GENETIKA
Penulis:
Any Suhaeny, M.Si
Savina Melia, M.Si
Penyunting:
Arief Husein Maulani, M.Si
Apon Purnamasari, M.Pd
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
Sasaran Program PKB melalui PKP berbasis zonasi ini adalah seluruh guru di
wilayah NKRI yang tergabung dalam komunitas guru sesuai bidang tugas
yang diampu di wilayahnya masing-masing. Komunitas guru dimaksud
meliputi kelompok kerja guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), dan Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK).
iii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Untuk itu, kami ucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerja cerdas para
penulis dan semua pihak terkait yang dapat mewujudkan Paket Unit
Pembelajaran ini. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai upaya yang kita
lakukan.
iv
Paket Unit Pembelajaran
Genetika
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan YME, karena atas izin
dan karunia-Nya Paket Unit Pembelajaran Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi ini dapat diselesaikan. Paket Unit
Pembelajaran ini disusun berdasarkan analisis Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian serta analisis Ujian
Nasional (UN).
Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta didik masih lemah dalam
keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills) seperti
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Hasil tersebut ternyata selaras
dengan capaian PISA (Programme for International Student Assessment)
maupun TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study). Oleh
karena itu, perserta didik harus dibiasakan dengan pembelajaran dan soal-
soal yang berorientasi kepada keterampilan berpikir tingkat tinggi agar
meningkat kemampuan berpikir kritisnya.
v
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
vi
Paket Unit Pembelajaran
Genetika
DAFTAR ISI
Hal
vii
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
viii
Paket Unit Pembelajaran
Genetika
Paket unit enam disusun sebagai kumpulan sumber bahan ajar alternatif bagi
guru yang tersusun atas Unit Substansi Genetik, Unit Pewarisan Sifat, dan
Unit Hereditas pada Manusia. Melalui paket unit tersebut diharapkan guru
mendapatkan tambahan pengetahuan untuk mengajarkan materi tersebut ke
peserta didiknya sesuai capaian kompetensi dasar (KD), terutama dalam
memfasilitasi kemampuan bernalar peserta didik. Selain itu, unit-unit ini juga
dikemas aplikatif sehingga guru dan peserta didik dapat menerapkan dasar-
dasar pengetahuan genetika dalam kehidupan sehari-hari.
Paket unit genetika terdiri dari tiga unit pembelajaran. Masing-masing unit
memuat sepuluh komponen yaitu kompetensi dasar, perumusan indikator
pencapaian kompetensi, aplikasi di dunia nyata, soal-soal tes UN/USBN,
aktivitas pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), bahan bacaan,
pengembangan penilaian, kesimpulan dan umpan balik. Komponen-
komponen di dalam setiap unit tersebut disesuaikan dengan topik genetika
masing-masing dengan tujuan agar dapat dilihat kesesuaian dengan strategi
pembelajaran yang digunakan.
1
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
LKPD pada setiap unit dikembangkan agar guru dapat memfasilitasi peserta
didik untuk melatihkan kemampuan bernalar dan berketerampilan proses
sain dengan mendayagunakan media yang sudah menjadi standar
kelengkapan sekolah. LKPD tersebut disajikan melalui serangkaian aktivitas
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran yang di rekomendasikan dalam Kurikulum 2013.
2
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Substansi Genetik
Penulis:
Savina Melia, M.Si.
Penyunting:
Any Suhaeny, M.Si.
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR GAMBAR
Hal
6
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
DAFTAR TABEL
Hal
7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
8
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
PENDAHULUAN
Sub unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik substansi genetik. Melalui pembahasan materi yang
terdapat pada subunit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk
mengajarkan materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan
indikator yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan
bernalar peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri
sehingga mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Topik substansi genetik yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas
subtopik struktur dan fungsi kromosom, gen, dan DNA, perbandingan DNA
dan RNA, sintesis protein, kode genetik, dan analisis keterkaitan materi
genetik dalam penurunan sifat pada makhluk hidup. Selain itu, unit ini
dilengkapi dengan dua buah LKPD, yaitu 1) Mengkaji topik substansi genetik;
9
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
10
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
12
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
13
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
14
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
A. Tes DNA
Tes DNA atau tes genetika adalah prosedur yang digunakan untuk
mengetahui informasi genetika seseorang. Dengan tes DNA, seseorang bisa
mengetahui garis keturunan dan juga risiko penyakit tertentu.
15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Oleh karena itu, jika ingin mengetahui informasi genetik dalam tubuh Anda,
maka Anda bisa melakukan tes DNA. Setidaknya, tes DNA dapat memprediksi
risiko kanker atau penyakit tertentu, baik pada diri Anda maupun pada anak
Anda nantinya, serta mampu menurunkan risiko terkena kanker atau
penyakit tersebut.
Ada beragam jenis penyakit genetika yang dapat dideteksi melalui tes DNA.
Berikut adalah beberapa contohnya, di antaranya:
Defisiensi alfa 1-antitrypsin (A1AT)
Talasemia
Penyakit Crohn
Fibrosis kistik
Kanker payudara, ovarium, dan prostat
Intoleransi laktosa
Anemia sel sabit
Sindrom Down
16
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Untuk janin dalam kandungan, tes DNA dilakukan dengan mengambil cairan
amnion atau air ketuban melalui prosedur amniosentesis, atau
dengan chorionic villus sampling yang mengambil sampel jaringan plasenta.
B. Bank DNA
17
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
SOAL-SOAL UN/USBN
No. Soal
1 Basa Nitrogen menyusun DNA dan RNA. Peran dari DNA adalah ….
A. Menyampaikan informasi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya
B. Mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein
C. Mengangkut polipeptida ke luar dari membran sel
D. Sebagai pelaksana dalam sintesis protein
E. Merangkai polipeptida di dalam inti sel
Identifikasi
18
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
No. Soal
2 Di bawah ini adalah tahap-tahap sintesis protein:
(1) DNA membentuk RNA duta di dalam inti sel
(2) Asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma
(3) RNA duta keluar dari inti sel
(4) Terbentuk polipeptida
(5) Asam-asam amino terangkai di dalam ribosom.
Urutan tahapan sintesis protein adalah ….
A. 1–2–3–4–5
B. 1–3–2–4–5
C. 1–3–2–5–4
D. 2–3–1–4–5
E. 2–4–5–1–3
Identifikasi
19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Soal
1 Berikut ini adalah gambar struktur DNA.
20
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
No. Soal
2 RNA ada 3 macam, yaitu r-RNA, m-RNA, dan t-RNA. Ketiganya
mempunyai komponen penyusun yang sama, tetapi fungsinya
berbeda. Fungsi m-RNA adalah ….
A. Melakukan translasi dengan membawa pesan dari DNA
B. Membantu DNA membentuk DNA baru di dalam inti sel
C. Membawa pesan dari DNA dan disampaikan ke ribosom
D. Menerjemahkan maksud r-RNA untuk dibuatkan rangkaian
polinukleotida
E. Menggabung-gabungkan asam amino dari t-RNA untuk dirangkai
menjadi protein
Identifikasi
21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Soal
1 Perhatikan gambar DNA berikut ini!
22
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
No. Soal
2 DNA dalam inti mempunyai kemampuan bereplikasi dan
menghasilkan DNA baru yang berfungsi untuk ….
A. Melakukan translasi, dengan membentuk m-RNA
B. Melakukan transkripsi dengan membentuk r-RNA
C. Menyusun rangkaian asam amino yang diperlukan
D. Melakukan transkripsi dengan membentuk m-RNA
E. Membentuk DNA baru yang sangat persis dengan dirinya
Identifikasi
23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
24
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Stimulation 1. Guru membuka pelajaran dengan 20’
(Pemberian menginformasikan hal-hal yang akan dipelajari
Rangsangan) dan kinerja siswa yang diharapkan.
2. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa.
3. Guru menayangkan video atau slide yang
menunjukkan ciri-ciri penampakan fisik yang
diwariskan orang tua kepada anak atau
keturunannya.
4. Guru mengajukan pertanyaan yang bersifat
inkuiri kepada siswa misalnya sebagai berikut:
a. Pernahkah ada orang yang mengatakan
bahwa mata Anda mirip dengan ayah atau
ibu?
b. Pernahkan Anda memperhatikan
penampakan beberapa anggota keluarga
Anda seperti misalnya warna kulit, tipe
rambut, bentuk alis, tinggi badan, dan lain-
lainnya yang mencirikan penampakan fisik?
c. Adakah persamaan atau perbedaannya?
d. Secara harfiah, orang tua tidak memberikan
secara langsung warna mata, kulit, bahkan
bentuk alisnya. Jadi apa sebenarnya yang
diwariskan orang tua kepada anak atau
keturunannya?
Problem 1. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, 25’
Statement setiap kelompok diberi tugas untuk mencari
(Identifikasi informasi dan membuat peta pemikiran tentang
masalah) konsep-konsep berikut ini :
1) Kromosom, Gen, dan DNA
2) DNA dan RNA
25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
3) Replikasi DNA
4) Sintesis protein
5) Kode genetik
2. Guru memberi kesempatan kepada setiap
kelompok untuk mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah-masalah yang relevan dengan
bahan pelajaran (konsep), kemudian salah
satunya dipilih dan disusun dalam bentuk
praduga (konjektur). Penyusunan praduga
tersebut dihubungkan dengan materi
percobaan yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya.
Data Collection 1. Setiap kelompok siswa melakukan eksplorasi 45’
(Pengumpulan dari berbagai sumber untuk menemukan data-
data) data yang mereka perlukan sesuai dengan tugas
kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini
berlangsung sampai pembelajaran pertama
selesai.
26
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Data Collection 1. Guru mengundang siswa per kelompok 30’
(Pengumpulan untuk melakukan kegiatan dan percobaan
data) dengan menggunakan LKS yang telah
disiapkan.
27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran (Berpusat pada siswa)
Pembelajaran Waktu
Verification Kegiatan presentasi kelompok dilakukan pada 65’
(Pembuktian) pembelajaran ketiga. Setiap kelompok diminta
untuk mempresentasikan tugas kelompoknya
berupa konsep-konsep yang mereka temukan.
