Oleh :
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
pertolongan Nya-lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah mengenai”
Biological Based Therapies Functional Food Nutraceutical”. Dan juga kami
berterima kasih kepada Bapak Muhammad Taufiqul Akbar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
dosen mata kuliah :Keperawatan Komplementer” ITKM Widya Cipta Husada yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah
yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari
Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.3 TUJUAN..............................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................6
2.1 DEFINISI.............................................................................................................6
2.2 KLASIFIKASI.....................................................................................................7
2.3 MANFAAT..........................................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................12
PENELITIAN............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
biji-bijian yang dianggap sebagai makanan fungsional, misalnya, mengandung
sejenis serat yang disebut beta glucan, yang telah terbukti mengurangi
peradangan, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan meningkatkan kesehatan
jantung.Terapi berbasis biologis merupakan terapi yang paling populer di antara
terapi komplementer lainnya. Di Amerika menggunakan setidaknya satu
persiapan obat herbal dan nutraceutical (aditif, vitamin, dan diet khusus). Meski
pada dasarnya perawat tidak bisa memberikan resep atau merekomendasikan
nutraceutical kepada pasien, namun perawat sangat perlu memiliki pengetahuan
tentang hal tersebut (Lindquist, 2016).
1.3 TUJUAN
1. Untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat dari based therapies
functional food and nutraceuticals serta prosedur pelaksaan nya pada
masyarakat luas.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Functional food and nutraceuticals, merupakan makanan buatan yang dapat
diproduksi oleh teknologi pengolah makanan, pemuliaan tradisional, maupun
rekayasa genetika. (Martirosyan & Singh, 2016) mengatakan bahwa makanan
fungsional saat ini mengutamakan pentingnya “senyawa bioaktif” dalam makanan
fungsional tersebut. senyawa bioaktif dianggap sebagai bahan utama dari
efektivitas dari makanan fungsional. Jumlah senyawa bioaktif yang berbeda,
efektif dalam situasi yang berbeda, dan terkadang apabila terlalu banyak senyawa
bioaktif dalam kandungan makanan fungsional tersebut dapat menjadi zat racun.
Makanan functional food harus memiliki manfaat kesehatan jangka panjang
dengan aman bagi klien. Kesehatan dan kesejahteraan manusia sebagian besar
ditentukan oleh makanan bergizi yang dikonsumsi. Beberapa penelitian
mengaitkan makanan dalam membantu mencegah penyakit degeneratif, baik itu
sejenis makanan yang berasal dari hewani maupun dari nabati (Hunter & Hegele,
2017)
6
tidak umum terkait dengan makanan dan telah menunjukkan manfaat fisiologis
dan / atau memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis; ini sekarang
disebut sebagai "alami produk kesehatan” (Gul, Singh, & Jabeen, 2016).
2.2 KLASIFIKASI
Makanan fungsional dan nutraceuticals diklasifikasikan dalam berbagai
cara. makanan fungsional dan nutraceuticals menargetkan bidang atau populasi
kesehatan tertentu, nutraceuticals sering dikategorikan berdasarkan populasi yang
ditargetkan atau manfaat kesehatannya (pencegahan penyakit). Pangan
fungsional dan nutraceutical juga dapat dikategorikan berdasarkan kandungan
atau jenis pangannya : Zat gizi, termasuk zat dengan fungsi fisiologis tertentu,
seperti vitamin, mineral, asam lemak, asam amino, dan bahan tertentu dari bahan
nabati, Bahan herbal atau tumbuhan yang dapat dimakan, termasuk herbal atau
ekstrak dan konsentrat tumbuh-tumbuhan, seperti bawang putih, ginseng, ginkgo,
dan St John's wort; dan diet fungsional, yaitu zat campuran yang mengandung
bahan yang dimaksudkan untuk menambahkan komponen fungsional kedalam
diet. Bahan-bahannya mungkin mengandung vitamin, mineral, asam amino,
enzim, tumbuhan, atau suplemen makanan lainnya. Semua makanan fungsional
atau nutraceuticals dapat dipasok ke konsumen dalam bentuk sediaan yang
berbeda (misalnya, bubuk, tablet, cairan, kapsul, ekstrak, dan konsentrat).
(Pandey, 2010)
1. Makanan konvensional.
Makanan utuh yang tidak dimodifikasi atau makanan konvensional seperti
produk sereal, produk susu, buah-buahan, dan sayuran yang mewakili bentuk
paling sederhana dari makanan fungsional. Misalnya, stroberi, tomat,
7
anggur, dan brokoli dianggap sebagai makanan fungsional karena kaya akan
komponen bioaktif, seperti antosianin, capsaicinoid, dan quercetin.
2. Makanan yang dimodifikasi.
Makanan fungsional dan nutraceuticals juga termasuk makanan yang telah
dimodifikasi melalui fortifikasi, pengayaan, atau peningkatan. Makanan ini
termasuk jus buah yang diperkaya kalsium, ester sterol nabati atau margarin
yang diperkaya stanol, fitokimia atau makanan ringan yang diperkaya
ekstrak tumbuhan, dan minuman yang mengandung bahan-bahan yang
meningkatkan energi (misalnya, kafein, ginseng, guarana, atau taurin). Susu
rendah lemak, sereal bebas gluten, dan minyak non-lemak juga termasuk
dalam kelompok pangan fungsional termodifikasi.
3. Makanan medis
Makanan ini biasanya diformulasikan untuk dikonsumsi di bawah
pengawasan dokter dan ditujukan untuk pengelolaan diet khusus suatu
penyakit. Contoh makanan medis termasuk "formula diet diabetes".
