelainan pada manusia dapat dipecahkan berkat genetika aplikasi. Salah
satunya dengan menganalisis berbagai peluang dari pola hereditas yang
terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Tujuan

Untuk menganalisis berbagai peluang pola-pola hereditas manusia dari


orangtua kepada keturunannya.

Cara Kerja:

1. Perhatikan peta silsilah berikut ini!

2. Jawablah pertanyaan berikut !


a. Bagaimana pola hereditas pada manusia berdasarkan peta silsilah
di atas? Jelaskan!

b. Jika seorang normal pembawa sifat albino kawin dengan orang


albino. Bagaimana kemungkinan anak-anaknya?

170
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

c. Jika seorang laki-laki bergolongan darah AB menikah dengan


seorang perempuan bergolongan darah O, bagaimana kemungkinan
golongan darah anak-anaknya?

d. Seorang wanita bergolongan darah A yang menikah dengan


seorang laki-laki bergolongan darah B. Mereka dikaruniai anak
perempuan bergolongan darah O. Pasangan suami istri tersebut
ribut mempermasalahkan golongan darah anak tersebut?
Bagaimana penjelasan Saudara terhadap kasus tersebut?

e. Perhatikan diagram pewarisan hemofilia berikut!

Jelaskan genotip pada masing-masing individu pada diagram


tersebut!

f. Dalam suatu keluarga ditemukan anak albino, sedangkan kedua


orang tuanya normal. Bagaimana Saudara menjelaskan hal
tersebut?

g. Hemofili adalah kelainan pada darah di mana darah yang keluar


dari pembuluh darah sukar membeku. Kelainan ini lebih banyak
diderita oleh laki-laki dibanding perempuan. Bagaimana Saudara
bisa menjelaskan hal ini!

h. Buatlah peta silsilah yang menggambarkan dimunculkannya


keturunan yang bergenotipe wanita normal, wanita carier, wanita
haemofili, pria normal, dan pria haemofili.

171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

LKPD 4. Peluang Penurunan Beberapa Sifat

Pendahuluan

Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola-


pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut mencakup fisik, fisiologis, dan
psikologis. Ada lima pola pewarisan sifat yaitu autosomal dominan,
autosomal resesif, terpaut kromosom X dominan, terpaut kromosom X
resesif, dan terpaut kromosom Y.

Tujuan

Untuk memprediksi peluang penurunan beberapa sifat pada pola hereditas


manusia

Jawablah pertanyaan berikut!:

1. Seorang wanita albino pembawa hemofili kawin dengan pria normal,


bagaimana kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya?

2. Seorang ibu hamil memiliki golongan darah A heterozygot pembawa sifat


hemofilia. Jika suaminya bergolongan darah B heterozygot dan normal,
berapakah kemungkinan anak laki-laki yang lahir dengan golongan darah
O dan hemofilia?

3. Seorang wanita pembawa sifat butawarna menikah dengan laki-laki


normal. Bagaimana kemungkinan genotip dan fenotip anak-anaknya?

4. Seorang laki-laki normal menikahi wanita normal yang ayahnya


hemofilia. Bagaimana kemungkinan anak laki-laki mereka menderita
hemofilia?

5. Faktor hemofilia bersifat letal pada wanita dan manifestasinya muncul


pada anak laki – laki saja. Jika seorang wanita yang

172
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

diperkirakan carrier hemofilia menikah dengan seorang pria hemofilia,


maka bagaimana kemungkinan anak perempuannya?

6. Seorang laki-laki albino bergolongan darah AB menikah dengan seorang


wanita normal heterozigot bergolongan darah O. Berapa persen
kemungkinan anak perempuan albino yang memiliki golongan darah A?

7. Seorang perempuan bergolongan darah A heterozigot dan membawa


sifat butawarna menikah dengan seorang laki-laki bergolongan darah B
homozigot, normal. Berapa persen kemungkinan anak laki-lakinya yang
bergolongan darah AB dan menderita buta warna?

173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Prinsip Hereditas pada Manusia

Reproduksi generatif sel-sel kelamin (gamet) merupakan mata rantai


penghubung antara induk dan keturunannya. Dengan demikian, gamet inilah
yang membawa sifat yang diwariskan induk kepada keturunannya. Ovum
dan sperma memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat-sifat
menurun.
Orang yang pertama kali mendalami pola-pola hereditas adalah Sutton.
Pendapat Sutton tentang pola-pola hereditas adalah sebagai berikut.
a. Jumlah kromosom yang dikandung ovum atau sperma adalah sama, yaitu
masing-masing setengah jumlah yang dikandung oleh setiap sel tubuh.
b. Organisme yang tumbuh dan berkembang dari hasil pembuahan bersifat
diploid (2n), artinya setiap selnya mengandung 2 perangkat kromosom,
seperti halnya sel tubuh.
c. Dalam meiosis, kedua perangkat kromosom itu memisah dan
mengelompok secara bebas dengan kromosom lainnya yang bukan
homolognya.
d. Meskipun mengalami mitosis dan meiosis bentuk dan identitas setiap
kromosom adalah tetap serta gen sebagai kesatuan faktor menurun
adalah mantap.

Pola-pola pewarisan sifat juga berlaku pada manusia, baik sifat fisik,
fisiologis, maupun psikologis. Penelitian terhadap pola-pola pewarisan sifat
pada manusia tidak persis sama dengan penyelidikan pola pewarisan sifat
pada hewan maupun tumbuhan. Saat Mendel ingin mengetahui pewarisan
sifat pada kacang ercis, ia dapat menyilangkan kacang-kacang tersebut
sesuka hatinya. Setelah disilangkan, tumbuhan tersebut akan segera
menghasilkan biji yang dapat ditanam, lalu tumbuh lagi dan diamati sifat-
sifatnya. Pengamatan dari satu generasi ke generasi berikutnya dapat

174
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

dilakukan dengan mudah, karena tanaman tersebut tumbuh dan berbunga


dengan cepat. Namun bagaimana dengan manusia? Perkawinan manusia
adalah hal yang sakral, sehingga tidak mungkin mengawinkan manusia
sesuka peneliti. Dari segi waktu generasi, lama hidup objek (manusia) sama
dengan lama objek peneliti, sehingga tidak mungkin dilakukan pengamatan
dari lahir sampai dewasa. Selain itu, banyaknya keturunan yang dihasilkan
tidak mungkin sebanyak pada tumbuhan atau hewan. Oleh karena itu, dalam
penelitian hereditas pada manusia digunakan alat bantu yang disebut
diagram silsilah (pedigree).
Pada umumnya, penyakit menurun dikendalikan oleh gen gen resesif yang
tidak menampakkan fenotipnya. Jika gen resesif terdapat pada kromosom Y,
maka fenotipnya akan tampak pada anak laki-laki, sedangkan pada anak
wanita tidak muncul. Tetapi, pada wanita baru akan menampakkan
fenotipnya dalam keadaan homozigot resesif, yaitu gen resesif terdapat di
kedua kromosom X. Misalmya, XbXb (wanita penderita buta warna).