Untuk mengaktifkan seluruh siswa, guru dapat
mendesain kegiatan ini dengan cara misalnya
sebagai berikut. Ketika presentasi kelompok
setiap anggota kelompok harus maju ke depan
untuk bersama-sama
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya.
Dalam presentasinya setiap anggota kelompok
punya peran tertentu, ada yang berperan
sebagai penyaji, moderator, notulen dan
anggota kelompok. Setiap kelompok punya
waktu kurang lebih sepuluh menit untuk
presentasi hasil.
28
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Tujuan:
Cara Kerja:
Bahan Diskusi
29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tujuan:
1. Alat
a. Beaker glass
b. Pengaduk kaca (spatula)
c. Corong plastik
d. Blender
e. Gelas ukur
f. Tabung reaksi
g. Rak tabung reaksi
h. Reaksi pipet tetes
i. Sendok plastik kecil
j. Gelas air minum plastik bekas
2. Bahan
a. Buah semangka
b. Buah pisang
c. Buah pir
d. Buah papaya
e. Alkohol absolut 95%
f. Detergen (Attack, Sunlight, Krim Ekonomi)
g. Garam dapur (NaCl)
30
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
h. Kertas saring
Cara Kerja:
Bahan Diskusi:
1. Jelaskan tahapan-tahapan dalam proses isolasi DNA!
2. Jelaskan fungsi detergen, garam, dan alkohol dingin dalam proses
isolasi DNA!
3. Deskripsikan struktur DNA secara singkat!
4. Apakah gumpalan putih yang terpisah di bagian atas mengandung
DNA murni? Jelaskan!
5. Tuliskan kesimpulan dari percobaan yang telah Anda lakukan!
31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Bahan Bacaan
Pernahkah ada orang yang mengatakan bahwa mata Anda mirip dengan ayah
atau ibu? Atau pernahkan Anda memperhatikan penampakan beberapa
anggota keluarga Anda seperti misalnya warna kulit, tipe rambut, bentuk alis,
tinggi badan, dan lain-lainnya yang mencirikan penampakan fisik? Adakah
persamaan atau perbedaannya? Secara harfiah, orang tua tidak memberikan
secara langsung warna mata, kulit, bahkan bentuk alisnya. Jadi apa
sebenarnya yang diwariskan orang tua kepada anak atau keturunannya?
Pada zaman dahulu, banyak orang percaya bahwa hanya lingkungan di luar
tubuhlah yang membantu membentuk ciri-ciri calon bayi. Banyak yang
mengira bahwa ciri-ciri keturunan adalah hasil dari pencampuran sederhana
cairan yang berasal dari ibu dan ayah. Ada juga yang berpendapat bahwa
beberapa makhluk hidup berasal dari benda atau makhluk mati seperti
belatung berasal dari daging yang membusuk atau katak yang berasal dari
lumpur.
Pada awal abad ke-19, para ilmuwan menyatakan bahwa anak mewarisi ciri-
ciri dari faktor-faktor yang dibawa di dalam sel dari ayah (sperma) dan ibu
(telur). Pada tahun 1860-an, Gregor Mendel menemukan beberapa hukum
dasar genetika melalui serangkaian percobaan persilangan. Setiap individu
mempunyai sifat yang beragam. Sifat ini diturunkan dari induk ke
keturunannya melalui perkawinan/persilangan/pembastaran. Sifat ini
dibentuk oleh faktor pembawa sifat keturunan yang disebut gen. Gen terletak
dalam inti sel. Untuk sel yang tidak berinti, gen terletak pada nukeloid, yaitu
daerah nukleus yang mengandung materi genetik. Gen baru diketemukan
oleh Crick dan Watson pada tahun 1953. Modul pewarisan ini membahas
tentang Gen, DNA dan kromosom dan keterkaitan materi genetik dalam
proses penurunan sifat pada makhluk hidup.
32
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang tersusun dari DNA dan
molekul lain di mana informasi genetik tersimpan sel. Kromosom terdiri atas
dua bagian, yaitu sentromer yang merupakan pusat kromosom berbentuk
bulat dan lengan kromosom (arm) yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Sifat-sifat kromosom adalah: (a). Hanya
terlihat pada waktu sel membelah. (b). Mempunyai ukuran panjang antara
0,2 – 40 m (mikron). (c). Kromosom pada sel prokariotik hanya memiliki satu
kromosom dan tidak terletak di dalam inti sel. (d). Kromosom sel eukariotik,
jumlahnya bervariasi menurut jenis organisme dan terdapat di dalam
nukleus. (e). Umumnya memiliki susunan kimia yang terdiri dari protein,
DNA, dan RNA. (f). Protein terdiri dari histon dan nonhiston. (g). Memiliki
beberapa enzim yang terlibat dalam sintesis DNA dan RNA.
Gen merupakan unit hereditas suatu organisme hidup, dan tersimpan dalam
kedudukan tertentu pada kromosom. Gen ini berupa kode dalam material
33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
genetik organisme, yang kita kenal sebagai molekul DNA, atau RNA pada
beberapa virus. Ekspresi gen dipengaruhi oleh lingkungan internal atau
eksternal seperti perkembangan fisik atau perilaku dari organisme itu. Gen
berupa daerah urutan basa nukleotida baik yang mengkode suatu informasi
genetik (ekson) dan juga daerah yang tidak mengkode informasi genetik
(intron). Hal ini penting untuk pembentukan suatu protein yang fungsinya
diperlukan di tingkat sel, jaringan, organ atau organisme secara keseluruhan.
Gen yang dominan (diberi simbol dengan huruf kapital) selalu muncul
sebagai sifat yang nampak. Gen yang resesif (diberi simbol dengan huruf
kecil) hanya bisa muncul sebagai sifat yang nampak bila berpasangan dengan
gen yang resesif lagi. Jadi, genotip AA atau Aa akan muncul sebagai fenotip A.
Sedangkan gen a hanya akan muncul sebagai fenotip a bila genotipnya aa.
Organisme yang mempunyai dua gen yang sama pada satu lokus (AA atau aa)
disebut homozigot, sedangkan yang mempunyai pasangan gen alternatif (Aa)
disebut heterozigot. Gen alternatif (A atau a) disebut alel.
Sebuah alel adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk-bentuk alternatif
sebuah gen yang dapat berada pada satu lokus. Sebuah alel adalah salah satu
bentuk varian gen pada lokus tertentu, atau lokasi, pada suatu kromosom.
Alel berbeda menghasilkan variasi dalam pewarisan sifat seperti warna
rambut, warna mata atau golongan darah. Seperti terlihat pada gambar 4
yang menggambarkan adanya varian gen untuk warna mata pada Drosophila
sp.
34
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Pasangan
Diagram
kromosom
Genotip aa Bb
Homozigot Heterozigot
Fenotip a B
DNA adalah suatu polimer yang dibangun dari empat jenis monomer yang
berbeda yang dinamakan dengan nukleotida. Informasi yang dimiliki gen
diwariskan dalam bentuk urutan nukelotida spesifik masing-masing gen.
35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Gambar 5. Nukleotida
Sumber: Campbell, et al. 2009
36
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
replikasi. (b) sebagai cetakan (template) untuk kode asam amino pada
DNA/kodon. (c) Sebagai pengatur seluruh metabolisme sel.
Replikasi DNA
Replikasi DNA adalah suatu tahapan penggandaan DNA yang terjadi pada
saat sebelum pembelahan sel (interfase tahap sintesis DNA). Replikasi
dilakukan dalam upaya membentuk DNA yang sama pada sel hasil
pembelahannya. Dalam proses replikasi DNA diperlukan enzim helikase, DNA
polimerase, ligase, ATP, GTP, CTP dan TTP. Enzim helikase berfungsi sebagai
pembuka rantai ganda heliks. Enzim DNA polimerase akan membentuk DNA
baru dari satu rantai tunggal DNA. Enzim DNA ligase berperan dalam
melekatkan setiap fragmen Okazaki yang merupakan rantai pasangan semula
yang tidak berhubungan menjadi satu rantai yang utuh. Replikasi diawali
dengan sintesis RNA primer. Arah replikasi 5’---- 3’.
37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
RNA
Macam-macam RNA:
1) RNA messenger (RNA duta) berfungsi membawa informasi genetik dari
DNA berupa pesan dari inti sel ke ribosom di sitoplasma. Pesan pesan ini
38
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
berupa triplet basa nitrogen yang ada pada RNA duta yang disebut
kodon. Kodon pada RNA duta merupakan komplemen dari kodogen,
yaitu urutan basa- basa nitrogen/nukelotida pada DNA yang dipakai
sebagai pola cetakan. Peristiwa pembentukan RNA duta oleh DNA di
dalam inti sel, disebut transkripsi. Contoh:
Kodogen (DNA) = ACG TGG ATA CCT
Kodon (triplet basa RNA d) = UGC ACC UAU GGA
Sintesis Protein
39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
40
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
b. Translasi
1) RNAd dan RNAt setelah sampai di ribosom selanjutnya tiga basa
nitrogen pada antikodon RNAt berpasangan dengan tiga basa nitrogen
pada kodon RNAd. Misalnya AUG pada kodon RNAd berpasangan
dengan UAC pada antikodon RNAt, sehingga asam amino diikat oleh
RNAt adalah metionin. Dengan demikian nama asam amino
merupakan terjemahan dari basa-basa nitrogen yang ada pada RNAd.
41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kode Genetik
42
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Ciri khas protein ditentukan oleh jumlah asam amino, macam, dan urutan
asam amino yang membangunnya. Umumnya terdapat 20 macam asam
amino di alam yang akan membentuk protein sebagai kodon yang tersusun
dari 4 macam basa nitrogen berjumlah 64. Dengan demikian terdapat kodon-
kodon sinonim (degenerate), artinya satu asam amino dikode lebih dari satu
kodon.