Makanan fungsional dan nutraceuticals juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan sumber tanaman (misalnya, glukan, asamaskorbat, quercetin,
luteolin, selulosa, lutein, pektin, tokoferol, allicin, likopen, zeaxanthin,
lignin, karoten, asam lemak tak jenuh tunggal [MUFAS], dan beberapa
mineral), hewan (misalnya, asam lino leatter konjugasi,
asameicosapentaenoic [EPA], asam docosahexaenoic [DHA], sphingolipids,
kolin, lesitin, kalsium, koenzim Q10, creatine, dan beberapa mineral), dan
kelompok mikroba (misalnya Saccharomyces boulardii, Bifidobacterium
bifidum, Lactobacillus acidophilus, dan Streptococcus salivarius). Selain itu
sumber non food nutraceuticals telah bersumber dari pengembangan metode
fermentasi modern. Misalnya, asam amino dan turunannya telah diproduksi
oleh bakteri yang ditumbuhkan dalam sistem fermentasi. EPA sekarang
dapat diproduksi oleh bakteri dengan mengimpor DNA yang sesuai melalui
metode rekombinasi. Selama 10 tahun terakhir, permintaan akan makanan
yang meningkatkan atau bermanfaat bagi kesehatan telah meningkat secara
8
dramatis di seluruh dunia, seiring dengan meningkat nya biaya perawatan
kesehatan, biaya hidup, dan keinginan untuk kualitas hidup yang lebih
tinggi. Dalam hal ini, makanan fungsional dan nutraceutical menawarkan
alat yang ampuh dan nyaman yang menjanjikan manfaat kesehatan khusus
yang terkait dengan berbagai komponen makanan. Semua makanan adalah
fungsional, di mana makanan menyediakan energi dan nutrisi yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup namun, makanan fungsional dan
nutraceuticals yang digunakan saat ini memberikan manfaat kesehatan yang
jauh melampaui kelangsungan hidup. (Das L, 2012)
2.3 MANFAAT
1. Mencegah kekurangan nutrisi
makanan fungsional mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi
tubuh. Dengan mengonsumsi makanan fungsional, tubuh bisa mendapat
nutrisi yang terkandung di dalamnya, sehingga terhindar dari kekurangan
nutrisi yang pada akhirnya bisa menyebabkan penyakit.Sebagai contoh,
dengan memilih roti atau pasta yang diperkaya dengan zat besi dibandingkan
dengan yang terbuat dari tepung terigu biasa, Anda bisa terhindar dari anemia
defisiensi zat besi. (Das L, 2012)
2. Melindungi diri dari penyakit
makanan fungsional bisa melindungi dari berbagai penyakit, seperti
kandungan antioksidan dalam makanan fungsional mampu menetralkan
radikal bebas yang berpotensi merusak sel-sel dalam tubuh. Hal ini bisa
menurunkan risiko Anda mengalami berbagai penyakit kronis, seperti
penyakit jantung, kanker, dan diabetes. (Das L, 2012)
3. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak
Tidak hanya bermanfaat bagi orang dewasa, kandungan nutrisi pada makanan
fungsional juga baik untuk mendukung tumbuh kembang anak.Misalnya,
kandungan asam lemak omega-3 mampu meningkatkan perkembangan dan
9
fungsi otak anak, lalu kandungan kalsium dan vitamin B12 dapat mendukung
pertumbuhan tulang dan gigi anak.(Das L, 2012)
pengolahan kacang hijau agar tetap memiliki kandungan gizi yang sehat seperti :
1. Kacang hijau mengandung serat dan protein sangat tinggi tapi rendah lemak.
Tapi, jika direbus terlalu masak, kandungan tersebut akan menurun dan
malah hilang.
2. Kacang hijau termasuk jenis makanan yang larut lemak. Sehingga
manfaatnya akan lebih bagus, jika kacang hijau dimasak dengan santan.
Membantu kandungan gizi kacang hijau terserap dengan baik dalam
tubuh.tapi tidak untuk penderita kolesterol
3. Protein kacang hijau bisa saja menghilang bila proses pemanasan atau
memasaknya terlalu lama. Jangan sampai hancur cukup masak sampai
10
kacang hijau sudah lunak. Pemanasan terlalu lama bisa menghilangkan
vitamin dan manfaat kacang hijau,
11
BAB III
PENELITIAN
12
Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Pangan
Judul
Fungsional Untuk Membantu Mengurangi Resiko Obesitas
Gul, K., Singh, A. K., &Jabeen, R. (2016). Nutraceuticals and Functional Foods: The
Foods for the Future World. Critical Reviews in Food Science and Nutrition,
56(16), 2617–2627. https://doi.org/10.1080/10408398.2014.903384
Hunter, P. M., &Hegele, R. A. (2017). Functional foods and dietary supplements for
the management of dyslipidaemia. Nature Reviews Endocrinology, 13(5),
278–288. https://doi.org/10.1038/nrendo.2016.210
Lindquist, R., Snyder, M., & Tracy, M. F. (Eds.). (2014). Complementary &
alternative therapies in nursing (Seventh edition). New York: Springer
Publishing Company.
Pandey, M.V.R., Saraf, S.A., 2010. Nutraceuticals: new era of medicine and health.
Asian J. Pharm. Clin. Res. 3, 11.
Rufaida, Z., Bd, S. K., Sc, M., Wardini, S., Lestari, P., St, S.,St, S. (2018).
KOMPLEMENTER
14