Diagram Silsilah

Diagram silsilah (pedigree) dapat didefinisikan sebagai suatu diagram yang


menunjukkan hubungan kekerabatan dan riwayat medis dalam sebuah
keluarga, yang disusun menggunakan simbol dan terminologi tertentu.
Melalui pembuatan diagram silsilah, seorang ahli genetik dapat:
 memprediksi gen yang menyebabkan suatu kelainan genetik
 menjelaskan pada suatu pasangan tentang seberapa jauh resiko
memperoleh keturunan yang akan menderita kelainan genetik
 memberikan gambaran yang jelas pada suatu pasangan tentang
beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari atau
meminimalkan timbulnya resiko kelainan genetik pada keturunannya
Agar dapat membaca diagram silsilah, kita lihat dulu simbol-simbol yang
lazim digunakan dalam diagram silsilah, yakni sebagai berikut:

175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 2. Simbol pada peta silsilah manusia

Perlu diketahui pula bahwa berdasarkan etika ilmiah, suatu diagram silsilah
tidak boleh memuat identitas orang-orang yang digambarkan di dalamnya,
apalagi bila peta silsilah tersebut dipublikasikan. Oleh karena itu, untuk
generasi digunakan angka romawi (I, II, III, IV, …), sedangkan setiap individu
dalam generasi yang sama dari kiri ke kanan diberi angka arab (1, 2, 3, 4, …).
Perhatikan contoh berikut:

Gambar 3. Peta Silsilah Manusia


Setelah memahami konsep-konsep diagram silsilah, mari melihat pola-pola
pewarisan sifat pada manusia yang dapat diidentifikasi melalui diagram
silsilah.

Penentuan Jenis Kelamin

Jenis kelamin pada manusia dikendalikan oleh sepasang kromosom seks.


Pada pembelahan meiosis seorang perempuan hanya menghasilkan satu

176
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

macam sel gamet, yaitu X, sedang pada laki-laki menghasilkan dua macam sel
gamet, yaitu X dan Y. Oleh karena itu, dalam pembuahan ayah akan
memberikan kromosom X kepada anak perempuan dan kromosom Y pada
anak laki-laki.

Gambar 4. Skema Penentuan Jenis Kelamin

Dari skema tersebut nampak jelas bahwa yang menentukan jenis kelamin
anak adalah ayah, sebab ibu hanya menghasilkan satu macam kromosom
seks, sedangkan ayah menghasilkan dua macam kromosom seks. Seorang ibu
akan memberikan jenis kromosom seks yang sama baik kepada anak laki-laki
maupun anak perempuan, sedangkan ayah akan memberikan kromosom X
kepada anak perempuan dan kromosom Y kepada anak laki-laki.

Pola Hereditas pada Manusia

Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola-


pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut mencakup fisik, fisiologis, dan
psikologis. Sifat fisik adalah keadaan tubuh yang tampak, misalnya, bentuk
hidung dan bibir. Sifat fisiologis adalah kerja faal tubuh. Misalnya, alergi dan
hormonal. Sifat psikologis adalah sifat kejiwaan seseorang yang tampak dan
mudah diamati.
Beberapa sifat fisik lain yang diturunkan seperti bentuk daun telinga, alis
mata, kumis, bulu dada, bentuk jari tangan, tangan kidal, bentuk jari kaki,

177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

bentuk telapak kaki, betis, dan kegemukan. Sifat fisik tersebut merupakan
warisan dari kedua orang tua.
Ada lima pola pewarisan sifat yang akan dibahas di sini, yakni autosomal
dominan, autosomal resesif, terpaut kromosom X dominan, terpaut
kromosom X resesif, dan terpaut kromosom Y. Kelainan bawaan yang tertaut
kromosom tubuh ada yang bersifat resesif dan ada yang bersifat dominan.
Kelainan-kelainan ini memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda mulai
dari sifat yang relatif tidak berbahaya seperti albinisme atau albino (tidak
memiliki pigmen kulit) hingga ke keadaan yang mengancam kehidupan
seperti fibrosis kistik.
Untuk jelasnya, silakan Anda pelajari uraiannya berikut ini.
1. Pewarisan Autosomal Dominan
Pada sifat autosomal dominan, sifat dibawa oleh suatu gen dominan yang
terdapat pada autosom. Misal gen dominan tersebut adalah A, maka sifat
akan nampak pada individu bergenotip AA dan Aa, sedangkan individu
bergenotip aa tidak memiliki sifat tersebut.

Gambar 5. Peta Silsilah Sifat Autosomal Dominan

Dari peta silsilah itu, kita dapat menduga bahwa pewarisan sifat
berlangsung secara autosomal dominan. Mengapa demikian ? Pertama,
sifat tersebut terjadi pada pria dan wanita dengan peluang sama besar;

178
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

individu pemilik sifat (warna hitam) pasti berasal dari orang tua (induk)
yang juga memiliki sifat tersebut. Dapat ditebak, misal individu I-1
bergenotip Aa dan I-2 bergenotip aa, maka akan dihasilkan keturunan
bergenotip Aa dan aa. Dengan melihat ada tidaknya sifat, diperoleh II-1
dan II-2 bergenotip aa, sedangkan II-3 dan II-4 bergenotip Aa (lihat
kembali penentuan genotip I-1 dan I-2). Karena sifat muncul pada
individu bergenotip Aa, dapat disimpulkan bahwa sifat tersebut dibawa
oleh gen autosomal dominan yakni gen A.
Pada manusia, sifat-sifat yang dibawa oleh gen autosomal dominan
adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengecap phenylthiocarbamide (PTC). Senyawa
phenylthiocarbamide atau phenylthiouracil yang memiliki rumus kimia
C6H5-NH(S)C-NH2 bagi sebagian orang terasa pahit (orang seperti ini
disebut pengecap atau taster) dan bagi orang lainnya tidak merasakan
apa-apa.
b. Thallasemia merupakan penyakit darah yang menyebabkan terjadinya
hemolisa (pecah) sel-sel darah merah (eritrosit) karena kerusakan
hemoglobin. Kerusakan hemoglobin ini menyebabkan eritrosit tidak
dapat mengikat banyak O2. Seseorang yang homozigot alel
thallasemia disebut thallasemia mayor, biasanya tidak dapat bertahan
hidup; sedangkan seseorang yang heterozigot alel thalassemia disebut
thalassemia minor, dan dapat bertahan hidup dengan bantuan
transfusi darah seumur hidup.
c. Polidaktili merupakan kelainan adanya jari tambahan pada satu atau
dua tangan, bisa juga pada kaki. Polidaktili bisa diturunkan secara
genetik (autosomal dominan). Jika salah satu pasangan suami atau
istri memiliki polidaktili, sangat besar kemungkinannya anak akan
mengalami hal yang sama. Kelainan genetik pada ayah atau ibu
kemungkinan besar juga akan berpengaruh pada polidaktili yang
dialami anak.