43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENGEMBANGAN PENILAIAN
A. Pembahasan Soal-soal
1. Basa Nitrogen menyusun DNA dan RNA. Peran dari DNA adalah ….
A. menyampaikan informasi genetik dari satu generasi ke generasi
berikutnya
B. mengangkut asam amino ke tempat sintesis protein
C. mengangkut polipeptida ke luar dari membran sel
D. sebagai pelaksana dalam sintesis protein
E. merangkai polipeptida di dalam inti sel
Pembahasan:
DNA mempunyai peran atau fungsi sebagai berikut:
1) Menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya,
karena DNA mampu melakukan proses replikasi.
2) sebagai cetakan (template) untuk kode asam amino pada
DNA/kodon.
44
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Jawaban: A
Pembahasan:
Berikut ini merupakan tahap-tahap dan proses sintesis protein.
45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Urutannya:
DNA membentuk RNA duta di dalam inti sel
RNA duta keluar dari inti sel
Asam-asam amino diangkut oleh tRNA dari sitoplasma
Asam-asam amino terangkai didalam ribosom
Terbentuk polipeptida
Jawaban: C
Pembahasan:
Satu nukleotida terdiri atas 1 gula deoksiribosa, 1 gugus fosfat, dan 1
basa nitrogen. Nomor 1 dan 3 merupakan senyawa fosfat. Nomor 2 dan 4
merupakan senyawa gula deoksiribosa. Nomor 6 dan 7 juga 5 dan 8
adalah pasangan basa nitrogen, sehingga salah satu nya harus basa
pirimidin dan basa purin. Pasangan adenin adalah timin, dimana adenin
merupakan basa purin dan timin merupakan basa pirimidin.
Jawaban: A
46
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Pembahasan:
Macam-macam RNA yang berperan dalam sintesis protein:
1) RNA messenger (m-RNA) berfungsi membawa informasi genetik dari
DNA berupa pesan dari inti sel ke ribosom di sitoplasma. Pesan-
pesan ini berupa kodon yang dipakai sebagai pola cetakan. Peristiwa
pembentukan m-RNA oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi.
2) RNA transfer (t-RNA) berfungsi mengenali kodon dan
menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom. Penerjemahan
kode pada m-RNA oleh t-RNA dikenal dengan nama translasi. Urutan
basa nitrogen pada RNA transfer disebut antikodon.
3) Ribosom RNA (RNAr) membantu membentuk ribosom, organel di
mana protein dirakit. Fungsi dari rRNA adalah sebagai tempat
dimana polipeptida disintesis dalam mekanisme translasi.
Jawaban: C
47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pembahasan:
X adalah guanin
Y adalah adenin
Adenin dan guanin adalah golongan purin
X terikat pada senyawa Gula Pentosa
pasangan Y harus T (Timin) karena Y adalah adenin
jumlah nukleotida pada rantai DNA tersebut adalah 8.
Jawaban: C
48
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Pembahasan:
mRNA merupakan untai tunggal panjang yang terdiri atas ratusan
nukleotida. mRNA dibentuk oleh DNA melalui proses transkripsi didalam
inti sel. mRNA memiliki urutan basa nitrogen sesuai dengan pasangan
komplementer salah satu untai DNA (untai sense).
Jawaban: D
Di bagian ini akan disajikan contoh pengembangan soal HOTS yang diawali
dengan membuat kisi-kisi soal. Melalui kisi-kisi soal tersebut saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi yang diuji, lingkup materi, dan
indikator soal. Penyusunan soal dilakukan di format kartu soal yang sudah
disediakan.
49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Soal HOTS dikembangkan dari indikator soal yang berada pada level kognitif
C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Level kognitif C4
mengukur kemampuan menganalisis, mengurai suatu masalah menjadi
bagian-bagian lebih kecil, mengelompokkan, membandingkan, menentukan
hubungan. Level kognitif C5 mengukur kemampuan mengevaluasi,
menyimpulkan berdasarkan suatu kriteria, memutuskan, memprediksi. Level
kognitif C6 mengukur kemampuan membuat sesuatu yang baru dari yang
sudah ada.
Soal yang baik adalah soal yang tidak sekedar mengandung unsur mengingat
(recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite), namun yang diperlukan adalah bagaimana siswa
mampu:
1. Mentransfer satu konsep ke konsep lainnya
2. Memproses dan menerapkan informasi
3. Mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda
4. Menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah
5. Menelaah ide dan informasi secara kritis.
50
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
Berikut ini contoh kisi-kisi pengembangan soal HOTS beserta kartu soal:
51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kartu Soal
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi
√ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan struktur
dan fungsi gen, Diketahui rantai antisense sebagai berikut
DNA, kromosom Nomor
CAT CGA AAT GGC
dalam penerapan Soal
prinsip pewarisan Apabila terjadi transkripsi maka urutan basa nitrogen RNAd yang
sifat pada makhluk 1 terbentuk adalah ….
hidup
LINGKUP MATERI A. GTU GTC TTU CCG
Genetika B. CAU CGA UUA GGC
C. CTU CGA TTU GGC
MATERI
D. GUA GCU UUA CCG
Substansi genetik Kunci
Jawaban
INDIKATOR SOAL D
Disajikan urutan
basa nitrogen pada
rantai DNA, peserta
didik dapat
memprediksi
urutan basa
nitrogen pada RNAd
52
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI Pengetahuan/
DASAR
Buku Sumber :
Pemahaman
Aplikasi √ Penalaran
3.3 Menganalisis RUMUSAN BUTIR SOAL
hubungan struktur
dan fungsi gen, Perhatikan susunan basa nitrogen DNA dan tabel di bawah ini.
DNA, kromosom Nomor
dalam penerapan Soal Sense: GGC CAT AGG TCG
prinsip pewarisan Antisense: CCG GTA TCC AGC
sifat pada makhluk 1
hidup Nama Asam Amino Kode Kodon
LINGKUP MATERI Glisin GGC
Genetika Glutamin CAA
Histidin CAU
MATERI Prolin CCG
Arginin AGG
Substansi genetik
Serin UCG
INDIKATOR SOAL Rangkaian asam amino yang akan terbentuk dari proses transkipsi
Disajikan urutan dan translasi pada rantai DNA diatas adalah ….
basa nitrogen pada
rantai sense dan
antisense, peserta
didik dapat
memprediksi asam
amino yang akan
terbentuk
Pedoman Penskoran
54
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
C. Refleksi Pembelajaran
55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
56
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
KESIMPULAN
Sub unit ini dikembangkan dari pasangan kompetensi dasar mata pelajaran
biologi kelas XII, yaitu 3.3. Menganalisis hubungan struktur dan fungsi gen,
DNA, kromosom dalam penerapan prinsip pewarisan sifat pada makhluk
hidup; dan 4.3. Merumuskan urutan proses sintesis protein dalam kaitannya
dengan penyampaian kode genetik (DNA-RNA-Protein). Dari pasangan
kompetensi dasar tersebut diturunkan 10 indikator pencapaian kompetensi
dimensi pengetahuan dan 4 indikator pencapaian komeptensi dimensi
keterampilan.
Di sub unit ini disediakan soal-soal UN terkait substansi genetik yang muncul
di ujian nasional tahun 2016, 2017, dan 2018. Disediakan pula pembahasan
57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
58
Unit Pembelajaran
Substansi Genetik
UMPAN BALIK
Untuk mengukur pemahaman Saudara terhadap sub unit ini, silakan mengisi
lembar persepsi pemahaman di format yang tersedia. Berdasarkan hasil
pengisian instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman
beserta umpan baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini
dengan objektif dan jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria
yang menurut saudara tepat.
Jumlah Total
59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
60
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penulis:
Any Suhaeny, M.Si
Penyunting:
Arief Husein Maulani, M.Si
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR GAMBAR
Hal
DAFTAR TABEL
Hal
66
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik genetika. Melalui pembahasan materi yang terdapat
pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan
materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator
yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar
peserta didik. Selain itu, materi ini juga aplikatif untuk guru sendiri sehingga
mereka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Topik pewarisan sifat yang dikembangkan pada bahan bacaan terdiri atas
subtopik karakteristik hukum Mendel, persilangan antar sifat beda, dan
interaksi gen. Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu
1) Prinsip Pewarisan Sifat; 2) Persilangan monohibrid; 3) Persilangan
Dihibrid; dan 4) Interaksi Gen. LKPD dikembangkan secara aplikatif agar
guru mudah mengimplementasikannya di kelas.
67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI DASAR
68
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
70
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
https://www.kompasiana.com/satriowd/585297d3727e610a5b183ab3/pa
di-hibrida-teknologi-cerdas-petani-sejahtera, tanggal akses 25 Mei 2019.
71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
SOAL-SOAL UN/USBN
Berikut ini contoh soal-soal UN topik Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
pada Kompetensi Dasar 3.5 Menerapkan prinsip pewarisan sifat makhluk
hidup berdasarkan hukum Mendel (Permendikbud Nomor 37, 2018). Soal-
soal ini disajikan agar dapat dijadikan sebagai sarana berlatih bagi peserta
didik untuk menyelesaikannya. Selain itu, soal-soal ini juga dapat menjadi
acuan ketika Saudara akan mengembangkan soal yang setipe pada topik
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup.
No. Soal
1 Interaksi 2 gen terjadi pada jengger ayam. Gen K mengatur jengger ros,
gen P mengatur jengger Pea. Bila gen R dan P bertemu fenotip walnut.
Bila gen r dan p bertemu terbentuk fenotip single. Disilangkan ayam
ros (RRpp) dengan ayam pea (rrPP) menghasilkan ayam walnut
(RrPp). Bila sesama F1 disilangkan, perbandingan fenotip pada F2
adalah ....
a. 3 walnut : 1 pea
b. 12 walnut : 3 ros : 1 pea
c. 9 walnut : 3 ros : 4 pea
d. 9 walnut : 3 ros : 3 pea : 1 single
e. 15 walnut : 1 single
Identifikasi
72
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
No. Soal
1 Pada percobaan Mendel tanaman kapri dengan fenotip tinggi dan
bunga di ketiak batang (TTBB) disilangkan dengan tanaman kapri
dengan fenotip pendek dan bunga di ujung batang (ttbb). Jika F1
mengalami penyerbukan sendiri, berapa peluang munculnya genotip
TtBb?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 50%
e. 75%
Identifikasi
73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Soal
2 1. Perhatikan persilangan Epistasis berikut!
Identifikasi
No. Soal
1 Tikus rambut hitam ekor panjang (HHPP) disilangkan dengan tikus
rambut ekor pendek (hhpp). Pada F2, berapa kemungkinan munculnya
74
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
tikus yang mempunyai fenotip yang sama dengan induk yang dominan
apabila F1 dikawinkan dengan sesamanya?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 56,25%
e. 100%
Identifikasi
No. Soal
2 Perhatikan diagram persilangan berikut!
75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifikasi
76
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan
pembelajaran yang dapat dimplementasikan oleh Saudara ketika akan
membelajarkan topik pewarisan sifat pada makhluk hidup. Bahan
pembelajaran dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik
dan berusaha memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan
pembelajaran ini berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan
peserta didik yang digunakan , dan bahan bacaannya.
A. Aktivitas Pembelajaran
77
Tabel 1. Desain Aktivitas Pembelajaran
Unit Pembelajaran
11. Observasi proses
pemuliaan tanaman
12. Menganalisis proses
pemuliaan tanaman
berdasarkan Hukum
Mendel
79
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
80
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Perhatikan foto keluarga Saudara. Apakah wajah Saudara mirip dengan ayah
atau mirip ibu? Apakah bentuk hidung dan warna kulit Saudara sama dengan
saudara-sauara yang lain? Saat Saudara membandingkan wajah dengan
wajah orang tua dan saudara, Saudara akan melihat pola dari persamaan
yang diturunkan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena adanya faktor-
faktor yang diwariskan yang menentukan suatu sifat. Oleh karena itu sangat
penting bagi kita untuk mempelajari mengenai bagaimana suatu sifat
diturunkan dari orang tua kepada keturunannya. Selain itu pengenalan
terhadap penurunan sifat pada makhluk hidup akan bermanfaat untuk
proses pewarisan yang akan dibahas pada aktivitas pembelajaran
selanjutnya.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Saudara akan melakukan aktivitas
berikut. 1) Observasi persilangan tanaman dengan beberapa sifat beda, 2)
Menerapkan persilangan monohibrid; dan 3) Menerapkan persilangan
dihibrid
Aktivitas pembelajaran ini akan mencapai indikator 3.5.4., 3.5.6., dan 4.5.1
yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik yang meliputi aktivitas 1)
mengamati; 2) menanya; 3) mengumpulkan informasi; 4) mengasosiasi; dan
5) mengomunikasikan.
82
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
84
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
86
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Prinsip Pewarisan Sifat, 2)
LKPD 2. Persilangan Monohibrid; 3) LKPD 3. Persilangan Dihibrid, dan 4)
LKPD 4. Interaksi Gen.
87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
88
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Pendahuluan
Tujuan
Cara kerja
a. Sediakan model gen warna merah dan putih masing-masing 100 butir.
Model gen warna merah diberi kode M, dan model gen warna putih
diberi kode m. Selanjutnya model gen warna merah (M) dipasang-
89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Hasil pengamatan
Catatan : Jika dalam kegiatan ini diperoleh angka perbandingan yang tidak
merupakan bilangan bulat, maka bulatkan ke angka yang paling mendekati.
90
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Pertanyaan
91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Tujuan
Cara Kerja
92
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
b. Bila permukaan balok yang satu memperlihatkan merah penuh dan biru
penuh berarti MB, dan bila permukaan balok yang satu lagi
memperlihatkan merah tidak penuh dan biru tidak penuh berarti mb.
Hasil persilangan berarti MmBb. Isikan hasil persilangan ini ke tabel
hasil kegiatan.
c. Lakukan pelemparan balok sampai ± 100 kali, setiap kali melemparkan
isikan hasil persilangan ke dalam tabel hasil kegiatan.
Pertanyaan
94
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Kasus 1 : Pada persilangan induk ayam pial gerigi/rose dan ayam pial
bilah/single mengahsilkan ayam pial gerigi. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pal gerigi dengan ayam pial bilah dengan perbandingan
3 : 1.
Kasus 2 : Pada persilangan induk ayam pial biji/pea dan ayam pial
bilah/single menghasilkan ayam pial pea. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pial biji/pea dengan ayam pial bilah/single dengan
perbandingan 3 : 1.
Kasus 3 : Pada persilangan induk ayam pial biji/pea dan ayam pial gerigi
menghasilkan ayam pial sumpel/walnut. Persilangan sesama F1 akan
menghasilkan ayam pial sumpel/walnut, ayam pial biji/pea, ayam pial
gerigi/rose dan ayam pial bilah/single dengan perbandingan 9:3:3:1
…………………………………………………………………………………………………………...
95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
96
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
C. Bahan Bacaan
Hukum Mendel
97
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja
pada waktu tertentu, tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan secara
keseluruhan. Dalam eksperimennya, Mendel memilih tumbuhan biasa,
kacang polong, sedangkan para peneliti lain umumnya lebih suka meneliti
tumbuhan langka. Seperti pada gambar 4, Mendell melakukan penyilangan
terhadap kacang polong. Dari berbagai hasil penelitiannya, Mendell
mengidentifikasi tujuh ciri berbeda yang kemudian dia teliti seperti yang
ditunjukan dalam tabel 2 berikut ini.
98
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
99
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
100
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Alel untuk warna bunga berada pada lokus gen yang sama pada pasangan
kromosom homolog.
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri
yang dominan sedangkan lainnya resesif. Induk galur murni dengan ciri
dominan mempunyai sepasang gen dominan (PP) dan dapat memberi hanya
satu gen dominan (P) kepada keturunannya. Induk galur murni dengan ciri
yang resesif mempunyai sepasang gen resesif (pp) dan dapat memberi hanya
satu gen resesif (p) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama
menerima satu gen dominan dan satu gen resesif (Pp) dan menunjukkan ciri-
ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan
keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat
mengandung satu gen dominan (P) atau gen resesif (p). Oleh karenanya, ada
empat kombinasi yang mungkin: PP, Pp, pP dan pp. Tiga kombinasi yang
pertama menghasilkan tumbuhan dengan sifat dominan, sedangkan
kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan sifat resesif.
Percobaan Mendel yang dipaparkan adalah satu contoh persilangan
monohibrid (gambar 2.4). Hasil dari percobaan ini menunjukkan sifat warna
ungu dominan terhadap sifat warna putih. Oleh karena itu, simbol sifat ini
dilambangkan dengan P (huruf pertama dari purple) untuk yang dominan
dan p untuk yang resesif. Dalam percobaan ini, Mendel menggunakan
individu dari galur murni, yaitu individu yang selalu menurunkan sifat
kepada keturunannya yang sama dengan sifat induknya. Sifat ini
dimungkinkan jika individu itu homozigot. Ketika pembentukan gamet (sel
101
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Dengan demikian setiap gamet memperoleh gen separuh dari jumlah yang
dimiliki individu. Jadi, setiap gamet memiliki satu lambang, yaitu P atau p.
Oleh karena itu genotip semua keturunan pertama (F1) adalah Pp sehingga
sifatnya yang nampak (terekspresikan) adalah warna ungu. Untuk
memperoleh keturunan kedua (F2), dilakukan perkawinan sesama
keturunan pertama (F1). Genotip dari semua keturunan pertama adalah Pp,
sehingga genotip pada masing-masing gamet (♂ dan ♀) adalah P dan p.
Gamet ini akan menghasilkan keturunan kedua (F2) dengan genotip PP
(25%), Pp (50%), dan pp (25%) dan fenotip F2 adalah warna bunga ungu
(75%) dan putih (25%) seperti yang terlihat pada gambar 10 berikut ini.
102
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Kemudian Mendel meneliti dua ciri sekaligus, yakni bentuk biji (bulat atau
keriput) dan warna biji (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang
selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning)
dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau).
Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama.
Jadi, semua tumbuhan generasi pertama mempunyai benih kuning bulat.
Gambar 2.7 menunjukkan bahwa ada 16 kombinasi gen pada keturunan ke
dua (F2). Dari 16 kombinasi ini, bulat kuning ada 9, bulat hijau ada 3, kisut
kuning ada 3, dan kisut hijau ada 1. Dengan demikian perbandingan kuning :
bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau adalah 9 : 3 : 3 : 1. Perbandingan ini
akan terpenuhi pada pembastaran dihibrid jika dua sifat tanda beda dalam
keadaan dominan penuh dan kedua gen tersebut tidak terpaut satu sama lain.
Kacang polong yang semuanya bulat dan kuning pada turunan pertama
menunjukkan bahwa sifat bulat dominan terhadap kisut dan kuning dominan
103
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
terhadap hijau. Jadi kacang polong yang berbiji bulat kuning dapat
dilambangkan dengan YYRR dan yang kisut hijau dengan yyrr.
Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan
yang sama muncul lagi. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri
tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan
dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Dalam
pembentukan gamet, gen-gen membentuk kombinasi secara bebas. Hal ini
menunjukkan bahwa sepasang gen tidak dipengaruhi oleh pasangan gen
lainnya. Peristiwa ini biasa disebut hukum Mendel II atau hukum
berpasangan secara bebas.
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua
pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas,
tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan
gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan
bahwa gen yang menentukan seperti tinggi tanaman dengan warna bunga
suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Eksperimen Mendel (gambar
2.6) menunjukkan bahwa ketika tanaman induk membentuk sel-sel
reproduksi jantan dan betina, semua kombinasi bahan genetik dapat muncul
dalam keturunannya, dan selalu dalam proporsi yang sama dalam setiap
generasi. Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di
dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam
generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri resesif itu akan muncul
lagi.
104
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Polihibrid
Polihibrid adalah persilangan dua individu yang sejenis dengan tiga sifat
beda atau lebih. Apakah prinsip-prinsip Mendel juga berlaku pada polihibrid?
Pada dasarnya polihibrid sama dengan dihibrid. Sebagai contoh, persilangkan
individu dengan tiga sifat beda, yang dinyatakan dengan AABBCC dominan
terhadap aabbcc. Keturunan F1 memiliki genotip yang sama yaitu AaBbCc.