179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 6. Peta Polidaktili


Sumber : http://pustakamateri.web.id/hereditas-pada-manusia-kelas-12-
sma/penderita-polidaktili/

d. Sindaktili merupakan kelainan dimana jari tumbuh saling melekat,


umumnya pada tangan.
e. Dentinogenesis imperfecta merupakan kelaian pada gigi. Dentin gigi
berwarna putih susu (opalesen), tidak memiliki ruang pulpa dan
saluran akar karena terhapus oleh dentin abnormal.
f. Anoncyhia merupakan kelainan berupa tidak tumbuhnya kuku dari
beberapa jari kaki atau tangan.
g. Retinal aplasia merupakan kelainan pada mata yang menyebabkan
orang menjadi buta sejak lahir.
h. Widow’s peak bukan penyakit, hanya bagian rambut yang tumbuh
meruncing pada dahi
i. Achondroplasia merupakan kelainan berupa kekerdilan (dwarfism)
dengan tungkai pendek namun kepala dan leher normal.
j. Huntington disease (HD) merupakan kelainan berupa kerusakan sel-
sel otak sehingga terjadi perubahan kepribadian dan gerakangerakan
tubuh yang tak terkendali.
k. Intoleransi laktosa merupakan kelainan karena tidak adanya enzim
pemecah laktosa pada saluran pencernaan. Ketiadaan enzim dalam
saluran cerna untuk memecah laktosa, menyebabkan kram bila
memakan makanan yang mengandung laktosa.
l. Progeria merupakan kelainan berupa penuaan pada usia dini

180
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Gambar 7. Sifat autosomal dominan yang berupa widow’s peak,


achondroplasia, dan progeria

2. Pewarisan Autosomal Resesif


Pada pola pewarisan sifat ini, kemunculan sifat diatur oleh gen resesif
yang terdapat pada autosom. Misal gen resesif tersebut adalah b, maka
sifat akan muncul pada orang yang bergenotip bb, dan tidak akan muncul
pada orang yang bergenotip BB atau Bb. Meskipun demikian, karena
orang yang bergenotip Bb dapat memiliki keturunan bb (bila menikah
dengan orang bergenotip Bb atau bb), maka genotip Bb disebut sebagai
pembawa (carrier) sifat tersebut.

Gambar 8. Pewarisan sifat autosomal resesif


Dalam peta silsilah di atas, nampak bahwa individu yang memiliki sifat
(II-4 dan III-1) berasal dari orang tua yang tidak memiliki sifat tersebut.
Mengapa demikian? Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pada pola
pewarisan autosomal resesif terdapat individu pembawa sifat atau
carrier. Misal individu I-3 dan I-4 bergenotip Bb, maka dapat diperoleh

181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

keturunan bergenotip BB, Bb, dan bb. Dari keterangan tersebut, pastilah
individu II-4 bergenotip bb, sedangkan individu II-2 dan II-3 bergenotip
Bb. Karena individu II-1 juga bergenotip Bb, perkawinan II-1 dengan II-2
menghasilkan keturunan III-3 bergenotip bb. Sifat hanya muncul pada
individu bergenotip bb, atau berpola autosomal resesif. Individu dengan
suatu sifat bisa memiliki orang tua yang tidak memiliki sifat tersebut.
Pada manusia, sifat-sifat yang dibawa oleh gen autosomal resesif adalah
sebagai berikut:
a. Albino
Ciri-ciri orang albino adalah mempunyai rambut, mata, dan kulit
berwarna putih. Meskipun kedua orang tuanya berkulit sawo matang
atau hitam, kemungkinan keturunannya ada yang albino.
Menurut penelitian, kemungkinan terjadinya albino di dunia 1 :
20.000 kelahiran. Penderita albino tidak memiliki pigmen melanin,
karena tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk melanin. Enzim
melanin diproduksi berdasarkan perintah gen melanin. Penderita
albino rentan terhadap penyakit kanker kulit dan tidak tahan cahaya.
Mata penderita albino tidak mengandung pigmen sehingga akan
terasa sakit bila berada di tempat yang terang.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino,
sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif
yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat
resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin,
melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat
berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar berikut
ini.

182
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Gambar 9. Albino dan cara pewarisannya


Sumber : Alton, 2008

b. Phenylketonuria (PKU)
Merupakan kondisi ketidakmampuan tubuh untuk membentuk
enzim phenylalanine hidroksilase, sehingga terjadi penimbunan
asam amino phenylalanin di hati dan peredaran darah. PKU
diidentifikasi dari urine yang berbau seperti lumut dan mengubah
warna larutan ferriklorida menjadi hijau. Penderita PKU umumnya
cacat mental.

Gambar 10. Jalur Metabolisme Asam Amino Fenilalanin

183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

c. Tirosinosis merupakan ketidakmampuan tubuh untuk membentuk


enzim tiroksin transaminase, sehingga terjadi penimbunan tirosin
pada darah. Penderita tirosinosis akan mengalami kejang otot,
gemetar, serangan jantung dan kerusakan hati.
d. Alkaptonuria adalah ketidakmampuan tubuh untuk membentuk
enzim homogentisin oksidase sehingga tidak mampu mengubah
asam homogentisin (alkapton). Timbunan alkapton dalam tubuh
akan dibuang bersama urine (kecoklatan), namun menyebabkan
kerusakan tulang rawan persendian.
e. Cystic fibrosis (CF): penyakit keturunan yang menyebabkan
kerusakan berbagai organ tubuh seperti pankreas yang tersumbat
oleh lendir kental dan infeksi pernapasan kronis karena paru-paru
juga dipenuhi oleh lendir kental tersebut.
f. Tay-sachs: penyakit kemunduran (degenerasi) selsel saraf, dapat
menyebabkan kebutaan.
g. Kretinisme adalah kelainan ketidakmampuan tubuh membentuk
hormon tiroksin dan triodotironin dari senyawa asam amino tirosin.
Penderita akan mengalami pertumbuhan kerdil.

Gambar 11. Kretinisme


https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:PSM_V51_D501_Sporadic_cretinism_before_
and_after_treatment.png

184
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

3. Pewarisan Terpaut-X dominan


Pada pewarisan jenis ini, sifat dikendalikan oleh suatu gen dominan yang
terpaut pada kromosom X. Oleh karena itu, pewarisannya dipengaruhi
oleh jenis kelamin individu dan genotipnya. Misal alel yang membawa
sifat tersebut adalah XD, maka individu: XDXD : wanita, memiliki sifat
tersebut XDXd : wanita, memiliki sifat tersebut XdXd : wanita, tidak
memiliki sifat tersebut XDY : pria, memiliki sifat tersebut XdY : pria, tidak
memiliki sifat tersebut.