Kemungkinan kombinasi gen pada gamet-gamet yang dihasilkannya adalah:
ABC, ABc, Abc, abc, aBC, abC, AbC, abc. Jadi diperoleh 8 macam kombinasi gen
pada gamet- gamet. Dengan demikian, jika gamet-gamet ini mengadakan
persilangan di antara sesamanya maka akan dihasilkan 82 kombinasi gen
pada F2, yaitu 64 macam kombinasi.
Berapa macam kombinasi gen pada gamet-gamet yang dihasilkan F1, dan
berapa jumlah kombinasi gen yang terjadi pada F2 jika terjadi persilangan
antara sesama F1 secara matematik dapat kita ramalkan sebagai berikut.
Jumlah sifat beda dinyatakan dengan angka pangkat dari bilangan pokok 2.
105
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Tabel 3. Hubungan antara jumlah sifat beda dengan jumlah kombinasi gen pada
gamet yang dihasilkan F1, genotip dan fenotip F2
Prosedurnya
1. Angka segitiga pascal itu digunakan sebagai ratio banyaknya
2. Tentukan Konstanta 3 (mutlak)
3. Kalikan angka segitiga pascal dengan bilangan Konstanta
106
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Contoh :
Interaksi Gen
Pada tahun 1906, W. Bateson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada
persilangan F2 dapat menghasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka
menyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang serbuk sarinya lonjong
dengan bunga merah yang serbuk sarinya bulat. Rasio fenotipe dari
keturunan ini menyimpang dari hukum Mendel yang seharusnya pada
keturunan kedua (F2) perbandingan rasionya 9 : 3 : 3 : 1.
Tahun 1910 T.H. Morgan, seorang sarjana Amerika dapat memecahkan
misteri tersebut. Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung
banyak gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari Hukum II
Mendel. Pada lalat buah, sampai saat ini telah diketahui kira-kira ada 5.000
gen, sedangkan lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom saja.
Berarti, pada sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja, melainkan
puluhan bahkan ratusan gen. Pada umumnya, gen memiliki pekerjaan
sendiri- sendiri untuk menumbuhkan sifat, tetapi ada beberapa gen yang
107
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan sifat. Gen
tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom
yang berbeda.
Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe yang
keturunannya menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut
penyimpangan semu hukum Mendel. Jika pada persilangan dihibrid, menurut
Mendel perbandingan fenotipe F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1, pada penyimpangan
semu perbandingan tersebut dapat menjadi (9 : 3 : 4), (9 : 7), atau (12 : 3 : 1).
Perbandingan tersebut merupakan modifikasi dari 9 : 3 : 3 : 1. Interaksi gen
yang menyebabkan terjadinya penyimpangan hukum Mendel terdapat 4
bentuk, yaitu polimeri, kriptomeri, epistasis, hipostasis, dan komplementer.
1. Polimeri
Sifat yang muncul pada pembastaran heterozigot dengan sifat beda yang
berdiri sendiri-sendiri tetapi mempengaruhi karakter dan bagian organ
tubuh yang sama dari suatu organisme disebut polimeri.
Pada salah satu percobaannya, Nelson Ehle, menyilangkan gandum berbiji
merah dengan gandum berbiji putih, fenotipe F1 semua berbiji merah tetapi
tidak semerah biji induknya. Pada kasus ini, seolah-olah terjadi peristiwa
dominan tidak penuh, sedangkan pada F2 diperoleh keturunan dengan ratio
fenotipe 15 merah dan 1 putih adalah berasal dari penggabungan (9+3+3):1,
berwarna merah ada 4 variasi yaitu merah tua, merah sedang, merah muda,
dan merah muda sekali, sedangkan berwarna putih hanya ada 1 variasi, maka
percobaan ini dikatakan bahwa pembastaran tersebut adalah dihibrida dan
dua pasang alel yang berlainan tadi sama-sama mempengaruhi sifat yang
sama yaitu warna bunga.
Apabila gen yang menimbulkan pigmen merah diberi simbol M1 dan M2, alel
yang mengakibatkan tidak terbentuknya warna diberi simbol m1 dan m2,
maka dapat digambarkan dalam diagram persilangan sebagai berikut.
108
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
2. Kriptomeri
109
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
110
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Epistasis dan hipostasis adalah salah satu bentuk interaksi antara gen. Pada
peristiwa ini suatu gen akan menutupi gen lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutup gen lainnya disebut epistasis dan gen yang tertutup itu disebut
hipostasis.
Peristiwa ini terjadi baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Pada
tumbuhan, peristiwa epistasis dan hipostasis dijumpai pada warna kulit
gandum dan warna kulit labu squash, sedangkan pada hewan dapat dijumpai
bulu mencit. Pada manusia, peristiwa tersebut juga dapat dijumpai misalnya
pada warna mata.
111
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
112
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Keterangan:
Semua kombinasi yang mengandung H, fenotipenya adalah hitam. Kombinasi
yang mengandung faktor dominan K hanya menampakkan warna kuning jika
bersama faktor H. Kemungkinan kombinasi 1/16 adalah kombinasi dua
faktor resesif dari kedua pasangan alel hhkk. Individu ini tidak mengandung
faktor dominan dan menampakkan warna putih. Ini adalah jenis homozigot
baru yang hanya mungkin timbul dari persilangan dihibrid.
4. Komplementer
Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme adalah saling mendukung
munculnya suatu fenotipe atau sifat. W. Bateson dan R.C. Punnet yang
bekerja pada bunga Lathyrus adoratus menemukan kenyataan ini.
Mereka melakukan persilangan sesama bunga putih dan menghasilkan
keturunan F2 bunga berwana ungu seluruhnya. Pada persilangan bunga-
bunga berwarna ungu F2, ternyata dihasilkan bunga dengan warna putih
dalam jumlah yang banyak dan berbeda dengan perkiraan sebelumnya, baik
hukum Mendel atau sifat kriptomeri.
Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh keduanya mengungkapkan ada
dua gen yang berinteraksi memengaruhi warna bunga, yakni gen yang
mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang mengaktifkan bahan
tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling
melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga
dengan warna putih (tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen,
tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada bahan pengaktif pigmennya.
113
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Begitupun sebaliknya, apabila tidak ada pengaktif pigmen maka pigmen yang
telah ada tidak akan dimunculkan dan tetap menghasilkan bunga tanpa
pigmen (berwarna putih). Persilangan yang dilakukan oleh Bateson dan
Punnet dapat diamati pada diagram berikut ini.
Sifat yang dihasilkan oleh interaksi gen yang saling melengkapi dan bekerja
sama ini dinamakan dengan komplementer. Ketidakhadiran sifat dominan
pada suatu pasangan gen tidak akan memunculkan sifat fenotipe dan hanya
akan muncul apabila hadir bersama - sama dalam pasangan gen
dominannya. Contoh: Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli.
114
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik pewarisan sifat yang muncul di UN
tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta didik. Selain itu,
bagian ini memuat pembahasan tentang cara mengembangkan soal HOTS
yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar dapat dijadikan acuan oleh
Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik ini. Saudara perlu
mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara dapat terampil
mengembangkan soal yang mengacu pada indikator pencapaian kompetensi
yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik pewarisan sifat pada makhluk hidup merupakan topik yang muncul
pada soal UN di tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN,
topik ini termasuk yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup
nasional. Berikut ini pembahasan soal-soalnya.
1. Interaksi 2 gen terjadi pada jengger ayam. Gen K mengatur jengger ros,
gen P mengatur jengger Pea. Bila gen R dan P bertemu fenotip walnut.
Bila gen r dan p bertemu terbentuk fenotip single. Disilangkan ayam ros
(RRpp) dengan ayam pea (rrPP) menghasilkan ayam walnut (RrPp). Bila
sesama F1 disilangkan, perbandingan fenotip pada F2 adalah ....
a. 3 walnut : 1 pea
b. 12 walnut : 3 ros : 1 pea
c. 9 walnut : 3 ros : 4 pea
d. 9 walnut : 3 ros : 3 pea : 1 single
e. 15 walnut : 1 single
Kunci Jawaban : D
Pembahasan :
115
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
F2 RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
Walnut Walnut Walnut Walnut
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
Walnut Ros Walnut Ros
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
Walnut Walnut Pea Pea
rp RrPp Rrpp rrPp Rrpp
Walnut Ros Pea Single
F1 BbBm x Bbmm
(bulat, manis)
116
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Gamet BM Bm bM bm
F2 BBMm BBmm BbMm Bbmm
Bm
Bulat, Manis Bulat, hambar Bulat, manis Bulat, hambar
BbMm Bbmm bbMm bbmm
bm
Bulat, manis Bulat, hambar Lonjong, manis Lonjong, hambar
F1 (BbKk) x (BbKk)
Bulat, kuning
F2
Gamet BK Bk bK bk
BK BBKK BBKK BbKK BbKk
Bulat, Bulat, Bulat, kuning Bulat, kuning
kuning kuning
Bk BBKk BBkk BbKk Bbkk
Bulat, Bulat, hijau Bulat, kuning Bulat, hijau
kuning
bK BbKK BbKk bbKK bbKk
Bulat, Bulat, keriput, keriput,
117
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
kuning 3 : keriput, hijau 1. Maka jumlah tanaman kapri bulat kuning adalah
9/16 x 1280 = 720 buah kapri.
1. Pada percobaan Mendel tanaman kapri dengan fenotip tinggi dan bunga di
ketiak batang (TTBB) disilangkan dengan tanaman kapri dengan fenotip
pendek dan bunga di ujung batang (ttbb). Jika F1 mengalami penyerbukan
sendiri, berapa peluang munculnya genotip TtBb?
a. 6,25%
b. 18,75%
c. 25%
d. 50%
e. 75%
Kunci Jawaban : c
Pembahasan :
P tinggi, bunga di ketiak (TTBB) x (ttbb) pendek, bunga di ujung
F1 (TtBb) x (TtBb)
Tinggi, bunga di ketiak
F2 Gamet TB Tb tB tb
TB TTBB TTBb TtBB TtBb
tinggi, ketiak tinggi, ketiak tinggi, ketiak tinggi, ketiak
Tb TTBb TTbb TtBb Ttbb
tinggi, ketiak tinggi, ujung tinggi, ketiak tinggi, ujung
tB TtBB TtBb ttBB ttBb
tinggi, ketiak tinggi, ketiak pendek, pendek, ketiak
ketiak
tb TtBb Ttbb ttBb ttbb
tinggi, ketiak tinggi, ujung pendek, pendek, ujung
ketiak
118
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
F1 (BbMm) x (BbMm)
besar, manis
F2
Gamet BM Bm bM bm
BM BBMM BBMm BbMM BbMm
besar, manis besar, manis besar, manis besar, manis
Bm BBMm BBmm BbMm Bbmm
besar, manis besar, masam besar, manis besar, masam
bM BbMM BbMm bbMM bbMm
besar, manis besar, manis kecil, manis kecil, manis
bm BbMm Bbmm bbMm bbmm
besar, manis besar, masam kecil, manis kecil, masam
119
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
F1 HhKk x hhkk
(hitam) (putih)
F2 Gamet HK Hk hK hk
HhKk Hhkk hhKk hhkk
hk
Hitam Hitam Kuning putih
Perbandingan fenotip pada F2 adalah hitam 2 : kuning 1 : putih 1
120
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
F2 RP Rp rP rp
RP RRPP RRPp RrPP RrPp
Walnut Walnut Walnut Walnut
Rp RRPp RRpp RrPp Rrpp
Walnut Ros Walnut Ros
rP RrPP RrPp rrPP rrPp
Walnut Walnut Pea Pea
rp RrPp Rrpp rrPp Rrpp
Walnut Ros Pea Single
Perbandingan fenotip pada F2 adalah walnut 9 : Ros 3 : biji 3 : bilah 1
121
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
F1 (AaBb) x (AaBb)
ungu
Gamet AB Ab aB ab
F2 AB AABB AABb AaBB AaBb
ungu ungu ungu ungu
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ungu merah ungu merah
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ungu ungu putih putih
ab AaBb Aabb aaBb aabb
ungu merah putih putih
Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah 9 : 4 : 3
6. Perhatikan persilangan kriptomeri dibawah ini!
122
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
F1 AaBb x aaBB
(ungu) (putih)
Gamet AB Ab aB ab
F2 AaBB AaBb aaBB aaBb
aB
ungu ungu putih putih
Perbandingan genotif pada keturunan F2 adalah ungu 2 : putih 2
F1 (HhPp) x (HhPp)
F2
Gamet HP Hp hP hp
HP HHPP HHPp HhPP HhPp
Hitam,panjang Hitam,panjang Hitam,panjang Hitam,panjang
Hp HHPp HHpp HhPp Hhpp
Hitam,panjang Hitam,pendek Hitam,panjang Hitam,pendek
hP HhPP HhPp hhPP hhPp
Hitam,panjang Hitam,panjang putih,panjang putih,panjang
hp HhPp Hhpp hhPp hhpp
Hitam,panjang Hitam,pendek putih,panjang putih, pendek
123
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Gamet AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
F2 ungu ungu ungu ungu
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ungu merah ungu merah
aB AaBB AaBb aaBB aaBb
ungu ungu putih putih
ab AaBb Aabb aaBb aabb
ungu merah putih putih
Ratio fenotip antara ungu : putih : merah pada F2 adalah 9 : 4 : 3
124
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.
125
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal HOTS
127
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
128
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
C. Refleksi Pembelajaran
129
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
130
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
KESIMPULAN
Unit ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD 3.5. Menerapkan prinsip
pewarisan sifat makhluk hidup berdasarkan hukum Mendel dan 4.5
Menyajikan hasil penerapan hukum Mandel dalam perhitungan peluang dari
persilangan makhluk hidup di bidang pertanian dan peternakan.
Berdasarkan KD pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang
dikembangkan perlu mencapai level analisis (C4). Artinya, KD ini belum
menuntut Saudara melatihkan kemampuan berpikir tingkat tinggi kepada
peserta didik. Karena itu Saudara perlu mengembangkan indikator yang
mampu mengembangkan keterampilan tingkat tinggi (C4). Adapun KD
keterampilan menuntut Saudara memfasilitasi peserta didik berkreasi. Hal
ini berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada untuk
mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk berupa laporan
hasil persilangan dan interaksi gen.
131
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
132
Unit Pembelajaran
Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup
UMPAN BALIK
Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu
mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
saudara tepat.
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang telah
1.
dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
8
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
9
baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
10
tepat.
Jumlah
Jumlah Total
133
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
134
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
136
Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI
Penyunting:
Apon Purnamasari, M.Pd
Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
DAFTAR ISI
Hal
139
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
140
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Peta Silsilah keturunan Ratu Inggris, Ratu Victoria ______________ 147
Gambar 2. Simbol pada peta silsilah manusia _________________________________ 176
Gambar 3. Peta Silsilah Manusia ________________________________________________ 176
Gambar 4. Skema Penentuan Jenis Kelamin ___________________________________ 177
Gambar 5. Peta Silsilah Sifat Autosomal Dominan ____________________________ 178
Gambar 6. Peta Polidaktili _______________________________________________________ 180
Gambar 7. Sifat autosomal dominan yang berupa widow’s peak,
achondroplasia, dan progeria _____________________________________________ 181
Gambar 8. Pewarisan sifat autosomal resesif _________________________________ 181
Gambar 9. Albino dan cara pewarisannya _____________________________________ 183
Gambar 10. Jalur Metabolisme Asam Amino Fenilalanin _____________________ 183
Gambar 11. Kretinisme __________________________________________________________ 184
Gambar 12. Pewarisan Terpaut-X Dominan ___________________________________ 185
Gambar 13. Pewarisan Terpaut-X Dominan ___________________________________ 186
Gambar 14. Pewarisan Sifat Terpaut-X Resesif _______________________________ 187
Gambar 15. Diagram Kemungkinan Penderita Buta warna __________________ 188
Gambar 16. Peta Silsilah Hemofilia dari keturunan Ratu Victoria ___________ 190
Gambar 17. Pewarisan Terpaut Kromosom Y _________________________________ 190
Gambar 18. Diagram Silsilah Pewarisan Terpaut Kromosom Y _____________ 191
Gambar 19. Hipertrikosis _______________________________________________________ 191
Gambar 20. Contoh-contoh Kasus Pernikahan Darah Sistem ABO dan
Keturunannya ______________________________________________________________ 193
141
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
DAFTAR TABEL
Hal
142
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
PENDAHULUAN
Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
untuk memahami topik genetika. Melalui pembahasan materi yang terdapat
pada unit ini, guru dapat memiliki dasar pengetahuan untuk mengajarkan
materi yang sama ke peserta didiknya yang disesuaikan dengan indikator
yang telah disusun, dan terutama dalam memfasilitasi kemampuan bernalar
peserta didik.
Dalam rangka memudahkan guru mempelajari konten dan cara
mengajarkannya, di dalam unit ini dimuat kompetensi dasar terkait yang
memuat target kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, bahan
bacaan tentang aplikasi topik pola hereditas pada manusia dalam kehidupan
sehari-hari, soal-soal tes UN topik ini di tiga tahun terakhir sebagai acuan
dalam menyusun soal sejenis, deskripsi alternatif aktivitas pembelajaran,
Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang dapat digunakan guru untuk
memfasilitasi pembelajaran, bahan bacaan yang dapat dipelajari oleh guru,
maupun peserta didik, dan deskripsi prosedur mengembangkan soal HOTS.
Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar
guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik mendeskripsikan
prinsip hereditas pada manusia, melakukan aktivitas analisis pola hereditas
pada manusia pada kehidupan sehari-hari, sekaligus mendorong peserta
didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Topik hereditas pada manusia yang dikembangkan pada bahan bacaan
terdiri atas subtopik prinsip hereditas pada manusia, peta silsilah, penentuan
jenis kelamin, pola-pola hereditas pada manusia dan golongan darah.
Selain itu, unit ini dilengkapi dengan empat buah LKPD, yaitu 1) LKPD 1. Peta
Silsilah; 2) LKPD 2. Pola-pola Hereditas pada Manusia, 3) LKPD 3. Analisis
Kasus Pola Hereditas pada Manusia, dan 4) LKPD 4. Peluang penurunan
beberapa sifat pada pola hereditas manusia. LKPD dikembangkan secara
aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya di kelas.
143
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
KOMPETENSI DASAR
144
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
145
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
146
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai
bagaimana pola penurunan sisfat pada manusia menggunakan peta silsilah.
147
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
SOAL-SOAL UN/USBN
No. Soal
1 Seorang pria dengan keterbelakangan mental karena menderita FKU
(Fenilketonuria) menikah dengan seorang wanita normal homozigot.
Kemungkinan anak yang lahir dari pasangan tersebut adalah …
A. Semuanya normal
B. Semuanya FKU
C. 50% normal dan 50% FKU
D. Semua anak laki-laki FKU
E. Semua anak wanita FKU
Identifikasi
Materi yang
: Hereditas Manusia
dibutuhkan
148
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
No. Soal
1 Perhatikan peta silsilah golongan darah berikut!
Identifikasi
No. Soal
2 Perhatikan peta silsilah berikut!
149
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Identifikasi
No. Soal
3 Perhatikan bagan peta silsilah berikut!
150
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
E. AA dan AA
Identifikasi
No. Soal
1 Perhatikan bagan peta keluarga berikut!
Identifikasi
151
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
No. Soal
3 Perhatikan peta silsilah keluarga berikut!
Identifikasi
152
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
BAHAN PEMBELAJARAN
A. Aktivitas Pembelajaran
153
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
154
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
155
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
156
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
157
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
158
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
159
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
160
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
161
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut dengan
istilah hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-
bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya. Ada lima pola
pewarisan sifat yaitu autosomal dominan, autosomal resesif, terpaut
kromosom X dominan, terpaut kromosom X resesif, dan terpaut kromosom Y.