Gambar 12. Pewarisan Terpaut-X Dominan

Bagaimana diagram di atas dapat dijelaskan? Individu I-1 dapat


bergenotip XDXD maupun XDXd , menikah dengan individu I-2 bergenotip
XdY, dan memiliki keturunan II-2 bergenotip XDY. Pernikahan II-2 dengan
II-1 yang bergenotip XdXd menghasilkan keturunan laki-laki bergenotip
XdY (normal, III-2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13) dan perempuan X DXd (memiliki
sifat, III-1, 4, 8, dan 10). Karena seseorang yang memiliki minimal satu
alel XD akan memiliki sifat, maka dikatakan pewarisannya mengikuti pola
terpaut X-dominan.
Beberapa sifat yang diwariskan mengikuti pola terpaut-X dominan
adalah:
a. Incontinentia pigmenti, suatu kelainan metabolisme bawaan; pada
bayi perempuan mengakibatkan terbentuknya vesikel kekuningan
berisi nanah pada tungkai maupun lengan, akan berubah menjadi
kutil yang tampak seumur hidup (walaupun memudar), pada laki-
laki cukup jarang dijumpai karena biasanya berakibat fatal saat bayi.

185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

b. Congenital generalized hypertrichosis (CGH), suatu kelainan yang


ditandai tumbuhnya rambut di bagian muka dan atas tubuh secara
luas, umumnya pada wanita lebih tebal daripada pria.

Gambar 13. Pewarisan Terpaut-X Dominan


Sumber : http://ashlandscience.shoutwiki.com/wiki/Hypertrichosis

c. Sindrom Fragile-X merupakan kelainan yang ditandai dengan


ketidakmampuan intelektual dan emosional.

4. Pewarisan Terpaut-X resesif


Kebalikan dari pewarisan terpaut-X dominan, pada pewarisan terpaut-X
resesif ini sifat dikendalikan oleh suatu gen resesif yang terpaut
kromosom X. Misal alel yang membawa sifat tersebut adalah Xe , maka
individu: XEXE adalah wanita, tidak memiliki sifat tersebut. XEXe adalah
wanita, tidak memiliki sifat tersebut namun bersifat carrier (pembawa).
XeXe adalah wanita, memiliki sifat tersebut. XEY adalah pria, tidak
memiliki sifat tersebut. XeY adalah pria, memiliki sifat tersebut. Pola
dasar pewarisan sifat terpaut-X resesif adalah pewarisan bersilang, yaitu
seorang pria akan mewariskan sifat kepada anak perempuannya,
sedangkan seorang wanita akan mewariskan sifat kepada anak laki-
lakinya. Seperti halnya pada autosomal resesif, pada pewarisan terpaut-X
resesif dapat terjadi peloncatan generasi artinya individu dengan sifat
tertentu dapat memiliki orang tua yang tidak memiliki sifat itu.

186
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Gambar 14. Pewarisan Sifat Terpaut-X Resesif

Dari gambar di atas, kita lihat bahwa individu II-2 dan II-7 memiliki sifat,
yang berasal dari I-2, sehingga dapat disimpulkan bahwa I-2 merupakan
carrier. Perkawinan pria yang memiliki sifat (II-2 dan II-1, II-7 dan II-8)
menghasilkan keturunan laki-laki normal (III-4 dan III-10), sedangkan
perkawinan wanita carrier (II-4) dan laki-laki normal (II-5)
menghasilkan keturunan seperti perkawinan I-1 dan I-2. Dapat
dibuktikan bahwa individu dengan sifat tersebut (II-2,7, III-7, IV-2,6,7)
orangtuanya tidak memiliki sifat tersebut. Sebagai catatan, lambang
untuk individu carrier tidak digunakan dalam soal karena langsung
menunjukkan pola pewarisan sifat tersebut. Dari peta silsilah di atas
tidak terlihat seorangpun individu perempuan yang terkena. Mengapa
bisa demikian? Ingat bahwa individu perempuan yang memiliki sifat
tersebut hanya dapat terjadi bila seorang laki-laki dengan sifat tersebut
menikahi seorang perempuan pembawa sifat (carrier).

Sifat dan kelainan pada manusia yang diatur oleh gen resesif terpaut
kromosom X antara lain:

a. Butawarna

Kelainan buta warna ditentukan oleh gen resesif yang terpaut seks
(terpaut kromosom X). Penyakit buta warna dapat dibedakan
menjadi 2 macam.

187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1) Buta warna parsial (sebagian), yaitu seseorang tidak dapat


membedakan warna tertentu saja. Misalnya, buta warna merah
dan buta warna hijau.

2) Buta warna total, yaitu orang yang tidaka dapat membedakan


semua jenis warna. Alam ini hanya tampak seperti film hitam
putih saja.

Karena sifat buta warna terpaut kromosom X, kemungkinan genotip


orang yang norma dan buta warna dapat dipelajari pada diagram
berikut ini.

Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan


M2, alel yang mengakibatkan tidak terbentuknya warna diberi
simbol m1 dan m2, maka dapat digambarkan dalam diagram
persilangan sebagai berikut.

Gambar 15. Diagram Kemungkinan Penderita Buta warna

Berdasarkan gambar tersebut di atas, wanita terbagi atas tiga


genotip, yaitu XBXB, XBXb, dan XbXb serta 2 fenotip, yaitu normal
(XBXB, XBXb) dan buta warna (XbXb). Sedangkan pada laki-laki terbagi
atas dua genotip (XBY dan XbY) serta 2 fenotip (normal dan buta
warna).

b. Hemofilia adalah kelainan pada darah di mana darah yang keluar


dari pembuluh darah sukar membeku. Luka kecil pun dapat

188
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

menyebabkan penderita meninggal dunia karena terjadi pendarahan


yang terus-menerus. Penderita hemofilia tidak dapat memproduksi
faktor pembeku darah. Gen faktor pembeku darah pada kromosom X
nonhomolog. Gen yang bersifat dominan diberi simbol H (mampu
memproduksi faktor pembeku darah), sedangkan gen resesif diberi
simbol h (tidak mampu memproduksi faktor pembeku darah). Pada
wanita, gen tersebut mempunyai alel pasangannya, sedangkan pada
laki- laki tidak pasangannya. Oleh karena itu, pengaruh gen h pada
wanita dapat ditutup oleh pasangannya, yaitu gen H yang normal
(XHXh), sedangkan pada laki-laki tidak (XhY). Oleh karena itu,
penyakit hemofilia lebih banyak diderita oleh kaum laki-laki
daripada kaum wanita. Untuk lebih jelasnya genotip dan fenotip
pada wanita dan laki-laki dapat digambarkan pada tabel 1.3 berikut
ini.