Oleh karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelajari mengenai
bagaimana peluang penurunan gabungan sifat pada manusia diturunkan
pada keturunannya. Selain itu pengenalan terhadap pola-pola hereditas pada
manusia akan bermanfaat untuk memperbaiki kualitas hidup manusia.
162
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
163
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
164
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Berikut ini dua buah Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) yang digunakan
dalam aktivitas pembelajaran, yaitu: 1) LKPD 1. Peta Silsilah; 2) LKPD 2. Pola-
pola Hereditas pada Manusia, 3) LKPD 3. Analisis Kasus Pola Hereditas pada
Manusia, dan 4) LKPD 4. Peluang penurunan beberapa sifat pada pola
hereditas manusia.
Pendahuluan
Tujuan
Untuk mengetahui peta silsilah dan penggunaannya melalui diskusi
kelompok.
Cara Kerja:
1. Perhatikan peta silsilah berikut ini!
165
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
166
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Pendahuluan
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola-
pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut mencakup fisik, fisiologis, dan
psikologis. Sifat fisik adalah keadaan tubuh yang tampak, misalnya, bentuk
hidung dan bibir. Sifat fisiologis adalah kerja faal tubuh. Misalnya, alergi dan
hormonal. Sifat psikologis adalah sifat kejiwaan seseorang yang tampak dan
mudah diamati.
Tujuan
Dapat mengetahui pola-pola hereditas pada manusia.
Dapat mengklasifikasi poa-pola hereditas pada manusia berdasarkan
sifat penurunannya.
Cara Kerja
1. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar 2a Gambar 2b
Gambar 2c Gambar 2d
167
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Autosom Genosom
No. Pola Hereditas X- X- Y-
Dominan Resesif
Dominan Resesif Resesif
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pertanyaan
1. Mengapa hemofili lebih banyak diderita laki-laki daripada perempuan?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
2. Bagaimana mekanisme dalam tubuh sehingga wanita yang mengalami
hemofilia homozigot mengalami letal?
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………….
168
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
169
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Tujuan
Cara Kerja:
170
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
171
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Pendahuluan
Tujuan
172
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
173
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
C. Bahan Bacaan
Pola-pola pewarisan sifat juga berlaku pada manusia, baik sifat fisik,
fisiologis, maupun psikologis. Penelitian terhadap pola-pola pewarisan sifat
pada manusia tidak persis sama dengan penyelidikan pola pewarisan sifat
pada hewan maupun tumbuhan. Saat Mendel ingin mengetahui pewarisan
sifat pada kacang ercis, ia dapat menyilangkan kacang-kacang tersebut
sesuka hatinya. Setelah disilangkan, tumbuhan tersebut akan segera
menghasilkan biji yang dapat ditanam, lalu tumbuh lagi dan diamati sifat-
sifatnya. Pengamatan dari satu generasi ke generasi berikutnya dapat
174
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Diagram Silsilah
175
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Perlu diketahui pula bahwa berdasarkan etika ilmiah, suatu diagram silsilah
tidak boleh memuat identitas orang-orang yang digambarkan di dalamnya,
apalagi bila peta silsilah tersebut dipublikasikan. Oleh karena itu, untuk
generasi digunakan angka romawi (I, II, III, IV, …), sedangkan setiap individu
dalam generasi yang sama dari kiri ke kanan diberi angka arab (1, 2, 3, 4, …).
Perhatikan contoh berikut:
176
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
macam sel gamet, yaitu X, sedang pada laki-laki menghasilkan dua macam sel
gamet, yaitu X dan Y. Oleh karena itu, dalam pembuahan ayah akan
memberikan kromosom X kepada anak perempuan dan kromosom Y pada
anak laki-laki.
Dari skema tersebut nampak jelas bahwa yang menentukan jenis kelamin
anak adalah ayah, sebab ibu hanya menghasilkan satu macam kromosom
seks, sedangkan ayah menghasilkan dua macam kromosom seks. Seorang ibu
akan memberikan jenis kromosom seks yang sama baik kepada anak laki-laki
maupun anak perempuan, sedangkan ayah akan memberikan kromosom X
kepada anak perempuan dan kromosom Y kepada anak laki-laki.
177
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
bentuk telapak kaki, betis, dan kegemukan. Sifat fisik tersebut merupakan
warisan dari kedua orang tua.
Ada lima pola pewarisan sifat yang akan dibahas di sini, yakni autosomal
dominan, autosomal resesif, terpaut kromosom X dominan, terpaut
kromosom X resesif, dan terpaut kromosom Y. Kelainan bawaan yang tertaut
kromosom tubuh ada yang bersifat resesif dan ada yang bersifat dominan.
Kelainan-kelainan ini memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda mulai
dari sifat yang relatif tidak berbahaya seperti albinisme atau albino (tidak
memiliki pigmen kulit) hingga ke keadaan yang mengancam kehidupan
seperti fibrosis kistik.
Untuk jelasnya, silakan Anda pelajari uraiannya berikut ini.
1. Pewarisan Autosomal Dominan
Pada sifat autosomal dominan, sifat dibawa oleh suatu gen dominan yang
terdapat pada autosom. Misal gen dominan tersebut adalah A, maka sifat
akan nampak pada individu bergenotip AA dan Aa, sedangkan individu
bergenotip aa tidak memiliki sifat tersebut.
Dari peta silsilah itu, kita dapat menduga bahwa pewarisan sifat
berlangsung secara autosomal dominan. Mengapa demikian ? Pertama,
sifat tersebut terjadi pada pria dan wanita dengan peluang sama besar;
178
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
individu pemilik sifat (warna hitam) pasti berasal dari orang tua (induk)
yang juga memiliki sifat tersebut. Dapat ditebak, misal individu I-1
bergenotip Aa dan I-2 bergenotip aa, maka akan dihasilkan keturunan
bergenotip Aa dan aa. Dengan melihat ada tidaknya sifat, diperoleh II-1
dan II-2 bergenotip aa, sedangkan II-3 dan II-4 bergenotip Aa (lihat
kembali penentuan genotip I-1 dan I-2). Karena sifat muncul pada
individu bergenotip Aa, dapat disimpulkan bahwa sifat tersebut dibawa
oleh gen autosomal dominan yakni gen A.
Pada manusia, sifat-sifat yang dibawa oleh gen autosomal dominan
adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengecap phenylthiocarbamide (PTC). Senyawa
phenylthiocarbamide atau phenylthiouracil yang memiliki rumus kimia
C6H5-NH(S)C-NH2 bagi sebagian orang terasa pahit (orang seperti ini
disebut pengecap atau taster) dan bagi orang lainnya tidak merasakan
apa-apa.
b. Thallasemia merupakan penyakit darah yang menyebabkan terjadinya
hemolisa (pecah) sel-sel darah merah (eritrosit) karena kerusakan
hemoglobin. Kerusakan hemoglobin ini menyebabkan eritrosit tidak
dapat mengikat banyak O2. Seseorang yang homozigot alel
thallasemia disebut thallasemia mayor, biasanya tidak dapat bertahan
hidup; sedangkan seseorang yang heterozigot alel thalassemia disebut
thalassemia minor, dan dapat bertahan hidup dengan bantuan
transfusi darah seumur hidup.
c. Polidaktili merupakan kelainan adanya jari tambahan pada satu atau
dua tangan, bisa juga pada kaki. Polidaktili bisa diturunkan secara
genetik (autosomal dominan). Jika salah satu pasangan suami atau
istri memiliki polidaktili, sangat besar kemungkinannya anak akan
mengalami hal yang sama. Kelainan genetik pada ayah atau ibu
kemungkinan besar juga akan berpengaruh pada polidaktili yang
dialami anak.
179
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
180
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
181
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
keturunan bergenotip BB, Bb, dan bb. Dari keterangan tersebut, pastilah
individu II-4 bergenotip bb, sedangkan individu II-2 dan II-3 bergenotip
Bb. Karena individu II-1 juga bergenotip Bb, perkawinan II-1 dengan II-2
menghasilkan keturunan III-3 bergenotip bb. Sifat hanya muncul pada
individu bergenotip bb, atau berpola autosomal resesif. Individu dengan
suatu sifat bisa memiliki orang tua yang tidak memiliki sifat tersebut.
Pada manusia, sifat-sifat yang dibawa oleh gen autosomal resesif adalah
sebagai berikut:
a. Albino
Ciri-ciri orang albino adalah mempunyai rambut, mata, dan kulit
berwarna putih. Meskipun kedua orang tuanya berkulit sawo matang
atau hitam, kemungkinan keturunannya ada yang albino.
Menurut penelitian, kemungkinan terjadinya albino di dunia 1 :
20.000 kelahiran. Penderita albino tidak memiliki pigmen melanin,
karena tidak dapat menghasilkan enzim pembentuk melanin. Enzim
melanin diproduksi berdasarkan perintah gen melanin. Penderita
albino rentan terhadap penyakit kanker kulit dan tidak tahan cahaya.
Mata penderita albino tidak mengandung pigmen sehingga akan
terasa sakit bila berada di tempat yang terang.
Tidak semua keturunan dalam satu keluarga bersifat albino,
sehingga dapat diduga bahwa sifat tersebut dibawa oleh gen resesif
yang muncul jika ayah dan ibunya masing-masing membawa sifat
resesif tersebut. Gen albino tidak terletak pada kromosom kelamin,
melainkan pada autosom. Oleh karena itu, penderita albino dapat
berjenis kelamin wanita atau laki-laki seperti pada gambar berikut
ini.
182
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
b. Phenylketonuria (PKU)
Merupakan kondisi ketidakmampuan tubuh untuk membentuk
enzim phenylalanine hidroksilase, sehingga terjadi penimbunan
asam amino phenylalanin di hati dan peredaran darah. PKU
diidentifikasi dari urine yang berbau seperti lumut dan mengubah
warna larutan ferriklorida menjadi hijau. Penderita PKU umumnya
cacat mental.
183
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
184
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
185
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
186
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Dari gambar di atas, kita lihat bahwa individu II-2 dan II-7 memiliki sifat,
yang berasal dari I-2, sehingga dapat disimpulkan bahwa I-2 merupakan
carrier. Perkawinan pria yang memiliki sifat (II-2 dan II-1, II-7 dan II-8)
menghasilkan keturunan laki-laki normal (III-4 dan III-10), sedangkan
perkawinan wanita carrier (II-4) dan laki-laki normal (II-5)
menghasilkan keturunan seperti perkawinan I-1 dan I-2. Dapat
dibuktikan bahwa individu dengan sifat tersebut (II-2,7, III-7, IV-2,6,7)
orangtuanya tidak memiliki sifat tersebut. Sebagai catatan, lambang
untuk individu carrier tidak digunakan dalam soal karena langsung
menunjukkan pola pewarisan sifat tersebut. Dari peta silsilah di atas
tidak terlihat seorangpun individu perempuan yang terkena. Mengapa
bisa demikian? Ingat bahwa individu perempuan yang memiliki sifat
tersebut hanya dapat terjadi bila seorang laki-laki dengan sifat tersebut
menikahi seorang perempuan pembawa sifat (carrier).
Sifat dan kelainan pada manusia yang diatur oleh gen resesif terpaut
kromosom X antara lain:
a. Butawarna
Kelainan buta warna ditentukan oleh gen resesif yang terpaut seks
(terpaut kromosom X). Penyakit buta warna dapat dibedakan
menjadi 2 macam.
187
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
188
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
189
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
5. Pewarisan Terpaut-Y
Oleh karena itu, peta silsilah pada pewarisan terpaut Y sangat mudah
diidentifikasi, yakni apabila sifat hanya dimiliki oleh laki-laki, dan
190
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Beberapa sifat yang diatur oleh gen-gen pada kromosom Y antara lain
sebagai berikut:
191
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Golongan Darah
Keterangan:
1. Golongan darah A mempunyai aglutinogen A dan aglutinin β.
2. Golongan darah B mempunyai aglutinogen B dan aglutinin α
3. Golongan darah AB mempunyai aglutinogen AB dan tidak memiliki
aglutinin.
4. Golongan darah 0 tidak memiliki aglutinogen AB tetapi memiliki
aglutinin α β.
192
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Genotip golongan darah sistem AB0 dapat dipelajari pada diagram berikut
ini.
Gambar 20. Contoh-contoh Kasus Pernikahan Darah Sistem ABO dan Keturunannya
Sumber : https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Hereditas-
pada-Manusia-2016-2016/menu6.html
2. Sistem MN
Setelah ditemukan golongan darah A, B, AB, dan 0, Landsteiner dan Levin
menemukan golongan darah M, N, dan MN (1927). Dasar
penggolongannya adalah adanya antigen (suatu protein asing) di dalam
sel darah merah (eritrosit). Jika eritrosit seseorang mengandung antigen
M, maka darahnya bergolongan M. Jika eritrosit seseorang mengandung
antigen N, maka darahnya bergolongan N. Sedangkan jika eritrosit
seseorang mengandung antigen MN, maka darahnya bergolongan MN.
Golongan darah M, N, dan MN tidak menimbulkan penggumpalan pada
darah manusia, karena darah manusia tidak membentuk zat anti M dan
anti N. Penggumpalan akan terjadi apabila antigen tersebut (M, N, dan
193
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
194
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
195
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PENGEMBANGAN PENILAIAN
Bagian ini memuat contoh soal-soal topik hereditas pada manusia yang
muncul di UN tiga tahun terakhir dan kurang berhasil dijawab oleh peserta
didik. Selain itu, bagian ini memuat pembahasan tentang cara
mengembangkan soal HOTS yang disajikan dalam bentuk pemodelan agar
dapat dijadikan acuan oleh Saudara ketika mengembangkan soal untuk topik
ini. Saudara perlu mencermati dengan baik bagian ini, sehingga Saudara
dapat terampil mengembangkan soal yang mengacu pada indikator
pencapaian kompetensi yang termasuk HOTS.
A. Pembahasan Soal-soal
Topik hereditas pada manusia merupakan topik yang muncul pada soal UN di
tiga tahun terakhir. Berdasarkan hasil analisis PAMER UN, topik ini termasuk
yang kurang berhasil dijawab oleh peserta didik di lingkup nasional. Berikut
ini pembahasan soal-soalnya.
Soal UN Tahun 2015/2016
1. Seorang pria dengan keterbelakangan mental karena menderita FKU
(Fenilketonuria) menikah dengan seorang wanita normal homozigot.
Kemungkinan anak yang lahir dari pasangan tersebut adalah …
a. Semuanya normal
b. Semuanya FKU
c. 50% normal dan 50% FKU
d. Semua anak laki-laki FKU
e. Semua anak wanita FKU
Kunci Jawaban : A
Pembahasan :
196
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
197
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Perkawinan antara ibu carier buta warna menikah dengan ayah normal. Jika
salah seorang anak laki-laki menikah dengan perempuan carier, genotif yang
berlabel 1, 2 dan 3 secara berurutan adalah …
A. XY, XcbY, XXcb
B. XcbY, XY, XX
C. XY, XcbY, XX
D. XY, XcbY, XcbXcb
E. XY, XY, XcbXcb
Kunci Jawaban : A atau C
Pembahasan :
Jika anak lelaki menikah dengan perempuan carier, maka ada 2 kemungkinan
yaitu :
Laki-laki dengan genotif XcbY (buta warna)
XcbY x XXcb
Maka akan menghasilkan keturunan dengan genotif XXcb, XcbXcb, XY, XcbY
Laki-laki dengan genotif XY
XY x XXcb
Maka akan menghasilkan keturunan dengan genotif XX, XcbX, XY, XcbY
198
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
A. Aa dan Aa
B. Aa dan aa
C. AA dan aa
D. AA dan Aa
E. AA dan AA
Kunci Jawaban : B atau C
Pembahasan :
Albino termasuk kelainan autosomal resesif, tidak terkait kromosom sex.
AA x aa AA x aa
199
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Ibu dari anak no. 1 bergenotif XbwX (carier) karena ada anak laki-lakinya
menderita buta warna. Genotif no. 1 adalah XX karena, ketika ia menikah
dengan seorang laki-laki normal, menghasilkan keturunan yang normal
semua. Sehingga genotif 1 dan 2 adalah XX dan XY.
2. Perhatikan peta silsilah keluarga berikut!
200
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar
pengetahuan. Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar
Saudara dapat melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan
indikator soal. Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal
berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang
disajikan terutama untuk mengukur indikator kunci pada level kognitif yang
tergolong HOTS.
201
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
202
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
MATERI
Hereditas pada
manusia
INDIKATOR
SOAL
Disajikan dengan Kunci
peta silsilah Jawaban Seorang laki-laki hemofilia menikah dengan
hemofilia, perempuan normal dan memiliki 4 orang anak.
peserta didik B
dapat Apabila anak F menikah dengan seorang laki-laki
menganalisis hemofilia, kemungkinan keturunannya adalah. ..
kemungkinan
peluang pada
A. 50% anak membawa sifat hemofilia (carier)
keturunannya
203
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
204
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
C. Refleksi Pembelajaran
205
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
206
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
KESIMPULAN
207
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
208
Unit Pembelajaran
Pola Hereditas pada Manusia
UMPAN BALIK
Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
Memahami dengan baik semua indikator yang telah
1.
dikembangkan di unit ini.
Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
2
kehidupan sehari-hari.
Memhammi dengan baik bahwa aktivitas
3 pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
4
pembelajaran yang disajikan.
Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
5
pembelajaran di dalam kelas.
Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
6
yang dikembangkan.
Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
7
peserta didik yang dikembangkan.
Memahami konten secara menyuluh dengan baik.
8
Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
9
baik.
Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
10
tepat.
Jumlah
Jumlah Total
209
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
210
Paket Unit Pembelajaran
Genetika
PENUTUP
213
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
214
Paket Unit Pembelajaran
Genetika
DAFTAR PUSTAKA
Amanah, S., Maulani, A.H., Suhaeny, A., Sulaeman, A. A., & Syarief, M. (2018).
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Biologi SMA Kelompok
Kompetensi E. Jakarta. Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Jakarta. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Belk, C. & Borden, V.. (2003). Biology for Science. New York: Prentice Hall.
Biggs, Alton., etc. 2008. Biology. New York: Mc Graw Hill Companies
Kee, L.H. (2002). The Living Science. Singapore: Pearson Education Asia Pte.
Ltd.
Maulani, A.H., Puspitaningsih, Y., Suhaeny, A., Suhada, B., Sulaeman, A. A., &
Syarief, M. (2018). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Biologi SMA Kelompok Kompetensi F. Jakarta. Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Puspitaningsih, Y., Suhaeny, A., Suhada, B., Sulaeman, A. A., Susilawati, E., &
Syarief, M. (2018). Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Biologi SMA Kelompok Kompetensi G. Jakarta. Direktorat Pembinaan
Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
215
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Reece, J. B., Urry, L.A., Cain, M. L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., & Jackson,
R. B. (2017). Campbell Biology 11th Edition. Lake Ave. Poerson
Education, Inc.
Ridley, M. 2005. Genom: Kisah Spesies Manusia dalam 23 Bab. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Sylvia S Mader. 2010. Biology 10th edition. New York : The McGraw-Hill
Companies
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/sumberbelajar/tampil/Here
ditas-pada-Manusia, tanggal akses 24 Mei 2019
https://biologiklaten.wordpress.com/bab-24-hereditas-pada-manusia-xii/,
tanggal akses 24 Mei 2019
http://www.materisma.com/2014/11/penjelasan-hereditas-pada-
manusia.html, tanggal akses 24 Mei 2019
https://biologimediacentre.com/hereditas-pada-manusia/, tanggal akses 24
Mei 2019
https://docplayer.info/29701560-Lembar-kerja-siswa-hereditas-pada-
manusia.html, tanggal akses 24 Mei 2019
https://www.kompasiana.com/satriowd/585297d3727e610a5b183ab3/pa
di-hibrida-teknologi-cerdas-petani-sejahtera, tanggal akses 25 Mei 2019.
http://theseedsite.co.uk/profile454.html, tanggal akses 21 Juni 2019
216
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
218