Tabel 2. Genotip dan Fenotip Hemofilia pada Wanita dan Laki-laki

Berdasarkan tabel, wanita karier (berfenotip normal) yang memiliki


genotip XHXh dapat menghasilkan dua macam ovum, yaitu ovum XH
dan ovum Xh. Jika wanita ini menikah dengan laki- laki normal (XHY),
maka kemungkinan ada anak laki-laki menderita hemofilia dan anak
laki-laki normal. Contoh yang paling terkenal adalah riwayat
hemofilia pada keluarga kerajaan Inggris seperti pada peta sililah
pada gambar.

189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 16. Peta Silsilah Hemofilia dari keturunan Ratu Victoria


Sumber: www.biology-pages.info/Q/Queen_Victoria.html

5. Pewarisan Terpaut-Y

Pada manusia, kromosom Y hanya dimiliki oleh individu laki-laki,


sehingga pewarisan sifat ini hanya berlangsung dari seorang ayah
kepada anak laki-lakinya.

Gambar 17. Pewarisan Terpaut Kromosom Y

Oleh karena itu, peta silsilah pada pewarisan terpaut Y sangat mudah
diidentifikasi, yakni apabila sifat hanya dimiliki oleh laki-laki, dan

190
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

individu yang memiliki sifat tersebut mempunyai ayah yang juga


memiliki sifat tersebut.

Gambar 18. Diagram Silsilah Pewarisan Terpaut Kromosom Y

Beberapa sifat yang diatur oleh gen-gen pada kromosom Y antara lain
sebagai berikut:

a. Hipertrikosis merupakan kelainan tumbuhnya rambut pada


bagian tertentu di tepi daun telinga.

Gambar 19. Hipertrikosis


Sumber : https://biologimediacentre.com/hereditas-pada-manusia/

b. Tumbuhnya kulit di antara jari-jari kaki, sehingga mirip dengan


kaki katak atau itik.

191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Golongan Darah

Bernstein (Jerman) dan Furuhita (Jepang) telah mengemukakan


hipotesisnya, yaitu bahwa hanya sepasang gen pada setiap individu yang
bertanggung jawab atas golongan darah.
Penggolongan darah tersebut didasarkan atas adanya aglutinogen (antigen)
tertentu di dalam sel darah merah. Adanya antigen tersebut dalam sel darah
merah dikendalikan oleh gen tertentu pula.
Golongan darah manusia dapat digolongkan menurut beberapa sistem
seperti berikut ini.
1. Sistem A, B, 0
Menurut Landsteiner (1900), golongan darah manusia dapat dibedakan
menjadi 4 macam, yaitu A, B, AB, dan 0. Penggolongan darah sistem ABO
berdasarkan ada tidaknya antigen-antibodi di dalam seseorang. Antigen
(zat asing) yang dibentuk berupa aglutinogen (zat yang
digumpalkan), sedangkan antibodi (pelawan antigen) yang dibentuk
berupa aglutinin (zat yang menggumpalkan). Baik zat yang meng-
gumpalkan maupun yang digumpalkan merupakan suatu protein. Untuk
lebih jelasnya, silakan Anda pelajari tabel berikut ini.
Tabel 3. Penggolongan Darah Sistem ABO

Keterangan:
1. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan aglutinin β.
2. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan aglutinin α
3. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen AB dan tidak memiliki
aglutinin.
4. Golongan darah 0 tidak memiliki aglutinogen AB tetapi memiliki
aglutinin α β.

192
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Genotip golongan darah sistem AB0 dapat dipelajari pada diagram berikut
ini.

Gambar 20. Contoh-contoh Kasus Pernikahan Darah Sistem ABO dan Keturunannya
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Hereditas-
pada-Manusia-2016-2016/menu6.html

2. Sistem MN
Setelah ditemukan golongan darah A, B, AB, dan 0, Landsteiner dan Levin
menemukan golongan darah M, N, dan MN (1927). Dasar
penggolongannya adalah adanya antigen (suatu protein asing) di dalam
sel darah merah (eritrosit). Jika eritrosit seseorang mengandung antigen
M, maka darahnya bergolongan M. Jika eritrosit seseorang mengandung
antigen N, maka darahnya bergolongan N. Sedangkan jika eritrosit
seseorang mengandung antigen MN, maka darahnya bergolongan MN.
Golongan darah M, N, dan MN tidak menimbulkan penggumpalan pada
darah manusia, karena darah manusia tidak membentuk zat anti M dan
anti N. Penggumpalan akan terjadi apabila antigen tersebut (M, N, dan

193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

MN) disuntikkan ke tubuh kelinci. Menurut penelitian, keberadaan


antigen itu ditentukan oleh suatu gen yang memiliki dua alel. Dengan
demikian, golongan darah M memiliki genotip LMLM; golongan darah N
memiliki genotip LNLN; sedangkan golongan darah MN memiliki genotip
LMLN.
Bagaimanakah hubungannya dengan golongan darah AB0? Ternyata,
pada semua golongan darah ditemukan golongan darah golongan darah
MN. Jadi, golongan darah A ada kemungkinan memiliki golongan darah
M, N, atau MN. Demikian pula, golongan darah B dan 0. Misalnya, orang
bergolongan darah A, M mempunyai genotip IAIA, LMLM. Golongan
darah B, M memiliki genotip IBIB, LMLM. Golongan darah A, N memiliki
genotip IAIA, LNLN, dan seterusnya.
Untuk menentukan keturunan golongan darah, sering digunakan analisis
dengan sistem gabungan AB0 dan MN. Misalnya, ada seorang anak yang
mengaku sebagai anak dari suatu keluarga untuk mendapatkan warisan.
Anak tersebut bergolongan darah 0, M, sedangkan ayahnya bergolongan
darah A, N dan ibunya bergolongan darah B, M. Bagaimanan untuk
menunjukkan kebenarannya?

Jadi, bagaimana kesimpulan Anda?

Perlu diketahui bahwa penentuan golongan darah untuk mengetahui


keturunannya tidak dapat dijamin seratus persen kebenarannya. Jadi,
untuk memastikan kebenarannya diperlukan analisis DNA.
3. Sistem Rhesus (Rh)
Selain sistem AB0 dan MN, dikenal pula sistem rhesus yang ditemukan
oleh Landsteiner dan Weiner (1940). Disebut rhesus karena pertama kali
ditemukan dalam eritrosit kera rhesus (Macaca rhesus).

194
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Orang yang mempunyai antigen Rh di permukaan eritrositnya


digolongkan Rh+ (rhesus positif). Tubuh orang yang bergolongan darah
Rh+ tidak dapat membentuk antibodi yang melawan antigen Rh.
Sebaliknya, orang yang tidak memilki antigen Rh di permukaan
eritrositnya digolongkan Rh- (rhesus negatif). Tubuh orang yang
bergolongan darah Rh- dapat membentuk antibodi terhadap antigen Rh.
Misalkan seorang ibu memilki Rh- mengandung bayi bergolongan darah
Rh+. Meskipun darah ibu dan bayi tidak bercampur, karena terhalang
plasenta di dalam kandungan, tetap ada eritrosit bayi yang masuk ke
dalam tubuh ibunya. Oleh karena itu, tubuh ibu membentuk antibodi,
yaitu Rh+. Antibodi ini “melawan” darah bayi yang mengandung antigen
Rh. Biasanya, anak pertama lahir dengan selamat karena proses
“perlawanan” tidak begitu kuat.
Selanjutnya, jika ibu tersebut hamil lagi bayi kedua yang juga
bergolongan darah Rh+, antibodi yang telah terbentuk dalam darah ibu
akan masuk ke tubuh bayi. Antibodi tersebut melawan antigen Rh pada
eritrosit bayi. Eritrosit bayi akan menggumpal (terjadi aglutinasi). Bayi
tersebut akan menderita gangguan darah yang disebut eritroblastosis
fetalis, yaitu penyakit anemia karena eritositnya berkurang. Akibatnya,
pertukaran gas pada bayi terganggu sehingga dapat terjadi kematian.
Perlu diketahui bahwa gangguan darah tersebut hanya terjadi jika ibu
bergenotip Rh- dan bayi (fetus) yang dikandungnya bergenotif Rh+. Jika
ibu bergenotip Rh+ dan fetus bergenotip Rh-, maka tidak akan terjadi
gangguan darah, baik pada bayi maupun ibu. Darah ibu tidak terganggu
karena pada fetus Rh- tidak terbentuk antibodi untuk antigen Rh+.
Faktor rhesus diatur oleh satu gen yang terdiri atas dua alel, yaitu Rh
yang dominan dan rh yang resesif. Genotip orang yang bergolongan
darah Rh+ adalah RhRh, sedangkan genotip orang yang bergolongan
darah Rh- adalah rhrh.

195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

PENGEMBANGAN PENILAIAN

Bagian ini memuat contoh soal-soal topik hereditas pada manusia yang
muncul di UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta
didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar
dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik
ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara
dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.

A. Pembahasan Soal-soal

Topik hereditas pada manusia merupakan topik yang muncul pada soal UN di
tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN, topik ini termasuk
yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup nasional. Berikut
ini pembahasan soal-soalnya.
Soal UN Tahun 2015/2016
1. Seorang pria dengan keterbelakangan mental karena menderita FKU
(Fenilketonuria) menikah dengan seorang wanita normal homozigot.
Kemungkinan anak yang lahir dari pasangan tersebut adalah …
a. Semuanya normal
b. Semuanya FKU
c. 50% normal dan 50% FKU
d. Semua anak laki-laki FKU
e. Semua anak wanita FKU
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :

196
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

Kemungkinan anak yang lahir dari pasangan tersebut adalah semua


anaknya normal

Soal UN Tahun 2016/2017


1. Perhatikan peta silsilah golongan darah berikut!

Individu X memiliki golongan darah …


A. A heterozigot
B. B heterozigot
C. AB
D. B homozigot
E. O
Kunci Jawaban : B
Pembahasan :
Individu X mempunyai golongan darah B heterozigot. Hal ini karena jika
X menikah dengan individu bergolongan darah A heterozigot, maka akan
ada 2 kemungkinan :
1) Jika x bergolongan darah B homozigot, maka kemungkinan golongan
darah anak-anaknya adalah B dan AB.
2) Jika x bergolongan darah B heterozigot, maka kemungkinan golongan
darah anak-anakmya adalah A, B, AB, dan O.
Berdasarkan peta silsilah tersebut, maka golongan darah x yang paling
tepat adalah B heterozigot.
2. Perhatikan peta silsilah berikut!

197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Perkawinan antara ibu carier buta warna menikah dengan ayah normal. Jika
salah seorang anak laki-laki menikah dengan perempuan carier, genotif yang
berlabel 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah …
A. XY, XcbY, XXcb
B. XcbY, XY, XX
C. XY, XcbY, XX
D. XY, XcbY, XcbXcb
E. XY, XY, XcbXcb
Kunci Jawaban : A atau C
Pembahasan :

Jika anak lelaki menikah dengan perempuan carier, maka ada 2 kemungkinan
yaitu :
 Laki-laki dengan genotif XcbY (buta warna)
XcbY x XXcb
Maka akan menghasilkan keturunan dengan genotif XXcb, XcbXcb, XY, XcbY
 Laki-laki dengan genotif XY
XY x XXcb
Maka akan menghasilkan keturunan dengan genotif XX, XcbX, XY, XcbY

Genotif yang berlabel 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah XY, XY/XcbY,


XX/XcbX

3. Perhatikan bagan peta silsilah berikut!

Kemungkinan genotip x dan y adalah …

198
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

A. Aa dan Aa
B. Aa dan aa
C. AA dan aa
D. AA dan Aa
E. AA dan AA
Kunci Jawaban : B atau C
Pembahasan :
Albino termasuk kelainan autosomal resesif, tidak terkait kromosom sex.
AA x aa AA x aa

Semua genotif Aa Semua genotif Aa


Jika Aa x Aa, maka kemungkinan anaknya adalah AA, Aa, aa. Maka untuk
genotif x dan y adalah AA dan aa, atau Aa dan aa.

Soal UN Tahun 2017/2018

1. Perhatikan bagan peta keluarga berikut!

Berdasarkan bagan tersebut, genotip individu (1) dan (2) adalah …


A. XX dan XbwY
B. XX dan XY
C. XXbw dan XbwY
D. XXbw dan XY
E. XbwXbw dan XbwY
Kunci Jawaban : B
Pembahasan :

199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ibu dari anak no. 1 bergenotif XbwX (carier) karena ada anak laki-lakinya
menderita buta warna. Genotif no. 1 adalah XX karena, ketika ia menikah
dengan seorang laki-laki normal, menghasilkan keturunan yang normal
semua. Sehingga genotif 1 dan 2 adalah XX dan XY.
2. Perhatikan peta silsilah keluarga berikut!

Berdasarkan bagan tersebut, kemungkinan genotip keturunan (1) dan


(2) adalah ..
A. XXbw dan XX
B. XXbw dan XbwXbw
C. XX dan XX
D. XX dan XXbw
E. XX dan XbwXbw
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
Wanita no.1 menikah dengan laki-laki normal (XY), menghasilkan
keturunan laki-laki buta warna (XbwY). Artinya, no 1 mempunyao genotif
XXbw (carier) karena ada salah satu anak laki-lakinya buta warna.
Sehingga genotip (1) dan (2) adalah XXbw dan XX atau XXbw dan XXbw.

200
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

B. Pengembangan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.

201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS

Kompetensi yang Lingkup Level Bentuk


NO Materi Indikator Soal No
Diuji Materi Kognitif Soal
1 Menganalisis pola- Genetika Hereditas Disajikan dengan peta silsilah
pola hereditas pada pada Manusia hemofilia, peserta didik dapat
1 C4 PG
manusia menganalisis kemungkinan
peluang pada keturunannya
Disajikan dengan kasus golongan
darah dan hemofilia, peserta
didik dapat menganalisis 2 C4 PG
kemungkina peluang pada
keturunannya

202
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman

Menganalisis pola- Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


pola hereditas pada Soal
manusia
Perhatikan peta silsilah berikut!
LINGKUP 1
MATERI
Genetika

MATERI

Hereditas pada
manusia
INDIKATOR
SOAL
Disajikan dengan Kunci
peta silsilah Jawaban Seorang laki-laki hemofilia menikah dengan
hemofilia, perempuan normal dan memiliki 4 orang anak.
peserta didik B
dapat Apabila anak F menikah dengan seorang laki-laki
menganalisis hemofilia, kemungkinan keturunannya adalah. ..
kemungkinan
peluang pada
A. 50% anak membawa sifat hemofilia (carier)
keturunannya

B. 50% anak menderita hemofilia

C. 75% anak laki-laki akan menderita hemofilia

D. Semua anak laki-laki normal

E. Semua anak perempuan normal

203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019
Jenis Sekolah : SMA Kurikulum : 2013
Kelas : XII Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata Pelajaran : BIOLOGI Nama Penyusun :
Buku
KOMPETENSI Sumber : Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Pemahaman

Menganalisis pola- Nomor RUMUSAN BUTIR SOAL


pola hereditas Soal
pada manusia
Jika seorang ibu hamil bergolongan darah AB dan
LINGKUP 2 pembawa sifat hemofilia, menikah dengan seorang
MATERI
laki-laki bergolongan darah A heterozigot normal.
Genetika
Berapa persen kemungkinan lahir anak laki-laki
MATERI
bergolongan darah B dan menderita hemofilia?
Hereditas pada
manusia A. 3,125%
INDIKATOR
SOAL
Disajikan dengan Kunci B. 6,25%
kasus golongan Jawaban
darah dan C. 12,50%
hemofilia, peserta B
didik dapat
menganalisis D. 50,00%
kemungkina
peluang pada
E. 75,00%
keturunannya

204
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

C. Refleksi Pembelajaran

Pada bagian ini Saudara akan melaksanakan refleksi proses pembelajaran


materi ekosistem. Refleksi pembelajaran dilakukan dengan melihat
kesesuaian antara indikator pencapaian kompetensi, proses pembelajaran,
peserta didik, penilaian, dan ketercapaian KD.

1. Apakah kegiatan membuka pelajaran yang dirancang dapat


mengarahkan dan mempersiapkan peserta didik mengikuti pelajaran
dengan baik ?
2. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap materi/bahan ajar yang
disajikan? Apakah sesuai dengan yang diharapkan? (Apakah materi
terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah sesuai dengan kemampuan
awal peserta didik?)
3. Bagaimana respons Saudara terhadap media pembelajaran yang
digunakan? (Apakah media sesuai dan mempermudah peserta didik
menguasai kompetensi/materi yang diajarkan?)
4. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap aktivitas pembelajaran yang
telah dirancang ? Apakah aktivitas pembelajaran tersebut dapat melatih
siswa berpikir tingkat tinggi (HOTs)?
5. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pendekatan, model
pembelajaran, metode, dan teknik pembelajaran yang digunakan ?
6. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap teknik pengelolaan kelas yang
akan dilakukan (perlakuan guru terhadap peserta didik dalam
mengatasi masalah dan memotivasi peserta didik)?
7. Apakah Saudara dapat menangkap penjelasan/instruksi yang diberikan
pada bagian aktivitas pembelajaran?
8. Bagaimanakah tanggapan Saudara terhadap latihan atau penilaian yang
dikembangkan?
9. Apakah Saudara telah mencapai penguasaaan kemampuan
pembelajaran yang telah dikembangkan ?

205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

10. Apakah kegiatan menutup pelajaran yang dikembangkan dapat


meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran?
11. Apakah Aktivitas pembelajaran yang dirancang dapat mencapai
kompetensi dasar (KD) pada materi terpilih sebagaimana mestinya?
(Jika tidak seluruhnya, apakah Saudara akan melakukan penyesuaian
aktivitas pembelajaran dalam rencana pembelajaran?)
12. Apa kelemahan yang akan Saudara temukan dalam melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang telah dirancang?
13. Apa kekuatan atau hal-hal baik yang Saudara capai setelah mempelajari
aktivitas pembelajaran?

206
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

KESIMPULAN

Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.7 Menganalisis pola-pola


hereditas pada manusia dan 4.7 Menyajikan data hasil studi kasus tentang
pola-pola hereditas pada manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan sudah mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini menuntut
Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada peserta didik.
Karena itu Saudara perlu mengembangkan indikator yang mampu
mengembangkan keterampilan tingkat tinggi (C4). Adapun KD keterampilan
menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal ini berarti
Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk mengembangkan
kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa laporan hasil hereditas
pada manusia.
Penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi oleh peserta didik
memerlukan proses pembelajaran yang relevan. Oleh karena itu, aktivitas
pembelajaran pada subtopik hereditas pada manusia menggunakan
pembelajaran saintifik, dengan metode praktik dan diskusi melalui empat
kali pertemuan. Seperti telah diketahui, pembelajaran saintifik merupakan
model yang dapat membekalkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Ketika implementasi, pembelajaran juga dipandu dengan
menggunakan LKPD yang dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep
sesuai tingkat kognitifnya dan penguasaan keterampilan yang
mengedepankan konstruktivisme. Artinya, peserta didik memperoleh konsep
dengan merumuskannya terlebih dahulu.
Adapun konten yang dikembangkan pada subtopik pola hereditas terdiri
atas: 1) Prinsip hereditas pada manusia; 2) Peta silsilah; 3) Penentuan jenis
kelamin; 4) Pola hereditas pada manusia dan 5) Golongan Darah. Subtopik ini
merupakan konten yang kaya akan pengetahuan kontekstual bagi peserta
didik. Artinya, Saudara dapat mendorong serta memfasilitasi peserta didik

207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

untuk menemukan fenomena di kehidupan sehari-hari yang berkaitan


subtopik ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini menyajikan aplikasi
peta silsilah dalam kehidupan sehari-hari sehingga peserta didik dapat
memahami prinsip dan juga manfaat dari peta silsilah keluarga.
Berkaitan dengan penilaian, subtopik ini muncul dalam instrumen tes UN
selama tiga tahun terakhir. Jenis pertanyaan yang diajukan masih didominasi
pada taraf level kogintif L3 penalaran (dari C4 – C5). Oleh karena itu, Saudara
perlu meyakinkan bahwa peserta didik memahami subtopik ini dengan baik
agar siap mengahadapi UN. Lebih dari itu, Saudara perlu mengembangkan
soal-soal pengetahuan subtopik ini pada tingkat level berpikir yang sama
lebih banyak. Artinya, Saudara dituntut dapat memfasilitasi peserta didik
agar dapat memecahkan soal-soal yang mengedapankan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu, Saudara perlu terus menyusun bank
soal yang relevan dengan indikator yang telah dikembangkan.

208
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia

UMPAN BALIK

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.
Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang telah
1.
dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
8
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
9
baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
10
tepat.
Jumlah

Jumlah Total

209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Keterangan Pedoman Penskoran


1=tidak menguasai
2 = cukup menguasai Skor = Jumlah Total X 100
3 = menguasai 40
4 = Sangat Menguasai

Keterangan Umpan Balik


Skor Umpan Balik
: Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
< 70 penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
: Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
70-79
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
80-89
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
: Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
> 90
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

210
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

PENUTUP

Besar harapan kami, Unit-unit pembelajaran yang telah dikembangkan ini


dapat menjadi acuan Saudara dalam mengembangkan desain pembelajaran
dan penilaian yang berorientasi Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang
terintegrasi dengan 5 (lima) unsur utama Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dan literasi dalam rangka mencapai kecakapan Abad ke-21.
Selanjutnya, saudara dapat menerapkan desain yang telah disusun dalam
pembelajaran kepada peserta didik di kelas masing-masing.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara perlu memahami unit-unit


ini dengan baik. Oleh karena itu, unit-unit perlu dipelajari dan dikaji lebih
lanjut oleh Saudara bersama guru-guru IPA lainnya dalam Program
Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) di MGMP di Zona masing-
masing. Saudara bersama guru-guru lainnya perlu mengkaji dengan baik
semua komponen unit pembelajaran yang disajikan sehingga dapat
memudahkan Saudara mengimplementasikannya di kelas. Selain itu, saudara
dapat mengantisipasi kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi.

Unit-unit pembelajaran dikembangkan agar memudahkan Saudara dalam


menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini karena aktivitas
pembelajaran yang disajikan merupakan acuan umum langkah pembelajaran
untuk mencapai masing-masing KD. Saudara perlu memerinci aktivitas
pembelajaran menjadi skenario di dalam RPP agar lebih mudah
diimplementasikan. Selain itu, Saudara masih perlu mengembangkan soal-
soal tes dan instumen penilaian lainnya yang berorientasi HOTS dengan
mengacu pada contoh yang disajikan.

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum sesuai LKPD, Saudara dapat


memenuhi kebutuhan alat dan bahan yang digunakan dengan bahan-bahan
yang terdapat di lingkungan masing-masing (kontekstual). Begitu pula dalam

213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

mengalokasikan waktu pembelajaran, saudara dapat menyesuaikannya.


Selain itu, Saudara dapat mengadaptasi langkah-langkah pembelajaran yang
disajikan di unit pembelajaran untuk mengembangkan RPP topik-topik
lainnya.

Selama mengimplementasikan unit-unit ini, Saudara perlu terus


merefleksikan dan mengevaluasi keefektifan, keberhasilan serta
permasalahannya. Permasalahan-permasalahan yang ditemukan dapat
langsung didiskusikan bersama guru lainnya, instruktur, kepala sekolah, atau
pengawas agar dapat dengan segera menemukan solusinya. Setiap
keberhasilan, permasalahan, dan solusi yang ditemukan selama
pembelajaran perlu Saudara tuliskan dalam bentuk karya tulis best practice
atau lainnya. Pada akhirnya, Saudara dapat melaksanakan pembelajaran
dengan baik, peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal, sekaligus
Saudara dapat menghasilkan karya tulis yang berguna bagi pengembangan
keprofesian.

Dalam rangka perbaikan dan pengembangan unit-unit lainnya, Kami


mengaharapkan saran, masukan, dan usulan penyempurnaan yang dapat
disampaikan kepada tim penulis melalui surat elektronik (e-mail).

214
Paket Unit Pembelajaran
Genetika

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, S., Maulani, A.H., Suhaeny, A., Sulaeman, A. A., & Syarief, M. (2018).
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Biologi SMA Kelompok
Kompetensi E. Jakarta. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2018). Surat Keputusan BSNP Npmpr


0296/SKEP/BSNP/XI/2018 tentang Kisi-Kisi Ujian Naional untuk Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta. Badan Standar Nasional
Pendidikan

Belk, C. & Borden, V.. (2003). Biology for Science. New York: Prentice Hall.

Biggs, Alton., etc. 2008. Biology. New York: Mc Graw Hill Companies

Campbell, N. A., & Reece, J. B. 2011. Biology. San Francisco, California:


Benjamin Cummings.

Kee, L.H. (2002). The Living Science. Singapore: Pearson Education Asia Pte.
Ltd.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Permendikbud Nomor 37


tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Maulani, A.H., Puspitaningsih, Y., Suhaeny, A., Suhada, B., Sulaeman, A. A., &
Syarief, M. (2018). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Biologi SMA Kelompok Kompetensi F. Jakarta. Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Puspitaningsih, Y., Suhaeny, A., Suhada, B., Sulaeman, A. A., Susilawati, E., &
Syarief, M. (2018). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Biologi SMA Kelompok Kompetensi G. Jakarta. Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Reece, J. B., Urry, L.A., Cain, M. L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., & Jackson,
R. B. (2017). Campbell Biology 11th Edition. Lake Ave. Poerson
Education, Inc.

Ridley, M. 2005. Genom: Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.

Suhardi, D. (2007). Genetika. Bandung : PPPG IPA.

Sylvia S Mader. 2010. Biology 10th edition. New York : The McGraw-Hill
Companies

Sumber Artikel dan Gambar

https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Here
ditas-pada-Manusia, tanggal akses 24 Mei 2019
https://biologiklaten.wordpress.com/bab-24-hereditas-pada-manusia-xii/,
tanggal akses 24 Mei 2019
http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-hereditas-pada-
manusia.html, tanggal akses 24 Mei 2019
https://biologimediacentre.com/hereditas-pada-manusia/, tanggal akses 24
Mei 2019
https://docplayer.info/29701560-Lembar-kerja-siswa-hereditas-pada-
manusia.html, tanggal akses 24 Mei 2019
https://www.kompasiana.com/satriowd/585297d3727e610a5b183ab3/pa
di-hibrida-teknologi-cerdas-petani-sejahtera, tanggal akses 25 Mei 2019.
http://theseedsite.co.uk/profile454.html, tanggal akses 21 Juni 2019

216
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

218

Anda mungkin juga menyukai